Anda di halaman 1dari 4

PENYEDAP DAN PENGAWET

Pengawet Buatan
Menurut penelitian Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, banyak produk
makanan yang menggunakan pengawet buatan seperti berbagai macam mie basah, ikan
asin, tahu baik di pasar tradisional maupun di pasar swalayan.
• Asam Salisilat
Zat ini biasanya ditemukan pada buah dan sayur yang berfungsi untuk
memperpanjang masa pengawetan. Asam salisilat tidak akan pudar sekalipun
sayur atau buah telah dicuci, karena telah meresap ke dalam jaringan-jaringan
makanan tersebut. Asam salisilat sebenarnya hanya baik digunakan sebagai obat
lotion (tubuh bagian luar). Konsumsi pada asam salisilat dapat menimbulkan
gangguan lambung, pusing, berkeringat, mual, dan muntah. Efek dalam jangka
waktu lama dapat menimbulkan kekurangan zat besi, kemerahan dan gatal-gatal
pada kulit. Konsumsi dalam jumlah besar mengakibatkan pendarahan pada
lambung.
• Formalin
Penggunaan formaln sebenarnya bukan untuk makanan, tetapi untuk bahan
antiseptik, germisida, dan pengawet non-makanan. Fungsi sebenarnya daripada
formalin adalah sebagai antibakteri pembunuh kuman, pembersih lantai, kapal,
gudang, pakaian, pembasmi serangga, pengeras lapisan gelatin dan kertas,
pembuatan pupuk urea, produk parfum, pengawet produk kosmetik, pengeras
buku, bahan insulasi buku, pencegah korosi untuk sumur minyak, bahan perekat
produk kayu lapis, pengawet pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring,
pelembut, pewarna sepatu, shampoo mobil, lilin, karpet, menghilangkan bakteri
pada sisik ikan, pengobatan penyakit ikan, dan pengawetan mayat.
Formalin biasa digunakan para pedagang agar mengawetkan makananannya dalam
jangka waktu yang lebih lama, sehingga jika dagangannya tidak habis hari ini,
dapat digunakan lagi untuk hari berikutnya. Makanan yang biasa dipakaikan
formalin antara lain : mie basah, bakso, tahu, ikan asin, dan sebagainya.
Kandungan formalin yang tinggi pada tubuh dapat menekan fungsi sel dalam
tubuh dan menyebabkan kematian sel yang berujung pada kerusakan organ
tubuh. Konsumsi formalin juga dapat mengakibatkan kanker saluran pencernaan,
peningkatan resiko kanker tenggorokan, sinus, dan hidung.

• Boraks
Selain sebagai pengawet makanan yang berbahaya, borak juga dapat digunakan
untuk pengenyal makanan. Makanan yang biasanya ditambahkan boraks adalah :
bakso, lontong, mie, kerupuk, dan berbagai makanan tradisional. Konsumsi boraks
yang berulang kali dapat mengakibatkan keracunan yang ditandai dengan mual,
muntah, diare, menurunnya suhu tubuh, lemah, sakit kepala, dan dapat
menimbulkan shock serta kematian untuk konsumsi boraks dalam dosis tinggi.

• Pottasium Klorat
Bahan ini kerap kali digunakan para pedagang untuk mengawetkan barang
dagangannya. Konsumsi bahan ini secara terus-menerus dapat menimbulkan
iritasi pada saluran pernafasan, gangguan fungsi ginjal, hemolisis sel darah
merah dan methemoglobinema untuk konsumsi pada dosis tinggi.

• Kloramfenikol
Bahan ini biasa digunakan sebagai pengawet susu, padahal fungsi sebenarnya
ialah sebagai antibiotik. Pada bayi prematur konsumsi pada bahan ini dapat
mengakibatkan kematian.
• Diethylpylocarbonate
Biasa ditemukan pada minuman non-karbonasi, minuman sari buah, minuman hasil
fermentasi. Hanya dengan menghirup aroma dari zat ini dapat menyebabkan iritasi
mata dan hidung, serta pusing-pusing.

• Pottasium Bromat
Konsumsi zat ini menyebabkan hambatan pada pertumbuhan, lemah, kejang-
kejang yang berakhir pada kematian. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak
mengakibatkan muntah-muntah, diare, methemoglobinemia, dan reinjury.

• Air Terusi
Difungsikan dengan tidak baik oleh produsen sebagai salah satu bahan pengawet
makanan. Dapat ditemukan juga pada bakso yang bercirikan ada kilauan warna biru.

Pewarna Buatan
Untuk menarik perhatian konsumen, tentunya para pedagang harus membuat makanan
yang dikemas dalam bentuk dan warna yang menarik sehingga pedagang dapat
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sedikit mungkin. Hampir seluruh
makanan olahan telah diberi pewarna sintesis mulai dari jajanan anak-anak, tahu, kerupuk,
terasi, cemilan, bahkan buah-buah dingin, terutama buah mangga.

• Rhodamin B
Fungsi sebenarnya pada Rhodamin B adalah sebagai pewarna tekstil dan kertas.
Namun, dengan tujuan meraih keuntungan yang banyak tanpa memikirkan efek
dari kandungan Rhodamin B, produsen tetap saja menggunakan bahan ini.
Dengan menghirupnya saja dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan.
Jika terkena kulit dan mata dapat menimbulkan iritasi. Konsumsi pada zat ini
menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan menimbulkan gejala
keracunan, air kemih menjadi berwarna merah muda.

• Methanyl Yellow
Umumnya digunakan sebagai pewarna pada tekstil dan cat, serta sebagai
indikator reaksi netralisasi asam-basa. Zat ini larut dalam air, berupa serbuk
kuning kecokelatan. Konsumsi bahan ini menimbulkan tumor dalam berbagai
jaringan seperti hati, kandung kemih, saluran pencernaan, dan jaringan kulit.

Penyedap Rasa Buatan


Penyedap rasa tentunya sudah tidak asing di kalangan masyarakat. Penyedap rasa atau
aroma digunakan untuk menambah dan memperbaiki cita rasa dan aroma pada makanan,
sehingga lebih menarik perhatian bagi yang ingin memakannya. Penyedap rasa buatan
tentunya juga tidak sedikit yang bertebaran pada jajanan makanan yang tidak
mempunyai fungsi sama sekali untuk kesehatan tubuh. Berbeda dengan penyedap rasa
alami, penyedap rasa sintesis sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Berikut adalah zat-
zat penyedap rasa sintesis tersebut :

• Monosium Glutamat
Zat ini dapat memperkuat rasa makanan, Glutamat dapat dijumpai pada makanan
seperti tomat, keju, kaldu daging sapi dan ikan. Biasa bahan ini lebih dikenal
dengan nama micin, vetsin. Bagi yang mengkonsumsinya secara terus-menerus
mengakibatkan gangguan pada janin bagi yang sedang mengandung, hati,
hipertensi, stres, demam tinggi, memicu reaksi gatal-gatal, bintik-bintik merah
pada kulit, keluhan mual, muntah-muntah, sakit kepala, migren, asma, bahkan
depresi.
• L-asam Glutamat
Bahan ini sangat tidak dianjurkan untuk anak-anak dan dapat menimbulkan
Chinese Restaurant Syndrom (CRS).
• Pottasium Hidrogen L-Glutamat
Penyedap ini dapat mengakibatkan mual, kejang perut. Zat ini terutama sangat
berbahaya bagi penderita ginjal dan tidak boleh diberikan pada bayi yang masih
berusia 12 minggu.
• Kalsium Glutamat
Dampaknya bagi kesehatan belum diketahui secara pasti. Namun konsumsi
bahan ini pada bayi yang berusia kurang dari 12 minggu masih dilarang.

• Sodium Glutamat
Efeknya belum diketahui secara pasti, tetapi penggunaannya tidak diperbolehkan
untuk anak-anak dan bayi.

Bahan Tambahan Lainnya

• Antikempal
Bahan buatan ini digunakan untuk pencegahan mengempalnya makanan. Konsumsi
antikempal dalam dosis normal masih aman, tetapi jika digunakan secara berlebihan
dapat merusak syaraf. Bahan ini sangat berbahay terutama bagi penderita sakit tulang
dan perusakan ginjal.
• Antioksidan
Zat ini berguna untuk memperlambat oksidasi di dalam bahan seperti lemak hewani,
minyak nabati, produk makanan dalam kadar lemak yang tinggi dan rendah, ikan.
Dalam beberapa percobaan, antioksidan yang berbahaya dapat memicu terjadinya
penyakit kanker dan batu ginjal.

Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental


Zat ini dapat membantu mempercepat tercampurnya 2 jenis zat yang secara alaminya
tidak dapat bercampur. Gelatin biasa digunakan pada sosis, kristal jeli, sebagai pembentuk
gel pada pembuatan roti dan puding, pemantap pada pembuatan es krim, es susu, keju,
pudding, sebagai pembentuk suspensi dan pengental untuk minuman buah- buahan dan
minuman lainnya, pembentuk buih pada bir, pengemulsi dan pembentukan pada saos, dan
pembentukan lapisan tipis dalam pelapisan daging, ikan, dna pengolahan pakan lainnya.
Penggunaan pada pengemulsi, pemantap, dan pengental harus dibatasi penggunaannya.
Jika dikonsumsi melebihi dosis yang ditentukan dapat mengakibatkan keracunan tertentu
pad anak-anak, erosi pada gigi dan iritasi lokal, mengubah sekresi air kemih jika diberikan
bersama dengan pemberian obat, maka obat menjadi kurang efektif bekerja, bahkan dapat
menjadi racun, mengikat logam-logam yang diperlukan tubuh,
dan menghambat proses penyerapan nutrisi.
Pengatur Keasaman
Biasa disebut asidulan digunakan sebagai penegas rasa, warna, dan penyelubung rasa
yang tidak disukai, bertindak juga sebagai bahan pengawet. Tujuan utama dari pengatur
keasaman adalah memberikan rasa asam pada makanan. Bahan ini biasa digunakan pada
sarden, pangan bayi, sayuran, buah-buahan, dan lainnya. Jika digunakan secara berlebihan
di luar batas normal dapat menimbulkan keracunan pada lambung.
Pemutih, Pematang Tepung, dan Pengeras
Pemutih dan pematang tepung kerap kali digunakan pada tepung agar tepung (terutama
tepung gandum yang berwarna agak kecokelatan)dapat lebih berwarna putih sehingga
terlihat lebih menarik, serta meningkatkan fungsi tepung sehingga adonan tepung ketika
dibakar dapat lebih mengembang. Sedangkan pengeras biasanya digunakan sebagai
pengeras keripik, dan buah kalengan. Untuk pengeras biasa digunakan untuk produk
pengolahan makanan agar makanannya tetap terjaga keras dan tidak lunak. Biasanya
pengeras digunakan untuk buah-buahan seperti irisan apel, sayur-sayuran seperti tomat,
kentang, paprika, wortel, dan makanan lainnya yang dikalengkan atau dibekukan.
Penggunaan bahan-bahan tersebut harus dibatasi agar tidak berbahaya bagi kesehatan
yang mengkonsumsinya seperti diare, dan bagi penderita hiperparatiroidismus
menimbulkan tingginya kadar kalsium dalam darah.
Pemanis Buatan
Bahan ini banyak ditemukan di banyak makanan seperti pada saos, susu, jeli atau agar-
agar, sirup, makanan ringan atau snack, permen, es krim, minuman yoghurt, minuman
ringan berfermentasi. Pemanis buatan tentunya hanya memberikan efek rasa manis pada
makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi sama sekali untuk dikonsumsi.

• Sakarin
Bahan ini biasa digunakan pada jenis minuman ringan, selai, permen, dan jajanan
pasar lainnya. Berdasarkan penelitian dari National Academy of Science tahun
1968, konsumsi zat sakarin pada orang dewasa sebanyak 1 gram atau lebih
rendah dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, yang tak terkecuali adalah
penyakit kanker.

• Siklamat
Siklamat adalah salah satu bahan pemanis buatan yang hanya meninggalkan ras
amanis, yang berbeda dengan sakarin yang setelah menimbulkan rasa manis
meninggalkan rasa pahit. Pemanis ini biasanya digunakan sebagai pemanis
makanan kaleng, makanan dan minuman berkalori rendah. Konsumsi pada zat ini
dapat merangsang pertumbuhan penyakit tumor.

• Aspartam
Aspartam biasa digunakan pada susu berkalori rendah. Tingkat bahaya pada zat ini
tidak sebesar pada 2 zat sebelumnya yang telah dipaparkan penjelasan di atas.
Namun, penggunaan pada zat ini masih harus dibatasi, karena masih menimbulkan
perdebatan bahwa zat ini dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi
konsumen.

Anda mungkin juga menyukai