Anda di halaman 1dari 6

Olah Gerak Kapal

Berlabuh jangkar dengan rantai jangkar 3 segel diair = posisi kapal berlabuh jangkar dimana
segel ketiga pada rantai jangkar berada dibawah permukaan air dan jangkar dalam keadaan
makan
Fungsi jangkar selain berlabuh jangkar :

 Ø Membantu olah gerak kapal sewaktu sandar dan lepas sandar


 Ø Untuk membantu olah gerak kapal mundur agar haluan tetap bergerak lurus
 Ø Untuk mengurangi akibat terjadinya tubrukan
 Ø Untuk berputar si perairan yang sempit
 Ø Untuk mengetahui apah jangkar yang sudah diletgo makn atau tidak

Pertimbangan pertimbangan untuk berlabuh jangkar dengan baik :

 Ø Tempat berlabuh sesuai dengan sarat kapal


 Ø Tempat belabuh cukup untuk berputar kapal
 Ø Tempat berlabuh jauh dari bahaya navigasi
 Ø Transportasi lancar
 Ø Komunikasi tidak terganggu

Hubungan antara panjang rantai jangkar yang diarea dengan dalamnya laut adalah 1 : 3
artinya, 1 meter kedalaman perairan maka rantai jangkar yang diarea 3 meter. Semakin dalam
sebuah perairan, maka perbandingan rantai yang diarea semakin kecil.
Jangkar makan bila kondisi berlabuh jangkar, dimana jangkar yang diletgo telah mengait pada
dasar perairan, dan dapat menahn berat kapal beserta isinya walaupun dapat pengaruh arus dan
angin
Jangkar menggaruk bila kondisi berlabuh jangkar dimana jangkar yang diletgo tidak mengait
pada dasar perairan, dan tidak dapat menahan kapal beserta isinya.
Pertimbangan dalam menentukan panjang rantai jangkar yang akan digunakan untuk
berlabuh, panjang rantai harus disesuaikan dengan :

 Ø Keadaan perairan
 Ø Jenis dasar perairan
 Ø Lama berlabuh
 Ø Tujuan berlabuh
 Ø Sesuai dengan kedalaman air

Olah gerak berlabuh jangkar di perairan dangkal :

 Ø Dekati tempat berlabuh dengan kecepatan seperlunya, usahakan melawan arus


 Ø Setelah jarak dengan tempat berlabuh kira-kira 4-5x panjang kapal, mesin stop
sehingga kapal dapat mendekati tempat berlabuh dengan sisa laju
 Ø Setelah tiba ditempat yang tepat, untuk mengurangi sisa laju maju, mesin mudur
seperlunya
 Ø Setelah kapal mulai bergerak mudur, letgo jangkar yang berada diatas angin
 Ø Haria rantai jangkar sesuai keperluan, dan apabila rantai jangkar dari kendor kemudian
kencang dan kembali mengendor lagi pertanda jangkar telah mengait dasar laut (makan)

Faktor yang mempengaruhi olah gerak kapal :

 Bentuk kapal : perbandingan antara panjang dan lebar kapal sangat mempengaruhi olah
gerak kapal terutama untuk berputar. kapal yang pendek umumnya lebih muidah berbelok
dibanding dengan kapal yang lebih panjang.
 Jenis dan kekutan tenaga penggerak : masing masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan sendiri sendiri, akan tetapi mesin diesel sangat menguntungkan dan
mempunyai kelebihan dibandingkan mesin torak dan mesin uap
 Jumlah dan macam letak baling baling : kapal dengn baling baling ganda akan lebih
mudah mengolah gerak dibanding kapal yang berbaling baling tunggal
 Teritip : kulit kapal yang tebal teritipnya akn memperbesar tahanan akbibatnya, akn
mempengaruhi kecepatn dn kemampuan olah gerak disebabkan karena semakin tebal
teritip yng menempel pad kulit kapal maka semakin besar pula gaya gesekan yang timbul
 Keadaan pemuatan : kapal yang bemuatan penuh kan lebih bik kemampuan olah
geraknya, dibanding kapal kosong., karena hal ini sngat erat terhadap keberadaan trim
kapal (trim by head, trim by stern)
 Ø Kedalaman air : Faktor ini akan menimbulakan gejala penyerapan atau penghisapan
bahkan kemungkina kapal sukar untuk dikemudikan
 Ø Jarak antar kapal : Apabila jarak kapal terlalu dekat, maka dapat menimbulkan gaya
penghisapan, bahkan bukan tidak mungkin terjadi apabila dua kapal sedang berlayar
dengan jarak yang cukup dekat, akan terjadi tubrukan
 Ø Ombak/gelombang: ombak dari depan, kapal akan mengangguk, ombak dari samping
kapal akan oleng
 Ø Arus : arus pada dasaranya mempengaruhi keseluruhan badan kapal, akan tetapi kapal
yang sarat besar, pengaruh arusnya lebih besar dibanding dengan kapal kosong
 Ø Angin : angin sangat berpengaruh terhadap olah gerak kapal,terutama bagi kapal, yang
mempunyai lambung tinggi, ataupun kpal yang dlam keadaan kosong.

Informasi yang perlukan pandu dari nahkoda :

 Sarat kapal
 Panjang kapal
 Jenis muatan
 Arah putaran baling baling
 Posisi telegraf
 Pelabuhan asal/pelabuhan tujuan
 Nama keagenan setempat
 Nama perusahaan pelayaran

Informasi yang diperlukan nahkoda dari pandu :


 Kondisi alur pelayaran
 Sarana bantu navigasi perairan setempat
 Kondisi lalu lintas
 Tempat berlabuh
 Tempat sandar

Aba aba kemudi

 Kanan 5 , 10, 15, 20, 25, 30


 Kiri 5 , 10, 15, 20, 25, 30

Aba aba telegraf mesin

 Dead slow a head ( maju pelan sekali)


 Dead half a head ( maju pelan)
 Dead full a head ( maju penuh)
 Dead slow astern ( mundur pelan)
 Dead half astern ( mundur setengah)
 Dead full astern ( mundur penuh)
 Stop by enginee ( mesin stop)
 Finish with enginee ( matikan mesin)
 Full away

Stand by engine : kondisi dari pada mesin kapal yang siap untuk melakukan olah gerak, dimana
biasanya posisi telegraf pada posisi stand by
Starboard twenty : perintah kemudi dari nahkoda/mualim jaga kepada juru mudi, untuk
menyimpangkan kemudi kekanan 20 º
Single up foreward and aft : buka satu tali dari haluan dan buritan yang tujuannya untuk
perhatian kepada ABK yang betugas dihaluan dan buritan bahwa kapal telah siap untuk
melakukan olah gerak lepas sandar
Let go all lines : perintah untuk ABK yang bertugas di haluan dan buritan untuk melepas semua
tali yang mengikat kapal di dermaga
Full away : perintah nahkoda untuk penggunaan mesin secara penuh dengan pertimbangan kapal
telah melewati alur, traffic atau bahaya navigasi, sehingga kapal dianggap aman untuk
menggunakan mesin secara penuh
Hard port : perintah aba aba kemudi dari nahkoda/mualim jaga untuk menyimpangkan kemudi
kekiri penuh (35º)
Master command and pilot advice : keberadaan pandu diatas kapal hanya sebagai penasehat
nahkoda, sedangkan tanggung jawab penuh ditangan nahkoda.
UKC = Jarak tegak kapal yang diukur dari lunas kapal sampai dasar perairan.
NUC = Kondisi daripada kapal tidak dapat dikendalikanm, diakibatkan kerusakan sehingga
terganggu olah gerak
Jarak henti = jarak kapal dari maju penuh, yang diukur dari mesin stop, kemudian mesin mundur
smpai kapal berhenti kecepatannya terhadap air
Kisar baling baling = selisih jarak tempuh antara putaran baling baling dengan jarak yang
sebenarnya
1. Tali tross depan : untuk merapatkan badan kapal bagian depan, dan menahan kapal agar
tidak bergerak mundur.
2. Tali melintang depan : untuk menahan kapal bagian haluan agar tidak renggang dari
dermaga
3. Spring depan : menahan kapal agar tidak bergerak maju
4. Spring belakang : menahan kapal agar tidak bergerak mundur
5. Tali melintang belakang : untuk menahan buritan kapal agar tidak renggang dari
dermaga
6. Tross belakang : untuk merapatkan badan kapal bagian buritan danmenahan kapal agar
tidak bergerak maju

Keuntungan baling baling ganda dibanding baling baling tunggal

 Kapasitas kerja lebih besar


 Kapal lebih laju
 Mudah diolah gerak
 Bagian poros baling baling kecil sehingga mudah untuk disimpan
 Apabila kemudi rusak kapal masih dapat dikendalikan

Kerugian baling baling ganda dibanding baling baling tunggal

 Biaya perawatan mahal


 Banyak memakan ruang kamar mesin
 Memerlukan pemeliharaan yang khusus
 Kemungkinan terbelit tross buritan lebih besar

5 percobaan olah gerak kapal turun dari dock :

 Ø Steering gear test


 Ø Anchor gear test
 Ø Zigzag manouvering test
 Ø Chrest stopping test
 Ø Turning circle test

Fungsi dari Lingkaran putar :


TRANSFER
HANYUT PIVOTING
POINT

 Ø Untuk berputar pada perairan yang sempit


 Ø Untuk menghindari bahaya navigasi yang tiba tiba muncul didepan haluan
 Ø Sebagai whell over point saat belok
 Ø Salah satu metode olah gerak untuk menolong orang jatuh kelaut

Situasi kapal saling berhadapan pada alur pelayaran sempit


A B
 Ø Kapal A melakukan komunikasi dengan kapal B
 Ø Kapal A mempertahankan kecepatan untuk melewati tikungan terlebih dahulu, karena
kecepatan kapal A mengikuti arus
 Ø Kapal B, stop mesin atau berhenti dari kecepatannya untuk memberikan jalan kapal A
melewati tikungan terlebih dahulu, karena kapal B melawan arus

Kapal sandar kiri

 Ø Dekati dermaga dengan kecepatan seperlunya dan melawan arus


 Ø Setelah tiba ditempat yang diperkirakan akan berjarak 4-5 x panjang kapal, stop dan
arahkan haluan kapal membentuk sudut lancip terhadap dermaga
 Ø Tiba diposisi 1, mesin mundur seperlunya, kemudi tengah tengah, sehingga kapal tiba
diposisi 2
 Ø Kirim tross depan kedermaga untuk mendekatkan buritan, mesin mudur seperlunya,
maka kapal tiba diposisi 3
 Ø Pada posisi 3 kirim tross buritan kedermaga, hibob secara bergantian, sehingga kapal
merapat kedermaga seperti pada posisi 4

Kapal sandar kanan

 Ø Datang dengan kecepatan secukupnya, usahakan melawan aru dan sejajar dengan
dermaga
 Ø Mesin stand by dan jangkar kiri siap di letgo
 Ø Setelah kapal tiba pada posisi 4-5x panjang kapal jarak dengan dermaga, mesin stp
 Ø Kapal mendekati dermaga dengan sisa laju tiba pada posisi 1, mesin mundur
seperlunya, sehingga kapal tiba pada posisi 2, kirimtali tross depan kedermaga dengan
tali buangan
 Ø Sambil tross dihibob, mesin maju sepenuhnya, dengan kemudi kiri sehingga kapal
mendekati dermaga
 Ø Kirim tross belakang kedermaga pada posisi 3 dan hibob secara bergantian hingga
kapal merapay didermaga seperti posisi 4

Kapal sandar kiri dengan angin dari laut

 Ø Stand by jangkar kanan untuk diletgo


 Ø Dekati tempat berlabuh dengan kecepatan seperlunya
 Ø Apabila jarak kapal dengan dermaga 4-5x panjang kapal, pada posisi 2 mesin stop
sehingga kapal mendekati dermaga dengan sisa laju yang ada
 Ø Tiba pada posisi 3 berjarak 1x panjang kapal kedermaga, jangkar kanan di letgo dan
atu rantai sedemikian rupa sehingga kapal mendekati dermaga dengan cukup perlahan,
karena dorongan angin dari laut
 Ø Tiba pada posisi 4 jika jarak dengan dermaga cukup dekat, kirim tross haluan
kedermaga dan diikat didemaga
 Ø Untuk memperdekat buritan kedermaga bantu dengan mesin mudur, dan setelah jarak
dengan dermaga cukup dekat kirim tross buritan kedermaga
 Ø Apabila tross buritan telah diikat, hibob secara bergantian antara tross depan dengan
tross belakang, atur kekecangan rantai jangkar hingga kapal dapat merapat didermaga
dengan aman
 Ø Pada posisi 5 kirim tali tali yang lain ke dermaga untuk keamanan kapal sandar.

Anda mungkin juga menyukai