Sejarah Demokrasi Dunia
Sejarah Demokrasi Dunia
Apakah sebuah bangsa yang menuju demokrasi adalah bangsa yang menuju
kerusakan, kehancuran dan ke-tidak-bertuhan-an? Apakah demokrasi adalah alat
setan? Apakah Tuhan tahu berdemokrasi? Apakah agama-agama di dunia dapat
sejalan dengan perkembangan demokrasi? Apakah dalam demokrasi, orang
dijadikan Tuhan atau rakyat dijadikan Tuhan? Benarkah suara rakyat selalu suara
Tuhan?
1. Sejarah Demokrasi
Kata ‘demokrasi’ berasal dari kata Yunani ‘demos’ yang berarti ‘people’ (rakyat,
orang-orang, kelompok orang), lalu ‘kratein’ yang berati ‘to rule’ (memerintah).
Permulaan model dan penerapan demokrasi murni tidak ditemukan di negeri
manapun selain Yunani di abad ke 6 Sebelum Masehi. Jadi, arti sebenarnya dari
demokrasi adalah “rule by the people”. Orang Yunani memandang kediktatoran
sebagai bentuk pemerintahan terburuk yang mungkin. Peradaban Yunani
menunjukkan bahwa masyarakat Yunani dipecah menjadi kota-negara bagian yang
kecil-kecil (tidak pernah lebih dari 10.000 warga), dan semua orang menyuarakan
pendapatnya atas persoalan-persoalan pemerintahan. Kondisi ini serupa dengan
jika semua penduduk Indonesia tersambung dengan internet dan memiliki
kemerdekaan untuk menyuarakan pendapatnya untuk didengarkan oleh
pemerintah (ThinkQuest Team 26466)
Tidak ada sistem perwakilan di Pemerintahan Yunani. Setiap orang adalah anggota
badan pengambil keputusan seumur hidupnya. Kelihatannya hampir berbentuk
demokrasi total kecuali fakta bahwa wanita, budak dan penduduk asing (lebih dari
50% populasi) tidak dianggap sebagai warganegara djadi tidak diijinkan memberi
suara mereka. Sejak saat itu dunia mengakui sistem yang dijalankan di Yunani
dengan cara meniru, mengadopsi, menjadikan dasar, atau menyesuaikan dengan
situasi, dsb. Bangsa-bangsa bergerak menuju arah dan penerapan demokrasi
dalam pemerintahan mereka masing-masing.
Plato khususnya prihatin jika demokrasi lebih mengutamakan mayoritas yang tidak
berpendidikan atau miskin yang kemudian bisa membenci kaum kaya, atau
pemerintahan diatur oleh mereka yang tidak bijaksana. Biasanya minoritas yang
kalah termasuk ‘the wiser’. Hanya di abad ke 17 pengukuhan terhadap demokrasi
didasarkan pada asumsi tentang kesetaraan semua warga negara, hal ini muncul
sebagai akibat dari reformasi Protestan.
3. Demokrasi di Inggris
Tahun 1215, Magna Carta ditanda tangai hasil pemaksaan para bangsawan
terhadap Raja John yang kemudian terciptalah Parlemen atau Badan pembuat
hukum yang menyatakan bahwa hukum tertulis lebih berkuasa daripada raja
dengan demikian kekuasaan keluarga kerajaan mulai dibatasi dan rakyat mulai
mendapat sebagian kekuasaan. Selanjutnya kekuasaan Parlemen semakin
menguat dengan munculnya berbagai peraturan yang membatasi kekuasaan raja.
Semkia nkuat Parlemen, semakin banyak hak hak rakyat untuk menyatakan
pendapatnya. dasar-dasar demokrasi Inggris inilah yang mengilhami dan
mempengaruhi pemerintahan maerika Serikat.
Filsuf Inggris John locke dan seorang filsuf Perancis Jean-Jacques Rousseau
mempengaruhi penguatan nilai-nilai demokrasi walaupun tidak konklusif merujuk
langsung pada demokrasi (Political Dictionary). John Locke dalam bukunya Two
Treatises menyatakan bahwa dibawah ‘kontrak sosial’, tugas pemerintah adalah
untuk melindungi ‘hak-hak alamiah’, yang mencakup ‘hak untuk hidup,
kemerdekaan, dan kepemilikan properti.’
Para komentator pada periode 1780 – 1920 secara umum menerima permis
bahwa “yang paling miskinpun’ memiliki hak sesungguhnya untuk bersuara
sebagaimana orang-orang kaya, sekalipun banyak dari antara mereka yang
prihatin bahwa tirani mayoritas akan muncul. Jadi untaian lain pemikiran
demokrasi berargumentasi lebih kepada kesetaran kemampuan, bukan kesetaraan
hak.
5. Demokrasi Amerika
Demkorasi Amerika modern adalah dalam bentuk suatu republik demokratik atau
demokrasi perwakilan. Suatu demkorasi perwakilan muncul di Amerika Serikat
sebab penduduk baru sudah muak dengan pajak tanpa perwakilan dan mereka
menginginkan sistem yang lebih fair dimana orang bisa bersuara untuk mengatur
negara. Mereka menginginkan demokrasi perwakilan dimana perwakilan yang
dipilih yang akan mengatur pemerintahan. Para perwkailan tersebut dipilih
dengan pemikiran bahwa mereka akan secara tepat mewakili konstituen mereka,
tetapi dalam kejadian di mana thal ini tidak terjadi, pemerintah Amerika Serikat
dibagi menjadi 3 cabang untuk mengawasi penyelewengan. Ketiganya adalah
eksekutif, legislatif dan yudikatif. Tidak ada satupun yang memiliki kekuasaan
absolut. Ketiga cabang pemerintahan tersebut dimaksudkan sebagai cara untuk
menghindari tirani mayoritas
Apa yang terjadi di Iran adalah contoh bahwa dunia benar-benar sedang
mengarahkan diri pada kesadaran kemerdekaan, ke arah demokrasi
sesungguhnya. Apa yang bakal terjadi ke depan dalam 10 tahun mendatang,
mungkin sulit ditebak karena implikasi dari demokrasi adalah kebebasan individu
yang dijamin, maka segala hal dapat terjadi.
Apakah demokrasi adalah melawan Tuhan atau teokrasi? Dari sudut pandang
agama, pergeseran menuju demokrasi pernah menjadi wacana panas yang
menimbulkan berbagai keributan. Demokrasilah yang telah membuat negara dan
agama dipisahkan sehingga agama menjadi urusan privat individu. Tetapi juga
demokrasi telah menolong menyelamatkan kemanusiaan di mana ketika agama
mengambil alih tugas pemerintahan, berbagai bencana kemanusiaan seperti
perang dan penindasan atas nama Tuhan terjadi.
Sejarah agama-agama dipenuhi dengan catatan-catatan berdarah dan mengerikan
tentang politisasi agama. Ketika para rohaniwan mulai memasuki area yang
menurut Yesus “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada
kaisar”, maka mulailah terjadi degradasi kerohanian.
Suara mayoritas yang menyesatkan punya contoh dalam Perjanjian Lama, ketika
Harun harus dipaksa oleh sebagian besar umat Israel untuk membuat anak lembu
mas. Masih ada beberapa peristiwa lain di mana rakyat menuntut sesuatu yang
bertentangan dengan kehendak Tuhan.