RAMBUTAN(Nephelium lappaceum)
PAPER
OLEH:
PAPER
OLEH:
Diketahui oleh:
Asisten Koordinator
(Aditya Prakoso)
Nim : 140301247
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada
waktunya.
Adapun judul dari makalah ilmiah ini adalah “HUKUM MENDEL PADA
Prof. Dr. Ir. Rosmayati, Ms., Dr. Diana Sofia Hanafiah, S.P., MP.,
Dr. Ir. Lolie Agustina Putri, M, Si., Dr. Khairunnissa Lubis, S.P., M.P.,
Ir. Revandy Iskandar Muda Damanik, M,Sc., Ph, D., Ir. Eva Sartini Bayu, M.P., Ir.
Emmy Harso Khardinata, M. Sc., Ir. Hot Setiodo, M.S Sebagai Dosen penanggung
jawab Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman, serta kepada abang dan kakak
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
mengucapkan terima kasih. Semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Kegunaan Penulisan 3
Tujuan Penulisan 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman 4
Syarat Tumbuh 5
Iklim 5
Tanah 5
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan salah satu jenis buah tropis yang
rambutan cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di pasar domestik
peluang yang baik bagi pengembangan agribisnis tanaman rambutan di berbagai daerah
diperlukan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas produk buah rambutan serta
(Surzycky, 2000)
“blending”, yaitu materi genetik yang berasal dari dua orang tua bercampur seperti
bercampurnya warna biru dan kuning yang membentuk warna hijau. Hipotesis ini
seragam. Namun demikian, pengamatan kita seharihari dan hasil dari percobaan
blending, juga gagal dalam menjelaskan fenomena lain pewarisan, seperti traityang
sekolah. Dinyatakan oleh Th. Dobzhansky dalam Ayala & Kinger (2009) bahwa
core biological science”. Genetika menjadi dasar bagi pengembangan ilmu biologi
maupun ilmu lain yang terkait dengan biologi. Konsep-konsep genetika umumnya
dianggap bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami (Ayala and Kiger, 2009)
Alasan lain Mendel Menggunakan tanaman tersebut adalah waktu
generasinya yang pendek dan anakan yang dihasilkan dalam jumlah besar dalam
satu kali perkawinan. Lebih jauh lagi Mendel dapat mengendalikan perkawinan
antar tumbuhan. Organ reproduktif dari tanaman peaterdapat pada bunganya dan
tiap bunga pea memiliki organ penghasil polen (stamen) dan organ penghasil sel
polen dari stamen membuahi karpel dari bunga yang sama, dan sperma yang
dilepaskan oleh polen membuahi sel telur yang ada dalam karpel. Untuk
dan kemudian menyapukan polen dari tumbuhan lain pada bunga yang dipilih.
dengan induknya dari generasi ke generasi. Misalnya, kucing akan melahirkan anak
kucing, pohon mangga akan menghasilkan pohon mangga lagi dan manusia akan
melahirkan anak manusia. Pengamatan lebih dekat terhadap makhluk hidup tersebut
di atas, akan jelas bahwa pada hewan di samping terdapat kemiripan, terdapat juga
sifat-sifat seperti induknya, dan adapula yang mempunyai sifat yang berbeda atau
lain dari induknya dan mungkin memperlihatkan sifat yang sama sekali baru pada
Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini untuk memberikan informasi bagi pembaca
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah salah satu syarat untuk
Botani Tanaman
cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas, sampai kaku. Buah rambutan bergantug
didahan dengan tangkai panjang. Kulit buah berwarna hijau dan merah kalau sudah
masak. Apabila sudah masak buah rambutan mengeluarkan harum yang khas. Buah
Endokrap berbuah berasa masam, menutupi daging. Bagian buah yang dimakan,
daging buah, adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji
Syarat Tumbuh
Iklim
Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara
1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Sinar matahari harus dapat
mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit sampai tenggelam, intensitas
pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan. (Syamsuri, 2005)
dengan optimal pada suhu sekitar 25 derajat C yang diukur pada siang hari.
tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang
rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk
Tanah
Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta
sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yang banyak
mengandung bahan organik ataui pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir.
Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda
dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-6,7 dan kalau
pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah. Pada dasarnya tanaman
rambutan tidak tergantung pada letak dan kondisi tanah, karena keadaan tanah
dapat dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yang benar (dibuatkan
ilmu genetika di dunia. Namun, tidak banyak orang yang menyadari bahwa
secara genetik dari satu organisme kepada keturunannya. Hukum ini didapat dari
hasil penelitian Gregor Johann Mendel, seorang biarawan Austria. Hukum Mendel
terdiri dari dua bagian : 1.Hukum Pertama Mendel (hukum pemisahan atau
gamet, setiap pasang gen akan disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang
assortment). Isi dari hukum pasangan bebas. (Welsh dan Mogena. 2002).
Poligen adalah suatu seri gen ganda yang menentukan suatu sifat individu.
Dalam hal ini, pewarisan sifat 1 gamet 2 gamet 1 gamet 1 gamet 4 gamet 2 gamet
oleh lebih dari satu gen pada lokus yang berbeda dalam kromosom yang sama atau
berlainan. Contoh poligen misalnya pada kasus penurunan warna kulit manusia
(Suryo, 2007).
homozigot dominan dan homozigot resesif. Genotipe adalah susunan genetik yang
membentuk suatu sifat tertentu, sedangkan fenotipe adalah sifat-sifat fisik dari
individu yang dapat langsung diamati pada individu-individu tersebut, yakni tinggi,
pewarisan sifat. Pertama, individu yang disilangkan adalah parental atau orangtua
(P) dari individu keturunannya. Fillal adalah keturunan atau anak dari parental. F1
adalah fillal generasi pertama, dan F2 adalah fillal generasi ke dua. Setiap parental
akan menghasilkan gen yang disebut gamet. Gamet disebut juga dengan istilah sel
kelamin. Gamet adalah hasil pembelahan sel pada sebuah individu yang akan
dikatakan sebagai alel dominan, sedang gamet d merupakan alel resesif. Gen D
dikatakan dominan terhadap gen d, karena ekpresi gen D akan menutupi ekspresi
gen d jika keduanya terdapat bersama-sama dalam satu individu (Dd). Sebaliknya,
gen resesif adalah gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi gen lainnya
(Zulfahmi, 2013).
Peneliti yang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di
prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam
(Nugroho, 2012).
persilangan yang dilakukan orang sebelumnya, kerena itu Mendel disebut sebagai
banyak ahli biologi yang belum mengakui pendapat atau teori mendel tentang
material genetic dari induk (tertua) kepada anaknya (Ayala and Kiger, 2009).
Peneliti yang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di
prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam
(Nugroho, 2012).
mempunyai tanaman kacang kapri yang beraneka ragam, ada yang mempunyai
bunga merah dan putih, ada yang tanamannya tinggi dan rendah, duduk bunga,
warna dan bentuk polong berbeda. Mendel memilih tanaman kapri yang berbunga
merah dan putih untuk mempelajari penurunan sifat bunga merah dan putih kacang
kapri. Dia berulang kali mengadakan pembastaran antara tanaman kacang kapri
bunga merah dengan tanaman kapri berbunga putih dan hasilnya dicatat dengan
sangat teliti. Caranya dengan menyerbukkan tepung sari bunga putih ke putik bunga
Hukum Mendel 1
dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi
bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara
bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi (Nugroho, 2012).
dengan nama Hukum Pemisahan Gen yang Sealel (The Law of Segregation of
makasecara sederhana dapat kita simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk
merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Persilangan ini dapat
membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada
kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat
penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yangmungkin disebabkan oleh
beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal
pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2. Hukum segregasi bebas
menyatakan bahwa pada pembentukan gametsel kelamin), kedua gen induk (Parent)
yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: 1. Gen
Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari
luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel
dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R). 2. Setiap
individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam
sebelah). 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB
pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara
visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan
Hukum Mendel II
sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga
pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan antara jumlah
(Wirjosoemarto, 2010).
pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat
yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling
mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berbuah berasa masam), dan induk betina
sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina
seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan
ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga
berwarna merah) dan ww (berbuah berasa masam) adalah 1:2:1. Secara fenotipe
perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1 (Gardener dkk,. 2006).
dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih
dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan
yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan
sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4
individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1
ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Ga
met F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu
bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya
ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika
atau karakter individu baru (turunan) tersebut akan diturunkan dari induknya. Ada
yang memiliki sifat tampak (fenotipe) dan mudah diamati namun ada pula sifat
yang tidak tampak (genotipe). Hal ini karena sifat genotipe tersimpan di dalam gen.
Misalnya gen untuk warna kulit, bentuk buah dan panjang batang pada tumbuhan.
banyak sifat beda. Pada tanaman rambutan misalnya, ada 3 sifat beda yang mudah
Pada persilangan buah rambutan, disilangkan satu sifat beda yaitu rasa buah.
Buah rambutan berasa manis (dominan) disilangkan dengan buah rambutan berasa
masam (resesif). Gen untuk rambutan berasa manis disimbol dengan huruf M
sedangkan gen untuk buah rambutan berasa masam dilambangkan dengan huruf m.
Turunan pertama (F1) seluruhnya berasa manis. Hanya satu sifat fenotip yang
muncul pada turunannya (berasa manis) meskipun turunan ini tetap mewariskan
sesamanya maka turunan kedua (F2) terdiri atas rambutan berasa manis dan
tampak pada F1 adalah buah berasa manis (dominan) dan sifat buah berasa masam
tersembunyi (resesif). Namun sifat buah berasa masam ini bisa muncul pada F2
meskipun jumlahnya ¼ bagian dari seluruh turunan. Sifat yang tampak pada F1
dikenal dengan sifat domonan sedangkan sifat tersebunyi pada F1 dikenal dengan
dimanfaatkan agar kehidupan sehari-hari menjadi lebih mudah dan nyaman. Ilmu
Sifat unggul hewan atau tumbuhan bisa diperoleh dengan jalan persilangan diantara
hewan atau tumbuhan yang ingin mendapatkan bibit unggulnya. Misalnya di bidang
akhirnya ditemukan bibit padi yang memiliki sifat unggul berdaya hasil tinggi,
umur pendek, dan rasanya enak. Ditemukan pula bibit kelapa hibrida dan jagung
hibrida yang berdaya hasil tinggi. Di bidang peternakan, melalui persilangan dapat
ditemukan bibit hewan ternak seperti ayam, sapi, dan kuda. Di bidang kedokteran,
dapat ditemukan cara untuk mencegah agar keturunan seseorang tidak memiliki
memilih sifat-sifat yang baik dan menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik,
dengan demikian persilangan dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul atau
menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang unggul atau yang baik, dengan
sifat yang baik. Menghasilkan bibit unggul baik pada tumbuhan maupun hewan,
misalnya varietas tanaman jenis unggul hasil persilangan PB5, PB8, IR22, IR24
terbentuk.
Yaitu pada peradaban bangsa babylonia (6000 tahun yang lalu) telah
pada beberapa abad sebelum Masehi sudah mengenal “seleksi benih padi
Ayala,F.J. and Kiger,J.A. 2009. Modern Genetics.2nd ed. Menlo Park: The
Benjamin/Cunning Publ.Co.,Inc.
Albert B, Bray D, Lewis J, Raff M, Roberts K., 2000. Molecular Biology of the
Cell. London
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2000. Biologi. Edisi 8. Penerbit
Erlangga; Jakarta
Sembiring, langkah dan Sudjino. 2005. Biologi Kelas XII. Jilid 3a SMA dan MA.
Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.
Santoso, Begot. 2005. Biologi dan kecakapan hidup. Pelajaran Biologi untuk
SMA kelas XII. Jakarta : Ganeca Exact.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jilid 3a SMA dan MA.
Jakarta : Erlangga.
Suryo. 2007. Genetika untuk strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Hal 57-85
Pratiwi, D.A.Maryati, Sri. Dkk. 2005. Buku penuntun Biologi SMA jilid 3a untuk
kelas XII. Jakarta : Erlangga.