Anda di halaman 1dari 5

Puisi Anak Anak

Puisi anak masih juga termasuk didalam rangkaian Sastra anak. Dalam
mempelajari puisi anak kita terlebih dahulu memahami cerita anak karena didalam
terdapat beberapa kesamaan. Sehingga mepermudah kiuta untuk mempelajarinya.
KOPNSEP PUISI ANAK
A.PENGERTIAN PUISI ANAK
Secara garis besar, puisi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu puisi untuk
orang dewasa dan puisi untuk anak anak. Sebelum mempelajari puisi anak mari kit abaca
contoh dari beberapa puisi anak
1. Pembakaran
Oleh: Ramadhan KH, Priangan Si Jelita
Siapa cinta anak,
Jangan jual
Tanah sejengkal.

Siapa cinta tanah air,


Jangan lupakan
Bunda meninggal.

Siapa ingat hari esok,


Mesti sekarang
Mulai menerjang.
2. Doa
Oleh: Zul Irwan, dalam:Sumardi, dkk:90
Tuhan
Berikan aku mimpi malam ini
Tentang matematika
Yang diujikan esok pagi

Setelah kita membaca puisi diatas, beru kita bisa tau seperti apa puisi anak itu.
Dalam puisi anak bahasa yang kita gunakan haruslah yang dapat dimengarti dan
dipahami oloeh anak yang membacanya
Menurut Norton (1983: 321) dan Huck (1989: 394) untuk mendefinisikan sebuah
puisi tidak semudah cara kita mengemukakannya begitu aja . Oleh karena itu sangatlah
sulit mendefinisasikan puisi secara tepat. Kesulitan ini disebabkan bentuknya yang
“unik”. Keunikan ini yang menjadikan puisi mudah dikenali terutama bila disejajarkan
dengan jenis sastra yang lain, seperti prosa dan drama. Menurut Georgia dalam Calmus
(1989: 297), keunikan ini pula yang memudahkan puisi dikenali karakteristiknya melalui
(a) bahasa dalam puisi lebih padat, (b) setiap kata dalam puisi sangat penting, (c)
menggunakan bahasa yang figurative melalui gaya bahasa simile, metafora dan
imajinatif,(d) bersifat ritmik,dan (e) unit imajinasinya berupa bait dan larik.
Bahkan Rumini (1997: 6.19) menyatakan bahwa puisi yang bagus adalah hasil
penyulingan pengalaman yang tertangkap pikiran dan perasaan dari suatu objek dan
intenfikasi surupa itu memerlukan pola struktur kata yang lebih yinggi dari prosa.
Dari sisi puisi anak, Robert Fros (dalam Huch:1989: 393) mengemukakan bahwa
puisi harus menyenangkan anak-anak dan membantu mereka (anak-anak) dalam
mengembangkan pengetahuan baru dan cara baru untuk memahami dunianya. Dunia
yang dimasuki anak melalui membaca puisi anak itu menurut Riris Sarumpaet (1979:
2932) harus memberi tiga kriteria, yaitu (a) memenuhi unsur pandangan, (b) disajikan
dengan gaya secara langsung, (c) fungsi terapan. Artinya bahwa sebuah puisi anak tidak
boleh memuat hal-hal yang dianggap tabu oleh budaya dan sara yang berlaku
dilingkungan sekiter hidup anak.
Lebih terperinci lagi Norton (323-324) mengemukakan kriteria, yaitu:
1. puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan dan rima;
2. mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa;
3. harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kesegaran kata yang
dipergunakan, mengembangkan imajinasi, dan meliat serta mendengar kata-kata
dalam cara baru;
4. menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakn yang dilakukan ;
5. bukan ditulis berdasrkan dugaan yang rendah terhadap anak;
6. berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan
menangkap sesuatu dari puisi itu;
7. tema puisi harus yang menyenagkan anak-anak, menyatakan sesuatu kapeda anak,
menggelitik egonya, mengingatkan kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan
membangkitkan semanagt menggali;
8. harus cukup baik untuk dibaca ulang.
B. BENTUK PUISI ANAK

1. Pantun
Melalui pembelajaran sebelumnya kita telah mengenal berbagai ragam puisi baik
dari sisi zamannya, yaitu lama atau baru (modern). Kita juga dapat meliat dari sisi
bentuknya, yaitu terkait dan bebas, dan dari sisi isinya. Berbeda halnya antara puisi
dewasa dan puisi anak. Pada puisi anak tidak begitu banyak ragamnya. Puisi anak tidak
sepesat perkembangan puisi orang dewsa. Dari semua bentuk atau jenis puisi itu pantun
lebih banyak dikenal karena beberapa alasan diantaranya (a) pantun adalah puisi tertua
yang ada di Indonesia sehingga melalui orang-orang tua di sekitar kehidupan anak masih
dapat diperkenalkan kepada anak; (b) pantun juga masih dikenal dan digunakan di
lingkungan kehidupan anak, seperti di banyak daerah di Indonesia yang masih
mempergunakan pantun sebai bagian dari pelaksanaan upacara adapt; (c) dalam beberapa
permainan anak digunakan pantun yang dijadikan permainan antar teman dalam sanda
gurau, terutama di desa-desa yang bias any dinyanyikan; (d) kerena bentuknya yang
sederhana, pantun sering dijadikan media anak-anak untuk menyapaikan ekspresi persaan
anak kala senang, gembira, sedih dan terharu; (e) hamper semua buku teks bahasa
Indonesia memuat contoh puisi berbentuk pantun, terutama pengenalan puisi dikelas
rendah
2. Syair
Syair adalah bentuk puisi lama yang terikat oleh jumlah bait dan baris. Setiap bait
terdiri atas empat baris. Syair bersajak aaaa, artinya sitiap satu bait yang terdiri atas
empat baris tiap barisnya berbunyi akhir sama. Syair banyak juga terdapat di dalam buku
prlajarn yang bertema puisi anak. Hal ini dapat di lihat pada banyaknya bektuk lagu anak-
anak yang terbuat dari syair
3. Gabungan dari Pantun dan Syair
Puisi anak yang merupakan perpaduan dari pantun dan syair banyak juga dalam
puisi anak terutama didalam lagu-lagu anak. Paduan ini bisa dalam bentuk maupun isi.
4. Puisi Anak Biasa atau Puisi Bebas
Puisi bebas adalah puisi yang tidak mengikuti pola tertentu, seperti jumlah bait,
jumlah baris, ada tidaknya sampiran. Puisi jenis ini bersifat pelukisan terhadap ekspresi
anak tentang apa yang dilihat, dirasakan, didengar, dan yang ingin disampaikan anak
melalui media bahasa yang diketahuinya

Unsur Pembangunan
Struktur Puisi
Seperti yang telah ketahui bahwa puisi itu memiliki unsure-unsur pembangunan
yang satu dengan lainnya saling monompang dan tidak bisa dipisahkan. Contohnya,
seperti sebuah bangunan rumah. Kita tentu ingat bahwa bangunan rumh terdiri atas tiga
komponen utama, yaitu fondasi, dadan rumah atau inti rumah, dan atap rumah. Ketiga
bagian itu tidak dapat dipisah satu sama lain. Tidak akan disebut rumah jika tidak ada
atapnya, demikian pula jika tidak ada badan rumahnya, atau tidak ada bagian dasar
rumahnya yang disebut fondasi. Sebuah puisi dibangun oleh dua unsur pembangunan dari
sisi dalam puisi yang dinamakan intrinsik, dan dari sisi luar puisi yang dinamakan unsur
eksstrinsik. Antara unsure ekstrinsik dan intrisik saling bergayut, tidak dapat dilihat
secara terpisah-pisah. Keduanya ibarat mata uang yang jika hanya bergambar salah satu
bagian saja tidak laku digunakan segai alat bayar. Perlu kita mengerti bahwa jika pad
sajian ini memisahkan puisi berdasarkan unsur-unsurnya, itu hanyalah sebuah cara untuk
kita mengerti

A UNSUR INTRINSIK PUISI


Unsur intrinsik adalah unsure yang secara langsung membangun puisi dari dalam,
atau dari wujud puisi itu sendiri. Diantara unsur pembangun dari dalam itu ialah tema,
amanat, persaan atau nada dan suasana puisi, tipografi, enjabemen, akulirik, rima,
citraan atau pengimajian, gaya bahasa.
1. Tema
Seperti prosa dan drama, puisi pun memiliki tema yang berisi persoalan yang
mendasari suatu karya sastra. Tema munculnya pada awal, sebelum penyair menulis
puisinya.tema merupakan dorongan yang kuat yang menyebabkan penyair
mengungkapkan apa yang dirasakannya melalui puisi. Tema bersifat khusus pada stiap
penyair. Artinya antar pnyair satu dengan penyair lain tidak akan sama
2. Amanat
Pada beberapa karya sastra, unsur amanat dan unsur tema sering disatukan.
Penyatuan ini disebabkan tipisnya perbedaan keduanya sehingga keduanya sulit
dipisahkan ataupun dipertetangkan. Namun, untuk keperluan penyaji menganggap kita
memerlukan penjelasan tentena unsur amanat tersebut
Amanat dalam [uisi juga sering disatukan dengan sikap karena amanat diperoleh
pembaca setelah pembaca atu penikmat menyelesaikan bacaan puisinya. Oleh karena
dilihat dari sisi pembaca maka manat akan mempengaruhi sikap, cara pandang, dan
wawasan pembacanya. Meskipun demikian amanat harus tetap sesuai dangan tema puisi
yang diciptakan penyair. Jadi amanat puisi adalah pesan atau nasihat yang ada dalam
puisi yang didapat oleh pembaca melalui puisi yang dibacanya. Oleh karena itu, amanat
hanya dapat dirumuskan oleh penbaca atau penikmat sehingga bisa terjadi beda pendapat
antar penikmat sutu dengan lainnya.
3. Sikap, Suasana atau Nada, dan Persaan dalam Puisi
Sebuah puisi tidak dapat dinikmati jika tidak membaca keseluruhan. Pembacaan
puisi dapat dilakukan tanpa suara, hanya sekedar dinikmati pembacanya saja atau dibaca
dengan suara keras, bisa juga dideklamasikan. Dengan mendeklamasikan atau membaca
dengan keras, kita akan mersakan persaan yang diungkapkan oleh penyairnya. Suasana
kejiwaan akan terungkap melalui ungkapan nada pada puisi yang diciptakan. Nada
perasan dalam puisi merupakan ekspresi penyair dalam menyampaikan apa yang
dirasakan dalam hati. Jadi, unsur sikap dan suasana, atau nada, atau persaan dalam puisi
adalah ekspresi perasan yang disampaikan dalam bentuk nada-nada yang menimbulkan
keindahan. Seperti apa nada yang menimbulkan keindahan ini mungkin terlalau singkat
jika dijelaskan secara rinci di sini karena terbatasny kesempatan.
4. Tipografi
Tipogarfi adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris ke
bawah. Ada juga penulis yang menyebut istilah tipografi dengan sebutan tata wajah puisi.
Baik tipografi maupun tata wajah memiliki pengertian yang sama, yaitu salah satu unsur
puisi yang menjadikan ouisi lebih indah karena tata wajahnya dibuat seperti lukisan
tertentu. Tipografi ini bnyak terdapat pada puisi mdern yang sering disebut dengan istilah
puisi mbling,puisi kontemporer atau ada juga yang menyebutnya dengan puisi konkret.
5. Enjabemen
Enjabemen adalah pemindahan bagian kalimat pad larik berikutnya sihingga
menimbulkan nuansa makna. Funsi enjabemen mempererat hubungan antarlarik sehingga
makna antar larik itu menjadi utuh. Perhatikan hubungan antarlarik yang menjadikan
keutuhan makna antar larik pada puisi
6. Akulirik
Akulirik adalah tokoh yang berbicara dalam puisi. Tokoh ini bisa pengarangnya,
bisa pula bukan, dalam arti pengarang mewakilkan tokoh puisi yang dikarangnya kepada
tokoh tertentu,atau tokoh lain. Cirri akulirik terdapat pada kata ganti: aku, kamu, dan
kita.
7. Rima atau Persaman Bunyi
Rima adalah persamaan bunyi yang terulang secara teratur pad kat yang letaknya
berdekatan didalam satularik atau antarlarik. Pengulangan bunyi akan menciptakan
konsentrasi kekuatan bahasa atau menciptakan daya gaib pada kata yang diulang. Pada
puisi-puisi lama penglangan kata ini sangat penting dan dominant. Seperti pada pantun,
syair, dan bentuk puisi lainnya yang berumus persajakan tertentu.
Untuk puisi modern pengulangan tidak lagi dianggap sepenting pada puisi lama.
Meskipun ada yang mencoba memunculkan cara kekuatan magis melalui perulangan
puisi sekarang. Meskipun bukan keharusan yang baku, tetapi unsur rima salah satu unsur
yang turut membangun puisi
8. Citraan atau Pengimajian
Citraan atau pengimajian adalah susun kata yang dapat memperjelas atau
memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Mengingat puisi bukanlah hanya
untuk sekedar dibaca maka penyair menggunakan citraan ini sebagai cara untuk
memperjelas agar penikmat memahami puisi ciptaanny melalui citraan yang disajikan
dalam beberapa bentuk citraan:
a. penglihatan (visual imagery)
b. pendengaran (auditory imagery)
c. penciuman (smell imagery)
d. perasaan (tactile imagery)
9. Gaya Bahasa, Irama, Ritme
Gaya bahasa atau irama atau ritme adalah cara khas yang dipakai penyair untuk
menimbulkan efek estetis pada karya puisi yang dihasilkan. Cara ini dilakukan dengan
memanfatkan kekayaan bahasa yang dimiliki oleh bahasa yang digunakan penyair
melalui pengulangan bunyi, pengulangan kata, dan kalimt. Pengulangan bunyi contohnya
seperti pada penjelasan tentang poin (g) rima. Pengulangan kata meliputi repetisi dan
diksi, serta dalam bentuk pengulangan kalimat meliputi gaya implisit dan retorika. Ada
juga yamg membagi gaya bahasa yang khas ini menjadi makna kias, lambing, dan
persamaan bunyi atau rima.

Anda mungkin juga menyukai