EKONOMI KERAKYATAN
Oleh :
TIFANI DANISA
178121440012
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
PEMBAHASAN
Berbagai keberhasilan tersebut antara lain di bidang infrastruktur (jalan, jembatan, waduk, embung
dan sebagainya), pembangkit listrik berbasis energi baru/terbarukan, pelabuhan dan bandara,
membangun desa, dan sebagainya.
Di samping itu, Presiden Jokowi juga berhasil melakukan berbagai langkah kebijakan yang mampu
menekan angka inflasi, kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan ekonomi. Berbagai kebijakan
untuk mendorong investasi telah dikeluarkan seperti penghapusan berbagai perizinan, kemudahan
bagi UKM dan start up, pengendalian impor dan kemudahan ekspor, mengalihkan subsidi BBM,
dan memudahkan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dengan Kartu
Indonesia Pintar, Kartu Sehat dan Kartu Sejahtera.
Meskipun demikian, dalam sisa waktu dua tahun ke depan berbagai persoalan ekonomi yang masih
menghambat diharapkan dapat diatasi. Untuk itu pemerintah perlu lebih fokus mendorong
industrialisasi terutama pada hilirisasi produk-produk pertanian yang dihasilkan petani dan
nelayan, industrialisasi maritim, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Keempat sektor tersebut merupakan keunggulan komparatif yang lebih mudah dijadikan sebagai
keunggulan kompetitif bangsa Indonesia. Dan, sekaligus sebagai lokomotif atau motor penggerak
terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya terutama dalam menghadapi pertarungan ekonomi global
yang semakin keras persaingannya.
Untuk itu diperlukan perubahan sejumlah kebijakan secara fundamental yang diikuti dengan
koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Perubahan kebijakan dimaksud antara lain, pembangunan infrastruktur pada konektivitas antara
sentra produksi bahan baku dari desa ke lokasi cluster industri dasar (hulu) hingga ke kawasan
industri (hilir).
Pembangun sistem cluster dan kawasan industri sangat diperlukan untuk menarik bagi investor
dengan menjamin ketersediaan lahan, energi, keamanan, insentif fiskal, dan fasilitas industri
lainnya.
Dalam kaitannya dengan industrialisasi tersebut di atas, pemerintah juga perlu memperkuat
sinergitas kelembagaan ekonomi antara BUMN, Koperasi, dan Swasta dan antara Usaha Kecil,
Menengah dan Besar.
Korporatisasi ekonomi desa perlu dikembangkan melalui kerja sama usaha-usaha kemitraan antara
petani/nelayan - koperasi - BUMN/BUMD untuk menghasilkan nilai tambah dan daya saing yang
berkelanjutan.
Pembinaan BUMN perlu diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi pemborosan
dan over head cost. Holdingisasi BUMN perlu dilakukan secara hati-hati dengan
mempertimbangkan struktur pasar, sehingga terhindar dari praktik monopoli atau persaingan tidak
sehat.
Kita perlu menyadari bahwa Jokowi juga manusia biasa yang tak luput dari kelemahan dan
kekurangan. Tidak ada manusia sempurna. Namun kita wajar mengapresiasi kerja keras yang
diikuti dengan kepemimpinan yang tegas dan telah menunjukkan bukti adanya berbagai
keberhasilan yang sangat fenomenal dan luar biasa. Presiden Jokowi perlu diakui telah berhasil
meletakkan dasar-dasar pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan.
Jika stabilitas politik keamanan terjamin yang diikuti dengan penegakan hukum dan kepastian
hukum, saya yakin bangsa Indonesia dapat naik kelas menjadi negara industri terbesar keempat
dunia.
Pengembangan ekonomi kerakyatan pada saat ini bukan lagi sebuah alternatif pilihan tetapi
menjadi sebuah keniscayaan untuk memastikan ekonomi Indonesia yang mandiri seperti menjadi
komitmen Pemerintahan Presiden Jokowi. Agenda pengembangan sistem ekonomi kerakyatan
perlu mencakup lima hal berikut:
Pengembangan akses kepada sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi seperti
modal, bahan baku, dan informasi harus dapat diakses oleh pelaku ekonomi rakyat.
Mekanisme pemberian kredit dan penerapan bunga harus memastikan untuk tidak
mendiskriminasi pelaku ekonomi rakyat. Program pemerintah untuk membangun
infrastruktur pada daerah terdepan, terisolir, dan terbelakang juga merupakan bentuk lain
dari akses kepada sumber daya ekonomi seperti pasar.
Penataan kelembagaan. Terkait dengan penataan kelembagaan untuk mengembangkan
ekonomi kerakyatan, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Perijinan yang diperlukan bagi pelaku ekonomi rakyat perlu diberikan dengan
cepat, mudah, dan murah. Meskipun saat ini pemerintah gencar untuk
menyederhanakan dan mempercepat proses perijinan, namun kebijakan ini masih
menjadikan investor dari luar sebagai prioritas. Pelaku ekonomi rakyat masih
berada di pinggiran. Perijinan yang seharusnya merupakan pengungkit bagi
pengembangan usaha rakyat dalam praktik masih menjadi beban.
2. Perlu dipastikan agar sektor-sektor ekonomi yang menjadi bidang gerak
ekonomi rakyat tidak dimasuki pelaku ekonomi besar/global. Sepuluh paket
kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berfokus untuk mendatangkan
investor dari luar. Kebijakan tersebut belum diimbangi dengan upaya melindungi
dan memberdayakan pelaku usaha ekonomi rakyat.
3. Pola kerja sama dan kolaborasi antar pelaku ekonomi rakyat dengan pelaku
ekonomi besar/global perlu menjadi praktik bisnis dominan di Indonesia. Dalam
hal ini pemerintah memiliki sarana dengan menjadikan semua BUMN/BUMD
sebagai promotor kerja sama dengan pelaku ekonomi rakyat.
Pengembangan kapasitas. Pelaku ekonomi rakyat pada era global harus mampu bersaing
dengan pelaku ekonomi global. Pengembangan kapasitas sehingga dapat melaksanakan
kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif menjadi suatu keharusan. Hal ini bukan
persoalan mudah, sebagai contoh pengembangan kapasitas dari aparat desa untuk mampu
memanfaatkan dana desa secara optimal masih menjadi tantangan. Terdapat lebih dari
74,000 desa, bila setiap desa harus dilatih kepala desa, sekretaris desa, dan kepala BPD
(Badan Perwakilan Desa) berarti setidaknya 222,000 orang perlu mendapatkan pelatihan.
Koordinasi antar lembaga pemerintah untuk melaksanakan hal ini masih menjadi isu yang
tidak kunjung selesai.
Reorientasi pendidikan. Pendidikan kejuruan yang sesuai perlu menjadi prioritas
pengembangan khususnya pada daerah-daerah dengan sumber daya tertentu. Sebagai
contoh, daerah dengan potensi sumber daya perikanan perlu dikembangkan pendidikan
kejuruan kelautan dan perikanan, sementara daerah dengan potensi hutan perlu
mengembangkan pendidikan kejuruan industri kayu dan pengolahan hasil hutan non kayu
(non timber forest product). Pada sisi lain, pendidikan umum khususnya pada disiplin
ekonomi dan manajemen perlu mengembangkan pemahaman dan konsep ekonomi rakyat.
Untuk itu studi, pemodelan dan teoritisasi ekonomi rakyat perlu dilakukan oleh para
akademisi.
Atasi hambatan ekonomi. Hambatan ekonomi kerakyatan terdiri dari praktik bisnis besar
yang ilegal seperti ilegal fishing, ilegal logging, ilegal trading. Praktik bisnis ilegal
membuat pelaku usaha besar mendapatkan bahan baku yang murah dan pada kasus
perikanan menyebabkan nelayan kecil kehilangan lapangan pekerjaan. Hambatan ekonomi
berikutnya adalah tata niaga yang bias sehingga menyebabkan harga jual pelaku ekonomi
rakyat senantiasa tertekan, seperti komoditi pertanian dan perkebunan. Hambatan ekonomi
terakhir adalah berbagai pungutan dan retribusi yang dibebankan oleh otoritas lokal,
seringkali tanpa ada dasar yang jelas.
C. Peran Mahasiswa Sebagai Penegak Ekonomi Kerakyatan melalui Pasar
Tradisional
Seperti yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa bahwa asas ekonomi yang dianut
Indonesia adalah ekonomi kerakyatan. Ekonomi yang berkeadilan dan menyentuh segala aspek
lapisan masyarakat yang tak hanya sekedar mementingkan keuntungan pribadi semata namun sarat
akan makna sosial dan budaya. Begitu pula pasar tradisional yang tidak hanya menjadi markas
ekonomi kerakyatan bangsa Indonesia, namun juga sebagai markas tumbuhnya rasa
kesetiakawanan sosial dan budaya. Tempat dimana berkumpulnya masyarakat dari bermacam
lapisan yang berimpit mengais rizki yang kini semakin sulit didapat karena tekanan dari berbagai
pihak.
Sebagai generasi muda yang mengaku mencintai bangsanya, mahasiswa seharusnya tidak hanya
duduk terpaku dan melihat perlahan demi perlahan kehancuran pusat perekonomian rakyat
Indonesia tersebut. Matinya pasar tradisional mengindikasikan matinya ekonomi kerakyatan yang
di elu-elukan bangsa Indonesia sebagai asas ekonomi yang berkeadilan. Setidaknya kita harus ikut
turun tangan untuk peduli akan nasib ekonomi kerakyatan Indonesia yang semakin tergerus oleh
kapitalis liberalis.
Mahasiswa seharusnya bisa meredam segala gengsi untuk tidak terikat dengan ritel-ritel atau toko-
toko modern yang semakin menjamur dan memperkaya kantong individu yang bermodal besar.
Ikut bertransaksi dipasar tradisional secara berkesinambungan menjadi langkah mudah yang bisa
kita lakukan. Ikut bertransaksi di pasar tradisional berarti kita ikut mendukung produk anak
bangsa, mempertajam kepedulian sosial dan ikut melestarikan budaya setempat yang timbul
karena interaksi sosial. Diharapkan dengan timbulnya rasa cinta, maka selanjutnya akan timbul
kemauan untuk melakukan inovasi sehingga pasar yang sering dikaitkan dengan kata tradisional
menjadi pasar budaya yang salah satu identitas bangsa. Dengan ini Mahasiswa sebagai generasi
cendekia muda akan menjadi sosok yang dapat memberikan sumbangsih masyarakat kelak baik
dari aksi maupun kepeduliannya.
Daftar Pustaka
Fana, Putri. 2014. Sistem politik dan Perilaku elite politik . www.arahpolitik.com
Varma, SP. 2003. teori Politik Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo persad
Muluk, Hamdi. 2010. Mozaik Psikologi politik Indonesia. jakarta: Raja Grafindo Persad