TINJAUAN PUSTAKA
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai 5 fungsi
utama,yaitu
0. Tulang panjang, yang temasuk adalah femur, tibia, fibula, humerus, ulna.
1. Tulang pendek, contohnya antara lain tulang vertebra dan tulang-tulang carpal
2. Tulang pipih, antara lain tulang iga, tulang skapula dan tulang pelvis
Tulang terdiri atas bagian kompak pada bagian luar yang disebut korteks dan
bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekular dan di luarnya dilapisi
yang matur dan pada umur 1 tahun tulang imatur tidak terlihat lagi. Tulang imatur
ini mengandung jaringan kolagen dengan substansi semen dan mineral yang lebih
Secara histolgik, perbedaan tulang matur dan imatur terutama dalam jumlah
sel, jaringan kolagen dan mukopolisakarida. Tulang mature ditandai dengan sistem
Harversian atau osteon yang memberikan kemudahan sirkulasi darah melalui korteks
yang tebal. Tulang matur kurang mengandung sel dan lebih banyak substansi semen
Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri
1. Osteoblast
Merupakan salah satu jenis sel hasil diferensiasi sel mesenkim yang sangat
penting dalam proses osteogenesis atau osifikasi. Sebagai sel, osteoblas dapat
terjadi di kemidian hari. Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk
osteoid dan mineral pada matriks tulang bila proses ini selesai osteoblast menjadi
2. Osteosit
3. Osteoklas
Bagian luar tulang diselimuti oleh membran fibrous padat yang dinamakan
selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung syaraf,
pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang mengandung
tulang untuk memelihara rongga sumsum terletak dekat endosteum dan dalam lakuna
howship.
panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di dalam
sternum vertebra dan rusuk pada tulang dewasa, bertanggung jawab pada produksi sel
darah merah dan putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum lemak
kuning.
2.2 DEFINISI
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan medula tulang baik karena
infeksi piogenik atau non piogenik misalnya mikobacterium tuberculosa. Ini dapat
tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks,
jaringan kanselosa, dan periosteum. Hal ini dapat bersifat akut maupun kronik.
daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan
kehilangan ekstremitas.
2.3 ETIOLOGI
fokus infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi
Ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung
tulang (mis, fraktur ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang (mis. Fraktur
Pada dasarnya, semua jenis organisme, termasuk virus, parasit, jamur dan bakteri,
influenza (2-4%), Salmonella typhii dan Eschericia coli (1-2%). Pada anak umur
1. Bayi baru lahir (usia < 4 bulan): S. Aures, Enterobacter, dan kelompok
Streptococcus α dan β
1. Morbiditas
neonatus adalah sekitar 1 kasus per 1000 kejadian. Sedangkan kejadian pada pasien
dengan anemia sel sabit adalah sekitar 0,36%. Prevalensi osteomielitis setelah
trauma pada kaki sekitar 16% (30-40% pada pasien dengan DM). Insiden
osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per 100.000 penduduk. Morbiditas
dapat signifikan dan dapat termasuk penyebaran infeksi lokal ke jaringan lunak yang
terkait atau sendi; berevolusi menjadi infeksi kronis, dengan rasa nyeri dan
kecacatan; amputasi ekstremitas yang terlibat; infeksi umum; atau sepsis. Sebanyak
atau kompresi corda spinalis. Sebanyak 30% dari pasien anak dengan osteomielitis
Aureus yang resisten terhadap methacilin yang didapat dari komunitas (Community-
2. Mortalitas
Tingkat mortalitas rendah, kecuali yang berhubungan dengan sepsis atau
3. Jenis kelamin
Kejadian pada anak laki-laki lebih sering dibandingkan dengan anak perempuan
4. Usia
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II, tetapi dapat pula ditemukan
pada bayi dan neonatus. Pada keseluruhan insiden terbanyak pada negara
berkembang. Osteomielitis vertebral lebih sering pada orang tua usia ≥ 45 tahun.
Osteomielitis pada anak-anak sering bersifat akut dan menyebar secara hematogen,
sedangkan osteomielitis pada orang dewasa merupakan infeksi subakut atau kronik
yang berkembang secara sekunder dari fraktur terbuka dan meliputi jaringan lunak.
5. Lokasi
humerus, radius, ulna dan fibula. Namun tibia menjadi lokasi tersering untuk
osteomielitis post trauma karena pada tibia hanya terdapat sedikit pembuluh darah.
FAKTOR RESIKO
a. Diabetes mellitus
b. Pasien yang mendapat hemodialisis
c. Orang yang daya tahan tubuhnya lemah/buruk
d. Sickel cell disease
e. Penyalahgunaan obat-obatan Intravena
f. Umur terutama mengenai bayi dan anak-anak
g. Alkoholisme
h. Penggunaan steroid jangka panjang
i. Penyakit sendi kronik
j. Trauma (pembedahan ortopedi atau fraktur terbuka)
k. Pemakaian prosthetic ortopedi
nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes. Selain itu, pasien yang
menderita artritis reumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit, mendapat terapi
sekarang atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani
nekrosis insisi marginal atau dehisensi luka, atau memerlukan evakuasi hematoma
pascaoperasi.
2.5 KLASIFIKASI
yaitu akut, sub-akut, dan kronik. Sistem klasifikasi Waldvogel membagi osteomielitis
berdasarkan status dari proses penyakit, bukan etiologi, kronisitas atau faktor lainnya
sehingga istilah akut dan kronik tidak dipergunakan pada system Cierny-Mader,
derajat pada sistem ini bersifat dinamik dan dapat berubah-ubah sesuai kondisi medik
rongga di dalam daerah metafisis atau diafisis. Klasifikasi ini membantu dalam
telah dimodifikasi oleh Robert, dkk pada tahun 1982. Klasifikasi ini berguna untuk
pelaporan hasil pengobatan berdasarkan lokasi dan ini bukan merupakan suatu
b. Tipe Ib merupakan lesi di metafisis yang aneh yang berlokasi pada erosi
. Tipe IIa berlokasi di korteks dan reaksi periosteal meniru osteoid osteoma.
a. Lesi tipe IIb merupakan abses meduler diafisis tanpa perusakan korteks tetapi
merupakan reaksi periosteal yang menyerupai kulit bawang mirip sarkoma
Ewing.
. Tipe IIIa merupakan osteomielitis primer pada epifisis dan tampak sebagai
gambaran konsentrik radiolusen. Tipe ini biasanya tampak pada anak-anak usia
4-5 tahun.
a. Tipe IIIb adalah osteomielitis subakut yang menyilang epifisis dan meliputi
Didefinisikan sebagai bagian dari tulang yang rata atau ireguler yang dibatasi oleh
seperti vertebra, pelvis, dan tulang-tulang pendek seperti tulang tarsal dan klavikula.
. Tipe IVa meliputi tulang belakang dengan proses erosi atau destruksi.
a. Tipe IVb meliputi penutup tulang dari pelvis dan paling sklerotik tidak adanya
proses erosi maupun destruksi. Ezra, dkk menyebutkan tipe ini pada tahun
b. Tipe IVc meliputi tulang-tulang pendek, seperti tulang tarsal dan klavikula.
Walaupun sistem klasifikasi osteomielitis membantu mendiskripsikan infeksi dan
menentukan diperlukan atau tidaknya pembedahan, namun kategori ini tidak dapat
digunakan pada keadaan tertentu (infeksi pada sendi prostetik, material yang di
1. Tengkorak
infeksi di kulit kepala atau sinusitis frontalis. Proses destruksi bisa setempat atau
difus. Reaksi periosteal biasanya tidak ada atau sedikit sekali. Dibawah ini adalah
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau ekstraksi gigi.
Namun, infeksi osteomielitis juga dapat menyebabkan fraktur pada mulut. Infeksi
terjadi melalui kanal pulpa merupakan yang paling sering dan diikuti hygiene oral
3. Pelvis
Osteomielitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada bagian sayap tulang
ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka. Sendi sakroiliaka jarang terjadi. Pada
foto terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan
sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi. Secara klinis sering
disertai abses dan fistula. Bedanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung
lebih cepat, dan pada tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. Dalam
merupakan infeksi bagian bawah yang sekitar simfisis pubis yang merupakan
komplikasi dari operasi dari prostat dan kandung kemih atau , jarang akibat operasi
pelvis lainnya.
4. Tulang Belakang
Vertebra adalah tempat yang paling umum pada orang dewasa terjadi
perfusi yang baik melalui arteri tulang belakang dan menyebar dengan cepat dari
ujung pelat ke ruang diskus dan kemudian ke badan vertebra. Sumber bakteremia
termasuk dari saluran kemih (terutama di kalangan pria di atas usia 50), abses gigi,
infeksi jaringan lunak, dan suntikan IV yang terkontaminasi, tapi sumber bakteremia
tersebut tidak tampak pada lebih dari setengah pasien. Banyak pasien memiliki
riwayat penyakit sendi degeneratif yang melibatkan tulang belakang, dan beberapa
melaporkan terjadinya trauma yang mendahului onset dari infeksi. Luka tembus dan
Osteomielitis pada vertebrae jarang terjadi, hanya 10% dari seluruh infeksi tulang,
dan dapat muncul pada seluruh usia. Kuman penyebab terbanyak ialah
Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Pasien yang menderita penyakit ini sering
memiliki riwayat infeksi kulit atau pelvis. Penyebaran infeksi biasanya menuju badan
vertebra daripada bagian yang lainnya, dan pada bagian yang mengandung banyak
darah. Badan vertebrae memiliki banyak pembuluh darah, khususnya di bawah end
plate dimana terdapat sinusoid yang besar dengan aliran pelan sehingga berpotensi
2.6 PATOFISIOLOGI
Infeksi pada sistem muskuloskletal dapat berkembang dalam dua cara. Pertama,
bakteri dibawa melalui darah dari fokus infeksi yang telah ada (misal: infeksi saluran
sinovium atau jaringan lunak ekstremitas yang kemudian membentuk abses. Bakteri
bisa juga mencapai sistem muskuloskletal langsung dari lingkungan luar (misal: luka
Osteomielitis hematogen akut paling sering menyerang tulang panjang dan yang
tersering femur, diikuti oleh tibia, humerus radius, ulna, dan fibula. Bagian tulang
yang terkena adalah bagian metafisis dan penyebab tersering adalah Staphylococcus
dengan peradangan, supurasi, nekrosis tulang, pembentukan tulang baru reaktif dan
pada akhirnya, resolusi dan penyembuhan atau menjadi kronis. Namun, gambaran
aliran darah setinggi sambungan lempeng fiseal metafisis. Aliran darah yang lamban
melalui vena eferen pada tempat ini memberikan tempat untuk penyebaran bakteri.
Epifisis tulang panjang mempunyai suplai aliran darah terpisah dan jarang terlibat
osteomielitis akut. Dengan maturasi, ada osifikasi total lempeng fiseal dan ciri aliran
Infeksi tulang pada dewasa biasanya mengikuti cedera terbuka, operasi atau
menyebar dari fokus infeksi terdekat (misalnya ulkus neuropatik atau kaki diabetik
yang terinfeksi). Osteomielitis hematogen murni jarang dan ketika terjadi biasanya
mengenai vertebra (misalnya setelah infeksi panggul) atau tulang kuboid kecil.
Infeksi tulang belakang dapat menyebar melalui end-plate dan discus intervertebralis
ke corpus vertebra yang berdekatan. Jika tulang panjang terinfeksi, abses cenderung
menyebar di dalam rongga meduler, mengikis korteks dan meluas ke jaringan lunak
sekitarnya. Pembentukan tulang baru periosteal lebih jarang daripada pada anak-anak
dan korteks yang melemah mungkin akan patah. Jika ujung tulang terlibat, ada risiko
Mula-mula terdapat fokus infeksi di daerah metafisis, lalu terjadi hiperemia dan
edem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka tekanan dalam
tulang yang hebat ini menyebabkan nyeri lokal yang hebat. Biasanya osteomielitis
akut disertai dengan gejala septikemia seperti febris, malaise, dan anoreksia. Infeksi
selulitis, atau menjalar melelui rongga subperiosteum ke diafisis. Infeksi juga dapat
Periosteum akan membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang mati tersebut.
permukaan, membentuk abses subperiosteal (b) beberapa tulang dapat mati, dan
awal, perkembangan penyakit ini bisa dihentikan. Tulang di sekitar zona infeksi
Pada beberapa kasus anatomi normal akan terbentuk kembali dan lainnya, meskipun
terjadi, sumber infeksi tetap berada di dalam tulang, menyebabkan nanah dan
terkadang debris tulang dilepaskan bertahap melalui sinus persisten (atau beberapa
sinus). Infeksi kini telah menjadi osteomyelitis kronis, yang bisa berlangsung selama
bertahun-tahun.
Penyebaran lokal terjadi melalui struktur trabekula yang porus ke kortek metafisis
yang tipis, sehingga melalui tulang kompakta. Infeksi meluas melalui periosteum
melalui kanal atau saluran haver dan menyebabkan periosteum, yang tidak melekat
darah kekortek dibawah periosteum tersebut dan hal ini semakin memperluas daerah
tulang yang mengalami nekrosis. Penyebaran infeksi kearah kavum medular juga
akan menggangu aliran darah kebagian dalam kortek tulang. Gangguan aliran darah
dari 2 arah ini yaitu dari kavum medulare dan periosteum mengakibatkan bagian
kortek tulang menjadi mati serta terpisah dari jaringan tulang yang hidup, dan dikenal
sebagai sekuestrum. Sekuestrum adalah awal dari stadium kronik. Infeksi didaerah
kemudian abses pada jaringan lemak. Pus akhirnya akan keluar menuju ke permukaan
rongga sendi dan mengakibatkan timbulnya arthritis septik, keadaan semacam ini
dapat terjadi pada sendi-sendi dengan tempat metafisis tulang yang terdapat di dalam
rongga sendi, seperti pada ujung atas femur dan ujung atas radius, sehingga
Jika bagian metafisis tidak terdapat di dalam sendi, namun sangat dekat dengan sendi
maka biasanya tidak terjadi arthritis septik dan lebih sering berupa efusi sendi steril.
timbulnya reaksi pembentukan tulang baru yang di dalamnya terdapat sekuestrum dan
disebut involukrum. Reaksi ini terutama terjadi pada anak-anak, sehingga disepanjang
daerah diafisis dapat terbentuk tulang baru dari lapisan terdalam periosteum. Tulang
yang baru terbentuk ini dapat menpertahankan kontinuitas tulang, meskipun sebagian
besar bagian tulang yang terinfeksi telah mati dan menjadi sekuestrum.
1. Fokus infeksi pada lubang akan berkembang dan pada tahap ini menimbulkan
lunak
periosteum dan terbentuk abses pada jaringan lunak dimana abses dapat
mengalir keluar melalui sinus pada permukaan kulit. Nekrosis tulang akan
kavum medula.
Pada awal penyakit, gejala sistemik seperti febris, anoreksia, dan malaise
menonjol, sedangkan gejala lokal seperti pembengkakan atau selulitis belum tampak.
Pada masa ini dapat terjadi salah diagnosis sebagai demam tifoid. Nyeri spontan lokal
yang mungkin disertai nyeri tekan dan sedikit pembengkakan serta kesukaran gerak
dari ekstremitas yang terkena, merupakan gejala osteomielitis hematogen akut. Pada
anak – anak, seringkali orang tua baru menyadari setelah anak tampak tidak mau
menggunakan salah satu anggota geraknya atau tidak mau disentuh. Mungkin saja
sebelumnya didapatkan riwayat infeksi seperti kaki yang terluka, nyeri tenggorokan,
Pada bayi baru lahir, bayi tampak gelisah, dan irritable. Biasanya lebih sering
terjadi pada bayi dengan ’risiko tinggi’ seperti prematur, berat badan kurang, bayi
riwayat persalinan yang sulit atau pemasangan kateter arteri tali pusat.
thorakolumbal. Dapat saja menyerang penderita dengan riwayat masalah pada traktus
urinarius. Nyeri lokal bukanlah gejala yang menonjol, dan pemeriksaan x ray baru
akan berarti beberapa minggu kemudian. Tulang pada daerah lain biasanya terlibat
imunodefisiensi.
remaja. Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri lokal, sedikit
pembengkakan, dan dapat pula penderita menjadi pincang. Terasa rasa nyeri pada
daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau berbulan-bulan. Suhu tubuh
infeksi tulang ini merupakan infeksi sekunder dari luka terbuka, dan paling sering
pada trauma terbuka pada tulang dan jaringan sekitarnya. Biasanya terdapat riwayat
osteomilitis pada penderita. Nyeri tulang yang terlokalisir, kemerahan, dan drainase
disekitar area yang terkena seringkali timbul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan, deformitas,
melalui data dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium
memberikan data dimana respon terapi dapat diukur. Lekositosis, peningkatan laju
endap darah, dan C-reaktif protein harus diperhatikan. Kultur darah akan positif pada
Jika tulang teraba, maka evaluasi mikrobiologi dan histologi langsung dilakukan
1. Tes Laboratorium
b. Kultur darah dan kultur abses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotika
yang sesuai.
2. Radiografi
Dalam osteomielitis pada ekstremitas, foto radiografi polos dan scintigrafi
tulang adalah alat pemeriksaan utama. Bukti radiograf dari osteomielitis tidak akan
sehingga timbul abses. Pus menjalar ke arah diafisis dan korteks, mengangkat periost
dan kadang-kadang menembusnya. Pus meluas di daerah periost dan pada tempat-
tempat tertentu membentuk fokus skunder. Nekrosis tulang yang timbul dapat luas
dan terbentuk sekuester. Periost yang terangkat oleh pus kemudian akan membentuk
tulang di bawahnya, yang dikenal sebagai reaksi periosteal. Juga di dalam tulang itu
sendiri dibentuk tulang baru, baik pada trabekula dan korteks, sehingga tulang terlihat
lebih opak dan dikenal sebagai sklerosis. Tulang yang dibentuk di bawah periost ini
membentuk bungkus bagi tulang yang lama dan disebut involukrum. Involukrum ini
pada berbagai tempat terdapat lubang tempat pus keluar, yang disebut kloaka.
Seringkali reaksi periosteal yang terlihat lebih dahulu, baru kemudian terlihat
daerah-daerah yang berdensitas lebih rendah pada tulang yang menunjukkan adanya
Pada osteomielitis kronik tulang akan menjadi tebal dan sklerotik dengan
gambaran hilangnya batas antara korteks dan medula. Dalam tulang yang terinfeksi
akan terdapat sekuestra dan area destruksi. Kadang-kadang suatu abses, dikenal
dengan brodie’s abscess akan terlihat sebagai daerah lusen(gmbaran cavitas) yang
dikelilingi area sklerotik. Brodie’s abses dapat ditemukan pada osteomielitis subakut
atau kronik.
sedini mungkin 1-2 hari setelah timbulnya gejala. USG dapat menunjukkan
keabnormalan termasuk abses jaringan lunak atau penumpukan cairan (seperti abses)
dan elevasi periosteal. USG juga dapat digunakan untuk menuntun dalam melakukan
mengevaluasi lesi pada tulang vetebra. CT scan juga lebih unggul dalam area dengan
biopsi seringkali terbatas oleh kurangnya pengumpulan spesimen yang sama dan
Diagnosis banding pada masa akut adalah demam reumatik dan selulitis. Pada
demam reumatik, nyeri cenderung berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya. Bisa
akut dibedakan dari osteomielitis hematogen akut berdasarkan adanya nyeri yang
difus , dan semua pergerakan sendi terbatas karena adanya spasme otot.
penyakit lain pada tulang, diantaranya yang terpenting adalah tumor ganas primer
pembengkakan jaringan lunak, dijumpai juga pada osteosarkoma dan Ewing sarkoma.
panjang sehingga pada stadium dini sangat sukar dibedakan dengan osteomielitis.
Pada stadium yang lebih lanjut, kemungkinan untuk membedakan lebih besar karena
pada osteosarkoma biasanya ditemukan pembentukan tulang yang lebih banyak serta
adanya infiltrasi tumor yang disertai penulangan patologik ke dalam jaringan lunak.
menyerupai kulit bawang yang berlapis-lapis dan massa jaringan lunak yang besar.
2.10 PENATALAKSANAAN
1. Osteomielitis Akut
Begitu diagnosis secara klinis ditegakkan, ekstremitas yang terkena
diistirahatkan (bila perlu menggunakan bidai atau traksi) dan segera berikan
antibiotik. Antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram
diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah
penderita. Bila dengan terapi intensif selama 24 jam tidak didapati perbaikan,
Bila ada cairan yang keluar perlu dibor di beberapa tempat untuk mengurangi
tekanan intraosteal. Cairan tersebut perlu dibiakkan untuk menentukan jenis kuman
cairan NaCl 0,9% dan dengan antibiotik. Bila terdapat perbaikan, antibiotik parenteral
minggu.
Gambar skematis drainase bedah.
Sebuah kateter dimasukkan kedalam
tabung pengisap ( suction ) yang lebih
besar. Antibiotik dimasukkan melalui
kateter dan diisap melalui suction.1
osteomielitis kronik.
a. Adanya abses.
c. Adanya sekuester.
epidermoid).
involukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan.
2. Osteomielitos Subakut
kasus tidak dapat dibedakan dari keganasan primer dari tumor tulang. Biopsi dan
kuretase diperlukan untuk penegakan diagnosis pada kasus-kasus ini. Pada saat
kultur, dan sensitivitas harus sudah dimulai secara intravena selama 2-7 hari, diikuti
dengan antibiotik atau perburukan kondisi selama pengobatan harus dipikirkan untuk
operasi dan antibiotik yang sesuai. Indikasi lain untuk operasi adalah perubahan
bentuk sinus yang selanjutnya dan drainase ke dalam sendi sinovial. Tanda-tanda
klinis dari pus subperiosteal atau sinovitis mengindikasikan bahwa infeksi subakut
telah berubah menjadi komponen akut, dan ini harus dilakukan drainase secara bedah.
b. Lesi yang cepat berkembang (tidak dapat dibedakan dari keganasan tulang).
dikarenakan penyakit ini paling banyak menyerang kelompok usia anak. Operasi
3. Osteomielitis Kronik
1. Pemberian antibiotik
2. Tindakan operatif
Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah
1. Septikemia
dapat bersifat multifokal dan biasanya terjadi pada penderita dengan status gizi
yang jelek.
3. Artritis Supuratif
Artritis Supuratif dapat terjadai pada bayi muda karena lempeng epifisis bayi
metastatik.
4. Gangguan Pertumbuhan
yang terkena akan menjadi lebih pendek. Pada anak yang lebih besar akan terjadi
hiperemi pada daerah metafisis yang merupakan stimulasi bagi tulang untuk
bertumbuh. Pada keadaan ini tulang bertumbuh lebih cepat dan menyebabkan
Apabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka osteomielitis
6. Fraktur Patologis
7. Ankilosis
2.12 PROGNOSIS
tetapi morbiditas tetap tinggi. Bila terapi efektif dimulai dalam waktu 48 jam
setelah timbulnya gejala, kesembuhan yang cepat dapat diharapkan pada kira-kira
2/3 kasus. Kronisitas dan kambuhnya infeksi mungkin terjadi bila terapinya
terlambat.
adalah :
Terapi yang dimulai dalam 3 hari pertama adalah yang paling ideal karena
pada tahap ini area lokal dari osteomielitis masih belum menjadi iskemi. Dengan
pengobatan dini, organisme penyebab akan lebih sensitif terhadap obat yang
dipilih dan dapat mengontrol infeksi sehingga osteolisis, nekrosis tulang dan
pembentukan tulang baru akan dihambat. Dengan keadaan seperti ini maka
dimulai setelah satu minggu infeksi hanya dapat mengontrol septikemia dan
menyelamatkan jiwa, tetapi memiliki efek yang kecil dalam mencegah kerusakan
Hal ini bergantung pada jenis kuman penyebab yang bersangkutan apakah
antibiotik yang lebih besar untuk osteomielitis daripada infeksi jaringan lunak.
Penghentian terapi yang terlalu awal terutama bila kurang dari empat minggu