Kegiatan industri merupakan aktivitas penting dan baik untuk
menampung banyak tenaga kerja. Dengan pembangunan industri itu kita akan mampu meningkatkan pendapatan negara, yang kemudian dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, hendaknya aktivitas ini selalu dikelola secara disiplin, mengikuti analisis dampak lingkungan secara ketat. Perkembangan industri sekarang mengalami perkembangan tanpa kontrol. Industri berlomba-lomba melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hasil yang melimpah. Tanpa disadari semua tingkah laku industrialisasi menjadikan banyak problematika didalam setiap kehidupan dibanyak Negara, salah satunya yatu tragedi Minamata di Negara Jepang.
Pada kasus ini karena buruknya pengolahan dan pembuangan limbah
yang dilakukan Pabrik Chisso, ditemukannya 200-600 ton Hg merkuri yang terdapat di teluk Minamata, terdapat pula mangan, thalium dan selenium yang sangat jelas berefek negatif jika masuk ke dalam tubuh manusia. Kasus pertama Minamata terjadi pada tahun 1956 dimana penderita mengalami gejala kerusakan otak dan jaringan saraf tulang belakang.
Semakin lama, jumlah penderita yang mengalami penyakit serupa
bertambah, hingga dilakukan penelitian serius oleh Universitas Kumamoto. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah adanya kandungan logam berat dan tinggi pada tubuh penderita karena memakan ikan yang berasal dari teluk Minamata yang sudah tercemar oleh limbah Pabrik Chisso. Pada tahun 1968, Jepang sudah mengumumkan bahwa penyakit yang dijangkit oleh masyarakat di kawasan Minamata disebabkan oleh pencemaran limbah Pabrik Chisso.
Meskipun banyak masalah yang disebabkan oleh Pabrik Chisso,
namun pemerintah Jepang saat itu tidak dengan segera melakukan tindakan tegas. Sebaliknya, pemerintah Jepang, Menteri Industri dan Perdagangan Nasional Hayato Ikeda, justru geram dan meminta penelitian tersebut untuk dihentikan karena berita tersebut dinilai akan mengancam kemajuan ekonomi Jepang. Hal ini disebabkan karena Pabrik Chisso merupakan perusahaan raksasa kimia terbesar di Jepang serta menguasai pasar global dan menunjang perekonomian Jepang saat itu. Meskipun banyak kasus yang diakibatkan dari pencemaran Pabrik Chisso tersebut, bahkan hingga dibawa ke pengadilan, pemerintah Jepang tetap mengijinkan Pabrik Chisso beroperasi. Pabrik Chisso bahkan pada awalnya telah memberikan uang tutup mulut kepada penduduk agar Pabrik Chisso tetap berjalan.
Semakin lama, bencana penyakit akibat pencemaran Pabrik Chisso
bertambah besar. Hal ini akhirnya mampu mengetuk hati dari Pemerintah Jepang serta menyadarkan mereka bahwa pertumbuhan ekonomi yang mereka lakukan merugikan masyarakat, khususnya di Minamata. Lebih dari 26,6 juta dolar harus dikeluarkan oleh pemerintah Jepang untuk mengganti kerugian penduduk Minamata serta harus menutup Pabrik Chisso. Hingga tahun 1990, tercatat ada 987 korban meninggal dan 2.900 penderita penyakit Minamata yang masih hidup menurut biro lingkungan hidup Jepang. Saat itu pemerintah Jepang memerlukan waktu 15 tahun untuk mereklamasi dan mensterilkan teluk Minamata dari kandungan logam berat.
Melalui kasus ini,saya menganalisa bahwa :
B. FAKTOR YANG MENYEBABKAN KERACUNAN
Yakni bahan Merkuri (Hg) atau biasa dikenal sebagai air raksa, hasil limbah yang diproduksi oleh industri Chisso (Jepang)
C. PROSES PERJALANAN MERKURI (Hg)
Merkuri (Hg) dibuang dikelaut, membuat kehudipan laut tercemar
oleh logam berat tersebut yang berdampak pada biota laut, termasuk ikan, yang dimana merupakan komsumsi masyarakat sekitar teluk Minamata. Sehingga ikan yang berada diteluk tersebut terkontaminasi oleh logam berat Merkuri,yang kemudian dimakan oleh masyrakat sekitar, sehingga menimbukan gangguan kesehatan berupa penyakit sindrom dan kelainan mental serta kelumpuha saraf bahkan kematian.
D. TATA CARA PENGENDALIAN
Berdasarkan hal tersebutlah, maka pemerintah jepang akhirnya
menutup pabrik/ industry Chisso tersebut, sehingga muncullah beberapa cara pencegahan dan pengendalian diantaranya:
1. Diberlakukannya perraturan Hukum terkait dengan Pemeliharan
Lingkungan 2. Diberlakukannya peraturan Hukum terkait dengan pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup 3. Menciptakan /mengembangkan alat serta teknologi pengendalian limbah penyebab pencemaran (pencegahan)