Anda di halaman 1dari 12

Makalah

“HIPOTENSI”
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analis Kesehatan mengenai

Promosi kesehatan penyakit Hipotensi

Oleh :
DEDI GUNAWAN
TINGKAT 1 B

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN
MEDAN JURUSAN ANALIS
KESEHATA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan bimbingaan
penulis dapat menyelesaikan promosi kesehatan ini dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa juga
penulis mengucapkan terima kasih yang kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan laporan akhir praktikum ini.

Laporan ini berisikan tentang Penyakit Hipotensi. Harapan penulis semoga promkes
tentang hipotensi ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.

penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat
kurang, oleh karena itu kritik, saran, dan masukkan dari pembaca kiranya dapat
menyempurnakan laporan ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 1
1.3 TUJUAN MAKALAH ....................................................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................................................... 2
2.1 PENGERTIAN HIPOTENSI .............................................................................................................. 2
2.2 FAKTOR YANG DAPAT MEMPERTAHANKAN TEKANAN DARAH ................................................. 2
2.3 TANDA DAN GEJALA HIPOTENSI ................................................................................................. 3
2.4 PENYEBAB HIPOTENSI ................................................................................................................. 3
2.5 CARA MENANGANI DAN MENCEGAH HIPOTENSI ....................................................................... 5
BAB III ..................................................................................................................................................... 8
3.1 SIMPULAN..................................................................................................................................... 8
3.2 SARAN .......................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan di Indonesia masih buruk, buktinya Indonesia menjadi salah satu negara
terburuk dalam bidang kesehatan di Asia. Tidak hanya dipandang dari keadaan jasmaninya saja
tetapi juga dilihat dari keadaan yang lain seperti keadaan rohani,ekonomi dan sosial dan itulah
definisi kesehatan menurut WHO bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera seseorang baik
jasmani, rohani, ekonomi maupun sosial. Semua hal itu harus seimbang, artinya semuanya
terkontrol dengan baik. jika salah satu nya timpang (tidak dalam keadaan baik/sejahtera), maka
kondisinya tidak sehat (sakit). Lihat kondisi Indonesia sekarang, selain jasmani rakyatnya
lemah, iman mereka lemah, pergaulan remaja pun semakin jauh dari kategori generasi negeri
yang berpendidikan. Tidak hanya itu, pendapatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) berada dibawah
rata-rata. Kemudian keharmonisan sesama penduduk Negara Indonesia pun masih jauh dari
kategori baik. Banyaknya demo, tawuran antar pelajar, perang saudara itu menunjukkan bahwa
keadaan penduduk Indonesia tidak sehat. Kita kesulitan mendeteksi sumber penyakit yang
telah menular kemana-mana sehingga sudah dirasa sebagai kebiasaan.
Hal yang paling menonjol adalah bebasnya pola hidup masyarakat yang akhirnya
mengakibatkan masyarakat itu sendiri menjadi sakit. Penyakit yang tersebar di Negara kita di
jaman kekinian, mayoritasnya diakibatkan pola hidup mereka sendiri yang tidak sehat. ternyata
dibalik zaman yang semakin modern, mencari info tentang segala hal pun mudah, masih saja
mereka belum berperilaku sehat.
Seringkali masyarakat mengetahui dirinya sakit setelah tubuh mereka terjangkit dan
terasa gejalanya. Seperti hal nya penyakit hipotensi. Biasanya, orang yang terkena hipotensi
tidak merasa dan tidak menyadari kalau dia terkena penyakit. Hal itu terjadi dikarenakan
kurangnya pengetahuan akan ruang lingkup penyakit itu.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Pengertian hipotensi?
2. Faktor apa saja yang dapat mempertahankan tekanan darah?
3. Apa tanda dan gejala yang di timbulkan saat menderita penyakit hipotensi?
4. Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit hipotensi?
5. Bagaimana cara menangani dan mencegah penyakit hipotensi?

1.3 TUJUAN MAKALAH


Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dibuat, makalah ini ditulis dengan tujuan
untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui pengertian hipotensi
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempertahankan tekanan darah
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang di timbulkan saat menderita penyakit hipotensi
4. Untuk mengetahui apa penyebab timbulnya penyakit hipotensi.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang di timbulkan saat menderita penyakit hipotensi
6. Untuk mengetahui cara menangani dan mencegah penyakit hipotensi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HIPOTENSI


Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60
mmHg. Normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat
aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG.Saat darah mengalir
melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri, tekanan itulah yang dinilai
sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah.Terhambat atau
terbatasnya jumlah darah yang mengalir ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal dapat
terjadi jika tekanan darah terlalu rendah, sehingga dapat menyebabkan kepala terasa ringan dan
pusing. Tubuh juga akan terasa tidak stabil atau goyah, bahkan kehilangan kesadaran.Ada dua
ukuran yang digunakan dalam tekanan darah, yaitu tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan
diastolik (bilangan bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 dan 140/90.
Penderita hipotensi memiliki tekanan darah di bawah 90/60 dan disertai dengan gejala
hipotensi. Sedangkan jika tekanan darah di atas 140/90, maka orang tersebut menderita tekanan
darah tinggi/hipertensi.
Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi)
berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang
menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas
kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang
memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan
berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan
aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah
akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.

2.2 FAKTOR YANG DAPAT MEMPERTAHANKAN TEKANAN DARAH


1. Kekuatan memompa jantung;
2. Banyaknya darah yang beredar;
Untuk membuat tekanan dalam suatu susunan tabung maka perlu tabung seiisi
sepenuhnya. Oleh karena dinding pembuluh darah adalah elastic dan dapat mengembung, maka
harus diisi lebih supaya dibangkitkan suatu tekanan. Pemberian cairan seperti plasma atau
garam akan menyebabkan tekanan naik lagi.
3. Viskositas darah;
Viskositas darah disebabkan protein plasma dan jumlah sel darah yang berada didalam
aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan mengubah tekanan darah. Misalnya
pada anemia, jumlah sel dalam darahberkurang dan dengan sendirinya tekanan menjadi lebih
rendah, seandainya jantung dan system vasomotorik tidak bekerja lebih giat untuk
mengimbanginya.
4. Elastisitas dinding pembuluh darah;
Di dalam arteri tekanan lebih besar dari pada yang ada dalam vena sebab otot yang
membungkus arteri lebih elastic dari pada yang ada di dalam vena.
5. Tekanan tepi (resistensi periferi)
Ini adalah tahanan yang dikeluarkan geseran darah yang mengalir dalam pembuluh.
Tahanan utama pada aliran darah dalam system sirkulasi besar berada di dalam arteriol. Dan
turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriol juga menghaluskan denyutan yang
keluar dari tekanan darah sehingga denyutan tidak kelihatan di dalam kapiler dan vena.

2
2.3 TANDA DAN GEJALA HIPOTENSI
Tidak semua yang mengalami hipotensi akan merasakan gejala. Kondisi hipotensi juga
tidak selalu memerlukan perawatan. Namun jika tekanan darah cukup rendah, kemungkinan
besar bisa menimbulkan gejala-gejala seperti berikut ini.

 Jantung berdebar kencang atau tidak teratur.


 Pusing.
 Merasa cepat lelah tak bertenaga
 Mual.
 Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah.
 Penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama sehabis duduk
lama lalu berjalan
 Pucat dan badan dingin yang disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh
jaringan tubuh.
 Napas pendek atau cepat.
 Mengalami pingsan yang berulang.
 Dehidrasi.

Jika mengalami gejala hipotensi, sebaiknya segera duduk atau berbaring, minum air putih, dan
menghentikan semua kegiatan yang sedang di lakukan. Gejala biasanya akan segera hilang
setelah beberapa saat.

2.4 PENYEBAB HIPOTENSI


Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal
ini dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari
jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah.
Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung
abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka
berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ
tubuh.
2. Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang
hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat
berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.
3. Faktor usia
4. Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang
sedang rileks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah yang
lebih rendah. Selain itu jika baru saja makan, tekanan darah juga bisa menurun karena
banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan untuk mencerna dan
menyerap makanan.Tekanan darah pada siang dan malam hari pun berbeda. Biasanya
pada siang hari tekanan darah akan meningkat, dan malam harinya akan lebih rendah.

3
Penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu

Hipotensi bisa diakibatkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, beberapa di antaranya adalah:

 Hipotensi ortostatik. Gejala hipotensi ortostatik biasanya muncul saat Anda berubah
posisi secara tiba-tiba. Seseorang dengan hipotensi ortostatik mengalami penurunan
tekanan darah sistolik sebanyak 15-30 mm Hg ketika berdiri dari posisi duduk atau
berbaring.
 Hipotensi akut akibat kehilangan darah tiba-tiba (syok).
 Neurally mediated hypotension. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang berdiri
terlalu lama, hingga aliran darah berkumpul pada bagian bawah tubuh.
 Dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat tubuh kekurangan cairan dan bisa disebabkan oleh
kurang minum, puasa atau diare.
 Efek samping pengobatan. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan tekanan darah,
seperti obat antidepresi, obat anti-hipertensi seperti alpha-blocker dan beta-blocker,
obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE Inhibitor) hingga obat diuretik.
Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-
obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik
 Anemia. Anemia merupakan kondisi di mana kandungan hemoglobin di dalam darah
rendah. Salah satu gejala anemia adalah tekanan darah rendah.
 Kehamilan. Tekanan darah pada wanita hamil biasanya lebih rendah karena sistem
peredaran darahnya yang berkembang dengan cepat.
 Ketidakseimbangan hormon. Penyakit seperti diabetes atau penyakit Addison
menyebabkan gangguan produksi hormon. Hal ini bisa berdampak pada
keseimbangan kadar air dan mineral tubuh, serta tekanan darah.
 Penyakit saraf. Penyakit saraf seperti penyakit Parkinson dapat menyebabkan
hipotensi ketika menjangkiti sistem saraf yang mengontrol fungsi tubuh otonom
seperti mengendalikan tekanan darah.
 Perdarahan hebat. Hilangnya darah dalam jumlah besar dalam tubuh akan
menurunkan asupan darah ke jaringan-jaringan di tubuh, sehingga tekanan darah
tubuh akan menurun drastis. Ini merupakan kondisi mengancam nyawa yang
memerlukan penanganan medis secepatnya.
 Penyakit jantung. Penyakit kronis seperti penyakit jantung menyebabkan darah tidak
bisa dipompa dengan baik oleh jantung ke seluruh tubuh. Akibatnya, tekanan darah
pun menurun.
 Infeksi darah (Sepsis). Sepsis terjadi ketika infeksi yang terjadi dalam jaringan mulai
memasuki aliran darah. Akibatnya, tekanan darah akan menurun drastis. Kondisi ini
mengancam nyawa dan memerlukan penanganan medis secepatnya.
 Reaksi alergi yang parah (anafilaksis). Anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang
berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa gatal yang sangat,
sesak napas, dan tekanan darah menurun drastis.

4
Dignosis Hipotensi

Mengukur tekanan darah merupakan cara yang tepat dan mudah untuk mendiagnosis
hipotensi. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum mengukur tekanan
darah untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang tepat.

 Mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil.


 Istirahat minimal 5 menit.
 Dilakukan sambil duduk dan tidak sambil bicara.

Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa cara atau tes lain untuk mendiagnosis
penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu, dan sekaligus menentukan
perawatan yang tepat, yaitu:

 Elektrokardiogram (EKG). Tes ini bertujuan mendeteksi keabnormalan struktur


jantung, masalah suplai oksigen dan darah ke otot jantung, serta detak jantung yang
tidak teratur.
 Ekokardiogram. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar
struktur jantung dan memeriksa fungsinya.
 Tes latihan stres. Tes ini dilakukan dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras
agar lebih mudah mendiagnosis tekanan darah. Bisa dilakukan dengan berjalan di
treadmill.
 Tes darah. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan jika pasien
mengalami anemia atau diabetes.
 Valsalva Maneuver. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien mengambil napas
panjang kemudian menutup hidung dan membuang napas melalui mulut, seperti Anda
meniup suatu balon yang sangat kaku. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kondisi
sistem saraf autonomi pernapasan.
 Tes kemiringan tegak lurus (tilt table test). Tes ini biasa dilakukan bagi pasien
hipotensi ortostatik untuk melihat perbedaan tekanan darah saat berbaring dan berdiri.

2.5 CARA MENANGANI DAN MENCEGAH HIPOTENSI

1. Pengobatan / Penanganan Penyakit Hipotensi


Hipotensi pada orang sehat yang tidak menimbulkan masalah biasanya tidak
memerlukan perawatan. Jika memiliki tanda-tanda atau gejala tekanan darah rendah,
mungkin memerlukan pengobatan, yang tergantung pada penyebabnya.Jika hipotensi
ortostatik disebabkan oleh obat-obatan, dokter dapat mengubah dosis atau memberikan obat
yang berbeda. Jangan berhenti minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan
lain untuk hipotensi ortostatik termasuk penambahan cairan untuk mengobati dehidrasi atau
memakai selang elastis untuk meningkatkan tekanan darah di bagian bawah tubuh. Mereka
yang menderita hipotensi jenis NMH harus menghindari pemicu, seperti berdiri untuk waktu
yang lama.

5
Pengobatan lain melibatkan banyak minum cairan dan meningkatkan jumlah garam
dalam makanan. (Pengobatan ini harus atas rekomendasi dokter karena terlalu banyak garam
juga dapat berbahaya bagi kesehatan).Hipotensi akut yang disebabkan oleh syok adalah
kedaruratan medis.Mungkin akan diberi transfusi darah intravena, obat-obatan untuk
meningkatkan tekanan darah dan kekuatan jantung, serta obat lainnya seperti antibiotik.
Selain hal diatas juga terdapat cara-cara penganan Hipotensi sebagai berikut.

• Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari,
sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan
meningkat
• Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat
membantu mengurangi timbulnya gejala
• Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis
• Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala hipotensi
yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan
memberikan vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan bagi
penderita.
• Perbanyak garam. Bagi penderita tekanan darah rendah, hal ini bisa bermanfaat. Namun
karena kelebihan sodium bisa bisa menyebabkan gagal jantung, khususnya pada orang
dewasa, pastikan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Jika dokter menganjurkan
menambah asupan sodium tapi Anda tidak suka banyak garam, cobalah menggunakan kecap
alami.
• Kurangi alkohol. Alkohol membuat dehidrasi dan menurunkan tekanan darah, bahkan jika
diminum dalam jumlah sedang. Sedang air mengatasi dehidrasi dan meningkatkan volume
darah.
• Ikuti pola diet sehat. Dapatkan semua nutrisi yang perlukan dengan fokus pada beragam
makanan, termasuk whole grain, buah-buahan, sayuran, ayam tanpa kulit dan ikan.
• Ubah posisi tubuh secara perlahan.bisa mengurangi pusing saat berdiri dengan cara berdiri
perlahan. Sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari, tarik nafas dalam-dalam selama
beberapa menit kemudian duduk perlahan sebelum berdiri. Untuk melawan efek gravitasi,
cobalah tidur dengan sedikit mempertinggi kepala tempat tidur. Jika mulai mengalami gejala
saat berdiri, silangkan paha dalam posisi seperti gunting dan tekan, atau letakkan salah satu
kaki di pinggir kursi dan condongkan badan ke depan sejauh mungkin. Gerakan ini
mendorong darah bergerak dari kaki ke jantung.
• Makan porsi kecil dan konsumsi makanan rendah karbohidrat. Untuk mencegah penurunan
tekanan darah drastis setelah makan, konsumsilah makanan dalam porsi kecil beberapa kali
sehari. Selain itu, batasi makanan tinggi karbohidrat seperti kentang, nasi, pasta dan roti.
• Kenakan stocking yang bisa menekan (compression stocking). Stocking elastis yang umum
digunakan untuk meredakan rasa sakit dan pembengkakan pembuluh darah vena bisa
membantu mengurangi penumpukan darah di kaki

6
2. Pencegahan Penyakit Hipotensi

1. Waktu dialisis
Dialisis dilakukan lebih perlahan, dialisis yang lebih lama seringkali dapat mengatasi episode
hipotensi pada hemodialis tetapi ini tidak disukai penderita, sehingga penderita memerlukan
edukasi.

2. Pengurangan natrium bertahap


Ini dapat digunakan untuk meminimalisir symptom dari hipotensi dengan optimalisasi
pengisian ulang vaskuler. Natrium dialisat di sel pada kadar tinggi (155 mmol/l), selama jam
pertama atau kedua dan selanjutnya setiap tahap diturunkan sampai jam ketigga. Upaya ini
berdasarkan penelitian dapat mengurangi kejadian hipotensi, tetapi sering menyebabkan rasa
haus pada penderita dan dapat meningkatkan asupan cairan (kontra produktif) karena
konsumsi garam. Mungkin ini bermanfaat pada beberapa penderita, tetapi harus dilakukan
secara hati – hati.
3. Ultrafiltrasi secara bertahap dan dialisis isovolemik
Usaha ini dapat menolong penderita mencapai berat keringnya (dry weight) tanpa terjadi
hipotensi tetapi cenderung kurang efektif dibandingkan dengan pengurangan natrium secara
bertahap. Ultrafiltrasi mulanya dilakukan tanpa dialisis selama jam pertama atau kedua,
pastikan hilangnya cairan terjadi saat urea plasma dan konsentrasi natrium paling tinggi dan
biarkan pengisian cepat pada vaskuler. Dialisis selanjutnya dilakukan dengan ultrafiltrasi
minimal dan cenderung untuk ditingkatkan pada dialisis selanjutnya..
4. Pengaturan suhu
Suhu penderita dijaga tetap 0.5 °C dibawah normal dengan mengurangi suhu dialisat. Ini
penting untuk meningkatkan vasokonstriksi kutaneus, yang dapat menolong penderita
memelihara tekanan darah selama dialisis, ini sangat efektif dalam mencegah hipotensi.
Ghasemi et al., membuktikan ppenurunan suhu dialisat dari 370C menjadi 350C dapat
menurunkan kejadian hipotensi selama hemodialisis.
5. Carnitine
Ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa definisiensi carnitine berperan pada
kejadian hipotensi selama hemodialisis juga pada kelelahan otot. Kordiomiopati dan anemia.
Pada beberapa penderita kondisi ini dapat diatasi dengan pemberian terapi reguler carnitine
intravena.
6. Pertimbangkan penggunaan monitor volume darah
7. Gunakan mesin dialisis dengan alat control ultrafiltrasi
8. Pertimbangkan pemberian agonis alfa adrenergic Midodrine sebelum tindakan
dialisis.
9. Gunakan dialisat bikarbonat
10. Tingkatkan hematokrit diatas 33%
11. Jangan berikan makanan tau glukosa oral selama dialisis pada pasien yang sering
mengalami hipotensi.

7
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 SIMPULAN

1. Penyakit hipotensi sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena dapat melemahkan tubuhnya,
sering pingsan, dan ada kemungkinan tubuhnya sulit difungsikan dikarenakan jantung
memompa darah ke seluruh tubuh dengan sangat lemah. Ironisnya, untuk penyakit hipotensi
ini nyaris tidak ada obatnya.
2. Cara mencegah atau menangani penyakit hipotensi, selain belajar untuk melaksanakan pola
hidup sehat, kita harus senantiasa mengecek tensi darah kita agar senantiasa terkontrol.

3.2 SARAN

Untuk pembaca, semoga makalah ini dapat menjadi wahana pengetahuan yang dapat
diamalkan di kehidupan sehari-hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

http//www.medicastore.com

Pearce, C Evelyn (2010) “ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS”, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama

Zuhdi, L Hakim (2009) “PEMBULUH DARAH”, Tanggerang Selatan : Laras adv

Anda mungkin juga menyukai