Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN


“DISTRICT HEALTH ACCOUNT (DHA)”

OLEH :
KELOMPOK 3
NOOR DWIANY AINUN D (J1A116082)
NOVANTO GUNTUR (J1A116083)
NOVI DAMAYANTI
NUNUNG TRIWAHYUNI
NUR HIKMAWATI HALIK
NUR NAZILA FITRIA
PUTRI PALANDO
SITTI SARBIANTI SIRATA
SITTI SUSANTI
SRI RAHMASARI
VANKA YUNA JULIASTY

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “District Health Account” ini meskipun dengan sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Sebagai penulis, kami mengakui bahwa masih banyak kekurangan yang terkandung di
dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi lebih
memperbaiki makalah ini. Terima Kasih.

Kendari, Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................


DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................
C. TUJUAN UMUM ......................................................................................................
D. TUJUAN KHUSUS ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................
A. PENGERTIAN DHA .................................................................................................
B. KONSEP DAN TERMINOLOGI DHA ....................................................................
C. 8 DIMENSI POKOK DHA .......................................................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................
A. KESIMPULAN ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah mamasuki era desentralisasi di tahun 2001, sebagian kewenangan termasuk
pengalokasian anggaran sesuai kebutuhan diserahkan ke daerah masing-masing. Para
perencana di daerah, termasuk sektor kesehatan, dituntut agar da pat membuat perencanaan
yang baik berbasis fakta. Meskipun proses perencanaan di Dinas Kesehatan telah diupayakan
agar di kembangkan sesuai urutan prioritas, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa
informasi keuangan/ pendanaan seperti sumber dana, pemanfaatannya serta siapa penerima
manfaatnya sangatlah terbatas. District Health Account (DHA) akan sangat membantu
pengambil keputusan dalam menjawab beberapa pertanyaan pokok seperti isu kecukupan
(sufficiency), pemerataan (equity), Efisiensi (efficiency), efektivitas ( effectiveness) dan
keberlanjutan (sustainability) yang dapat digunakan untuk kebijakan alokasi sumber daya
kesehatan.
Selain itu, di tingkat nasional saat ini telah dikembangkan suatu National Health Account
(NHA) yang memberikan gambaran total pembiayaan kesehatan dari berbagai sumber di
Indonesia yang dapat diperbandingkan antar negara karena mengikuti standar klasifikasi
internasional. Hal ini sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan dimana salah satu
komponennya adalah pembiayaan kesehatan, seperti tertuang di dalam Sistem Kesehatan
Nasional ( SKN). Di tingkat lokal (provinsi dan kabupaten/kota), DHA akan memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan, evaluasi dan monitoring pembiayaan
kesehatan. Hasilnya pun dapat dimanfaatkan untuk kepentingan NHA sehingga potret
pembiayaan kesehatan di Indonesia juga akan menjadi semakin utuh dan akurat. Dengan
demikian DHA dapat diharapkan sinkron dengan NHA (sejalan dengan kode akun dalam
klasifikasi internasional yang dimodifikasi sesuai kebutuhan daerah) dan sekaligus responsif
terhadap kepentingan daerah (sejalan dengan kode rekening dalam Permendagri).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan DHA (District Health Account) ?
2. Bagaimana konsep dan terminologi DHA ?
3. Apa saja 8 dimensi pokok dalam DHA ?
C. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang District Health Account
(DHA)
D. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian DHA (District Health Account)
2. Untuk mengetahui konsep dan terminologi DHA
3. Untuk mengetahui 8 pokok dimensi dalam DHA
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian DHA (District Health Account)


Health Account (HA) merupakan suatu cara pemantauan yang sistematis, koprehensif
serta konsisten terkait pemanfaatan aliran dana/pembiayaan pada sistem kesehatan (health
spending). Secara umum Health Account adalah proses pencatatan, analisis dan pelaporan
belanja kesehatan. Health Account bisa dilakukan dalam skala nasional (NHA = National
Health Account), dapat pula dilakukan di tingkat Provinsi (PHA = Provincial Health
Account) dan ditingkat Kabupaten/Kota (DHA = District Health Account) (AIPHSS, 2013).
PHA/DHA adalah suatu bentuk health account yang lebih kecil dan bersifat regional
(provinsi/kabupaten/kota) dengan tetap mengacu pada kaidah- kaidah NHA yang telah
disepakati dan ditetapkan secara nasional, baik dari segi batasan health account, klasifikasi,
dan sumber daya yang diperhitungkan. Pada tingkat kabupaten/kota, pelaksanaan DHA bisa
juga digunakan untuk bahan advokasi dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam sistem
pembiayaan. DHA juga akan menghasilkan gambaran mengenai besar belanja kesehatan
rumah tangga, apakah digunakan untuk pembayaran pelayanan kesehatan secara langsung
atau melalui sistem asuransi kesehatan (FKM UI, 2015).
DHA juga akan menghasilkan gambaran besar belanja kesehatan rumah tangga, apakah
untuk pembayaran langsung atau melalui asuransi kesehatan. Data ini penting untuk melihat
sejauh mana prospek pengembangan sistem jaminan kesehatan di kabupaten/kota
bersangkutan. Akhirnya hasil DHA sangat diperlukan dalam pelaksanaan PHA dan NHA.
Untuk Indonesia yang telah menerapkan sistem desentralisasi fiskal, NHA hanya dapat
dilaksanakan dengan baik kalau ada data tentang belanja kesehatan di tingkat
Kabupaten/Kota (FKM UI, 2015).

B. Konsep dan Terminologi DHA (District Health Account)


Konsep DHA meliputi
1. Aliran dana kesehatan
a. Langkah-langkah
Memahami alur aliran dana atau flow of fund merupakan langkah penting dalam
mengembangkan suatu DHA. Adapun langkah kunci untuk proses ini adalah :
1) Definisikan ba tasan variabel yang dimaksud (boundaries) : sumber, agen,
provider, fungsi, dsb.
2) Gambarkan aliran dana (flow of fund) melalui matriks “SUMBER dan
PENGGUNA”.
3) Tentukan kategori dari sumber, agen dan penggunaan (provider dan fungsi)
Alur aliran dana dapat ditelusuri menurut sumber (dana berasal dari mana), mengalir
ke institusi mana (agen pendanaan), siapa yang menggunakan dana tersebut
(provider), untuk fungsi-fungsi dan komponen apa saja, dan akhirnya siapa penerima
manfaat. Secara sederhana gambaran alur dana tersebut adalah sebagai berikut:

Pemahaman tentang alur dana sangatlah penting agar kita dapat mengetahui
secara akurat besaran dana kesehatan secara keseluruhan, tidak duplikasi atau double
counting atau mungkin overestimate ataupun underestimate. Demikian juga kita dapat
mengetahui ke mana dana mengalir, apakah menyentuh beneficiary yang ditargetkan
atau hanya dinikmati aparat birokrat saja atau fungsi manajemen menyerap dana
berlebihan, serta apakah program yang dianggap prioritas mendapatkan porsi dana
yang cukup
b. Mengidentifikasi Alur Dana (Flow Of Fund)
Gambar berikut menjelaskan bagaimana sumber dari berbagai departemen
mengalirkan dana ke agen pendanaan (yang mengelola dan mengarahkan dana) serta
siapa providernya (rumah sakit, institusi pelayanan kesehatan lain, administrasi dll).
Selanjutnya dapat diidentifikasi dana tersebut digunakan untuk fungsi-fungsi apa saja.
Misalnya pelayanan kuratif, promotif, administrasi dll
Alur dana dari Sumber – Agen - Provider

Alur dana dari Sumber –Agen – Provider – Fungsi

2. Klasifikasi Pembiayaan Menurut Sumber, Agen, Provider, Fungsi, Mata Anggaran,


Dan Penerima Manfaat
Agar dapat melakukan analisis DHA secara lengkap, dibutuhkan data pendukung diantaranya
Mencakup Jumlah penduduk (untuk informasi berapa pengeluaran kesehatan per kapita) dan
Besaran APBD kabupaten/kota (untuk isu sustainabilitas)
C. 8 Dimensi Pokok Dalam DHA (District Health Account)
Dalam DHA, ada 8 (delapan) dimensi yang menggambarkan ciri suatu belanja
kesehatan. Setiap data belanja/biaya kesehatan yang ditemukan, harus ditelaah dan diberikan
identitas menurut 8 dimensi tersebut.
1. Sumber Biaya (FS = Financing Sources)
Sumber biaya adalah unit/institusi yang menyediakan biaya kesehatan. Sumber biaya
tersebut bisa instansi pemerintah yang mengelola dana berasal dari pajak, dan jaminan sosial.
Sumber tersebut bisa juga organisasi swasta seperti misalnya LSM, Rumah Tangga, atau
suatu kesatuan organisasi lainnya (misalnya biaya dari sumber external).
2. Pengelola Anggaran (FA = Financing Agents)
Pengelola aggaran adalah institusi atau unit yang menerima dan mengelola dana dari
sumber dana untuk membayar atau membeli barang dan jasa kesehatan. Ini misalnya
termasuk Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Badan Pengelola Jaminan Sosial, Perusahaan Asuransi Kesehatan Swasta,
LSM, Perusahaan Dan Rumah Tangga.
3. Penyelenggara Pelayanan/Program (HP = Health Providers)
Penyelenggara pelayanan adalah institusi atau unit yang menerima dan menggunakan
dana untuk memproduksi barang dan jasa pelayanan atau melaksanakan program kesehatan,
termasuk misalnya Dinas Kesehatan, RS milik pemerintah, RS swasta, klinik, puskesmas,
praktek dokter (swasta), dll.
4. Fungsi Kesehatan (HC = Health care Function)
Fungsi Kesehatan adalah dimensi fungsi dalam DHA mengadopsi dimensi fungsi dalam
SHA 2011 yang merupakan semua aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan,
memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan.
5. Program Kesehatan (PR = Program)
Program kesehatan adalah dimensi program bertujuan untuk menggambarkan jenis
program kesehatan yang dibiayai dengan belanja dari pengelola anggaran. Secara umum
dimensi program dalam DHA yang disesuaikan dengan program kesehatan yang ada adalah
sebagai berikut:
a) Program Kesehatan Masyarakat
b) Program Kesehatan Individu
c) Program Penguatan Sistem Kesehatan
6. Jenis Kegiatan(HA = Health Activity)
Dimensi jenis kegiatan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh provider yang
secara umum dapat dibagi dua, yaitu
(a) kegiatan langsung
(b) kegiatan tidak langsung atau disebut juga kegiatan penunjang.
Kegiatan temuan kasus dan pengobatan adalah kegiatan langsung, sedangkan pelatihan
staff administrasi dan administrasi umum di kantor Dinas Kesehatan adalah kegiatan tidak
langsung. Penyemprotan fogging adalah kegiatan langsung. Rapat kordinasi di Dinas
Kesehatan adalah kegiatan tidak langsung.
Dalam sektor kesehatan, kegiatan langsung dapat dibagi dua, yaitu
(a) kegiatan pelayanan perorangan seperti pengobatan dan perawatan individu yang sakit
(b) kegiatan kesehatan masyarakat (public health) seperti misalnya pemberantasan vektor,
sanitasi, promosi kesehatan, immunisasi, dan lain sebagainya.
Kegiatan tidak langsung adalah kegiatan yang dilakukan untuk menunjang dua kelompok
kegiatan langsung diatas. Ini termasuk misalnya kegiatan administrasi dan manajemen,
monitoring, evaluasi, dan lain sebagainya. Dari perspektif anggaran berbasis kinerja,
anggaran untuk kegiatan langsung sangat menentukan kinerja suatu program. Artinya, kalau
anggaran sebagian besar terpakai untuk kegiatan-kegiatan tidak langsung, maka program
tidak menghasilkan output (kinerja).
7.Mata Anggaran (HI = Health Input)
Mata anggaran adalah jenis input yang ”dibeli” oleh provider (pelaksana
program/pelayanan) untuk melaksanakan jenis-jenis kesehatan diatas. Mata Anggaran
mencakup hal-hal berikut:
(a) Barang modal (seperti gedung, alat kesehatan,alat non kesehatan, fellowship
untuk staff,dan lain sebagainya).
(b) Biaya operasional atau biaya variabel (seperti tenaga, obat, bahan medis,
bahan non-medis, makanan, listrik, telepon, air, perjalanan, dan lain sebagainya)
(c) Biaya pemeliharaan (pemeliharaan gedung, alat, pelatihan, dan lain
sebagainya). Dari perspektif anggaran berbasis kinerja, anggaran operasional
sangat menentukan kinerja suatu program. Artinya, kalau anggaran sebagian besar
terpakaiuntuk belanjabarang modal, maka program tidak menghasilkan output
(kinerja).
8.Jenjang kegiatan (HL =Health Level of Activity)
Jenjang kegiatan adalah jenjang administrative dimana kegiatan tersebut
dilaksanakan. Berikut contoh-contoh jenis kegiatan menurut jenjangnya.
a.Jenjang Propinsi : pelatihan staff Dinas kesehatan di ibu kota propinsi, dan lain sebagainya.
b.Jenjang Kabupaten/kota : rawat inap di RSUD, pelatihan bidan desa di ibu
kotaKabupaten/Kota, dan lain sebagainya.
c.Jenjang kecamatan : pengobatan di Puskesmas (rawat jalan dan rawat inap), dan lain
sebagainya.
d.Jenjang desa/masyarakat :penyuluhan masyarakat, penimbangan di Posyandu, fogging, dan
lain sebagainya. Dari perspektif anggaran berbasis kinerja, belanja untuk pelayanan di
masyarakat sangat menentukan kinerja cakupan program. Kalau anggaran lebih banyak untuk
kegiatan pada jenjang kabupaten dan propinsi tidak cukup untuk kegiatan/intervensi di
masyarakat, maka cakupan program sulit di ditingkatkan.
9.Penerima manfaat(HB =Health Beneficiaries)
Penerima manfaat adalah kelompok penduduk yang mendapat manfaat dari barang
dan jasa kesehatan yang dibiayai. Penerima manfaat ini dapat dibagi berdasarkan kategori
berikut ini:
a.Ciri demografi (pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk bayi, balita, anak sekolah,
remaja, usia produktif, usia).
b.Tingkat ekonomi (masyarakat miskin dan masyarakat non miskin).
c.Geografi (kota, desa, daerah terpencil, dan lain sebagainya) (FKM UI, 2015)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. DHA adalah suatu bentuk health account yang lebih kecil dan bersifat regional
(provinsi/kabupaten/kota) dengan tetap mengacu pada kaidah- kaidah NHA yang
telah disepakati dan ditetapkan secara nasional, baik dari segi batasan health account,
klasifikasi, dan sumber daya yang diperhitungkan. Pada tingkat kabupaten/kota,
pelaksanaan DHA bisa juga digunakan untuk bahan advokasi dan memperbaiki
kekurangan yang ada dalam sistem pembiayaan. DHA juga akan menghasilkan
gambaran mengenai besar belanja kesehatan rumah tangga, apakah digunakan untuk
pembayaran pelayanan kesehatan secara langsung atau melalui sistem asuransi
kesehatan (FKM UI, 2015).
2. Konsep dan Terminologi DHA (District Health Account)
Konsep DHA meliputi:
a. Aliran dana kesehatan
b. Klasifikasi Pembiayaan Menurut Sumber, Agen, Provider, Fungsi, Mata Anggaran,
Dan Penerima Manfaat
3. 8 Dimensi Pokok Dalam DHA (District Health Account) :
a. Sumber biaya ( sb )
b. pengelola anggaran (pa)
c. penyelenggaran pelayanan ( pl )
d. jenis kegiatan ( jk )
e. mata anggaran (ma)
f. program kesehatan ( pr )
g. jenjang kegiatan ( jk )
h. dan penerima manfaat ( pm ).
DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan RI. 2013. Australia Indonesia Partnership for Health Systems
Strengthening (AIPHSS)
2. FKM UI. 2015. Modul dan Pedoman Pelatihan District Health Account (DHA)
3. Dinas Kesehatan Provinsi NTB. 2009. Modul Bahan Ajar District Health Account 9
Kabupaten/Kota Provinsi NTBFKMUI, Dinas Kesehatan Provinsi NTB & GTZ

Anda mungkin juga menyukai