Laporan Praktikum Fisika Dasar-Pesawat A
Laporan Praktikum Fisika Dasar-Pesawat A
(Gravitasi)
Dosen :
Oleh :
NPM : 1415021065
Kelompok : I (Satu)
LABORATORIUM MEKATRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerak itu sendiri dapat terjadi karena adanya tarikan atau dorongan, yang
disebut gaya, adalah yang menyebabkan sebuah benda bergerak dan tanpa
adanya gaya, sebuah benda yang sedang bergerak akan segera berhenti.
Sebuah benda yang sedang diam, yang berarti bahwa bila tidak ada gaya yang
bekerja, sebuah benda akan terus diam. Sebuah benda yang mula-mula diam,
akan dapat bergerak jika mendapat pengaruh atau penyebab yang bekerja
pada benda tersebut. Penyebabnya dapat berupa pukulan, tendangan,
sundulan, atau lemparan. Dalam Fisika, penyebab gerak tersebut dinamakan
gaya. Ilmu yang mempelajari tentang gerak dengan memperhitungkan gaya
penyebab dari gerak tersebut dinamakan dinamika gerak. Mempelajari gerak
merupakan suatu dasar yang penting dalam ilmu fisika. Setelah mempelajari
gerak dalam mata kuliah fisika dasar, praktikum mengenai gerak ini sangat
diperlukan agar mahasiswa lebih mengerti mengenai konsep gerak ini.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari melakukan praktikum fisika dasar mengenai gerak ini
antara lain
1. Memahami makna gerak translasi secara teori dan praktek.
2. Mampu menyelesaikan soal-soal gerak lurus menggunakan hukum
Newton.
3. Menguji model grafik yang paling tepat dengan metoda statistik.
4
A. Pengertian Gerak
disebutkan tadi bahwa orang yang sangat berjasa dalam kajian Fisika tentang
dinamika adalah Sir Isaac Newton.
B. Hukum Newton
Dalam mempelajari konsep dinamika gerak, teori yang paling penting dan
yang banyak dipakai adalah Hukum Newton. Hukum Newton dibagi atas
Hukum Newton 1, Hukum Newton 2 dan Hukum Newton 3. Ketiga Hukum
Newton diatas dijelaskan dibawah ini.
1. Hukum Newton 1
Menyatakan bahwa, “Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem
sama dengan dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang”
∑F = 0...................................................................(1)
Keterangan:
∑F = jumlah gaya yang bekerja
2. Hukum Newton 2
Menyatakan bahwa, “Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda
dengan massa ‘m’ tidak sama dengan nol, maka benda tersebut
mengalami percepatan kearah yang sama dengan gaya”. Percepatan a
berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa
benda.
F = m.a...................................................................(2)
Keterangan:
F = Gaya
a = Percepatan
m = massa benda
3. Hukum Newton 3
Setiap Gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain
yang sama besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arahnya. Gaya
reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya.
Hukum ini dikenal dengan Hukum Aksi Reaksi. Hukum ini dirumuskan
sebagai berikut.
Faksi = - Freaksi...................................................................................(3)
Keterangan:
Faksi = gaya yang diberikan pada suatu benda
-Freaksi = gaya yang diberikan benda
C. Gerak Lurus
S = v.t....................................................................(4)
Keterangan:
S = jarak tempuh (m)
7
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
Vt = Vo + at........................................................(5)
Vt2 = Vo2 + 2 as..................................................(6)
S = Vot + ½ t2......................................................(7)
Keterangan :
Vo = kecepatan awal (m/s)
Vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (t)
s = jarak yang ditempuh (m)
D. Momen Inersia
Bila sebuah benda berputar melalui porosnya, maka gerak melingkar ini
berlaku persamaan- persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan-
persamaan gerak linier. Dalam hal ini besaran fisis momen momen inersia (I)
yang ekivalen dengan besaran fisi massa (m) pada gerak linier. Momen
inersia suatu benda terhadap poros tertentu nilainya sebanding dengan massa
benda tersebut dan sebanding dengan massa mbenda tersebut dan sebanding
dengan kuadrat dari ukuran atau jarak benda pangkat dua terhadap poros
(Brainly, 2009).
8
Untuk katrol dengan beban maka persamaan yang berlaku adalah sebagai
berikut:
(m+m1) ±m2
a= g.......................................................(8)
m + m1 +m2 +I/r2
Keterangan :
a = percepatan gerak
m = massa beban
I = momen inersia katrol
r = jari-jari katrol
g = percepatan gravitasi
E. Pesawat Atwood
3. Stopwatch
B. Prosedur Praktikum
B. Pembahasan
Setelah memahami apa itu pesawat atwood maka dilakukan beberapa kali
percobaan, dimana setiap percobaan dilakukan dengan mengubah jarak dari
sebuah beban pada tali. Hal yang pertama kali dilakukan dalam praktikum ini
sebelum pengambilan data, harus mengikuti prosedur yang tertulus dalam bab
3. Sesuai prosedur terlebih dahulu harus menimbang massa beban tambahan
m, M1, dan M2 pada neraca terlebih dahulu, maka didapat m = 200 gram, M1
= 500 gram, M2 = 500 gram. Kemudian mengunci beban M1 pada pengunci
G, memasang beban tambahan m pada M2, besarnya m seberat 200 gram lalu
mengatur posisi C,A dan B sedemikian mungkin sehingga gerak sistem tidak
terlalu cepat dan cukup memungkinkan untuk di ukur waktu tempuhnya
dengan menggunakan stopwatch. Melepaskan pengunci G sehingga sistem
bergerak dan mencatat waktu tempuhnya dari C ke A dan melakukan
percobaan sebanyak 6 kali dengan jarak yang berbeda.
Maka sesuai dengan tabel 4.1, diperoleh data sebagai berikut. Percobaan
dilakukan sebanyak 6 kali dengan jarak ‘x’ yang diubah ubah. Setiap
percobaan mengikuti prosedur yang tertulis pada bab 3 atau sesuai dengan
yang disusun oleh tim fisika teknik.
Pada percobaan pertama dengan jarak ‘x’ sejauh 0,1 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,26 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,0676 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,01 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,00676.
14
Pada percobaan kedua dengan jarak ‘x’ sejauh 0,2 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,44 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,1936 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,04 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,03872.
Pada percobaan ketiga dengan jarak ‘x’ sejauh 0,3 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,52 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,2704 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,09 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,08112.
Pada percobaan keempat dengan jarak ‘x’ sejauh 0,4 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,62 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,3844 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,16 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,1537.
Pada percobaan kelima dengan jarak ‘x’ sejauh 0,5 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,78 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,6084 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,25 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,3042.
Pada percobaan keenam dengan jarak ‘x’ sejauh 0,6 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,85 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,7225 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,36 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,4335.
15
Pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat kita perhatikan perbedaan waktu ‘t’ dari
hasil percobaan dengan hasil perhitungan. Pada percobaan pertama dengan
jarak 0,1 m waktu yang dibutuhkan dalam percobaan adalah 0,26 detik,
sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu yang dibutuhkan adalah -,1566
detik. Nilai minus (-) pada percobaan pertama menunjukkan pada saat benda
dijatuhkan benda tidak berada pada titik nol (0).
Pada percobaan kedua dengan jarak 0,2 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,44 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,0118 detik. Percobaan kedua ini perbedaan waktu
tempuh antara percobaan dengan perhitungan terlihat jauh berbeda.
Pada percobaan ketiga dengan jarak 0,3 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,52 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,1142 detik. Percobaan ketiga ini perbedaan waktu
tempuh antara percobaan dengan perhitungan masih terlihat jauh berbeda
tetapi selisihnya sudah mulai menipis.
Pada percobaan keempat dengan jarak 0,4 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,62 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,2669 detik. Percobaan keempat ini perbedaan
waktu tempuh antara percobaan dengan perhitungan terlihat jauh berbeda
tetapi pada percobaan ini selisihnya sudah semakin menipis.
Pada percobaan kelima dengan jarak 0,5 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,78 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,5664 detik. Percobaan kelima ini perbedaan waktu
tempuh antara percobaan dengan perhitungan tidak jauh berbeda, pada
percobaan kelima ini selisihnya sudah semakit dekat.
Pada percobaan keenam dengan jarak 0,6 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,85 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,7189 detik. Percobaan keenam ini perbedaan waktu
tempuh antara percobaan dengan perhitungan terlihat tidak jauh berbeda.
16
Pada pembahasan diatas dapat kita amati data hasil percobaan pertama
sampai percobaan keenam. Dapat kita amati perbedaan jarak dan waktu dari
percobaan pertama sampai percobaan keenam menunjukkan perbedaan atau
selisih yang sama. Jadi dapat disimpulkan kecepatan yang dialami beban
jatuh adalah sama. Sedangkan untuk percobaan kelima dan keenam
perbandingan jarak dan waktu terlihat menipis diperkirakan karena
percepatan yang dialami beban. Dengan jarak yang semakin jauh atau tinggi
menyebabkan percepatan yang disebabkan gaya gravitasi memberi tambahan
kecepatan sehingga waktu tempuh menjadi singkat. Jadi dapat disimpulkan
dari keenam percobaan yang dilakukan percobaan kelima dan keenam
merupakan yang paling valid karena besar waktu yang dibutuhkan benda
jatuh pada percobaan dan pada perhitungan cukup mendekati. Waktu yang
diperoleh melalui percobaan dengan waktu yang diperoleh dengan
perhitungan terdapat perbedaan. Pada percobaan pertama, dengan perbedaan
waktu tersebut terlihat cukup besar, tetapi semakin jauh jarak tempuhnya
perbedaan waktu semakin kecil. Hal ini mungkit dapat terjadi karena
kesalahan pencatatan waktu. Karena jarak terlalu dekat dan waktu tempuh
terlalu cepat menyebabkan pencatatan waktu tempuh tidak tepat, sehingga
dihasilkan perbedaan data seperti pada tabel 4.1.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data dan hasil analisa yang telah diperoleh dari proses percobaan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pesawat Atwood sangat membantu dalam percobaan tentang gerak,
Hukum Newton dan gajala-gejala lain.
2. Adanya hasil nilai perhitungan dalam bentuk negatif menginformasikan
bahwa terjadi kesalahan saat mengukur jarak benda yang dapat di
sebabkan beberapa hal, misal kesalahan sumber daya manusia atau kurang
presisinya alat dan adanya pengaruh gaya lain.
3. Pada praktikum pesawat atwood, katrol sangat membantu dalam
melakukan praktikum.
4. Pada pengukuran pesawat atwood, semakin jauh jarak awal dengan
permukaan maka waktu yang dibutuhkan akan semakin lama.
5. Pada percobaan pertama sampai tiga perbedaan waktu percobaan dengan
hasil penghitungan cukup besar. Sedangkan pada percobaan keempat
sampai enam perbedaan waktu tersebut semakin menipis.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang akan di kemukakan dalam praktikum ini yaitu
sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan praktikum, praktikan sebaiknya mempelajari konsep
pesawat atwood agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan efektif
2. Kesediaan bahan praktikum lebih di siapkan sebelum praktikum
19
DAFTAR PUSTAKA