Anda di halaman 1dari 6

Penyakit Minamata, Tragedi di Teluk Minamata Jepang Akibat Merkury

Saat kita belajar matematika tentang penjumlahan maka satu di tambah satu sama
dengan dua, tiga di tambah lima sama dengan delapan, begitu seterusnya. Di biologi juga
berlaku penjumlahan apabila sebuah zat terakumulasi terus menerus di dalam tubuh
manusia maka lama kelamaan akan semakin banyak. Sebuah kasus yang terjadi di Jepang
hampir semua penduduk daerah itu mengalami suatu penyakit kelumpuhan syaraf yang
sangat fatal yang diberi nama sengan penyakit minamata, berikut kisahnya

Penyakit minamata melumpuhkan syaraf

Teluk Minamata terletak di kota Minamata, Kumamoto Perfecture, Jepang. Tragedi ini
tejadi pada tahun 1959, sektor perekonomian utama di Minamata adalah perikanan. pada
saat itu laporan mengenai penyakit aneh di Minamata sangat banyak masuk pada
pemerintah daerah Kumamoto, Pasien menderita Kejang-kejang, tidak bisa bicara dengan
jelas, berjalan dengan terhuyung-huyung, lumpuh, koordinasi gerakan terganggu dan
gangguan fungsi kerja system syaraf lainnya. Ketika diamati lingkungan sekitar, kucing
juga menjadi gila, berjalan berputar-putar, terhuyung-huyung, bahkan diceritakan
sampai ada yang melompat ke laut. Tidak hanya itu, juga burung camar dan gagak yang
mati dan terlihat di sepanjang teluk Minamata.

Yang lebih parahnya adalah ketika anak-anak yang lahir dengan berbagai gejala,
kelumpuhan, cacat, keterbelakangan mental, bahkan ada yang meninggal beberapa hari
setalah lahir. Padahal orang tua sang bayi dalam keadaan sehat, tanpa menunjukkan
gejala-gejala tertentu. Hal ini menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah lokal dan
pusat. Apa penyebab terjadinya penyakit aneh ini.

Penyakit minamata

Para peneliti dari Universitas Kumamoto (Medical study group) dan Kementrian
kesehatan dan kesejahteraan Jepang melaporkan bahwa pada teluk Minamata telah
terjadi pencemaran methyl-mercury. Seluruh ikan dan hewan laut lainnya di teluk
Minamata juga sudah tercemar, hal inilah penyebab utama penduduk mengalami
gangguan pada system syaraf. Umumnya penduduk Minamata mengkonsumsi ikan rata-
rata sebanyak 3 kg per harinya, sehingga hal ini menyebabkan bioakumlasi pada
penderita. Penyebab pencemaran ini adalah pabrik besar yang bernama Chisso.

Pabrik Chisso
Chisso yang didirikan pada tahun 1908, merupakan pabrik yang memproduksi pupuk
kimia untuk pertanian dan salah satu pabrik besar yang bergerak dalam bidang ini di
Jepang. Perekonomian di Minamata menjadi kuat seiring dengan perkembangan dan
besarnya jumlah produksi hasil indusri oleh Chisso.

Selain memproduksi pupuk kimia, Chisso juga memproduksi Asam asetat (Acetic acid),
Vinyl Chloryde dan plasticizers. Dalam memproduksi asam asetat, Chisso menggunakan
Methyl-mercury sebagai catalyst untuk membuat Acetaldehyde, Acetaldehyde inilah yang
nantinya akan diubah menjadi asam asetat. Dengan sistem pengolahan limbah yang sangat
buruk, Chisso membuang sampah Methyl-mercury ke teluk Minamata, hal inilah yang
menjadi cikal bakal tragedy Minamata.

Tragedi Minamata

Tragedi minamata terjadi akibat penumpukan (Bioakumulasi) zat methyl-mercury pada


tubuh manusia. Proses bioakumulasi terjadi karena zat methyl-mercury telah masuk ke
dalam rantai makanan; laut yang telah tercemar menyebabkan plankton sebagai makanan
ikan-ikan juga tercemar, kemudian zat methyl-mercury ini akan menumpuk dalam tubuh
ikan, dan manusia sebagai puncak dalam rantai makanan akan memiliki kandungan zat
methyl mercury terbanyak (Biomagnification).
kelumpuhan syaraf

Methyl-mercury dalam tubuh dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan gangguan
pada system syaraf. Methyl-mercury akan menyerang sel-sel syaraf. Proses ini bisa
dijelaskan secara umum sebagai berikut; sel syaraf yang terdiri dari Actin, Tubulin dan
Neurofibril. Apabila bagian ini diserang oleh methyl-mercury maka bagian actin dan
tubulin akan rusak dan menyusut, sehingga microfibril yang menyampaikan ransangan
akan terbuka, sehingga terjadilah gangguan mekanisme pada system syaraf. Akibat dari
terganggunya sel syaraf ini sangat fatal, dimana koordinasi otak dan anggota tubuh
lainnya menjadi tidak sejalan, setiap informasi yang disampaikan oleh otak tidak akan
pernah sampai secara utuh pada seluruh anggota tubuh. Hal ini dapat dilihat pada tragedy
Minamata dimana penderita susah untuk berbicara, kelumpuhan, berjalan terhuyung-
huyung, dan efek lainnya dari gangguan sysaraf.

Kurang lebih 17.000 orang dari Kumamoto Perfecture dan Kagoshima Perfecture yang
melapor kepada pemerintah terkait dengan gejala dari Minamata Byō ini. Untuk total
jumlah penderita secara keseluruhan tidak dapat dilakukan, karena banyak dari mereka
yang merasa malu dan tidak melaporkan diri. Pemerintah Jepang dan Chisso memberikan
kompensasi pada penderita Minamata Byō, berupa; terapy, perawatan rumah sakit, dan
kompensasilainnya. Dari sekian banyak jumlah penderita Minamata Byō, banyak dari
mereka yang meninggal selama masa perawatan, sebelum perawatan dan kondisi lainnya
yang tidak dilaporkan.

After Tragedi

Setelah kejadian ini, dalam proses yang panjang, para korban yang terkena dampak
mercury menuntut ke pemerintahan dan Chisso sebagai sumber dari pencemaran ini.
akhirnya pemerintah dan Chisso menyediakan ganti rugi kepada para korban yang telah
didata, dan dilakukan perawatan dan rehabilitasi yang dibiayai oleh pemerintah Jepang
dan Chisso sendiri.

Pada tahun 1968, Chisso menghentikan produksi asam asetatnya, seiring dengan hal itu
kadar mercury yang terkandung dalam tubuh ikan dan hewan invertebrata laut lainnya
mulai berkurang. Untuk mengantisipasi ikan yang telah terkontaminasi mercury,
pemerintah Jepang memasang jaring di teluk Minamata, supaya ikan-ikan dan hewan
invertebrata air lainnya tidak tersebar jauh.

Karena ikan-ikan yang mengandung mercury membuat mata pencaharian para nelayan
menjadi hilang. Hal ini diantaisipasi oleh pemerintah dan Chisso, semua ikan-ikan yang di
dalam jaring di teluk Minamata ditangkap oleh para nelayan, selanjutnya ikan-ikan
tersebut akan dibeli oleh Chisso untuk dimusnahkan.

Kandungan merkuri yang terdapat pada ikan-ikan dan invertebrata air telah berkurang,
dan juga penangkapan ikan-ikan yang mengandung merkuri, selanjutnya bagaimana
dengan sedimentasi merkuri pada dasar perairan. Pemerintah Daerah Kumamoto
melakukan pengerukan di teluk Minamata.

Sejak saat kejadian tragedi minamata, para penduduk banyak mengambil pelajaran.
Mereka tidak membuang sampah pada sembarang tempat, tapi mereka memilah-milah
dan mengelompokkan sampah tersebut menjadi 20 kategori. Para korban dari Minamata
byo, membagi pengalaman mereka kepada anak-anak dengan datang ke sekolah-sekolah
sehingga generasi selanjutnya tahu dan bisa menjaga lingkungan dengan baik, supaya
tragedi Minamata tidak terulang kembali.

Pada saat ini, teluk minamata sudah bersih dan bebas dari merkuri, seperti yang
diinformasikan oleh pemerintah daerah Kumamoto, bahkan teluk Minamata merupakan
teluk yang terbersih di prefecture Kumamoto. Area ini juga dijadikan sebagai Eco-
tourism, yang mengjarkan kita bagaimana hidup sehat dan menjaga lingkungan sehingga
kita dan anak cucu kita bisa hidup pada masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai