Makalah Aika
Makalah Aika
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena hanya dengan
berkat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam gelap ke alam yang terang benderang, dari alam jahiliyah ke alam yang penuh berkah ini. saya
juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya berupa
materiil maupun non materiil, karena tanpa bantuan pihak-pihak tersebut saya tidak mungkin
dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu, saya pun mengucapkan terima kasih kepada para
penulis yang saya kutip tulisannya sebagai bahan rujukan.
Saya menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampu saya. Saya berharap
dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi
siapa saja yang membacanya.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas Agama Islam Makalah ini saya buat satu jilid yang
berisi tentang “TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH”.
Dalam tiap subbab yang dibahas merupakan informasi yang sesuai dengan materi yang
sedang dibahas.
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini. Jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
AIKA Page 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .………………………………………………………………….…… 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Jenazah………………………………..…………………………… 4
2.2. Memandikan Jenazah …….…………….…………………………………………… 4
2.3. Mengkafani Jenazah ……………….……………………......................................... 7
2.4. Menshalatkan Jenazah ………….…………………………….……………………... 9
2.5. Menguburkan Jenazah ………………………………………………………………. 12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan ………………………………………………….………………………. 19
3.2. Saran ………………………………………………………………………………… 20
AIKA Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
AIKA Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( )جن ذحyang berarti tubuh mayat dan
kata جن ذyang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh
mayat yang tertutup.
B. Memandikan jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati
syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu
kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi
jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh
mukallaf. Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah ini terdapat
dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, yakninya:
فى ا لذ ي سقط عن ر ا حلته فما ت ا غسلو ه بما ء و سد ر:عن ا بن عبا س ا ن ا لنبي صلى ا هلل عليه و سلم قا ل
AIKA Page 4
b. Untuk mayat perempuan
Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya, neneknya,
keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
c. Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan
Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang memandikannya dan
sebaliknya untuk mayat anak perempuan boleh laki-laki yang memandikannya.
d. Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup semuanya
hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau sebaliknya seorang laki-
laki meninggal sementara yang masih hidup hanya perempuan saja dan dia tidak
mempunyai istri, maka mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup
ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka dengan memakai lapis
tangan.[3] Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yakninya:
اذ ما تت ا لمر أ ة مع ا لر جا ل ليس معحم ا مر أ ة غير ها و ا لر جل مع النسا ء ليس معهن ر جل
)غيره فأ نهما ييممان و يد فنا ن و هما بمنز لة من لم يجد ا لما ء (رواه ه بو داود و ا لبيحقى
Artinya: “Jika seorang perempuan meninggal di tempat laki-laki dan tidak ada
perempuan lain atau laki-laki meninggal di tempat perempuan-perempuan dan tidak ada
laki-laki selainnya maka kedua mayat itu ditayamumkan, lalu dikuburkan, karena
kedudukannya sama seperti tidak mendapat air.” (H.R Abu Daud dan Baihaqi)
AIKA Page 5
c. Ada sebahagian tubuh mayat yang dapat dimandikan
d. Bukan mayat yang mati syahid
b. Ambil kain penutup dan gantikan kain basahan sehingga aurat utamanya
tidak kelihatan.
c. Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
d. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
e. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan
perlahan-lahan.
f. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala.
g. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut
jenazah, gosok giginya dan bersihkan hidungnya, kemudiankan wudhukan.
h. Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh
jenazah.
i. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir
dicampur dengan wangi-wangian.
j. Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok
anggota tubuhnya.
AIKA Page 6
k. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh tubuhnya
itulah yang wajib. Disunnahkan mengulanginya beberapa kali dalam bilangan
ganjil.
l. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya, wajid dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas
kafan tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis itu
saja.
m. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan dibiarkan
menyulur kebelakang, setelah disirim dan dibersihkan lalu dikeringkan dengan
handuk dan dikepang.
n. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain sehingga tidak
membasahi kain kafannya.
o. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak
mengandung alkohol.
C. Mengafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan
sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengkafani
jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah. Dalam sebuah hadist
diriwayatkan sebagai berikut:
ها جر نا سع ر سو ل ا هلل صلى ا هلل عليه و سلم كلتمس و جه ا هلل فو قع ا جرنا على هللا فمنا من ما ت لم يأ كل
ا ذا غطينا بها ر أ سه خر جت,من ا جر ه شأ منهم مصعب ا بن عمير قتل يو م ا حد فلم نجد ما لكفنه ا ال بر د ة
و ا ذا غطينا بها ر جليه حر ج ر أ سه فأ مر نا ا لنبي صلى ا هلل عليه و سلم ا ن نغطي ر أ سه و ا ن,ر جال ه
)نجعل على ر جليه من ا ال ذ خر (رواه ا لبخا ر ى
Artinya: “Kami hijrah bersama Rasulullah SAW dengan mengharapkan keridhaan Allah SWT,
maka tentulah akan kami terima pahalanya dari Allah, karena diantara kami ada yang
meninggal sebelum memperoleh hasil duniawi sedikit pun juga. Misalnya, Mash’ab
bin Umair dia tewas terbunuh diperang Uhud dan tidak ada buat kain kafannya
kecuali selembar kain burdah. Jika kepalanya ditutup, akan terbukalah kakinya dan
jika kakinya tertutup, maka tersembul kepalanya. Maka Nabi SAW menyuruh kami
AIKA Page 7
untuk menutupi kepalanya dan menaruh rumput izhir pada kedua kakinya.” (H.R
Bukhari)
AIKA Page 8
rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain kafan kecuali sekedar menutup
auratnya saja, maka tutuplah dengan apa saja yang ada.
D. Mensholatkan Jenazah
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu
kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
)صلو ا على مو تا كم (رواه ابن ما جه
AIKA Page 9
Artinya: “Shalatilah orang yang meninggal dunia diantara kamu”
Orang paling utana untuk melaksanakan shalat jenazah yaitu:
a. Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli
bid’ah.
b. Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.
c. Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.
d. Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.
e. Keluarga terdekat.
f. Kaum muslimim seluruhnya.
AIKA Page 10
“Sengaja aku berniat shalat atas mayat perempuan empat takbir fardhu kifayah
menjadi makmun/imam karena Allah ta’ala”.
2. Takbir 4 kali
a. Takbir pertama dimulai dengan mengangkat tangan dan membaca Al-Fatihah.
Artinya:
1 Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
4. Yang menguasai di hari Pembalasan,
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan,
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
ا للهم صل على محمد و على ا ل محمد كما صليت على ا بر ا هيم و على ا ل ا براهيم و با رك على محمد و على ا ل
.محمد كما با ر كت على ا بر ا هيم و على ا ل ا بر هيم فى ا لعا لمين ا نك حميد مجيد
Artinya: “Ya Allah berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarganya,
sebagaimana engkau telah memberikan kesejahteraan kepada Ibrahim dan
keluarganya. Berkatilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engkau telah
memberkati Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi
bijaksana”
c. Takbir ketiga dan membaca do’a untuk si mayat
ا للحم ا غفر له (ها) و ا ر حمه (ها) و عا فه(ها) و ا عف عنه (ها) و ا كر م نز له (ها) ووسع مد خله (ها) و ا غسله
(ها) بما ء و ثلج و بر د و نقه (ها) من ا لخطا يا كم ينقى ا لثو ب من ا لد نس و ا بد له (ها) دا را خيرا من دا ر
.ه (ها) و ا هال خيرا من ا هله (ها) و ادخله (ها) ا لجنة و ا عنذ ه (ها) من عذا ب ا لقبر و عذا ب ا لنا ر
AIKA Page 11
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan sentosakanlah dia,
muliakan tempatnya, lapangkanlah kuburnya, sucikanlah dia dengan air embun dan
es, sucikanlah dia dari kesalahannya, sebagaimana sucinya kain putih dari kotoran.
Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada rumahnya, dan
gantikan keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, masukkan ia kedalam syurga,
dan jauhkan ia dari siksa kubur dan siksa neraka.”
d. Takbir keempat lalu diam sejenak dan membaca do’a
)ا للحم ال تحر منا ا جر ه (ها) وال تفتنا بعد ه (ها) و ا غفر لنا و له (ها
Artinya: “ Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya dan janganlah engkau
tinggalkan fitnah untuk kami setelah kepergiannya”
E. Menguburkan Jenazah
Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di panggul di atas pundak
dari keempat sudut usungan.
Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah diletakkan, sebab Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam telah melarangnya.
AIKA Page 12
Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si mayit terjaga dari jangkauan binatang
buas, dan agar baunya tidak merebak keluar.
Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik daripada syaq. Dalam masalah ini
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain kita (non
muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam “Ahkamul
Janaaiz” hal. 145)
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di dasar kubur
pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya (membentuk
huruf U memanjang).
AIKA Page 13
- Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.
AIKA Page 14
Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada sisi kanan jasadnya (dalam
posisi miring) dan menghadap kiblat sambil dilepas tali-talinya selain tali kepala dan
kedua kaki.
- Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya, sebab
tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap wajahnya,
kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan kain ihram sebagaimana yang
telah dijelaskan.
- Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain kepala dan
kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu bata atau papan
kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
AIKA Page 15
- Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar menghalangi sesuatu
yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
- Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke dalam liang
kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu ditumpahkan (diuruk) tanah ke atas jenazah tersebut.
- Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal sebagai tanda agar tidak dilanggar
kehormatannya, dibuat gundukan seperti punuk unta, demikianlah bentuk makam Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam (HR. Bukhari).
AIKA Page 16
- Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan diperciki air,
berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam (dalam masalah ini terdapat
riwayat-riwayat mursal yang shahih, silakan lihat “Irwa’ul Ghalil” II/206). Lalu diletakkan
batu pada makam bagian kepalanya agar mudah dikenali.
- Haram hukumnya menyemen dan membangun kuburan. Demikian pula menulisi batu
nisan. Dan diharamkan juga duduk di atas kuburan, menginjaknya serta bersandar padanya.
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah melarang dari hal tersebut. (HR.
Muslim)
Berdasarkan uraian mengenai tata cara pengurusan jenazah dapat diambil beberapa hikmah,
antara lain:
a. Memperoleh pahala yang besar.
b. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
c. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati dan
masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
e. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga apabila
salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-baiknya menurut
aturan Allah SWT dan RasulNya.
AIKA Page 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi makhluk
yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu mendapat perhatian
khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana, penyelengaraan jenazah seorang
muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh
mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban
seluruh mukallaf.
AIKA Page 18
3.2 SARAN
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini, pemakalah berharap
kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan diri untuk menyambut
kematian itu. Selain itu, pemakalah juga berharap agar pembahasan ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kita semua serta dapat mengajarkannya dengan baik di masa yang
akan datang.
AIKA Page 19