Anda di halaman 1dari 2

Nur Bustomi Makmun (150211100152) Barokta Robbika A (150211100167)

Dhana Widyatmika dan PT Mutiara Virgo

Sosok Dhana Widyatmika, seorang mantan PNS Ditjen Pajak, yang menjadi tersangka
kasus korupsi yang telah ditetapkan oleh kejaksaan agung yang pemberitaannya kini mengemuka di
media massa. Dhana Widyatmika disebut-sebut sebagai The Next Gayus, karena memiliki rekening
dibeberapa bank yang jumlahnya miliaran.

Berdasarkan laporan yang dilansir oleh DetikFinance, menyebutkan bahwa Dhana


Widyatmika merupakan lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Setelah melanjutkan
program sarjana, dia meneruskan studi pasca sarjana di Program Studi Ilmu Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Setelah lulus STAN, Dhana mulai
bekerja di Ditjen Pajak pada tahun 1996. Karirnya berkembang terus. Pada 2011, berdasarkan Surat
Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Dhana Widyatmika menjabat sebagai
Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam.

Berikut salah satu kasus pelanggaran pajak oleh Dhana Widyatmika:


Tindak pidana korupsi menerima gratifikasi berupa uang senilai Rp 2,75 miliar. Perbuatan
pertama Dhana tersebut diuraikan jaksa dalam dakwaan primer dan subsider. Dakwaan primer
memuat Pasal 12 B ayat 1 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 65
ayat 1 KUHP, sedangkan dakwaan subsidernya memuat Pasal 11 undang-undang yang sama.
Menurut jaksa, pada 11 Januari 2006, Dhana menerima uang dari Herly Isdiharsono senilai Rp 3,4
miliar yang ditransfer ke rekening Bank Mandiri Cabang Nindya Karya, Jakarta. Penerimaan uang
3,4 miliar itu berkaitan dengan penerimaan melawan hukum, yaitu mengurangi kewajiban pajak PT
Mutiara Virgo. Kemudian, sebanyak Rp 1,4 miliar dari uang tersebut digunakan Dhana untuk
membayar rumah atas nama Herly Isdiharsono. Sedangkan sisanya, Rp 2 miliar, dipakai untuk
kepentingan pribadi Dhana. Adapun Herly ikut ditetapkan sebagai tersangka kasus ini. Atas
bantuan para pegawai pajak tersebut, PT Mutiara Virgo hanya membayar Rp 30 miliar dari nilai Rp
128 miliar yang seharusnya. Adapun total uang yang dikucurkan PT Mutiara Virgo melalui
direkturnya, Jhonny Basuki, ke para pegawai pajak tersebut mencapai Rp 20,8 miliar. Kejaksaan
Agung pun menetapkan Jhonny sebagai tersangka kasus ini. Kemudian, pada 10 Oktober 2007,
Dhana kembali menerima uang gratifikasi senilai Rp 750 juta dari pencairan cek perjalanan di Bank
Mandiri Cabang Nindya Karya.
Kesimpulan
Kasus Dhana sudah jelas sangat merugikan Negara hingga milyaran rupiah. Terdakwa
Dhana Widyatmika telah mengambil keuntungan dari para wajib pajak, melakukan korupsi dan
pencucian uang, penyalahgunaan tugas dan wewenang selaku pemeriksa pajak yaitu pada proses
pemeriksaan pajak sampai pengajuan keberatan ke pengadilan pajak sesuai pasal 2, 3, 12e dan 12g
undang-undang Tindak Pidana Korupsi serta pasal 3 UU Tindak Pidana Pencucian Uang.

Solusi
Menurut Wakil Ketua Komisi XI (Komisi Keuangan) DPR RI Harry Azhar Azis memiliki
solusi dengan mengungkapkan sistem pengawasan internal Ditjen Pajak harus dibuat terukur dan
fokus yang mana harus dibangun model whistle blower (WB) dan diberi insentif bagi WB berupa
reward and punishment yang harus dijalankan dengan ketat. Titik-titik lemah di unit-unit pajak
harus diperkuat pengawasannya dan karena itu remunerasi harus mampu mengukur berapa
peningkatan moralitas dan produktifitas pegawai pajak. Jika hal itu dijalankan dengan baik maka
dimasa depan kasus Gayus dan Dhana Widyatmika ini tidak akan terjadi lagi karena dengan
terbangunnya sistem pengawasan itu dapat dideteksi gejala penyimpangan dari awal (early warning
system).

Anda mungkin juga menyukai