Mikroorganisme Uji
• Mikroorganisme uji untuk setiap antibiotika
tertera pada Tabel 2.2 beserta nomor identifikasi
American Type Culture Collection (ATCC) yang
bersangkutan. Metode penetapan dengan
mikroorganisme uji tersebut tertera pada Tabel
2.1. pelihara biakan pada media agar miring
dengan kondisi inkubasi seperti tertera pada
Tabel 2.3 dan pindahkan setiap minggu pada
agar miring yang baru. Untuk Klebsiella
pneumoniae gunakan biakan tidak berkapsul.
Penyiapan Inokula
• Untuk persiapan penetapan, inokulasikan biakan segar
mikroorganisme dari agar miring atau biakan lain ke
permukaan 250 ml media agar dalam sebuah botol
Roux, kecuali untuk Streptococcus faccium dibiakkan
dalam media cair. Sebarkan suspensi secara merata ke
atas permukaan agar suspensi dengan bantuan butiran
kaca steril dan inkubasikan pada suhu yang ditetapkan
selama waktu tertentu. Pada akhir periode inkubasi,
buat suspensi persediaan dengan mengumpulkan biakan
permukaan ke dalam 50 ml larutan natrium klorida 0,9
% steril kecuali untuk Bleomisin (gunakan 50 ml Media
34)
Cara Pengujian.
• Rancangan Penetapan.
Penetapan secara mikrobiologi memperoleh presisi yang
meyakinkan melalui pemisahan sumber-sumber penyebab
kesalahan potensial serta bias yang relatif besar dengan
menggunakan rancangan penetapan yang sesuai. Pada penetapan
dengan metode lempeng-silinder, perbandingan pokok dibatasi
hubungan pengukuran diameter hambatan antar lempeng, tidak
termasuk variasi di antara lempeng pada penyiapannya dan
penanganan berikutnya. Untuk melaksanakan penetapan
turbidimetri sehingga perbedaan kekeruhan yang diamati akan
menggambarkan perbedaan kadar antibiotika, diperlukan
keseragaman suhu tabung melalui pengendali termostatik dalam
inkubator dan penghindaran bias sistematik dengan penempatan
tabung secara acak dalam rak terpisah, setiap rak terdiri dari satu
set perlakuan yang lengkap. Perbandingan pokok kemudian
dibatasi pada hubungan antara kekeruhan yang diamati pada
setiap rak.
Metode Lempeng Silinder
• Pada penyiapan lempeng penetapan
menggunakan cawan petri, tuang 21 ml
Media 2 dalam masing-masing dari
sejumlah cawan yang diperlukan dan
biarkan memadat sebagai lapisan dasar
yang licin dengan ketebalan seragam,
kecuali untuk Amfoterisin B, dan Nistatin,
tidak digunakan lapisan dasar yang
terpisah
Metode Turbidimetri
• Pada hari penetapan, dipakai dosis yang diperlukan dengan
mengencerkan larutan persediaan baku dan setiap larutan uji.
Tambahkan 1 ml setiap dosis pada masing-masing 3 tabung reaksi
yang telah disiapkan dan tempatkan 3 replikat tabung dengan posisi
secara acak pada rak tabung. Secara bersamaan letakkan pada
setiap rak 1 tabung atau 2 tabung kontrol yang berisi 1 ml
pengencer tetapi tanpa antibiotika. Setelah selesai semua pengisian
larutan (untuk Kandisidin dalam waktu 30 menit ketika air
ditambahkan pada larutan persediaan metil sulfoksida), tambahkan
9,0 ml inokula ke dalam setiap tabung pada rak dan setelah lengkap
pengisian rak segera ditempatkan dalam inkubator atau tangas air
dengan suhu yang dipertahankan pada 36°C sampai 37,5°C selama
2 jam sampai 4 jam, kecuali untuk Kandisidin (inkubasi pada suhu
27°C sampai 29°C selama 16 jam sampai 18 jam). Setelah inkubasi,
tambahkan 0,5 ml larutan formaldehida encer ke dalam setiap
tabung pada satu rak dalam waktu yang bersamaan, dan ukur
transmitans atau serapan pada 530 nm.
Cara Menghitung Potensi.
• Untuk menghitung potensi dari data yang diperoleh
dengan metode lempeng silinder atau turbidimetri
dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus
transformasi log dengan prosedur penyesuaian kuadrat
terkecil dan uji linieritas. Bila sejumlah penetapan dari
bahan uji yang sama dilakukan menggunakan kurva
baku yang sama, hitung koefisien variasi dari hasil
semua penetapan bahan uji. Bila lebih dari satu
penetapan dilakukan untuk bahan uji yang sama dengan
kurva baku yang berbeda, buat rata-rata dari dua atau
lebih nilai potensi
Pemasangan silinder / cakram filter pada
lapisan agar dalam cawan petri
LS + LU U
b= YU =
(d − 1) Inh nd
S YU − YS
YS = MU =
nd b
• Rasio Potensi RU = antilog MU
• Potensi = RU x 100%
Keterangan :
b = slope regresi zona log kons. semua sediaan
d = banyaknya ragam konsentrasi setiap sediaan = 3
h = banyaknya sediaan termasuk standar = 2
n = banyaknya penggandaan setiap perlakuan = 6
I = interval log konsentrasi berdampingan
(log S1-log S2 = log S2- log S3)
• Cara 2 :
Untuk 2 dosis setiap sediaan
U1 & S1 = diameter hambatan
dosis tinggi
U2 & S2 = diameter hambatan U1 & S1 = diameter hambatan
dosis rendah dosis tinggi
U (U + U ) − (S1 + S2 ) U2 & S2 = diameter hambatan
log = 1 2 × log 4
S (U1 + S1 ) − (U 2 + S2 ) dosis rendah
↓↓
log P
S1 = 1 μg 4x ==>log 4
S2 = 4 μg
S1 = 1 μg 2x ==>log 2
S2 = 2 μg
Cara 4
Dengan 3 dosis atau 4 dosis setiap sediaan
Larutan uji
Dibuat larutan uji menggunakan pelarut yang sesuai untuk uji potensial sehingga
diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 100 μg/ml (100 ppm)
Encerkan larutan stok ini hingga diperoleh larutan dengan kadar seperti di bawah ini:
U8 0,2 ppm
U4 0,1 ppm
U2 0,05 ppm
U1 0,025 ppm
Larutan sampel
Siapkan larutan sampel yang konsentrasinya berada di antara konsentrasi larutan uji
S8 ± 0,2 ppm
S4 ± 0,1 ppm
S2 ± 0,05 ppm
S1 ± 0,025 ppm
• Cara 3 :
Untuk 2 dosis setiap sediaan
Potensi = antilog (F/E x log KT/KR) x potensi standar (dalam μg/g atau %)
E = 1/2 (ST – SR + BT – BR)
F = 1/2 (ST + SR – BT – BR)
(U 1 + U 2 + U 4 ) − (S1 + S 2 + S 4 )
log P = × log 3
(U 4 + S 4 ) − (U 1 + S1 )
(U 2 + U 4 + U 8 ) − (S 2 + S 4 + S 8 )
atau = × log 3
(U 8 + S8 ) − (U 2 + S 2 )
(U1 + U 2 + U 4 + U 8 ) − (S1 + S2 + S4 + S8 )
log P = x log 4
(U 4 + U 8 + S4 + S8 ) − (U1 + U 2 + S1 + S2 )
Con’d