Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

Disusun oleh :

Ulfia Afidatul Jannah (7101415012)


Sekar Widi Asih (7101415108)
Faizah Utami (7101415242)
Desma Wijayanti (7101415322)
Noor Jannatun Naim (7101415157)
Gatha Kemal F (3101415062)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


KOTA SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
kami dapat menyusun makalah berjudul “SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL” ini.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman tentaang Sistem Pendidikan Naional bagi para pembaca.
Terlepas dari semua itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 01 November 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................. 1
C. TUJUAN ...................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian Pendidikan, Pendidikan Nasional dan Sistem
Pendidikan Nasional.....................................................................3
B. Visi dan Misi dari sistem pendidikan nasional...................4
C. kelembagan dan pengelolaan pendidikan nasional.............5
D. kurikulum............................................................................8
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................... 11
A. KESIMPULAN .................................................................................. 11
B. SARAN .............................................................................................. 11
C. HARAPAN ........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokraris serta bertanggung jawab.Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sistem pendidikan Indonesia yang telah di bagun dari dulu sampai
sekarang ini, teryata masih belum mampu sepenuhnya menjawab
kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang, Program
pemerataan dan peningkatan kulitas pendidikan yang selama ini menjadi
focus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia
pendidikan di Indonesia ini. Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh
yang di harapkan.
Nah upaya untuk membagun SDM yang berdaya saing tinggi,
berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu
pekerjaan yang gampang, di butuhkanya partisipasi yang strategis dari
berbagai komponen yaitu : Pendidikan awal di keluarga , Kontrol efektif
dari masyarakat, dan pentingnya penerapan sistem pendidikan pendidikan
yang khas dan berkualitas oleh Negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang hakikat dari pendidikan, pendidikan nasional dan sistem
pendidikan nasional ?
2. Apa saja Visi dan Misi dari sistem pendidikan nasional ?
3. Bagaimana kelembagan dan pengelolaan pendidikan nasional ?
4. Bagaimana kurikulum yang berlangsung saat ini ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui hakikat pendidikan, pendidikan nasional dan sistem
pendidikan nasional.
2. Mengetahui Visi dan Misi dari sistem pendidikan nasional.
3. Mengetahui kelembagan dan pengelolaan pendidikan nasional.
4. Mengetahui kurikulum yang berlangsung saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN, PENDIDIKAN NASIONAL DAN


SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Sedangkan, pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia, dan tanggapan terhadap tuntutan perubahan zaman. Menurut
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 angka
3 yang dimaksud sistem pendidikan adalah Keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional
adalah untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik yang
menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yag demokratis serta bertanggungjawab.
Sehubungan dengan hal itu, untuk mengetahui relevansi dan arah yang
hendak dituju antara UU No. 20 Tahun 2003 dengan TAP MPR No.
IV/MPR 1999 sub E tentang pendidikan yang merupakan arah dari
kebijakan pemerintah, maka perlu ditampilkan butir-butirnya yang
meliputi;
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju
terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan
anggaran pendidikan secara berarti.
2. Meningkatan kemampuan akademik dan professional serta
meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan, sehingga
tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam
peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat
mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.
3. Melakukan pembaruan system pendidikan termasuk pembaruan
kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani
keberagaman peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku
nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat, serta
diversifikasi jenis pendidikan secara professional.
4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar
sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan
serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang
didukung oleh sarana dan prasarana memadai.
5. Melakukan pembaruan clan pemantapan system pendidikan nasional
berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan, dan
manajemen.
6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan
baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk menetapkan system
pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin
secara terarah, terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya
proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi
muda dapat terkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan
dan lindungan sesuai dengan potensinya.

Melalui pencermatan keduanya yakni UU No. 20 Tahun 2003 dan


TAP MPR No. IV/MPR/1999, maka dapat diketahui samapai sejauh
mana amanat keduanya dapat terwujud.

B. VISI DAN MISI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Visi pendidikan nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan
nasional sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan prokatif memjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.
Misi pendidikan nasional yaitu :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh akyat indonesia.
2. Membantu dan memfasilitasi pembangunan potensi anak bangsa
secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka
mewujudkan masyarakat belajar.
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan
untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan
sebagai pusat pembudayaan, ilmu pengetahuan, ketrampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

C. KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN


Kelembagaan dan Pengelolaan Pendidikan Kelembagaan, Progam
dan Pengelolaan pendidikan pada dasarnya merupakan bagian dan sistem
pendidikan secara keseluruhan. Sistem Pendidikan Nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidkan nasional
akan dapat tercapai bilamana didukung oleh semua komponen yang ada
di dalam sistem yang bersangkutan. Untuk memahami bagaimana
keberadaan masing-masing komponen tersebut sebagai bagian dari
keseluruhan sistem pendidikan nasional, maka berikut ini hendak dibahas
mengenai komponen sistem pendidikan nasional :
1. Jalur pendidikan
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional, maka
kegiatan pendidikandilaksanakan melalui tiga jalur sesuai UU No.20
Tahun 2003 pasal 13 (1) yang berbunyi: “Jalur penidikan terdiri atas
penddidikan formal , non formal, dan informal yang saling dapat
melengkapi dan memperkaya” Adapun jenis pendidikan mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan
dan khusus. Perbedaan ketiga jalur pendidikan tersebut dapat dikenali
melalui ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tempat berlangsungnya kegiatan proses pembelajaran di gedung
sekolah.
b. Untuk menjadi peserta didik ada persyaratan khusus yang harus
dipenuhi misalnya usia.
c. Memiliki jenjang pendidikan secara jelas.
d. Kurikulumnya disususn secara jelas untuk setiap jenjang dan
jenisnya.
e. Materi pembelajaran bersifat akademis.
f. Pelaksanaan proses pendidikan relatif memekan waktu yang cukup
lama.
g. Ada ujian formal yang disertai dengan pemberian ijazah.
h. Penyelenggaraan pendidikan adalah pemerintah/swasta
i. Tenaga pengajar harus memiliki klasifikasi tertentu sebagaimana
yang ditetapkan dan diangkat untuk tugas tersebut.
j. Diselenggaraan dengan menggunakan administrasi yang relatif
seragam.
k. Diselenggarakan dengan menggunakan administrasi yang relatif
seragam.

Adapun ciri-ciri pendidikan nonformal antara lain:


1. Penyelenggaraan kegiatan proses pembelajaran dapat dilakukan
diluar geddung sekolah.
2. Adakalanya usia menjadi persyaratan, tetapi tidak merupakan suatu
keharusan.
3. Pada umumnya tidak mempunyai jenjang yang jelas.
4. Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani.
5. Bersifat praktis dan khusus .
6. Pendidikannya relatif berlangsung secara singkat.
7. Kadang-kadang ada ujian dan biasanya peserta mendapatkan
sertifikat.
8. Dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

Penjelasan mengenai pendidikan nonformal dapat disimak pada


pasal 26 (1)(2) dan (3). Pendidikan kecakapan hidup (life skill) adalah
pendidikan yang memberikan kecakapan personal, sosial, intelektual
dan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri. Pendidikan
kepemudaan adalah pendidikan yang diselanggarakan untuk
mempersiapkan kader pemimpin bangsa seperti organisasi pemuda,
pendidikn kepanduan/kepramukaan,keolahragaan, palang merah dan
lain-lain. Sedangkan pendidikan kesetaraan adalah program
pendidikan nonformal yang menyelanggarakan pendidikan umum
setara SD/MI,SMP/MTS dan SMA/MA. C. Pendidikan dan pelatihan
kerja dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan fungsional yang
sesuai dengan kebutuhan kerja.
Sementara itu ciri-ciri nonformal antara lain:
1. Dapat dilakukan dimana saja dan tidak terikat oleh hal-hal yang
formal.
2. Tidak ada persyaratan apapun.
3. Tidak berjenjang.
4. Tifak ada program yang direncanakan secara formal.
5. Tidak ada materitertentu yang harus tersaji secara formal.
6. Berlangsung sepanjang hayat.
7. Tidak ada ujian.
8. Tidak ada lembaga tertentu sebagai penyelenggaranya.

2. Jenjang Pendidikan
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang dtetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai dan kemampuan yang akan dikembangkan. (UUD No.20
Tahun 2003 Pasal 14).
Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah(pasal 17),berbentuk sekolah
dasar seperti SD/MI dan MTS/SMP(pasal 17 ( 2)) atau berbentuk yang
lainnya.
Adapun jenjang pendidikan menengah diatur dalam pasal
18(1,2,3 dan 4).Ayat 1 pendidikan menengah merupakan lanjutan
pendidikan dasar ;Ayat 2 pendidikan menengah terdiri atas peididikan
menengah dan pendidikan menengah kejuruan ; Ayat 3 pendidikan
menengah berbentuk SMA/SMK/MA. Sedangkan untuk perguruan
tinggi diatur dalam pasal 19, 20, 21, 22, 23, 24 dan 25.
3. Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, vokasi,keagamaan, dan khusus. Pendidikan umum
merupakan pendididkan dasar dan menengah yang mengutamakan
perluasan pengetahuan yang diperlukan peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan
kejuruan merupakan pendididkna menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Adapun
pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana
dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin
ilmu pengetahuan ilmu tertentu.
Sementara pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi
setelah program sarjana yang memepersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahalian khusus. Sedangkan
pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan
karena peserta didik untuk memilki pekerjaan dengan keahlian
terapan tertentu maksimal sertara dengan program sarjana. Lain lagi
dengan pendidikan agama yaitu pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan
peranan yang menunutut penguasaan pengetahuan tentang ajaran
agama atau menjadi ahli ilmu agama. Lalu pendidikan khusus
merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau
peserta didik yang memilki kecerdasan luar bisa yang diselenggarakan
secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat
pendidikan dasar atau menengah.

D. KURIKULUM
Ketentuan yang terkait dengan kurikulum secara garis besar diatur
dalam pasal 36, 37, dan 38 UU No.20/2003.
Pasal 36
(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. Peningkatan iman dan takwa
b. Peningkatan akhlak mulia
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f. Tuntutan dunia kerja
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
h. Agama
i. Dinamika perkembangan global
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
(4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.
Pasal 37
(1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
a. Pendidikan agama;
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
ber akhlak mulia.
b. Pendidikan kewarganegaraan;
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
c. Bahasa;
Adapun bahan kajian bahasa mencakup bahasa indonesia, bahasa
daerah, dan bahasa asing dengan pertimbangan :
1) Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional
2) Bahasa daerah merupakan bahasa ibu peserta didik
3) Bahasa asing terutama bahasa Inggris merupakan bahasa
Internasional yang sangat penting kegunaannya dalam
pergaulan global.
d. Matematika;
Bahan kajian matematika antara lain, berhitung, ilmu ukur, dan
aljabar dimaksudkan untuk mengembangkan logika dan
kemampuan berpikir peserta didik.
e. Ilmu pengetahuan alam;
Bahan kajian ilmu pengetahuan alam, antara lain, fisika, biologi,
dan kimia dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap alam
dan sekitarnya.
f. Ilmu pengetahuan sosial;
Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain, ilmu bumi,
sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.
g. Seni dan budaya;
Bahan kajian seni dan budaya dimaksudkan untuk membentuk
karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni
dan pemahaman budaya. Bahan kajian seni mencakup menulis,
menggambar/melukis, menyanyi, dan menari.
h. Pendidikan jasmani dan olahraga;
Bahankajian pendidikan jasmani dan olah raga dimaksudkan
untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan
rokhani, dan menumbuhkan rasa sportif.
i. Keterampilan/kejuruan;
Bahan kajian keterampilan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik yang memiliki keterampilan.
j. Muatan lokal.
Bahan kajian muatan lokal dimaksudkan untuk membentuk
pemahama terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
(2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan; dan
c. bahasa.
(3) Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem pendidikan nasional adalah suatu sistem dalam suatu negara
yang mengatur pendidikan yang ada di negaranya agar dapat
mencerdaskan kehidupan bangsa, agar tercipta kesejahteraan umum
dalam masyarakat. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun
sedemikian rupa,meskipun secara garis besar ada persamaan dengan
sistem pendidikan nasional bangsa-bangsa lain, sehingga sesuai dengan
kebutuhan akan pendidikan dari bangsa itu sendiri yang secara geografis,
demokrafis, histories, dan kultural berciri khas.
Jenjang pendidikan diawali dari jenjang pendidikan dasar yang
memberikan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat dan
berupa prasyarat untuk mengikuti pendidikan menengah. yang
diselenggarakan di SLTA. Pendidikan menengah berfungsi memperluas
pendidikan dasar. Dan mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan tinggi.

SARAN
Ø Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional harus di tingkatkan lagi
Ø Kepada masyarakat agar ikut berpartisifasi dalam memajukan
pendidikan di indonesia.
Ø Kepada pemerintah diharapkan agar dalam pembuatan sistem
pendidikan nasional ini hendaknya melibatkan pihak - pihak yang
dapat ikut dalam memajukan pendidikan nasional.

HARAPAN
Agar pendidikan di Indonesia ke depannya menjadi lebih baik
lagi dan berkualitas, sehingga diharapkan kepada seluruh lapisan
masyarakat agar mendapat pengajaran yang sesuai dengan UUD 1945
Pasal 31 Ayat 1.
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1989. UU RI No. 2 Tahun 1982 tentang Sistem


Pendidikan Nasional besrta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. 1989. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional beserta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.
Nawawi, Hadari. 1983. Perundang-Undangan Pendidikan.
Jakarta: Ghalia.
Tirtarahardja, Umar dan La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai