Anda di halaman 1dari 3

Soal Ujian Tengah Semester (UTS)

Mata Kuliah Ulum al-Hadis

1. Jelaskan perbedaan Hadis, Sunnah, Khobar dan Atsar!


Jawab:
 Kata "Hadis" atau al-Hadis menurut bahasa berarti al-jadid (sesuatu
yang baru), lawan kata dari al-qadim (sesuatu yang lama). Kata Hadis juga
berarti al-Khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan
dari seseorang kepada orang lain.
 Sunah adalah segala yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, baik
berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat, budi pekerti, atau perjalanan
hidupnya, baik sebelum diangkat menjadi Rasul, seperti ketika bersemedi di
gua Hira maupun sesudahnya.
 Khobar menurut bahasa berarti berita yang disampaikan dari seseorang
kepada seseorang.
 Atsar menurut bahasa adalah bekas dari sesuatu, atau sisa sesuatu, dan
berarti nukilan (yang dinukilkan).

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan antara


Hadis, Sunnah, Khabar dan Atsar sebagai berikut:

a. Hadis dan Sunnah:


Hadis terbatas pada perkataan, perbuatan, takrir yang bersumber pada
Nabi Muhammad SAW, sedangkan sunnah segala yang bersumber dari Nabi
Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, tabiat, budi pekerti
atau perjalanan hidupnya, baik sebelum diangkat menjadi rasul maupun
sesudahnya.
b. Hadis dan Khobar:
Sebagian ulama hadis berpendapat bahwa khobar sebagai suatu yang
berasal atau disandarkan kepada selain Nabi Muhammad SAW, hadis sebagai
sesuatu yang berasal atau disandarkan pada Nabi Muhammad SAW.

c. Hadis dan Atsar:


Jumhur ulama berpendapat bahwa atsar sama artinya dengan khobar
dan hadis. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa atsar sama dengan
khobar, yaitu sesuatu yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW,
sahabat dan tabi’in.

2. Sebutkan dalil-dalil kehujahan hadis!


Jawab:

3. Sebutkan dan jelaskan fungsi hadis terhadap al-Qur'an!

Jawab:

a. Bayan al-Ta’kid
Secara bahasa bayan berarti statement (pernyataan), tipe (syle) dan
penjelasan. Sedangkan ta’kid berarti penetapan atau penegasan. Maksud
dari Hadis/Sunnah sebagai bayan al-ta’kid adalah Hadits/Sunnah berfungsi
menetapkan atau menegaskan hukum yang terdapat di dalam al-Quran. Hal
ini menunjukkan bahwa masalah-masalah yang terdapat dalam al-Quran
dan Hadits/Sunnah sangat penting untuk diimani dan dijalankan oleh
setiap muslim.
b. Bayan al-Tafsir
Tafsir secara bahasa berarti penjelasan, interpretasi atau keterangan.
Maksud dari Hadits/Sunnah sebagai bayan al-tafsir adalah Hadits/Sunnah
berfungsi sebagai penjelasan atau interpretasi kepada ayat-ayat yang tidak
mudah dipahami. Hal ini dikarenakan ayat-ayat tersebut bersifat mujmal
(umum) sehingga perlu penjelasan yang bisa menjelaskannya lebih
terperinci.
c. Bayan al-Takhshish al-‘Amm
Takhshis berarti pengkhususan, pembatasan atau spesifikasi.Dalam hal
ini Hadits/Sunnah berfungsi mengkhususkan keumuman makna yang
sebutkan al-Quran. Prof. Ramli Abdul Wahid dalam buku Studi Ilmu
Hadits menyatakan bahwa maksud takhshish disini adalah sebagai
keterangan yang mengeluarkan atau mengecualikan suatu masalah dari
makna umum ayat.
d. Bayan al-Ta’yin
Ta’yin berarti penentu atau pembatasan.[11] Yang dimaksud dengan
bayan ta’yin adalah bahwa Hadits/Sunnah berfungsi menentukan mana
yang dimaksud di antara dua atau tiga perkara yang mungkin dimaksud
oleh al-Quran.[12] Dalam al-Quran ada banyak ayat yang terkadang bisa
memiliki beberapa kemungkinan makna. Sehingga memungkinkan para
penafsir untuk mengartikannya dalam beberapa makna yang berbeda,
contohnya lafadz quru’ dalam ayat yang membahas tentang masa iddah
wanita yang dicerai.
e. ayan al-Tasyri’
Hadits/Sunnah sebagai bayan tasyri’ berarti sunnah dijadikan sebagai
dasar penetapan hukum yang belum ada ketetapannya secara eksplisit di
dalam al-Quran.[13] Hal ini tidak berarti bahwa hukum dalam al-quran
belum lengkap, melainkan al-Quran telah menunjukkan secara garis besar
segala masalah keagamaan.
f. Bayan Nasakh
Nasakh berarti penghapusan atau pembatalan.[15] Maksudnya adalah
mengganti suatu hukum atau menghapuskannya. Hadits/Sunnah juga
berfungsi menjelaskan mana ayat yang menasakh (menghapus) dan mana
ayat yang dimansukh (dihapus).

3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Hukum

yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak ditunjukan oleh Al-

Qur’an. Contohnya seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak

ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan

kain sutra bagi laki-laki.

4. Syarat hadis sahih diantaranya adalah rawinya adil dan dhobit, jelaskan maksud adil dan
dhobit!
5. Jelaskan syarat Tahamul wal Ada' serta sighot-sighot dalam proses Tahamul wal Ada'!

Anda mungkin juga menyukai