Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EKONOMI KERAKYATAN

Oleh :
TIFANI DANISA
178121440012

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
PEMBAHASAN

A. Perilaku Politik Para Elite Politik Indonesia

Seiring dengan perkembangan zaman khususnya di bidang teknologi membuat kita


semakin mudah melihat dan memantau aktivita para elit politik kita baik yang di daerah maupun
yang tingkat naional bahkan internasional.
Jika membahas tentang perilaku elit politik, hal-hal yang terbayang dan terlintas dipikiran
penulis adalah saling adu argument para elit yang sangat sering terjadi bahkan sesekali membuat
para elit tidak mampu mengontrol pembicaraannya sehinga keluarlah kata-kata yang tidak pantas
untuk diucapkan.
Dan seperti apalagi perilaku para elit kita pada zaman sekarang ini? Kita melihat ke
perilaku-perilaku negatifnya terlebih dahulu. Kita semua pastinya tahu dan sangat peka dengan
keadaan yang ada. Bahwa para elit kita sanga sering berperilakau tidak selayaknya dan juga
mereka lebih mementingkan kepentingan kelompok atau partainya ketimbang kepentingan rakyat.
Hal itu bisa kita lihat dengan jelas dengan mata kepala kita sendiri sekarang, para elit seolah-olah
dari hari ke hari selalu ada yang di permasalahkan bahkan tak jarang kita melihat para elit kita
sudah berani berbuat anarkis dan bermain fisik. Bahkan hal itu juga dilakukannya di dalam gedung
anggota dewan yang sejatinya tempat mereka rapat, musyawarah dan mencari jalan untuk
mensejahterakan masyarkat Bukannya arena untuk adu jotos, hal ini bukanlah perkara kecil, ini
adalah masalah serius yang dilakukan oleh para wakil kita yang terhormat di DPR. Dan penulis
secara kabur dan sayut-mayut mendengar adanya wacana dan rencaba pembangunan gedung
anggota dewan, hal ini harus dipertanyakan dengan dana yang sedemikian besar. Apa yang sudah
di perbuat untuk rakyat? Tidakkah mereka malu membangun rumah di tengah orang sekitar sedang
susah untuk mencari makan? Bukankah lebih baik untuk mencari cara agar sama-sama bisa
makan? Kewenangan di punyai oleh para awakil kita tapi penulis belum melihat kontribusi yang
mereka perbuat dalam kedudukan mereka sebagai wakil rakyat. Kebijakan mereka juga juga
banyak yang menimbulkan polemik dan permasalahan, Para elit kita di DPR lebih sering rapat
dengan emosi sehingga hailnya pun tidak begitu baik.
Sejatinya para elit politik memikirkan cara, strategi, ataupu metode untuk bagaimana agar
Indonesia yang mempunyai kekayaaan SDA yang melimpah ini mampu dimaksimalkan untuk
kemakmuran rakyat. Namun pada kenyataannya para elite politik tidak bisa menghasilkan
keputusan yang benar-benar baik bagi bangsa ini, tentu karena urusan –urusan politik dan
kepentingan-kepentingan yang lainnya.
Tentu kembali lagi kepada kita sebagai masyarakat, kita yang memilih dan kita yang memberi
amanah. Maka kedepannya masyarakat juga harus selektif dalam memilih dan juga selalu memberi
kritikan kepada elit yang berprilaku tidak pantas.
Inilah saatnya masyarakat harus jeli dan pintar saat memilih dan benar-benar mengfilter
orang-orang yang benar-benar layak untuk menjadi pemegang amanah rakyat dan juga pastinya
para elit yang ada sekarang terus dikawal dan dinilai kinerjanya oleh masyarakat. Dan juga yang
harus di nilai adalah sikap dan perilaku para elit baik dalam keadaan formal maupun informal
karena bagaimanapun para elit kita merupakan slah satu unsur terpenting dalam pemerintahan dan
perpolitikan nasional. Jika perilaku para elit sudah bagus dan mempunyai akhlak yang bagus maka
secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerjanya. Tentu kita sangat mengharapkan para elit
kita bisa menjadi panutan bagi masyarakat dan tidak lagi mempertontonkan perilaku-perilakuyang
tidak pantas untuk dipertontonkan ke masyarakat banyak.

B. Membangun Sistem Ekonomi Kerakyatan


Arah pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dan Kabinet Kerja selama
empat tahun memimpin sudah tepat dan sesuai janji. Meskipun hasilnya baru kelihatan nyata di
sejumlah bidang kehidupan, tetapi arah kebijakannya secara makro dan fundamental sudah tepat
yaitu membangun ekonomi kerakyatan. Mulai dari pinggiran dan desa, membuka akses jalan dan
jembatan ke daerah terisolasi/tertinggal, dan memperkuat basis pertumbuhan ekonomi yang
berkeadilan.

Berbagai keberhasilan tersebut antara lain di bidang infrastruktur (jalan, jembatan, waduk, embung
dan sebagainya), pembangkit listrik berbasis energi baru/terbarukan, pelabuhan dan bandara,
membangun desa, dan sebagainya.
Di samping itu, Presiden Jokowi juga berhasil melakukan berbagai langkah kebijakan yang mampu
menekan angka inflasi, kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan ekonomi. Berbagai kebijakan
untuk mendorong investasi telah dikeluarkan seperti penghapusan berbagai perizinan, kemudahan
bagi UKM dan start up, pengendalian impor dan kemudahan ekspor, mengalihkan subsidi BBM,
dan memudahkan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dengan Kartu
Indonesia Pintar, Kartu Sehat dan Kartu Sejahtera.

Meskipun demikian, dalam sisa waktu dua tahun ke depan berbagai persoalan ekonomi yang masih
menghambat diharapkan dapat diatasi. Untuk itu pemerintah perlu lebih fokus mendorong
industrialisasi terutama pada hilirisasi produk-produk pertanian yang dihasilkan petani dan
nelayan, industrialisasi maritim, pariwisata, dan ekonomi kreatif.

Keempat sektor tersebut merupakan keunggulan komparatif yang lebih mudah dijadikan sebagai
keunggulan kompetitif bangsa Indonesia. Dan, sekaligus sebagai lokomotif atau motor penggerak
terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya terutama dalam menghadapi pertarungan ekonomi global
yang semakin keras persaingannya.

Untuk itu diperlukan perubahan sejumlah kebijakan secara fundamental yang diikuti dengan
koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Perubahan kebijakan dimaksud antara lain, pembangunan infrastruktur pada konektivitas antara
sentra produksi bahan baku dari desa ke lokasi cluster industri dasar (hulu) hingga ke kawasan
industri (hilir).

Pembangun sistem cluster dan kawasan industri sangat diperlukan untuk menarik bagi investor
dengan menjamin ketersediaan lahan, energi, keamanan, insentif fiskal, dan fasilitas industri
lainnya.

Dalam kaitannya dengan industrialisasi tersebut di atas, pemerintah juga perlu memperkuat
sinergitas kelembagaan ekonomi antara BUMN, Koperasi, dan Swasta dan antara Usaha Kecil,
Menengah dan Besar.

Di tingkat pedesaan selayaknya dipertahankan eksistensi kelembagaan koperasi terutama untuk


memperkuat posisi tawar warga desa dan usaha-usaha kecil. Penguatan koperasi dapat dilakukan
melalui kerja sama usaha dan kemitraan dengan BUMN dan BUMD terutama dalam menangani
pemasaran hasil-hasil produksi desa, dan mengembangkan cluster industri berbasis produk
unggulan lokal/daerah.

Korporatisasi ekonomi desa perlu dikembangkan melalui kerja sama usaha-usaha kemitraan antara
petani/nelayan - koperasi - BUMN/BUMD untuk menghasilkan nilai tambah dan daya saing yang
berkelanjutan.

Pembinaan BUMN perlu diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi pemborosan
dan over head cost. Holdingisasi BUMN perlu dilakukan secara hati-hati dengan
mempertimbangkan struktur pasar, sehingga terhindar dari praktik monopoli atau persaingan tidak
sehat.

Kita perlu menyadari bahwa Jokowi juga manusia biasa yang tak luput dari kelemahan dan
kekurangan. Tidak ada manusia sempurna. Namun kita wajar mengapresiasi kerja keras yang
diikuti dengan kepemimpinan yang tegas dan telah menunjukkan bukti adanya berbagai
keberhasilan yang sangat fenomenal dan luar biasa. Presiden Jokowi perlu diakui telah berhasil
meletakkan dasar-dasar pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan.

Jika stabilitas politik keamanan terjamin yang diikuti dengan penegakan hukum dan kepastian
hukum, saya yakin bangsa Indonesia dapat naik kelas menjadi negara industri terbesar keempat
dunia.

Memahami Ekonomi Kerakyatan


Ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi
rakyat. Ekonomi rakyat sendiri adalah kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat
kebanyakan yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat
diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) terutama meliputi sektor primer seperti pertanian, peternakan, perikanan, sektor
sekunder seperti pengolahan paska panen, usaha kerajinan, industri makanan, dan sektor tertier
yang mencakup berbagai kegiatan jasa dan perdagangan, yang ditujukan terutama untuk
memenuhi kebutuhan dasar dan membangun kesejahteraan keluarga tanpa harus mengorbankan
kepentingan masyarakat banyak.
Ekonomi Kerakyatan Sebagai Masa Depan Indonesia
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif untuk menjawab kegagalan
yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori
pertumbuhan. Penerapan teori pertumbuhan yang dianggap telah membawa kesuksesan di negara-
negara kawasan Eropa dan Amerika Utara ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah
bangsa yang berbeda: kesenjangan sosial, ketergantungan ekonomi, dominasi perusahaan besar
dan multinasional, serta tumbuhnya budaya komersial, konsumtif, dan hedonis di masyarakat.

Pengembangan ekonomi kerakyatan pada saat ini bukan lagi sebuah alternatif pilihan tetapi
menjadi sebuah keniscayaan untuk memastikan ekonomi Indonesia yang mandiri seperti menjadi
komitmen Pemerintahan Presiden Jokowi. Agenda pengembangan sistem ekonomi kerakyatan
perlu mencakup lima hal berikut:

 Pengembangan akses kepada sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi seperti
modal, bahan baku, dan informasi harus dapat diakses oleh pelaku ekonomi rakyat.
Mekanisme pemberian kredit dan penerapan bunga harus memastikan untuk tidak
mendiskriminasi pelaku ekonomi rakyat. Program pemerintah untuk membangun
infrastruktur pada daerah terdepan, terisolir, dan terbelakang juga merupakan bentuk lain
dari akses kepada sumber daya ekonomi seperti pasar.
 Penataan kelembagaan. Terkait dengan penataan kelembagaan untuk mengembangkan
ekonomi kerakyatan, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Perijinan yang diperlukan bagi pelaku ekonomi rakyat perlu diberikan dengan
cepat, mudah, dan murah. Meskipun saat ini pemerintah gencar untuk
menyederhanakan dan mempercepat proses perijinan, namun kebijakan ini masih
menjadikan investor dari luar sebagai prioritas. Pelaku ekonomi rakyat masih
berada di pinggiran. Perijinan yang seharusnya merupakan pengungkit bagi
pengembangan usaha rakyat dalam praktik masih menjadi beban.
2. Perlu dipastikan agar sektor-sektor ekonomi yang menjadi bidang gerak
ekonomi rakyat tidak dimasuki pelaku ekonomi besar/global. Sepuluh paket
kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berfokus untuk mendatangkan
investor dari luar. Kebijakan tersebut belum diimbangi dengan upaya melindungi
dan memberdayakan pelaku usaha ekonomi rakyat.
3. Pola kerja sama dan kolaborasi antar pelaku ekonomi rakyat dengan pelaku
ekonomi besar/global perlu menjadi praktik bisnis dominan di Indonesia. Dalam
hal ini pemerintah memiliki sarana dengan menjadikan semua BUMN/BUMD
sebagai promotor kerja sama dengan pelaku ekonomi rakyat.
 Pengembangan kapasitas. Pelaku ekonomi rakyat pada era global harus mampu bersaing
dengan pelaku ekonomi global. Pengembangan kapasitas sehingga dapat melaksanakan
kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif menjadi suatu keharusan. Hal ini bukan
persoalan mudah, sebagai contoh pengembangan kapasitas dari aparat desa untuk mampu
memanfaatkan dana desa secara optimal masih menjadi tantangan. Terdapat lebih dari
74,000 desa, bila setiap desa harus dilatih kepala desa, sekretaris desa, dan kepala BPD
(Badan Perwakilan Desa) berarti setidaknya 222,000 orang perlu mendapatkan pelatihan.
Koordinasi antar lembaga pemerintah untuk melaksanakan hal ini masih menjadi isu yang
tidak kunjung selesai.
 Reorientasi pendidikan. Pendidikan kejuruan yang sesuai perlu menjadi prioritas
pengembangan khususnya pada daerah-daerah dengan sumber daya tertentu. Sebagai
contoh, daerah dengan potensi sumber daya perikanan perlu dikembangkan pendidikan
kejuruan kelautan dan perikanan, sementara daerah dengan potensi hutan perlu
mengembangkan pendidikan kejuruan industri kayu dan pengolahan hasil hutan non kayu
(non timber forest product). Pada sisi lain, pendidikan umum khususnya pada disiplin
ekonomi dan manajemen perlu mengembangkan pemahaman dan konsep ekonomi rakyat.
Untuk itu studi, pemodelan dan teoritisasi ekonomi rakyat perlu dilakukan oleh para
akademisi.
 Atasi hambatan ekonomi. Hambatan ekonomi kerakyatan terdiri dari praktik bisnis besar
yang ilegal seperti ilegal fishing, ilegal logging, ilegal trading. Praktik bisnis ilegal
membuat pelaku usaha besar mendapatkan bahan baku yang murah dan pada kasus
perikanan menyebabkan nelayan kecil kehilangan lapangan pekerjaan. Hambatan ekonomi
berikutnya adalah tata niaga yang bias sehingga menyebabkan harga jual pelaku ekonomi
rakyat senantiasa tertekan, seperti komoditi pertanian dan perkebunan. Hambatan ekonomi
terakhir adalah berbagai pungutan dan retribusi yang dibebankan oleh otoritas lokal,
seringkali tanpa ada dasar yang jelas.
C. Peran Mahasiswa Sebagai Penegak Ekonomi Kerakyatan melalui Pasar
Tradisional
Seperti yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa bahwa asas ekonomi yang dianut
Indonesia adalah ekonomi kerakyatan. Ekonomi yang berkeadilan dan menyentuh segala aspek
lapisan masyarakat yang tak hanya sekedar mementingkan keuntungan pribadi semata namun sarat
akan makna sosial dan budaya. Begitu pula pasar tradisional yang tidak hanya menjadi markas
ekonomi kerakyatan bangsa Indonesia, namun juga sebagai markas tumbuhnya rasa
kesetiakawanan sosial dan budaya. Tempat dimana berkumpulnya masyarakat dari bermacam
lapisan yang berimpit mengais rizki yang kini semakin sulit didapat karena tekanan dari berbagai
pihak.

Globalisasipun mendorong kebijakan perekonomian bangsa bergerak ke arah kapitalis. Spekulan-


spekulan bermodal besar yang seharusnya bergerak dan bersaing di tingkat menengah ke atas
memaksa masuk dilingkup menengah ke bawah yang semakin menekan pemodal kecil khususnya
pelaku di pasar tradisional.

Sebagai generasi muda yang mengaku mencintai bangsanya, mahasiswa seharusnya tidak hanya
duduk terpaku dan melihat perlahan demi perlahan kehancuran pusat perekonomian rakyat
Indonesia tersebut. Matinya pasar tradisional mengindikasikan matinya ekonomi kerakyatan yang
di elu-elukan bangsa Indonesia sebagai asas ekonomi yang berkeadilan. Setidaknya kita harus ikut
turun tangan untuk peduli akan nasib ekonomi kerakyatan Indonesia yang semakin tergerus oleh
kapitalis liberalis.

Mahasiswa seharusnya bisa meredam segala gengsi untuk tidak terikat dengan ritel-ritel atau toko-
toko modern yang semakin menjamur dan memperkaya kantong individu yang bermodal besar.
Ikut bertransaksi dipasar tradisional secara berkesinambungan menjadi langkah mudah yang bisa
kita lakukan. Ikut bertransaksi di pasar tradisional berarti kita ikut mendukung produk anak
bangsa, mempertajam kepedulian sosial dan ikut melestarikan budaya setempat yang timbul
karena interaksi sosial. Diharapkan dengan timbulnya rasa cinta, maka selanjutnya akan timbul
kemauan untuk melakukan inovasi sehingga pasar yang sering dikaitkan dengan kata tradisional
menjadi pasar budaya yang salah satu identitas bangsa. Dengan ini Mahasiswa sebagai generasi
cendekia muda akan menjadi sosok yang dapat memberikan sumbangsih masyarakat kelak baik
dari aksi maupun kepeduliannya.
Daftar Pustaka

Aru,Tahla. 2017. Sistem Ekonomi Kerakyatan berbasis Pancasila . www.referensimakalah.com

Fana, Putri. 2014. Sistem politik dan Perilaku elite politik . www.arahpolitik.com

Sury, Muh. 2013. Ekonomi Kerakyatan berbasis Potensi Lokal. www.slideshare.net

Adnan, M Fachri. 1999. Sistem politik Indonesia. Padang: Unp Press

Varma, SP. 2003. teori Politik Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo persad

Muluk, Hamdi. 2010. Mozaik Psikologi politik Indonesia. jakarta: Raja Grafindo Persad

Sastroadmojo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: Ikip Semarang Press

Anda mungkin juga menyukai