Anda di halaman 1dari 20

1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Gravitasi)

Dosen :

Martinus, S.T., M.Sc.

Oleh :

Nama : Okta Syahputra


Sembiring

NPM : 1415021065

Kelompok : I (Satu)

Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 20 April 2015

Asisten : Wafda Nadhira

LABORATORIUM MEKATRONIKA

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2015
2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan dan mengalami pergerakan.


Kendaraan, hewan, manusia dan benda-benda di sekitar kita selalu bergerak.
Pengamatan terhadap benda bergerak akan mudah dilakukan bila benda
tersebut bergerak lambat, sedangkan jika benda bergerak cepat maka
pengamatan akan sulit dilakukan. Secara alamiah, pengukuran statis memang
lebih mudah dari pada pengukuran dinamis.

Gerak itu sendiri dapat terjadi karena adanya tarikan atau dorongan, yang
disebut gaya, adalah yang menyebabkan sebuah benda bergerak dan tanpa
adanya gaya, sebuah benda yang sedang bergerak akan segera berhenti.
Sebuah benda yang sedang diam, yang berarti bahwa bila tidak ada gaya yang
bekerja, sebuah benda akan terus diam. Sebuah benda yang mula-mula diam,
akan dapat bergerak jika mendapat pengaruh atau penyebab yang bekerja
pada benda tersebut. Penyebabnya dapat berupa pukulan, tendangan,
sundulan, atau lemparan. Dalam Fisika, penyebab gerak tersebut dinamakan
gaya. Ilmu yang mempelajari tentang gerak dengan memperhitungkan gaya
penyebab dari gerak tersebut dinamakan dinamika gerak. Mempelajari gerak
merupakan suatu dasar yang penting dalam ilmu fisika. Setelah mempelajari
gerak dalam mata kuliah fisika dasar, praktikum mengenai gerak ini sangat
diperlukan agar mahasiswa lebih mengerti mengenai konsep gerak ini.

Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk


mengamati hukum mekanika pada suatu gerak yang dipercepat secara
beraturan, pesawat atwood tersusun atas 2 benda yang terhubung dengan
3

seutas kawat/tali.Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam.


Tapi bila salah satu lebih besar (misal m1>m2). Maka kedua benda akan
bergerak ke arah m1 dengan lebih dipercepat. Pesawat Atwood biasanya
digunakan sebagai percobaan laboratorium untuk mempertegas hukum
mekanika gerak dengan pecepatan atau akselerasi tetap (konstan). Pesawat
Atwood biasanya digunakan untuk mendemonstrasikan atau mengilustrasikan
prinsip-prinsip fisika, khususnya dalam bidang mekanika.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari melakukan praktikum fisika dasar mengenai gerak ini
antara lain
1. Memahami makna gerak translasi secara teori dan praktek.
2. Mampu menyelesaikan soal-soal gerak lurus menggunakan hukum
Newton.
3. Menguji model grafik yang paling tepat dengan metoda statistik.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gerak

Apa yang menyebabkan sebuah dapat bergerak. Benda dikatakan bergerak


ketika ada gaya yang di berikan sehingga gaya dapat dikatakan sesuatu yang
menyebabkan sebuah benda bergerak lebih cepat. Gerak dibagi atas 2 yaitu
gerak linaer dan gerak rotasi, gerak adalah gerak yang dilakukan secara lurus
atau perpindahan lurus, sedangkan gerak rotasi adalah gerak yang bergerak
secara mengelending.

Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia


menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda-
benda berat jatuh dengan cara yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga
puluh tahun kemudian,Robert Boyle, dalam sederetan eksperimen yang
dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan
ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan
udara. Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak
jatuh. Tetapi pernyataannya walaupun mengabaikan hambatan udara, masih
cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan pengamatannya dibandingkan
dengan yang dipercayai orang pada saat itu (tetapi tidak diuji dengan
eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa,” Benda
yang beratnya sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh
waktu dari waktu benda yang lebih ringan” (Karami, 2008).

Ilmu yang mempelajari tentang gerak dengan memperhitungkan gaya


penyebab dari gerak tersebut dinamakan dinamika gerak. Seperti yang telah
5

disebutkan tadi bahwa orang yang sangat berjasa dalam kajian Fisika tentang
dinamika adalah Sir Isaac Newton.

B. Hukum Newton

Dalam mempelajari konsep dinamika gerak, teori yang paling penting dan
yang banyak dipakai adalah Hukum Newton. Hukum Newton dibagi atas
Hukum Newton 1, Hukum Newton 2 dan Hukum Newton 3. Ketiga Hukum
Newton diatas dijelaskan dibawah ini.
1. Hukum Newton 1
Menyatakan bahwa, “Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem
sama dengan dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang”

∑F = 0...................................................................(1)

Keterangan:
∑F = jumlah gaya yang bekerja

2. Hukum Newton 2
Menyatakan bahwa, “Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda
dengan massa ‘m’ tidak sama dengan nol, maka benda tersebut
mengalami percepatan kearah yang sama dengan gaya”. Percepatan a
berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa
benda.

F = m.a...................................................................(2)

Keterangan:
F = Gaya
a = Percepatan
m = massa benda

Hukum Newton 2 memberikan pengertian bahwa:


a. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada
benda.
6

b. Besarnya percepatan berbanding lurus dengan gayanya.


c. Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan
sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya
penyebabnya.

3. Hukum Newton 3
Setiap Gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain
yang sama besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arahnya. Gaya
reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya.
Hukum ini dikenal dengan Hukum Aksi Reaksi. Hukum ini dirumuskan
sebagai berikut.

Faksi = - Freaksi...................................................................................(3)

Keterangan:
Faksi = gaya yang diberikan pada suatu benda
-Freaksi = gaya yang diberikan benda

C. Gerak Lurus

Dinamika Gerak mempelajari tentang berbagai jenis gerak. Konsep yang


harus dipelajari adalah konsep Gerak Lurus. Gerak lurus adalah gerak suatu
objek yang lintasannya berupa garis lurus. Dapat pula jenis geak ini disebut
sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi
perpindahan yang besarnya sama (Andriasani, 2013).
a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus suatu objek dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau
konstan sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah
kelajuan kali waktu.

S = v.t....................................................................(4)

Keterangan:
S = jarak tempuh (m)
7

v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)

b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Gerak lurus suatu objek diman kecepatanna berubah terhadap waktu akibat
adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan jumlah jarak
yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik. Pada umumnya
GLBB didasari oleh Hukum Newton 2 (∑F = 0 ) (Tunisssa, 2014).

Vt = Vo + at........................................................(5)
Vt2 = Vo2 + 2 as..................................................(6)
S = Vot + ½ t2......................................................(7)

Keterangan :
Vo = kecepatan awal (m/s)
Vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (t)
s = jarak yang ditempuh (m)

D. Momen Inersia

Bila sebuah benda berputar melalui porosnya, maka gerak melingkar ini
berlaku persamaan- persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan-
persamaan gerak linier. Dalam hal ini besaran fisis momen momen inersia (I)
yang ekivalen dengan besaran fisi massa (m) pada gerak linier. Momen
inersia suatu benda terhadap poros tertentu nilainya sebanding dengan massa
benda tersebut dan sebanding dengan massa mbenda tersebut dan sebanding
dengan kuadrat dari ukuran atau jarak benda pangkat dua terhadap poros
(Brainly, 2009).
8

Untuk katrol dengan beban maka persamaan yang berlaku adalah sebagai
berikut:

(m+m1) ±m2
a= g.......................................................(8)
m + m1 +m2 +I/r2

Keterangan :
a = percepatan gerak
m = massa beban
I = momen inersia katrol
r = jari-jari katrol
g = percepatan gravitasi

E. Pesawat Atwood

Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan


antara tegangan, energi potensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2
pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol.
Benda yang lebih berat diletakkan lebih tinggi posisinya dibanding yang lebih
ringan. Jadi benda yang berat akan turun karena gravitasi dan menarik benda
yang lebih ringan karena adanya tali dan katrol. Dengan menggunakan
pesawat atwood memungkinkan kita untuk mengamati bagaimana sebuah
benda bergerak lurus beraturan ( GLB) dan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) (Anonym, 2011).
9

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Dalam melaksanakan praktikum ini diperlukan beberapa alat dan bahan


seperti berikut ini
1. Pesawat Atwood

Gambar 3.1 Pesawat atwood


2. Neraca

Gambar 3.2 Neraca


10

3. Stopwatch

Gambar 3.3 Stopwatch


4. Penggaris

Gambar 3.4 Penggaris


5. Anak Timbangan

Gambar 3.5 Anak timbangan


11

B. Prosedur Praktikum

Beberapa prosedur dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam praktikum


atwood ini disesuaikan dengan yang tertera pada modul praktikum yang
disusun oleh Tim Fisika Teknik

1. Menimbang massa beban tambahan m, M1, dan M2 pada neraca teknis


terlebih dahulu.
2. Mengunci M1 pada pengunci G, kemudian memasang beban tambahan m
pada M2, untuk besarnya m sesuai petunjuk dosen atau asisten dosen.
3. Mengatur jarak C ke A dan mencatat waktu dengan stopwatch.
4. Mengatur jarak C ke A sejauh 10 cm (0,1 m).
5. Melepaskan pengunci G sehingga sistem bergerak dan mencatat waktu
tempuhnya dari C ke A.
6. Mengubah jarak C ke A sejauh 20 cm (0.2 m).
7. Melepaskan pengunci G sehingga sistem bergerak dan mencatat waktu
tempuhnya dari C ke A.
8. Mengubah jarak C ke A sejauh 30 cm (0,3 m).
9. Melepas pengunci G, sehingga sistem bergerak dan mencatat waktu
tempuhnya dari C ke A.
10. Mengubah jarak C ke A sejauh 40 cm (0,4 m).
11. Melepas pengunci G, sehingga sistem bergerak dan mencatat waktu
tempuhnya dari C ke A.
12. Mengubah jarak C ke A sejauh 50 cm (0,5 m).
13. Melepas pengunci G, sehingga sistem bergerak dan mencatat waktu
tempuhnya dari C ke A.
14. Mengubah jarak C ke A sejauh 60 cm (0,6 m).
15. Melepas pengunci G, sehingga sistem bergerak dan mencatat waktu
tempuhnya dari C ke A.
16. Mencatat hasil berupa jarak dan waktu dari masing-masing 6 jarak
tempuh tersebut dalam tabel data.
17. Mendiskusikan bersama kelompok lalu menyimpulkan hasil praktikum.
12

IV. DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengukuran pesawat atwood sebagai berikut:


Dik : M1 = 500 gram, M2 = 500 gram, m = 200 gram

Tabel 4.1 Hasil pengukuran pesawat atwood


n 𝑋𝐴𝐶 𝑡𝐴𝐶 𝑡𝐴𝐶 2 𝑋𝐴𝐶 2 𝑋𝐴𝐶 . 𝑡𝐴𝐶 2
(m) (detik)
1 0,1 0,26 0,0676 0,01 0,00676
2 0,2 0,44 0.1936 0,04 0,03872
3 0,3 0,52 0,2704 0,09 0,08112
4 0,4 0,62 0,3844 0,16 0,1537
5 0,5 0,78 0,6084 0,25 0,3042
6 0,6 0,85 0,7225 0,36 0,4335
n=6 ∑ 𝑋𝐴𝐶 ∑ 𝑡𝐴𝐶 2 = ∑ 𝑋𝐴𝐶 2 = ∑ 𝑋𝐴𝐶 .
2,24 0,91 ∑ 𝑡𝐴𝐶 2 =
= 2,1𝑜
1,018

Tabel 4.2 Perhitungan persamaan garis

No. Tac Xac Xac


(Percobaan) (Pers. Garis)

1 0,0767 0,1 -0,1566


2 0,1936 0,2 0,0118
3 0,2704 0,3 0,1142
4 0,3844 0,4 0,2669
5 0,6084 0,5 0,5664
6 0,7225 0,6 0,7189
13

B. Pembahasan

Dalam melakukan percobaan dalam praktikum pesawat atwood, kita harus


terlebih dahulu memahami apa itu pesawat atwood. Kita memahami pesawat
atwood itu adalah seperangkat alat yang memungkinkan kita untuk
mengamati bagaimana benda bergerak lulus beraturan (GLB) dan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB).

Setelah memahami apa itu pesawat atwood maka dilakukan beberapa kali
percobaan, dimana setiap percobaan dilakukan dengan mengubah jarak dari
sebuah beban pada tali. Hal yang pertama kali dilakukan dalam praktikum ini
sebelum pengambilan data, harus mengikuti prosedur yang tertulus dalam bab
3. Sesuai prosedur terlebih dahulu harus menimbang massa beban tambahan
m, M1, dan M2 pada neraca terlebih dahulu, maka didapat m = 200 gram, M1
= 500 gram, M2 = 500 gram. Kemudian mengunci beban M1 pada pengunci
G, memasang beban tambahan m pada M2, besarnya m seberat 200 gram lalu
mengatur posisi C,A dan B sedemikian mungkin sehingga gerak sistem tidak
terlalu cepat dan cukup memungkinkan untuk di ukur waktu tempuhnya
dengan menggunakan stopwatch. Melepaskan pengunci G sehingga sistem
bergerak dan mencatat waktu tempuhnya dari C ke A dan melakukan
percobaan sebanyak 6 kali dengan jarak yang berbeda.

Maka sesuai dengan tabel 4.1, diperoleh data sebagai berikut. Percobaan
dilakukan sebanyak 6 kali dengan jarak ‘x’ yang diubah ubah. Setiap
percobaan mengikuti prosedur yang tertulis pada bab 3 atau sesuai dengan
yang disusun oleh tim fisika teknik.

Pada percobaan pertama dengan jarak ‘x’ sejauh 0,1 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,26 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,0676 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,01 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,00676.
14

Pada percobaan kedua dengan jarak ‘x’ sejauh 0,2 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,44 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,1936 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,04 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,03872.

Pada percobaan ketiga dengan jarak ‘x’ sejauh 0,3 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,52 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,2704 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,09 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,08112.

Pada percobaan keempat dengan jarak ‘x’ sejauh 0,4 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,62 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,3844 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,16 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,1537.

Pada percobaan kelima dengan jarak ‘x’ sejauh 0,5 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,78 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,6084 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,25 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,3042.

Pada percobaan keenam dengan jarak ‘x’ sejauh 0,6 m. Waktu ‘t’ yang
dibutuhkan beban untuk jatuh adalah 0,85 detik. Dengan waktu yang
diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghitung tac2, xac2 dan xac.tac2.
Maka setelah melakukan perhitungan diperoleh hasil untuk tac2 sebesar
0,7225 s2, untuk hasil xac2 sebesar 0,36 dan untuk hasil xac. tac2 sebesar
0,4335.
15

Pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat kita perhatikan perbedaan waktu ‘t’ dari
hasil percobaan dengan hasil perhitungan. Pada percobaan pertama dengan
jarak 0,1 m waktu yang dibutuhkan dalam percobaan adalah 0,26 detik,
sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu yang dibutuhkan adalah -,1566
detik. Nilai minus (-) pada percobaan pertama menunjukkan pada saat benda
dijatuhkan benda tidak berada pada titik nol (0).

Pada percobaan kedua dengan jarak 0,2 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,44 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,0118 detik. Percobaan kedua ini perbedaan waktu
tempuh antara percobaan dengan perhitungan terlihat jauh berbeda.

Pada percobaan ketiga dengan jarak 0,3 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,52 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,1142 detik. Percobaan ketiga ini perbedaan waktu
tempuh antara percobaan dengan perhitungan masih terlihat jauh berbeda
tetapi selisihnya sudah mulai menipis.

Pada percobaan keempat dengan jarak 0,4 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,62 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,2669 detik. Percobaan keempat ini perbedaan
waktu tempuh antara percobaan dengan perhitungan terlihat jauh berbeda
tetapi pada percobaan ini selisihnya sudah semakin menipis.

Pada percobaan kelima dengan jarak 0,5 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,78 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,5664 detik. Percobaan kelima ini perbedaan waktu
tempuh antara percobaan dengan perhitungan tidak jauh berbeda, pada
percobaan kelima ini selisihnya sudah semakit dekat.

Pada percobaan keenam dengan jarak 0,6 m waktu yang dibutuhkan dalam
percobaan adalah 0,85 detik, sedangakan hasil perhitungan diperoleh waktu
yang dibutuhkan adalah 0,7189 detik. Percobaan keenam ini perbedaan waktu
tempuh antara percobaan dengan perhitungan terlihat tidak jauh berbeda.
16

Dapat dikatakan percobaan keenam ini, perbedaan waktu tempuh pada


percobaan dengan perhitungan sangat sedikit.

Jadi dapat disimpulkan dari keenam percobaan yang dilakukan percobaan


kelima dan keenam merupakan percobaan yang paling valid karena besar
waktu yang dibutuhkan benda jatuh pada percobaan dan pada perhitungan
cukup mendekati.

Pada pembahasan diatas dapat kita amati data hasil percobaan pertama
sampai percobaan keenam. Dapat kita amati perbedaan jarak dan waktu dari
percobaan pertama sampai percobaan keenam menunjukkan perbedaan atau
selisih yang sama. Jadi dapat disimpulkan kecepatan yang dialami beban
jatuh adalah sama. Sedangkan untuk percobaan kelima dan keenam
perbandingan jarak dan waktu terlihat menipis diperkirakan karena
percepatan yang dialami beban. Dengan jarak yang semakin jauh atau tinggi
menyebabkan percepatan yang disebabkan gaya gravitasi memberi tambahan
kecepatan sehingga waktu tempuh menjadi singkat. Jadi dapat disimpulkan
dari keenam percobaan yang dilakukan percobaan kelima dan keenam
merupakan yang paling valid karena besar waktu yang dibutuhkan benda
jatuh pada percobaan dan pada perhitungan cukup mendekati. Waktu yang
diperoleh melalui percobaan dengan waktu yang diperoleh dengan
perhitungan terdapat perbedaan. Pada percobaan pertama, dengan perbedaan
waktu tersebut terlihat cukup besar, tetapi semakin jauh jarak tempuhnya
perbedaan waktu semakin kecil. Hal ini mungkit dapat terjadi karena
kesalahan pencatatan waktu. Karena jarak terlalu dekat dan waktu tempuh
terlalu cepat menyebabkan pencatatan waktu tempuh tidak tepat, sehingga
dihasilkan perbedaan data seperti pada tabel 4.1.

Dan pada percobaan keempat sampai keenam perbedaan waktu pada


percobaan dan pada perhitungan sudah hampir sama. Hal ini dapat terjadi
mungkin karena semakin jauh atau semakin tinggi jarak tempuhnya maka
kecepatan yang ditunjukkan semakin cepat karena adanya percepatan
gravitasi bumi.
17

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi percobaan kurang teliti :

a. Pencatatan waktu yang kurang tepat dan kurang akurat


Pencatatan waktu sangat penting dalam melakukan percobaan ini.
Ketepatan pencatatan waktu mulai dari benda bergerak hingga berhenti
harus benar dan akurat. Kesalahan sedikit saja dapat berdampak pada
hasil percobaan. Hal ini dapat dilihat pada hasil percobaan pertama.
Perbedaan waktu pada percobaan dan perhitungan terlihat jelas.
b. Posisi katrol tidak stabil.
Posisi katrol dalam melakukan percobaan haruslah stabil, karena adanya
goyangan pada katrol ketika sistem bergerak dapat mempengaruhi
kecepatan benda jatuh. Hal ini menyebabkan hasil perhitungan tidak
sesuai dengan keadaan sebenarnya ataupun hasil pada perhitungan.
c. Beban bergerak sehingga posisi berubah.
Pada saat benda dijatuhkan ada kemungkinan benda bergeser tepat
sebelum benda jatuh. Pergeseran ini tentu mempengaruhi hasil
percobaan. Pergeseran benda atau beban menyebabkan perubahan pada
jarak. Sehingga waktu yang dicatat tidak sesuai dengan jarak yang
ditentukan sebelumnya.
d. Gaya gesek
Percobaan ini dilakukan dengan katrol dan digantung dengan tali. Tentu
pada katrol itu sendiri mengalami gesekan-gesekan antara poros dan
katrol. Sedangkan pada tali penggantung beban juga tentu mengalami
gesekan dengan katrol. Pada beban dan udara juga mengalami gaya
gesek. Gaya gesekan yang terjadi mungkin cukup kecil dampaknya,
namun sekecil apapun dampaknya tetap mempengaruhi data hasil
percobaan, karena gesekan mengurangi kecepatan benda jatuh.
e. Dorongan angin dan tekanan udara
Gaya-gaya ini mungkin dampaknya sangat kecil pada percobaan, tetapi
dampak ini tidak dapat diabaikan jika ingin memperoleh hasil percobaan
yang tepat dan akurat. Sebab sekecil apapun dampak nya tetap
mempengaruhi kecepatan beban jatuh.
18

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data dan hasil analisa yang telah diperoleh dari proses percobaan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pesawat Atwood sangat membantu dalam percobaan tentang gerak,
Hukum Newton dan gajala-gejala lain.
2. Adanya hasil nilai perhitungan dalam bentuk negatif menginformasikan
bahwa terjadi kesalahan saat mengukur jarak benda yang dapat di
sebabkan beberapa hal, misal kesalahan sumber daya manusia atau kurang
presisinya alat dan adanya pengaruh gaya lain.
3. Pada praktikum pesawat atwood, katrol sangat membantu dalam
melakukan praktikum.
4. Pada pengukuran pesawat atwood, semakin jauh jarak awal dengan
permukaan maka waktu yang dibutuhkan akan semakin lama.
5. Pada percobaan pertama sampai tiga perbedaan waktu percobaan dengan
hasil penghitungan cukup besar. Sedangkan pada percobaan keempat
sampai enam perbedaan waktu tersebut semakin menipis.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang akan di kemukakan dalam praktikum ini yaitu
sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan praktikum, praktikan sebaiknya mempelajari konsep
pesawat atwood agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan efektif
2. Kesediaan bahan praktikum lebih di siapkan sebelum praktikum
19

3. Kelengkapan komponen pada pesawat atwood perlu dilengkapi agar


praktikum dapat berjalan efektif dan akurat.
4. Perlu penambahan waktu dan percobaan praktikum.
5. Pada pesawat atwood sebaiknya menggunakan penyangga yang tinggi agar
beban tidak tersangkut.
20

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. “Pesawat atwood”. Dapat diunduh di http://lengkapbgt.blogspot.


com/2011/11/pesawat-atwood.html. Diakses pada: 18-April-2015, pukul
20.00 WIB.

Brainly, 2009. “Rumus Gerak” Dapat diunduh di http://brainly.


co.id/tugas/739818. Diakses pada: 19 mei 2015, pukul 19.00 WIB.

Karami, 2008. “Pesawat Atwood”. Dapat diunduh di http://geofact.


blogspot.com/2008/11/pesawat-atwood-e-1. Diakses pada: 19 April
2015, pukul 18.00 WIB.

Supriatna, 2011. “Praktikum Pesawat Atwood”. Dapat diunduh di http://niken-


andriasani.blogspot.com/2011/10/praktikum-pesawat-atwood.html.
Diakses pada tanggal 18-April-2015, pukul 19.00 WIB.

Tunnisa, 2014. “Pesawat Atwood”. Dapat Diakses di http://karimatunnisa19.


blogspot.com/2014/04/pesawat-atwood-anajayanti-karimatunnisa.html.
Diakses pada tanggal 18-April-2015, pukul 21.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai