Ustek D Tanggapan Dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Ustek D Tanggapan Dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja
D TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA
ACUAN KERJA DAN PERSONIL/FASILITAS
PENDUKUNG DARI PPK
Tanggapan terhadap KAK (Kerangka Acuan Kerja) pada pekerjaan Identifikasi Sarana
Dan Prasarana Kebutuhan Infrastruktur Wilayah Perbatasan Kecamatan Badegan Kabupaten
Ponorogo, ini akan terbagi atas 2 (Dua) bagian yang saling terkait yaitu berupa tanggapan
umum dan tanggapan khusus.
Kejelasan dari masing‐masing komponen yang saling terkait ini adalah sebagaimana tersebut
dibawah ini.
D.1 TANGGAPAN UMUM :
Secara keseluruhan materi dari KAK (Kerangka Acuan Kerja) pada pekerjaan dimaksud,
telah mencakup komponen‐komponen yang komprehensif dari sisi makro hingga mikro.
Demikian juga, dari sisi pemahaman materi, konsultan dapat mengerti hal‐hal yang
melatarbelakangi pekerjaan dan substansi dari pekerjaan itu sendiri. Dengan kata lain,
secara umum tanggapan terhadap KAK dari pekerjaan ini dapat diterima sebagai
pekerjaan yang sangat relevan dengan waktu yang tersedia, tuntutan terhadap tujuan dan
sasaran maupun kebutuhan pelayanan dari tenaga ahli yang perlu disediakan. Secara
khusus, tanggapan terhadap masing‐masing komponen, akan dilakukan pada pengkajian
dibawah ini.
D.2 TANGGAPAN KHUSUS :
Telah dikemukakan sebagaimana tersebut diatas, bahwa secara khusus pekerjaan ini
memerlukan tanggapan secara lebih mendetail terhadap komponen‐komponen dari
pekerjaan Identifikasi Sarana Dan Prasarana Kebutuhan Infrastruktur Wilayah Perbatasan
Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo. Secara sistematis, tanggapan‐tanggapan per
komponen akan tersajikan sebagaimana format KAK dimaksud diantaranya Latar
Belakang, Maksud dan Tujuan, Sasaran, Lingkup Pekerjaan, Lingkup Wilayah, Lingkup
kegiatan, Jenis dan Jumlah Tenaga Ahli, Jenis dan Substansi Laporan serta Keluaran.
Tanggapan dan Saran terhadap komponen‐koponen sebagaimana format dalam KAK
tersebut akan dsajkan sebagai berikut:
D - 1
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
A. Latar Belakang
a. Tanggapan
Pada KAK sudah dijelaskan Pada dasarnya pembangunan prasarana/sarana
permukiman di suatu kawasan telah melalui beberapa tahapan proses yang tidak
terlepas dari tujuan awal dari pembangunan prasarana/sarana di suatu kawasan
yaitu pengembangan sosial ekonomi di kawasan tersebut, sehingga tingkat
kemiskinan dapat dikurangi melalui penyediaan prasarana/sarana kawasan,
pemberdayaan sumber daya kawasan dan peningkatan peran serta swasta dan
masyarakat.
Salah satu kawasan yang perlu mendapat perhatian khusus dalam
pembangunan sebuah kawasan permukiman adalah Kawasan Perbatasan.
Kawasan Perbatasan adalah kawasan yang berbatasan langsung dengan wilayah
administratif Kabupaten lainnya dan memiliki pengaruh dan keterkaitan dalam tiap
kegiatan pembangunan pada aspek ekonomi, hukum, sosial budaya, lingkungan,
spasial (sistem kepusatan) dan kegiatan hidup masyarakat didalammya. Adapun
batasan wilayah kawasan perbatasan pada kegiatan ini diasumsikan pada batas
bagian wilayah perbatasan antar Kabupaten maupun perbatasan antar Provinsi.
Dalam arahan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Jawa Timur untuk kawasan perbatasan disebutkan bahwa terdapat indikasi
perkembangan yang saling terkait, baik dalam pola pemanfaatan lahan dan
infrastruktur. Dengan kondisi tersebut, diperlukan suatu kebijakan yang dapat
mengintegrasikan pengembangan pembangunan lintas wilayah dan saling
menguntungkan semua pihak baik dalam aspek perencanaan maupun
pemanfaatan wilayah tersebut.
Dalam pelaksanaan pembangunan sebagai upaya mengurangi ketimpangan
pembangunan wilayah, masih ditemui beberapa permasalahan yang terjadi di
wilayah perbatasan baik antar Kabupaten/Kota maupun antar Provinsi, antara lain:
1. Pembangunan seringkali tidak dilaksanakan secara terintegrasi, sehingga
beberapa program pembangunan yang dilaksanakan kurang sinergis antara
satu dengan yang lainnya;
2. Arah kebijakan pembangunan kewilayahan masing‐masing wilayah yang
berbatasan cenderung berorientasi pada wilayahnya masing‐masing;
3. Masih lemahnya koordinasi dan sinkronisasi embangunan antar pemerintah
Kabupaten/Kota maupun Provinsi yang saling berbatasan
4. Pengembangan pembangunan infrastruktur jalan yang seringkali belum
terintegrasi dan belum bisa menjadi sarana penghubung yang efektif bagi
kedua wilayah yang saling berbatasan tersebut;
D - 2
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
D - 3
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
D - 4
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
diakui keberadaannya.
1. Desentralisasi menuntut pembangunan dikelola berdasarkan pada prinsip‐
prinsip sebagai berikut:
2. Masyarakat atau rakyat sebagai pelaku utama dalam pengelolaan dan
pengambilan manfaatnya.
3. Masyarakat atau rakyat sebagai pengambil keputusan dan menentukan
sistem pengusahaan dan pengelolaan yang tepat.
4. Pemerintah sebagai fasilitator dan pemantau kegiatan.
5. Kepastian dan kejelasan hak dan kewajiban semua pihak.
6. Kelembagaan pengusahaan ditentukan oleh masyarakat atau rakyat.
7. Pendekatan pengusahaan didasarkan pada keanekaragaman hayati dan
keanekaragaman budaya
Dengan disahkannya UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, maka
kewenangan dan kewajiban pengembangan kawasan, sekarang ini berada pada
Pemerintah Kabupaten/Kota. Peran Pemerintah Pusat adalah menyusun Norma,
Standar, Pedoman dan Manual; disamping memfasilitasi dan meningkatkan
kapasitas aparat pemerintah daerah. Sedangkan kewenangan pemerintah daerah
dalam kaitannya dengan pengembangan kawasan adalah sangat luas, antara lain
adalah:
1. Menetapkan target pertumbuhan;
2. Menetapkan tahap dan langkah pembangunan kawasan dan kedaerahan,
sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
3. Menetapkan persetujuan kerjasama regional di bidang perdagangan yang
berlandaskan pada produksi lokal yang dihasilkan oleh sentra‐sentra komoditas
tertentu;
4. Melakukan berbagai macam negosiasi yang bertujuan mewujudkan konsepsi
pertumbuhan ekonomi regional;
5. Menetapkan institusi‐institusi pendukung kebijakan untuk pertumbuhan
ekonomi regional;
6. Mengembangkan sistem informasi untuk promosi kegiatan‐kegiatan ekonomi
regional.
Pemerintah pusat dan daerah mempunyai tanggung jawab untuk
menyelenggarakan pelayanan infrastruktur dasar yang bersifat public goods. Sesuai
dengan Undang‐undang Nomor 32 tahun 2004 urusan wajib pemerintah daerah
yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:
Penyediaan sarana dan prasarana umum;
Prasarana lingkungan dasar;
Pengendalian lingkungan hidup;
D - 5
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
D - 6
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
C. Keluaran/Output
Dalam KAK sudah dijelaskan terkait output antara lain :
1) Dokumen Identifikasi Sarana Dan Prasarana Kebutuhan Infrastruktur Wilayah
Perbatasan yang berisikan:
Data dan informasi tentang kondisi eksisting, permasalahan, potensi dan pola
penanganan kawasan permukiman pada kawasan lokasi kegiatan.
Data dan informasi kondisi eksisting, permasalahan, potensi dan
Identifikasi kebutuhan infrastruktur penanganan permukiman pada kawasan
lokasi kegiatan.
2. Indikasi kebutuhan program/kegiatan pembangunan infrastruktur dalam upaya
penanganan kawasan permukiman di wilayah perbatasan sampai dengan Tahun
2020, serta Program peningkatan kondisi perekonomian pada kawasan
perbatasan terpilih.
D. Ruang Lingkup
a. Tanggapan
Identifikasi Sarana Dan Prasarana Kebutuhan Infrastruktur Wilayah Perbatasan
Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo memiliki substansi pekerjaan, antara
lain :
1. Melakukan kajian kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah
perbatasan untuk lokasi kegiatan dan kedudukan serta fungsi kawasan
permukiman dalam konteks kewilayahan di lokasi kegiatan dan sekitarnya
2. Melakukan penetapan delineasi kawasan permukiman di wilayah
perbatasan pada lokasi kegiatan berdasarkan berbagai sumber dan hasil
kajian melalui proses penyepakatan di daerah.
3. Melakukan pemutakhiran kondisi eksisting kawasan termasuk
permasalahan, potensi dan program penanganan yang sudah dilaksanakan
maupun yang telah dicanangkan oleh pemerintah kabupaten/kota
setempat
4. Melakukan identifikasi kondisi Infrastruktur kawasan permukiman baik
kualitas maupun kuantitas meliputi infrastruktur permukiman yaitu sarana
prasarana air bersih, air limbah domestik, drainase permukiman,
persampahan dan jalan lingkungan.
5. Melakukan analisis kebutuhan penanganan kawasan permukiman dan
identifikasi konsep pola pembangunan yang akan diterapkan sesuai dengan
karakteristik, permasalahan dan potensi pengembangan di wilayah
perbatasan.
D - 7
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
6. Melakukan analisis kebutuhan infrastruktur berbasis pemenuhan kelayakan
standar pelayanan minimal untuk permukiman pada lokasi kegiatan, secara
kuantitas dan kualitas.
7. Melakukan identifikasi kebutuhan infrastruktur berdasarkan baseline
kondisi eksisting dan capaian layanan eksisting.
8. Melakukan analisis kebutuhan infrastruktur dalam mendukung konsep pola
pembangunan dan pengembangan kawasan, dengan mempertimbangkan
potensi dan karakteristik kondisi sosial ekonomi dan budaya
masyarakatnya.
9. Melakukan pemetaan kondisi eksisting dan indikasi kebutuhan
infrastruktur ke dalam bentuk peta skala 1 : 5.000.
10. Menyusun dokumen Identifikasi Sarana dan Prasarana Kebutuhan
Infrastruktur untuk kawasan perbatasan hingga tahun 2020.
11. Menyusun Indikasi kebutuhan program/kegiatan pembangunan
infrastruktur kawasan permukiman di lokasi kegiatan dalam upaya
mendukung pembangunan dan pengembangan wilayah perbatasan sampai
dengan Tahun 2020.
12. Mengidentifikasi kebutuhan kelembagaan pengelolaan infrastruktur dalam
mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman di
lokasi kegiatan.
E. PENTAHAPAN KEGIATAN
a. Tanggapan
Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan dengan pentahapan sebagai berikut:
1. Tahapan Delineasi Kawasan Perbatasan
a) Melakukan kajian kebijakan pembangunan regional dan antar wilayah yang
berkaitan dengan studi perbatasan, seperti kajian kebijakan regional serta
program–program kerjasama kedua wilayah sebagai arahan dalam
melakukan tahapan pekerjaan dan analisis selanjutnya. Beberapa
dokumen yang dapat dikaji dalam kaitannya dengan Penyusunan
Perencanaan Pengembangan Wilayah Perbatasan, antara lain:
Kajian skenario dan kebijakan pembangunan wilayah seperti RTRW
provinsi dan RTRW Kota/Kabupaten dan dokumen perencanaan
spasial dan sektoral yang berkaitan.
Program kerjasama antar wilayah dalam pembangunan
infrastruktur.
Memorandum perbatasan dalam dokumen RTRW Kabupaten/Kota
(bila tersedia).
o
D - 8
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
D - 9
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
4. Tahapan Penyusunan Indikasi dan Rencana
Rencana yang dibuat meliputi :
a) Konsep rencana kebutuhan infrastruktur pada kawasan terpilih di wilayah
perbatasan.
b) Penyusunan indikasi program kebutuhan infrastruktur untuk pembangunan
dan pengebangan kawasan terpilih di wilayah perbatasan hingga tahun
2020.
F. LOKASI KEGIATAN
a. Tanggapan
Dalam KAK dijelaskan Pada tahun anggaran 2018 ini, lokasi kegiatan
Identifikasi Sarana dan Prasarana Kebutuhan Infrastruktur Wilayah Perbatasan ini
dilaksanakan di Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo. Kawasan yang
menjadi lingkup lokasi kegiatan merupakan kawasan yang telah ditetapkan atau
disepakati oleh kepala daerah atau instansi yang berwenang serta
mempertimbangkan studi terkait pengembangan wilayah perbatasan yang telah
ada.
b. Tanggapan
Dalam KAK sudah cukup dijelaskan bahwa lokasi studi berada di Kecamatan
Badegan Kabupaten Ponorogo sehingga tidak perlu ada penambahan
G. NAMA DAN ORGANISASI KEGIATAN
a. Tanggapan
Kegiatan ini di bawah Kuasa Pengguna Anggaran pada Sekretariat Dinas
Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2018.
b. Saran
Dalam KAK sudah dijelaskan cukup jelas sehingga konsultan tidak perlu adanya
penambahan.
H. SUMBER DANA
a. Tanggapan
Dalam KAK dijelaskan Kegiatan Identifikasi Sarana dan Prasarana Kebutuhan
Infrastruktur Wilayah Perbatasan Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo
dilaksanakan dengan menggunakan Dana DPA‐SKPD Dinas Perumahan Rakyat,
Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Tahun Anggaran 2018.
D - 10
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
b. Saran
Dalam KAK sudah dijelaskan cukup jelas sehingga konsultan tidak perlu adanya
penambahan.
I. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
a. Tanggapan
Dalam KAK dijelaskan Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini ditetapkan selama
90 (sembilan puluh) hari kalender, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah
Mulai Kerja oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Saran
Konsultan beranggapan bahwa pelaksanaan Identifikasi Sarana Dan
Prasarana Kebutuhan Infrastruktur Wilayah Perbatasan Kecamatan Badegan
Kabupaten Ponorogo sekitar 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak
penandatanganan kontrak meskipun ada kemungkinan melebihi dari jadwal akhir
kegiatan karena adanya pertimbangan poin (b) dimana bila diperlukan pihak
ketiga bersedia membantu pihak pemberi tugas, namun konsultan dapat
memahami perihal tersebut dan tetap berusaha melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan batas waktu pelaksanaan pekerjaan.
Sebagaimana di sebutkan dalam KAK ada beberapa tahap pelaksanaan
pekerjaan antara lain:
a) Tahap persiapan pekerjaan :
b) Tahap pelaksanaan pekerjaan :
‐ Persiapan perangkat dan peralatan survey
‐ Survey data primer serta dokumentasi gambar
‐ Survey data sekunder
‐ Analisis data perencanaan
c) Tahap Penyusunan Laporan
Untuk melengkapi penjabaran jadwal pelaksanaan pekerjaan maka konsultan
menyajikan tabel jadwal pelaksanaan Identifikasi Sarana Dan Prasarana
Kebutuhan Infrastruktur Wilayah Perbatasan Kecamatan Badegan Kabupaten
Ponorogo. (lebih jelas dapat dilihat pada bab Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan).
D - 11
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
J. TENAGA AHLI YANG DI BUTUHKAN
a. Tanggapan
Dalam KAK dijelaskan Dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, diperlukan
Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung dengan perincian sebagai berikut:
A. Tenaga Ahli:
1. Team Leader/Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Team Leader/Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota adalah tenaga ahli
yang memiliki keahlian dalam hal perencanaan wilayah dan kota
khususnya dalam penanganan kawasan permukiman, dengan
persyaratan memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1) Teknik
Planologi/Perencanaan Wilayah dan Kota lulusan universitas negeri atau
yang telah terakreditasi, berpengalaman dalam bidangnya dan
mempunyai pengalaman profesional menangani kegiatan sekurang‐
kurangnya 3 (tiga) tahun, atau Magister (S2) Teknik
Planologi/Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman
profesional di bidangnya sekurang‐kurangnya 3 (tiga) tahun. Memiliki
SKA Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (502) yang masih berlaku
dengan Tingkat Keahlian Ahli Pratama. Jumlah tenaga ahli yang
dibutuhkan adalah 1 orang selama 3 bulan, dengan tugas sebagai
berikut:
• Tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota‐anggota tim kerja/tenaga ahli dalam mengelola
seluruh kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
• Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan baik
administrasi maupun teknis kepada Pemberi Pekerjaan berkaitan
dalam kegiatan tim pelaksana pekerjaan dan pelaksanaan
pekerjaan yang berlangsung
• Memantapkan metodologi, menyusun rencana kerja serta
membuat jadwal kegiatan pekerjaan
• Menyusun dan membuat laporan yang terkait dalam bidang
pekerjaan perencanaan kawasan dan permukiman pada umumnya
serta prasarana permukiman.
• Sebagai ahli Perencanaan Wilayah dan Kota melakukan
penelaahan materi RTRW yang terkait dengan wilayah perbatasan
dan kawasan permukiman di lokasi kegiatan
• Melakukan inventarisasi kelembagaan serta kebijakan dan
peraturan‐peraturan serta tata guna lahan sesuai dengan
D - 12
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
perundangan yang berlaku, dan bertanggung jawab terhadap hasil
analisisnya.
• Mengkoordinir pengumpulan data primer dan pengambilan data
sekunder yang diperlukan serta mengumpulkan data keadaaan
fisik dasar serta menganalisisnya.
• Melakukan kajian pengenalan karakteristik struktur kawasan
perencanaan secara keseluruhan dan mengevaluasi kebijakan
struktur ruang yang telah ada
• Melakukan analisis kebutuhan ruang bagi pengembangan
infrastruktur pada kawasan perencanaan.
• Menganalisis kelemahan/permasalahan internal yang selama ini
dihadapi di kawasan perencanaan dan prospek/kesempatan
pengembangan masa depan.
• Menganalisis pranata kelembagaan pembangunan infrastruktur
dan identifikasi kebutuhan kelembagaan yang akan diakomodasi
dalam rangka pembangunan infrastruktur di kawasan.
2. Tenaga Ahli Prasarana Lingkungan
Tenaga Ahli Prasarana Lingkungan adalah tenaga ahli yang memiliki
keahlian dalam hal perencanaan prasarana lingkungan khususnya pada
kawasan permukiman, dengan persyaratan memiliki latar belakang
pendidikan Sarjana (S1) Teknik Lingkungan lulusan universitas negeri
atau yang telah terakreditasi, berpengalaman dalam bidangnya dan
mempunyai pengalaman profesional menangani kegiatan sekurang‐
kurangnya 3 (tiga) tahun. Memiliki SKA Ahli Teknik Lingkungan (501)
yang masih berlaku dengan Tingkat Keahlian Ahli Pratama. Jumlah
tenaga ahli yang dibutuhkan adalah 1 orang selama 3 bulan,
dengan tugas sebagai berikut:
• Bertanggung jawab sesuai dengan bidang keahliannya.
• Sebagai ahli prasarana lingkungan melakukan kajian baik analisis
maupunpenyusunan indikasi kebutuhan infratruktur terkait
prasarana lingkungan permukiman dan melakukan penyusunan
rencana indikasi program kebutuhan infrastruktur permukiman
kawasan terpilih di lokasi kegiatan.
• Melakukan evaluasi terhadap kondisi fisik infrastruktur/prasarana
lingkungan untuk menentukan kualitas dan kuantitas infrastruktur.
• Mengidentifikasi beberapa alteratif penyediaan air minum,
sanitasi, persampahan, dan jaringan drainase.
• Melaksanakan koleksi data sekunder yang berkaitan dengan
D - 13
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
kebutuhan pembangunan infrastruktur.
• Melakukan evaluasi terhadap kondisi eksisting dan karakteristik
yang berkaitan dengan perencanaan infrastruktur.
3. Tenaga Ahli Permukiman
Tenaga Ahli Permukiman adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian
dalam hal pembangunan permukiman dan perumahan dengan
persyaratan memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1) Teknik
Arsitektur lulusan universitas negeri atau yang telah terakreditasi,
berpengalaman dalam bidangnya dan mempunyai pengalaman
profesional menangani kegiatan sekurang‐kurangnya 3 (tiga) tahun.
Memiliki SKA Ahli Teknik Arsitektur (101) yang masih berlaku dengan
Tingkat Keahlian Ahli Pratama. Jumlah tenaga ahli yang dibutuhkan
adalah 1 orang selama 2 bulan, dengan tugas sebagai berikut:
Sebagai ahli permukiman dan perumahan melakukan kajian baik
analisis maupun penyusunan indikasi kebutuhan prasarana
perumahan dan jalan lingkungan dan melakukan penyusunan
rencana indikasi program kebutuhan infrastruktur permukiman
kawasan terpilih di lokasi kegiatan.
Melakukan evaluasi terhadap kondisi fisik infrastruktur/
prasarana lingkungan untuk menentukan kualitas dan kuantitas
infrastruktur khususnya terkait sektor perumahan dan jalan
lingkungan.
Mengidentifikasi beberapa alteratif penyediaan prasarana
perumahan dan jalan lingkungan.
Melaksanakan koleksi data sekunder yang berkaitan dengan
kebutuhan pembangunan infrastruktur.
• Melakukan evaluasi terhadap kondisi eksisting dan karakteristik
yang berkaitan dengan perencanaan prasarana perumahan dan
jalan lingkungan.
B. Tenaga Pendukung, antara lain:
1. 1 (satu) orang Asisten Tenaga Ahli Prasarana Lingkungan berjenjang
pendidikan minimal S1 Teknik Lingkungan, berpengalaman 2 (dua)
tahun di bidangnya. Jumlah Asisten Tenaga Ahli yang dibutuhkan
adalah 1 orang selama 2 bulan. Dengan tugas utamanya adalah
membantu lingkup pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh ahli
Prasarana Lingkungan.
2. 2 (dua) orang Surveyor berjenjang pendidikan sekurang kurangnya
D - 14
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
D - 15
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
diserahkan 15 hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) di
terbitkan. Laporan ini diserahkan rangkap 3 (tiga) buku ukuran kertas
A4.
b) Laporan Antara, berisi hasil kompilasi data serta hasil analisis awal terkait
dengan delineasi wilayah perencanaan dan kondisi eksisting kawasan.
Diskusi dari laporan ini dilakukan secara eksternal dengan Tim Teknis
pengguna jasa dan pihak terkait dari Kabupaten/Kota Wilayah Studi dan
diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai hasil kompilasi
dan analisis data. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita
acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya.
Laporan Antara diserahkan 45 Hari setelah Laporan Pendahuluan.
Laporan ini diserahkan rangkap 3 (tiga) buku ukuran kertas A4.
c) Laporan Akhir, adalah bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian
pelaksanaan pekerjaan studi dan merupakan penyempurnaan dari draft
laporan sesuai dengan catatan dalam berita acara pembahasan. Laporan ini
harus diserahkan rangkap 10 (Sepuluh) buku ukuran kertas A4. Laporan
Akhir diserahkan 30 Hari setelah Laporan Antara (hard cover).
d) Excutive Summary, merupakan ringkasan dari Laporan Akhir yang disajikan
secara komunikatif dalam tampilan yang menarik. Laporan ini diserahkan
rangkap3 (tiga) buku dengan ukuran kertas A4.
e) Softcopy dari seluruh naskah laporan yang dibuat oleh Konsultan harus
diserahkan kepada pemberi kerja dalam bentuk media elektromagnetis
berupa Disk atau Compact Disc (CD) yang digandakan sebanyak 5
(lima) keping.
b. Saran
Produk Laporan dalam penyusunan kegiatan ini sebagaimana di jabarkan dalam
KAK sudah cukup jelas sehingga tidak memerlukan penambahan.
L. SERTIFIKAT BADAN USAHA
a. Tanggapan
Dalam KAK dijelaskan Sertifikat Badan Usaha Jasa Konsultansi sebagai berikut :
• Klasifikasi : Perencanaan Penataaan Ruang
• Kualifikasi Usaha : Usaha Kecil
b. Saran
D - 16
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
Sertifikat badan usaha dalam penyusunan kegiatan ini sebagaimana di jabarkan
dalam KAK sudah cukup jelas sehingga tidak memerlukan penambahan.
INNOVASI KONSULTAN
A. Landasan Hukum
a. Tanggapan
Dalam KAK belum dijabarkan terkait landasan hukum sehingga konsultan
menambahkan terkait landasan hokum kegiatan Identifikasi Sarana Dan Prasarana
Kebutuhan Infrastruktur Wilayah Perbatasan Kecamatan Badegan Kabupaten
Ponorogo disusun dengan mengacu pada Peraturan Perundang‐undangan yang
meliputi:
1. Undang‐Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang‐Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
4. Undang‐Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
5. Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang
jalan
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang
Air Tanah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisa Dampak
Lingkungan Hidup;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
11. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penetapan Izin Gangguan di Daerah;
13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Strategis;
14. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 46 / UM.001 / MKP /
2009 tentang Pedoman Penulisan Sejarah Lokal;
15. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 47 / UM.001 / MKP /
2009 tentang Pedoman Pemetaan Sejarah;
D - 17
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
16. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 49 / UM.001 / MKP /
2009 tentang Pedoman Pelestarian Benda Cagar Budaya dan Situs;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
19. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01 / PER /
M.KOMINFO / 01 / 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi;
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 / PRT / M / 2010 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan;
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 / PRT / M /2010 tentang
Standar Pelayanan Umum Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 / PRT / M / 2010 tentang
Pedoman Revitalisasi Kawasan;
23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 / PRT / M / 2010 tentang
Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian‐Bagian Jalan;
24. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 81 Tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota;
25. Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman Nomor
09/KPTS/M/IX/1999 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan
dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D).
B. Metodologi
a. Tanggapan
Berdasarkan KAK Pekerjaan ini akan dilaksanakan dengan metode :
Tahap 1 : Delineasi Kawasan Perencanaan
1) Melakukan kajian Kebijakan tentang Wilayah pada Kawasan perbatasan
Kecamatan Badegansebagai arahan dalam melakukan pengembangan
infrastruktur yang berkaitan dengan studi literatur seperti Kajian Urban
skenario seperti RTRW provinsi dan dokumen perencanaan spasial dan
sektoral yang berkaitan.
2) Melakukan kajian tipologi Wilayah pada Kawasan perbatasan Kecamatan
Badegan di Kabupaten Ponorogo
3) Kajian Issue Permasalahan Pada Wilayah pada Kawasan perbatasan Kecamatan
Badegan, sebagai dokumen fakta kondisi riil wilayah studi serta sebagai referensi
dalam penyusunan studi ini, adapun issue permasalahan meliputi :
9 Konflik Penggunaan lahan
9 Konflik Pemanfaatan Sumber Daya Alam
D - 18
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
9 Permasalahan Terkait Infrastruktur Wilayah
4) Mengidentifikasi Potensi dan permasalahan fisik infrastruktur wilayah pada
wilayah perencanaan, yang meliputi ;
9 Sistem Pengelolaan Air Bersih
9 Pelayanan Jaringan Keenergian/Kelistrikan
9 Pelayanan Jaringan Telekomunikasi
9 Sistem Persampahan
9 Sistem Pengelolaan Air Limbah
9 Sistem Transportasi Wilayah
5) Kajian Tingkat Perkembangan Wilayah pada Kawasan perbatasan Kecamatan
Badegan, guna menelaah perkembangan infrastruktur wilayah baik sarana serta
prasarana wilayah, kajian ini meliputi :
9 Keberadaan Pusat Pertumbuhan Skala Regional
9 Tingkat Perkembangan lahan
Tahap 2 : Identifikasi Kondisi dan Tingkat Pelayanan Infrastruktur
1) Melakukan proses verifikasi kepada pihak pemerintah terkait setempat
mengenai hasil analisa penentuan klasifikasi diatas dan menghimpun informasi
skala prioritas pengembangan pada kegiatan Wilayah pada Kawasan perbatasan
Kecamatan Badegan
2) Identifikasi kondisi infrastruktur
3) Identifikasi peluang pengembangan sarana prasarana wilayah
4) Menginventarisasi potensi dan permasalahan pengembangan infrastruktur
disekitar Wilayah pada Kawasan perbatasan Kecamatan Badegan
5) Identifikasi Tingkat capaian pelayanan infrastruktur pada Wilayah pada Kawasan
perbatasan Kecamatan Badegan.
Tahap 3 : Identifikasi Kebutuhan pengembangan infrastruktur
1) Menganalisa antisipasi dan pemanfaatan masalah atau peluang dalam proses
pengembangan wilayah
2) Menganalisa pengembangan infrastruktur pada Wilayah pada Kawasan
perbatasan Kecamatan Badegan dengan memadukan dua factor yaitu :
9 Perkembangan penduduk
9 Analisa kebutuhan infrastruktur
9 Membandingkan kesesuaian antara kedua faktor diatas untuk acuan
pengembangan infrastruktur pada Wilayah pada Kawasan perbatasan
Kecamatan Badegan.
Tahap 4 : Penyusunan Arahan Pengembangan
D - 19
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
1) Menyusun arahan pengembangan infrastruktur :
9 Rencana pengelolaan sarana prasarana wilayah
9 Persebaran infrastruktur wilayah sesuai dengan kebutuhan kawasan
9 Pengendalian secara ketat disekitar Wilayah pada Kawasan perbatasan
Kecamatan Badegan
Konsultan menambahkan terkait pengumpulan data primer dan data sekunder
Pengumpulan data primer dilakukan melalui :
1. Penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui penyebaran
angket, temu wicara, wawancara orang perorang, dan lain sebagainya untuk
menjaring aspirasi masyarakat terhadap kebutuhan yang diatur dalam produk
tata ruang serta kepada pihak yang melaksanakan pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang; dan
2. Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi secara langsung melalui
peninjauan lapangan serta Metode Overlay guna memadukan data‐data dasar
yang diperoleh dari hasil survey dan investigasi lapangan.
Data sekunder yang harus dikumpulkan meliputi :
1. Peta‐peta rencana kawasan dari RTRW dan dokumen terkait lainnya;
2. Data dan informasi, meliputi :
a. Data wilayah administrasi;
b. Data fisiografis;
c. Data kependudukan;
d. Data ekonomi dan keuangan;
e. Data ketersediaan prasarana dan sarana;
f. Data peruntukan ruang;
g. Data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan;
h. Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan
lahan, penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat
ketelitian minimal peta 1: 5.000;
i. Identifikasi potensi dan masalah dari masing‐masing kegiatan serta kondisi
fisik (tinggi bangunan dan lingkungannya);
i. Kajian dampak terhadap kegiatan yang ada atau akan ada di zona yang
bersangkutan;
Metode Pelaksanaan :
D - 20
DOKUMEN USULAN TEKNIS
IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PERBATASAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO
D - 21