Anda di halaman 1dari 2

Nama : Michael Jonatan

NIM : 011623143040 / 011311133002


DM Pediatri Stase Respiro-Alergi
27 – 31 Desember 2017

Pembimbing : dr. Azwin Mengindra Putera, Sp. A

Pertanyaan

Apa diagnosis banding dari batuk kronik?

Jawaban

Berdasar Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit (2009), disebutkan
beberapa diagnosis banding dari batuk kronik berulang (hh. 109-110).

DIAGNOSIS GEJALA
Tuberkulosis  Riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasa
 Uji tuberculin positif (≥10 mm, pada keadaan imunosupresi ≥5 mm)
 Berat badan menurun atau gagal tumbuh
 Demam (≥2 minggu) tanpa sebab yang jelas
 Pembengkakan kelenjar limfe leher, aksila, inguinal yang spesifik
 Pembengkakan tulang/sendi punggung, panggul, lutut, falang
 Tidak ada nafsu makan, berkeringat malam
Asma  Riwayat wheezing berulang, kadang tidak berhubungan dengan batuk dan pilek
 Hiperinflasi dinding dada
 Ekspirasi memanjang
 Respons baik terhadap bronkodilator
Benda Asing  Riwayat tiba-tiba tersedak
 Stridor atau distress pernapasan tiba-tiba
 Wheeze atau suara pernapasan menurun yang bersifat local
Pertusis  Batuk paroksismal yang diikuti dengan whoop, muntah, sianosis atau apnu
 Bisa tanpa demam
 Belum imunisasi DPT atau imunisasi DPT tidak lengap
 Klinis baik di antara episode batuk
 Perdarahan subkonjungtiva
HIV  Diketahui atau diduga infeksi HIV pada ibu
 Riwayat transfuse darah
 Gagal tumbuh
 Oral thrush
 Parotitis kronis
 Infeksi kulit akibat herpes zoster (riwayat atau sedang menderita)
 Limfadenopati generalisata
 Demam lama
 Diare persisten
Bronkiektasis  Riwayat tuberculosis atau aspirasi benda asing
 Tidak ada kenaikan berat badan
 Sputum purulent, napas bau
 Jari tabuh
Abses paru  Suara pernapasan menurun di daerah abses
 Tidak ada kenaikan berat badan/anak tampak sakit kronis
 Pada foto dada tampak kista/lesi berongga.
Menurut Benich dan Carek (2011), batuk kronis adalah batuk yang terjadi lebih dari 4
minggu. Diagnosis banding batuk kronis pada anak dapat dibagi menurut epidemiologinya.
Benich dan Carek membagi batuk kronis menjadi 3 kelompok diagnosis banding, yaitu paling
sering, sering, dan jarang.

PALING SERING SERING JARANG


Asma Benda asing Aspirasi
Refluks gastroesofageal Pertussis Kelainan Kongenital
Infeski saluran pernafasan Batuk pasca infeksi Cystic fibrosis
Paparan lingkungan
Imunodefisiensi
Batuk psikogenik
Tuberkulosis (Jika di negara tropik,
termasuk penyebab paling sering
juga.)

Untuk menginvestigasi penyebab batuk kronis pada anak, diperlukan anamnesis yang
baik (80%), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang lain seperti foto thorax, darah lengkap,
serta pemeriksaan mikrobiologik, dan faal paru pada anak. Pada kasus kecurigaan TB, dapat
dilakukan uji tuberkulin. Pada kasus kecurigaan alergi dan atau asma, dapat dilakukan
pemeriksaan IgE serum, pemeriksaan uji kulit, dan uji faal paru pre dan post bronkodilator.
Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan urin dan tinja, serta pemeriksaan imunologik jika
dirasa memerlukan dan ada indikasi.

Referensi

WHO, 2008. Pedoman pelayanan kesehatan anak di rumah sakit rujukan tingkat pertama di
kabupaten/ WHO ; alihbahasa, Tim Adaptasi Indonesia. – Jakarta : WHO Indonesia.
Benich, JJ. dan Carek, P.J., 2011. Evaluation of the Patient with Chronic Cough. Am Fam
Physician, 84(8), hh.887-892.
Lubis, H.M., 2005. Batuk Kronik dan Berulang pada Anak. Repository USU.

Anda mungkin juga menyukai