ORGANIK
Disusun oleh:
Herlin Arina
1106066920
2014
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui pemisahan senyawa organik asam, basa, dan netral
Mengetahui cara pemisahan dengan teknik ekstraksi
Anilin
𝑔𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−𝑔𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 0−1
% KR = x 100 % = x 100 % = 100 %
𝑔𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1
𝑔𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 0
% Yield = x 100 % = x 100 % = 0 %
𝑔𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1
Asam Benzoat
𝑔𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−𝑔𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1.63−1
% KR = x 100 % = x 100 % = 63 %
𝑔𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1
𝑔𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 1.63
% Yield = x 100 % = x 100 % = 163 %
𝑔𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1
Naftalen
𝑔𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−𝑔𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 0.43−1
% KR = x 100 % = x 100 % = 57 %
𝑔𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1
𝑔𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 0.43
% Yield = x 100 % = x 100 % = 43 %
𝑔𝑟 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1
VI. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini dilakukan pemisahan senyawa organik berupa pemisahan
asam, basa, dan netral. Dimana senyawa yang terkandung dalam sampel yang
digunakan pada pratikum ini diantaranya asam benzoat sebagai senyawa asam, anilin
sebagai senyawa basa dan naftalen sebagai senyawa netral. Pemisahan dari ketiga
senyawa ini menggunakan prinsip ekstraksi . Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan
dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus
dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari
padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik
karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan
yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan
diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga
digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya. (Lucas, Howard J, David
Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry).
Pada percobaan ini diwali dengan menambahkan dietil eter ke dalam sampel yang
berupa campuran dari beberapa senyawa organik. Eter ini memiliki kelarutan yang
kecil dalam air , sehingga pada umumnya digunakan untuk ekstraksi fasa cair-cair.
Campuran ini selanjutnya dimasukan dalam corong pisah kemudian ditambahkan air
sehingga terbentuk dua lapisan. Lapisan atas merupakan fasa organik dan bagian
bawah merupakan fasa air dikarenakan massa jenis air lebih besar dibandingkan
massa jenis fasa organiknya. Kemudian campuran ini ditambahkan HCl sambil
dikocok kuat sambil sesekali dibuka krannya untuk mengeluarkan gas yang terbentuk
dari reaksi.
Setelah proses ekstraksi selesai sehingga menghasilkan dua lapisan, lapisan
bagian bawah dipisahkan dan dipindahkan ke dalam beaker glass I. Kemudian
ditambahkan NaOH perlahan hingga pH larutan menjadi basa karena proses ekstraksi
pertama ini akan memisahkan anilin yang bersifat basa dari sampel campuran tadi
oleh karena itu untuk ekstraksi digunakan HCl . Kebasaannya diperiksa dengan
lakmus merah berubah menjadi biru yang menunjukan larutan bersifat basa dan
digunakan kertas pH indikator sehingga diketahui pHnya 14. Kemudian didinginkan
dalam bak es sehingga terbentuk kristal, terbentuknya kristal dikarenakan adanya
perbedaan suhu .
Anilin
Tahapan berikutnya adalah penambahan air pada lapisan atas pada corong pisah
tadi. Kemudian ditambahkan NaOH , setelah dilakukan proses ekstraksi dan
didapatkan dua lapisan berikutnya lapisan bawah dipisahkan dan dipindahkan ke
beaker glass II dimana lapisan air ini mengandung asam benzoat. Selanjutnya
ditambahkan HCl , penambahan HCl berfungsi untuk menghidrolisis garam benzoat
sehingga didapatkan senyawa asam benzoat yang murni dan dicek kembali sifat
keasamannya dengan perubahan warna lakmus merah menjadi biru dan kertas pH
indikator yang menunjukan pH larutan 1. Selanjutnya didinginkan sehingga
menghasilkan endapan putih dari asam benzoat. Massa percobaan asam benzoat yang
didapat adalah sebesar 1.63 gr dengan %KR 63% dan %Yield 163%.
Asam benzoat
Selanjutnya lapisan atas yang masih tersisa ditambahkan NaCl jenuh dan kembali
dilakukan ekstraksi hingga terbentuk dua lapisan. Pada pemisahan yang ketiga ini
lapisan yang diambil adalah lapisan atasnya yaitu fasa organik. Setelah lapisan atas
dipisahkan dan dipindahkan ke beaker glass III kemudian ditambahkan Na2SO4
anhidrat untuk menarik pengotor-pengotor air didinginkan dalam bak es. Kemudian
terbentuk kristal dan disaring. Massa naftalen yang didapatkan adalah 0.43 gr dengan
%KR 57% dan %Yield 43%. Naftalen biasa digunakan dalam industri kapus barus
dan deodorant.
naftalen
Pada percobaan ini banyak terdapat kesalahan diantaranya:
Kesalahan dalam pembacaan volume saat pengambilan reaktan
Kesalahan saat penimbangan
Adanya pengotor pada alat dan bahan yang digunakan
Saat ekstraksi pengocokan yang dilakukan kurang baik sehingga reaksi
berlangsung kurang sempurna
VII. KESIMPULAN
1. Pemisahan asam basa dan senyawa anorganik netral menggunakan prinsip
ekstraksi
2. Pada sampel yang bersifat asam adalah anilin
3. Senyawa basa adalah asam benzoat
4. Senyawa netral adalah naftalena
5. Anilin dan asam benzoat akan terekstraksi pada air sedangkan naftalen
terekstraksi pada fasa organik
6. Kristalisasi pada pratikum ini disebabkan adanya perbedaan suhu
1. Anilin
Berat molekul :93,128 g/mol
Temperatur kritis :699 K
Tekanan kritis :53,09 bar
Volume kritis :270 cm3/mol
Titik lebur :267,13 K
Titik didih :457,6 K
IG heat of formation :86,86 kJ/mol
IG Gibbs of formation :166,69 kJ/mol
Panas penguapan :41,84 kJ/mol
Speciific gravity 60 F :1,023553
Sukar larut dalam air
Indeks bias :1.58
2. HCl
Nama Produk : asam klorida
Pengenalan bahaya : sangat berbahaya bagi kulit( irritasi, korosi), bagi mata(
irritasi, korosi)
Fase pada suhu kamar : cairan
Berat molekul : 36,46 gr/mol
Titik didih : 108,58 ºC( untuk 20, 22% HCl dalam air)
Titik leleh : -62,25ºC( 20,69% HCl dalam air)
Warna : tidak berwarna hingga kekuningan
Tekanan uap : 16kPa(@ 20 ºC) rata- rata 4
3. Asam benzoat
Bentuk :padat
Warna zat :putih
Titik leleh :122,4 °C
Titik didih :249,2 °C
Tekanan uap :0,001 hPa pada 20 °C
Titik nyala :121 °C
Titik sublimasi :>100 °C
uhu menyala :570 °C
Densitas curah :Ca.500 kg/m3
Berat jenis uap relatif :4,21
Berat jenis :1,321 g/cm3 pada 20 °C
Kelarutan dalam air : 2,9 g/L pada 25 °C
Larut dalam alkohol, aseton, benzena, chloroform, etanol. Sedikit larut: petroleum
eter dan heksana.
4. Na2SO4 anhidrat
Bentuk fisik :serbuk putih
Mr :142,06 gr/mol
Titik leleh :888oC
Titik didih :1100oC
Massa jenis :2,671 gr/cm3
Bahaya :mengiritasi
5. Naftalen
Nama lain : nafthalin, tar kapur, tar putih, albokarbon, atau nafthene.
rumus kimia : C10H8
massa molar : 128.17 g/mol
density :1.14 gcm-3
kelarutan : tidak dapat larut dalam air, alkohol, larut dalam eter dan
benzen
titik leleh : 80,5 °C
titik didih : 128,17 gmol-1
bentuk : Berwarna putih kristal dan memiliki bau yang kuat.
Naftalen mudah menguap dan mudah terbakar.
6. NaOH
Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Deliquescent padat.)
Bau : berbau.
Molekul Berat : 40 g / mol
Warna : Putih.
pH (1% soln / air) : [. Dasar] 13,5
Titik Didih : 1388 ° C (2530,4 ° F)
Melting Point : 323 ° C (613,4 ° F)
Spesifik Gravity : 2.13 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin.
Bahaya : iritan