Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 PDF
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 PDF
tp
://j
ak
ar
ta
.b
ps.
go
.id
/
ht
tp
://j
ak
ar
ta
.b
ps.
go
.id
/
TRANSPORTATION STATISTICS OF DKI JAKARTA 2015
Naskah/Manuscript:
Bidang Statistik Distribusi/Division of Distribution Statistics
/
.id
TIM PENYUSUN/DRAFTING TEAM:
go
Penanggung Jawab/Person in Charge : Nyoto Widodo
p s.
Yayat Rochadiyat
ta
Koordinator/Coordinator : Pudyaswati
ar
Qurratul Aini
//j
Sushinta Purwandari
:
tp
Diterbitkan Oleh/Published by :
BPS Provinsi DKI Jakarta
Boleh dikutip dengan menyebutkan nama sumbernya
May be cited with reference to the source
KATA PENGANTAR
Publikasi Statistik Transportasi DKI Jakarta Tahun 2015 ini merupakan publikasi rutin
yang diterbitkan oleh BPS Provinsi DKI Jakarta. Data yang disajikan dalam publikasi ini
mencakup data transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara keadaan tahun
2014.
Data statistik angkutan darat yang disajikan meliputi data kendaraan bermotor,
jumlah kendaraan umum, jumlah penumpang/barang yang diangkut kereta api, dan jumlah
SIM dan STNK yang diterbitkan/diperpanjang. Sementara untuk statistik angkutan laut
menyajikan data jumlah penumpang kapal yang datang dan berangkat melalui pelabuhan
laut Tanjung Priok, bongkar muat barang di pelabuhan laut Tanjung Priok. Selanjutnya untuk
/
.id
statistik angkutan udara meliputi data jumlah pesawat udara yang berangkat dan datang dari
go
pelabuhan udara Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma, jumlah penumpang yang
s.
diangkut serta mengenai bongkar muat barang di kedua pelabuhan udara tersebut.
p
.b
Kami menyadari informasi yang diberikan dalam publikasi ini masih memiliki
ta
keterbatasan baik dari segi kecepatan penyajian maupun keterbatasan data/informasi yang
ar
tersedia. Untuk itu kerjasama dengan instansi terkait maupun swasta perlu terus
ak
ditingkatkan agar data data yang disajikan pada publikasi mendatang menjadi lebih baik,
//j
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
publikasi dapat tersaji. Akhirnya kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan publikasi ini di masa yang akan datang.
NYOTO WIDODO
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
/
.id
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................ 2
1.4
go
Konsep dan Definisi .................................................................................... 2
s.
BAB II. TRANSPORTASI DARAT
p
.b
LAMPIRAN .................................................................................................................... 38
Tabel Halaman
2.2. Jumlah, Persentase Penumpang, dan Pendapatan Bus Trans Jakarta, 2014 ....... 11
2010-2014 ............................................................................................................. 13
2.4. Jumlah SIM yang Diselesaikan di DKI Jakarta Menurut Jenisnya, 2010-2014 ...... 15
2.5. Jumlah penerbitan STNK menurut Status Penerbitan, 2010-2014 ...... ............... 17
2.6. Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas, Korban dan Kerugiannya, 2010-2014 .. 18
2.7. Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Tol, Korban Jiwa dan Faktor Penyebab
/
.id
Kecelakaan, 2010-2014 ......................................................................................... 19
go
s.
2.8. Jumlah Angkutan Umum dan Angkutan Barang Menurut Jenis Angkutan,
p
2013-2014 ............................................................................................................. 20
.b
ta
2.10. Penambahan Armada Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, 2009-2014 ............ 23
ak
2.11. Jumlah Barang yang Diangkut Kereta Api Menurut Jenisnya, 2010-2014 (ton) .. 24
: //j
tp
3.1. Jumlah Penumpang dan Barang yang Diangkut Kapal Laut Melalui Pelabuhan
ht
Laut Tanjung Priok Menurut Jenis Pelayaran serta Jumlah Kapal Bersandar,
2010-2014 ............................................................................................................. 27
4.1. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
4.2. Jumlah Penumpang Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
4.3. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
4.4. Jumlah Penumpang Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
/
.id
go
p s.
.b
ta
ar
ak
: //j
tp
ht
Gambar Halaman
2.1 Panjang Jalan Menurut Jenisnya, DKI Jakarta 2014 (Kilometer) ........................ 8
2.2 Persentase Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya, DKI Jakarta 2014 ............ 14
2.3 Jumlah Penumpang Kereta Api Menurut Tujuan, 2014 (Juta Orang) ................ 22
2.4 Jumlah Barang Yang Diangkut Kereta Api, DKI Jakarta 2013-2014 .................... 25
3.1 Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat Melalui Pelabuhan Tanjung Priok
/
4.1. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
.id
go
Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta, 2014............................................................ 31
s.
4.2 Jumlah Barang Kiriman (Kargo) yang Dimuat dan Dibongkar Melalui
p
.b
4.3. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
ar
Lampiran Halaman
1. Panjang Jalan Menurut Kota Administrasi dan jenis Jalan , 2014 (m) ............. 39
2. Lokasi Jalan Fly Over/Under Pass Menurut Wilayah dan Volume Jalan, 2014 40
4. Jumlah Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) dan Bus Angkutan Perbatasan
Terintegrasi Busway (APTB) menurut Rute, 2014............................................ 44
/
.id
6. Jumlah Penerbitan STNK Menurut Bulan dan Statusnya, 2014....................... 46
7.
go
Jumlah Penumpang Kereta Api Menurut Bulan dan Tujuan, 2014 ................. 48
p s.
9. Jumlah Penumpang Kapal Antar Pulau yang Datang dan Berangkat Melalui
ar
10. Barang yang Dibongkar dan Dimuat Melalui Pelabuhan Tanjung Priok, 2014 51
: //j
11. Jumlah lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
tp
ht
12. Jumlah Penumpang Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
13. Jumlah Barang Kiriman (Kargo) yang Dimuat dan Dibongkar Melalui
14. Jumlah lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
15. Jumlah Penumpang Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui
/
.id
go
p s.
.b
ta
ar
ak
: //j
tp
ht
DKI Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia adalah pusat bisnis dan pusat
pemerintahan dengan jumlah penduduk tahun 2014 mencapai 10,08 juta orang dan kepadatan
penduduk 15.234 orang per km2, dikelilingi kawasan pemukiman Bogor, Depok, Tangerang dan
Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang. Dari hasil survei komuter Jabodetabek tahun
2014 menunjukkan bahwa jumlah komuter Jabodetabek sebanyak 3.566.178 orang, terdiri dari
2.429.751 orang melakukan kegiatan bekerja dan sekolah/kursus di DKI Jakarta, 1.067.762
orang di Bodetabek, dan 68.665 orang di luar Jabodetabek. Sementara komuter Bodetabek
yang melakukan kegiatan di DKI Jakarta sebanyak 1.382.296 orang. Kondisi ini menunjukkan
/
.id
bahwa transportasi yang masif merupakan kebutuhan yang mendesak, karena tumbuh
go
kembangnya sektor transportasi yang baik akan memberikan andil yang cukup besar bagi
s.
perkembangan di sektor lain seperti perdagangan, perindustrian, keuangan, dan jasa-jasa.
p
.b
Transportasi secara umum terdiri dari transportasi darat, transportasi udara, dan
ta
transportasi laut, ketiga jenis transportasi ini memiliki peranan masing-masing, namun tidak
ar
dapat dipungkiri satu sama lain saling mendukung dalam melayani kebutuhan penduduk DKI
ak
Jakarta dan bukan penduduk DKI Jakarta yang akan melakukan berbagai aktivitas baik di
//j
kemacetan di seluruh jalan ibu kota menjadi pemandangan sehari-hari, masalah kepadatan
penerbangan dan penumpang di Bandara Soekarno Hatta sebagai bandara terbesar di
Indonesia yang merupakan pintu gerbang masuknya wisatawan asing di Indonesia, dan kerap
terjadi kemacetan arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terbesar di
Indonesia yang melayani kegiatan ekspor impor baik untuk DKI Jakarta maupun nasional.
Untuk melihat kondisi sarana dan prasarana transportasi saat ini di DKI Jakarta,
dibutuhkan beberapa indikator yang dapat memberikan gambaran perkembangan sektor ini.
Indikator tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun berbagai
perencanaan dan kebijakan di bidang transportasi. Untuk itu, data mengenai statistik
transportasi yang lengkap dan akurat sebagai dasar perencanaan pembangunan menjadi sangat
penting.
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 1
1.2 Tujuan
Data statistik transportasi yang disajikan meliputi jumlah penumpang dan barang dari
beberapa moda transportasi, jumlah kendaraan bermotor, jumlah kapal bersandar, lalu lintas
penerbangan, penerbitan STNK/SIM, panjang jalan, dan bongkar muat barang. Data tersebut
didapat dari berbagai instansi terkait, kliping BPS Provinsi DKI Jakarta tahun 2013, dan media
/
.id
online (tempo.co, kompas.com, tribunnews.com dsb). Sumber-sumber data instansi terkait
adalah sebagai berikut: go
p s.
ta
Sub Dinas Bina Program, Dinas Pekerjaan Umum Jalan, Provinsi DKI Jakarta.
ht
/
.id
angkutan dari pintu ke pintu, dengan wilayah terbatas.
6.
go
Angkutan jalan untuk Barang adalah mencakup usaha pengangkutan barang dengan
kendaraan bermotor dan dapat mengangkut lebih dari satu jenis barang (umum) seperti:
p s.
truk, pick up, dan kontainer maupun yang secara khusus mengangkut satu jenis barang
.b
(khusus) seperti angkutan BBM, angkutan barang berbahaya dan angkutan alat-alat berat.
ta
kendaraan untuk keperluan pariwisata atau keperluan lain diluar pelayanan angkutan
dalam trayek, seperti : keperluan keluarga dan sosial, bus wisata.
: //j
8. Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) adalah mencakup usaha pengangkutan
tp
ht
/
.id
diangkut dari pelabuhan asal di Indonesia ataupun dari luar negeri.
go
18. Muat/Ekspor Barang adalah pemuatan barang ke kapal untuk diangkut ke pelabuhan
tujuan Indonesia atau ke luar negeri.
p s.
19. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas
.b
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
ta
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau
ar
ak
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
: //j
transportasi.
tp
ht
20. Pelayaran antar Pulau adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan pelayaran antar
pelabuhan di Indonesia.
21. Pelayaran Luar Negeri adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan angkutan laut
ke atau dari luar negeri yang dilakukan secara tetap dan teratur dan atau dengan pelayaran
tidak tetap dan tidak teratur dengan menggunakan semua jenis kapal.
Perkembangan transportasi darat di DKI Jakarta dapat dilihat dari sarana maupun
prasarana yang tersedia saat ini dan yang berkaitan dengan alat transportasi ini, diantaranya
jumlah kendaraan bermotor, Jumlah SIM yang diselesaikan, Jumlah STNK yang diterbitkan,
jumlah penumpang dan barang yang diangkut kereta api, serta kondisi jalan yang dilewati alat
transportasi darat.
/
.id
transportasi yang cukup rumit di DKI Jakarta, sistem transit cepat berskala massal atau MRT
go
(mass rapid transit ) menjadi solusi bagi Pemerintah DKI Jakarta untuk segera melaksanakan
pembangunan transportasi berbasis rel seperti subway dan monorel. Dengan adanya integrasi
ps.
moda transportasi, warga akan lebih nyaman menggunakan angkutan umum massal daripada
.b
kendaraan pribadi.
ta
ar
Jakarta untuk mengatasi kemacetan jalan-jalan di ibukota, diantaranya sejak tahun 2004 warga
//j
Jakarta dapat menikmati transportasi masal bus Transjakarta, jumlah koridor dan bus ini terus
:
tp
ditambah. Sistem pembayaran secara elektronik untuk para pengguna bus Transjakarta mulai
ht
dicanangkan pada tanggal 22 Januari 2013. Inovasi dan kebijakan tersebut diikuti oleh PT
Kereta Api Indonesia dengan menerapkan tiket elektronik dan tarif progresif sejak Juli 2013, hal
ini diharapkan akan mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih ke kereta. Apalagi,
pemerintah juga memberikan subsidi harga tiket KRL sehingga jauh lebih murah dibandingkan
dengan tarif sebelumnya. Selain tiket dan tarif, lonjakan penumpang dipicu oleh perbaikan dan
penambahan lahan parkir kendaraan dan fasilitas stasiun.
Salah satu kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong para pegawai negeri di
lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggunakan kendaraan umum diterapkan dengan
kebijakan baru yang melarang pegawai negeri menggunakan kendaraan pribadi maupun
kendaraan dinas operasional, baik roda dua atau roda empat, dan mewajibkan mereka datang
ke kantor menggunakan angkutan umum. Aturan ini tertuang dalam instruksi Gubernur Nomor
Jakarta sebagai kota metropolitan yang sekaligus juga merupakan pusat perekonomian
dan perdagangan mengalami permasalahan yang cukup rumit dalam bidang transportasi.
Jumlah penduduk yang banyak dengan daya beli yang meningkat menyebabkan pertumbuhan
kepemilikan kendaraan bermotor cukup tinggi. Kondisi ini diperburuk dengan tambahan
/
.id
ratusan ribu kendaraan luar Jakarta yang bergerak di Jakarta setiap hari. Sementara upaya
go
penambahan panjang jalan sering menghadapi kendala. Keadaan ini berakibat meningkatnya
s.
kepadatan lalu lintas di jalan raya yang pada akhirnya menimbulkan titik-titik rawan kemacetan
p
.b
di sejumlah tempat.
ta
Tingkat pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini,
ar
sementara panjang dan lebar jalan yang nyaris tidak berubah, membuat Pemerintah Kota
ak
Jakarta semakin kesulitan mengakomodir pertumbuhan tersebut. Tahun 2013 jumlah kendaraan
: //j
bermotor sudah mencapai 16.072.869 unit, jika seluruh kendaraan ini disusun tidak akan
tp
mencukupi panjang jalan di DKI Jakarta yang hanya 6.956.842,26 meter artinya setiap satu unit
ht
kendaraan bermotor hanya mencapai 0,43 meter atau jika dibandingkan dengan luas jalan di
DKI Jakarta 48.502.763,16 m2, maka satu unit kendaraan bermotor hanya mencapai 3,02 m2.
Untuk mengatasi kemacetan dengan terbatasnya lahan yang tersedia, maka Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti diberlakukannya 3 in 1,
membangun under pass dan fly over. Rencana kebijakan lainnya diantaranya penerapan
peraturan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor polisi genap dan ganjil. Dinas
Perhubungan DKI Jakarta juga tengah menyiapkan sistem Electronic Road Pricing (ERP) yaitu
jalan berbayar, untuk menggantikan sistem 3 in 1, tahun 2014 sistem ini masih dalam tahap uji
coba.
Jalan raya merupakan salah satu prasarana penting dalam transportasi darat karena
merupakan penghubung antar satu daerah dengan daerah lainnya. Dalam hal ini jalan raya
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 6
dapat menghubungkan antara sentra-sentra produksi dengan wilayah pemasarannya. Mobilitas
perekonomian, sangat bertumpu pada kehandalan dan tingkat pelayanan jaringan transportasi
jalan. Saat ini dan ke depan pembangunan infrastruktur jalan semakin diwarnai aspek
pembangunan wilayah. Artinya, pembangunan infrastruktur akan semakin dituntut untuk
mampu mendukung pergerakan orang, barang, dan jasa dalam kerangka perspektif
pengembangan wilayah.
Bagi wilayah perkotaan seperti DKI Jakarta, penambahan panjang jalan dapat dijadikan
sebagai salah satu solusi dalam mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. Jika dilihat dalam
kurun waktu 2010-2014, jumlah panjang jalan bertambah sepanjang 89.801,42 meter atau dari
6.866.040,84 meter tahun 2010 menjadi 6.955.842,26 tahun 2014. Bertambahnya panjang jalan
sepanjang itu disebabkan terjadinya pertambahan pada jenis jalan tol sepanjang 250 meter,
arteri primer sepanjang 5.229,50 meter, kolektor primer sepanjang 4.700 meter, kolektor
/
.id
sekunder sepanjang 30.000 meter, dan kota administrasi sepanjang 77.804,04 meter.
go
Sebaliknya untuk jenis jalan arteri sekunder mengalami pengurangan sepanjang 28.182,12
s.
meter.
p
.b
ta
2010 123 481,00 123 653,00 18 994,00 563 438,81 997 019,87 5 039 454,16 6 866 040,84
tp
ht
2011 123 481,00 123 653,00 18 994,00 563 438,81 1 057 666,87 5 045 059,16 6 932 294,84
2012 123 731,00 128 882,50 23 694,00 535 256,69 1 027 019,87 5 117 258,20 6 955 842,26
2013 123 731,00 128 882,50 23 694,00 535 256,69 1 027 019,87 5 117 258,20 6 955 842,26
2014 123 731,00 128 882,50 23 694,00 535 256,69 1 027 019,87 5 117 258,20 6 955 842,26
Sumber : Sub Dinas Bina Program Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambar 2.1. menunjukkan panjang jalan tahun 2014, jika dirinci menurut jenisnya, yang
berkaitan erat dengan kewenangan dalam pembinaan, terpanjang berupa jalan kota
administrasi sepanjang 5.117,26 km; diikuti jalan provinsi sepanjang 1.562,28 km terdiri dari
arteri sekunder dan kolektor sekunder masing-masing sepanjang 535,26 km dan 1.027,02 km;
sedangkan jalan negara sepanjang 152,57 km terdiri dari arteri primer dan kolektor primer
Gambar 2.1. Panjang Jalan Menurut Jenisnya, DKI Jakarta 2014 (Kilometer)
/
.id
go
p s.
Peningkatan volume kendaraan dan arus lalu lintas yang sangat pesat menuntut pula
.b
ta
peningkatan prasarana transportasi. Jika tidak cepat ditanggulangi, maka kemacetan di Jakarta
ar
akan semakin parah. Apalagi di Jakarta banyak terdapat persimpangan. Pada persimpangan
ak
terdapat beragam permasalahan yang kompleks yang apabila tidak ditangani dengan tepat
//j
berpotensi menimbulkan konflik lalulintas. Selain itu, banyaknya lokasi-lokasi bisnis, sekolah,
:
tp
maupun pusat perbelanjaan di DKI Jakarta membuat lalu lintas kendaraan, terutama pada jam-
ht
Upaya untuk membangun jalan terkendala dengan terbatasnya lahan yang ada, sehingga
pertumbuhan panjang jalan sangat kecil dibandingkan dengan yang dibutuhkan. Di sisi lain
terlalu banyaknya kendaraan yang berlalu lalang dibandingkan dengan panjang jalan yang
relatif tetap, menimbulkan makin banyak titik rawan kemacetan terutama disepanjang
perempatan jalan maupun perlintasan kereta api. Padahal kerugian karena kemacetan lalu
lintas tidaklah sedikit, diantaranya biaya operasional kendaraan yang meningkat dan stress yang
dialami masyarakat. Oleh karena itu, salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan pembangunan fly over dan under pass. Diharapkan pembangunan fly over dan
under pass dapat mengurangi titik-titik rawan kemacetan di DKI Jakarta.
Dari fly over yang telah dibangun, JLNT Antasari-Blok M merupakan Fly over terpanjang
dan yang terpendek di Kampung Rambutan Jakarta Timur dengan panjang hanya 121,80 meter.
Under pass terpanjang terdapat di Kebayoran Lama Jakarta Selatan dengan panjang 1.800,00
meter sementara yang terpendek under pass Dukuh Atas dengan panjang 50,85 meter.
/
.id
Pembangunan tiga proyek infrastruktur yang direncanakan dimulai tahun 2014 gagal
go
terealisir, yaitu pembangunan fly over perlintasan kereta api, revitalisasi terminal bus Kalideres
s.
dan Kampung Rambutan, dan monorel. Fly over perlintasan kereta api diyakini dapat mengurai
p
kemacetan yang kerap terjadi di perlintasan kereta api. Revitalisasi empat terminal bus sudah
.b
ta
terealisir adalah Terminal Rawamangun, Terminal Klender, Terminal Pinang Ranti, dan Terminal
ar
Muara Angke. Proyek monorel sejak peletakan batu pertama pada bulan Oktober 2013, hingga
ak
menjelang akhir tahun 2014 tidak jelas. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
//j
berencana untuk mengganti pembangunan monorel dengan Light Rapid Transit atau angkutan
:
tp
kereta api dalam kota yang dianggap lebih luas dan dibangun menyambung antar gedung.
ht
Mobilitas penduduk yang tinggi di Jakarta mengharuskan penerapan sistem transit cepat
berskala massal atau Mass Rapid Transit. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 84.Tahun
2004 tentang Penetapan Pola Transportasi Makro di Provinsi DKI Jakarta Bab III Pasal 3 point b
dan e, “Memasyarakatkan Sistem Angkutan Umum Massal dan Menambah Jaringan Primer,
Busway, dan Subway”. Mass Rapid Transportation ini merupakan bagian dari strategi
pemerintah Jakarta guna mengurai masalah kemacetan di Ibukota.
Proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang sejak tahun 1987 sudah dilakukan studi
kelayakan, dilanjutkan dengan pengkajian dan perancangan tahun 1992, sehingga diproyeksikan
/
.id
berupa terowongan di bawah tanah terbentang hingga Bundaran HI. Direncanakan
go
pengoperasian MRT akan terlaksana pertengahan Mei 2017, diperkirakan moda transportasi ini
dapat melayani penumpang hingga 173.000 orang per hari (Kompas 9 Januari 2013).
p s.
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) sebagai transportasi massal untuk mengurangi
.b
kemacetan lalu lintas di Jakarta tahun 2014 baru memasuki fase I koridor Selatan-Utara dengan
ta
rute Lebak Bulus - Bundaran HI dalam tahap pengeboran dinding stasiun atau "diafragma wall"
ar
ak
di enam lokasi stasiun. Fase II dengan rute Bundaran HI-Kampung Bandan akan dimulai tahun
2016 (Kompas, 25 April 2014).
: //j
Salah satu bentuk angkutan massal adalah Bus Rapid Transit yang lebih dikenal sebagai
tp
ht
busway atau bus Transjakarta, yang memberikan jalan khusus angkutan bus, program angkutan
ini dimulai sejak tahun 2004. Sampai akhir tahun 2014 telah beroperasi 12 koridor busway
dengan 669 bus. Diharapkan dengan semakin banyaknya koridor busway yang beroperasi, para
pemilik kendaraan pribadi akan lebih banyak menggunakan busway bahkan beralih pada jenis
angkutan ini. Untuk meningkatkan pelayanan bagi pengguna busway, kerjasama Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dengan Ditlantas Polda Metro Jaya dalam sterilisasi jalur bus yang
diberlakukan sejak tahun 2010 lebih dioptimalkan pada tahun 2013 dengan memberikan denda
maksimal bagi penerobos jalur busway sebesar Rp. 500 ribu bagi kendaraan roda dua, dan Rp 1
juta bagi kendaraan beroda empat (Vivanews.com, 1 November 2013).
Selama tahun 2014, penumpang yang diangkut armada busway sebanyak 111,6 juta
penumpang dimana koridor I (jurusan Blok M – Kota) mengangkut sekitar 22,10 persen dari
total penumpang. Koridor lain yang juga menyerap penumpang cukup banyak adalah koridor IX
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 10
(jurusan Pinang Ranti-Pluit) yang menyerap 12,75 persen penumpang. Sementara koridor XII
(jurusan Pluit–Tanjung Priok), merupakan koridor yang paling sedikit menyerap penumpang,
hanya sekitar 1,41 persen. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah penumpang busway
tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,79 persen atau dari 112,5 juta penumpang pada
tahun 2013 menjadi 111,6 juta penumpang pada tahun 2014 (Tabel 2.2).
Tabel 2.2. Jumlah, Persentase Penumpang, dan Pendapatan Bus Transjakarta, 2014
Persentase Pendapatan
Koridor Jurusan Penumpang Penumpang
% (Rupiah)7
/
.id
Koridor IV Pulo Gadung – Dukuh Atas 7 152 350 6,41 23 123 641 000
Koridor V
Koridor VI
Kp Melayu-Ancol
Ragunan-Kuningan
go
10 145 725
8 572 752
9,09 33 862 072 500
27 830 754 000
s.
7,68
p
Koridor VII Kp Rambutan – Kp Melayu 9 803 620 8,78 30 963 279 000
.b
Koridor VIII Lebak Bulus-Harmoni 9 386 787 8,41 30 871 430 500
ta
Koridor X Cililitan – Tanjung Priok 5 585 140 5,00 18 276 856 000
ak
Koridor XI Kp Melayu – Pulo Gebang 3 117 376 2,79 9 921 276 000
//j
Koridor XII Pluit-Tanjung Priok 1 571 431 1,41 5 199 736 000
:
tp
Koridor I-X 2012 111 260 869 - 364 386 930 500
Koridor I-X 2011 114 769 431 - 379 138 678 500
Koridor I-X 2010 86 937 487 - 288 757 425 500
5Sumber: PT Transjakarta
/
.id
2.3. Angkutan Terintegrasi Busway
go
Upaya mengurai kemacetan di Jakarta terus dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
s.
salah satu kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diantaranya mengintegrasikan bus umum
p
.b
dan bus Trans Jakarta atau biasa disebut bus penghubung (feeder busway). Kebijakan ini secara
ta
resmi mulai dilaksanakan pada tahun 2011 yang melayani sebanyak tiga rute yaitu rute pertama
ar
Sentra Primer Barat-Daan Mogot, rute dua Tanah Abang-Balaikota dan rute tiga Sudirman
ak
catatan PT Trans Jakarta tahun 2014 Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB ) tersedia sebanyak
:
tp
106 bus.
ht
Penambahan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) untuk tahun 2013 diluncurkan pada
tanggal 15 Januari 2013 dengan mengoperasikan 40 bus kopaja baru (Kompas, 8 Januari 2013),
selanjutnya mulai tanggal 5 Juni 2013 kembali diluncurkan kopaja yang sama dengan rute
Ragunan-Monas yang beroperasi melayani warga ibukota, Rute ini terintegrasi dengan tiga jalur
bus Transjakarta, yakni koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas), koridor IX (Pinangranti-Pluit), dan
koridor I (Blok M-Kota).
Berikutnya pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan Angkutan
Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) yang melayani wilayah perbatasan Jakarta (Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi). Tahun 2013 PT Trans Jakarta mencatat telah menyediakan
sebanyak 123 bus APTB dengan 11 trayek, selanjutnya tahun 2014 ditambah 7 trayek sehingga
seluruhnya ada 16 trayek APTB dengan 193 bus. Penambahan Bus APTB tahun 2014 adalah
Kendaraan bermotor yang melewati jalan-jalan di ibukota Jakarta setiap tahun terus
meningkat, peningkatan ini menunjukkan bahwa mobilitas penumpang maupun barang di
wilayah DKI Jakarta juga selalu meningkat. Jumlah kendaraan bermotor tidak termasuk
kendaraan TNI, Polri dan Corps Diplomatic di DKI Jakarta dari tahun ke tahun senantiasa
mengalami kenaikan. Gambar 2.2 menunjukkan lalu lintas di Jakarta pada tahun 2014
didominasi oleh sepeda motor (74,66 persen), mobil penumpang (18,64 persen), mobil beban
(3,84 persen), mobil bis (2,07 persen) dan terakhir kendaraan khusus (ransus) yang terserap
sekitar 0,79 persen.
/
.id
Tabel 2.3. go
Jumlah Kendaraan Bermotor Yang Terdaftar (Tidak Termasuk TNI, Polri dan CD)
Menurut Jenis Kendaraan, 2010-2014
s.
Jenis Pertumbuhan
p
Sepeda Motor 8 764 130 9 861 451 10 825 973 11 949 280 13 084 372 10,54
ak
Mobil 2 334 883 2 541 351 2 742 414 3 010 403 3 266 009 8,75
Penumpang
: //j
tp
Mobil Beban 565 727 581 290 561 918 619 027 673 661 4,46
ht
Mobil Bis 332 779 363 710 358 895 360 223 362 066 2,13
Jumlah 11 997519 13 347 802 14 618 313 16 072 869 17 523 967 9,93
Pertumbuhan kendaraan bermotor selama lima tahun terakhir mencapai 9,93 persen
per tahun. Jika dirinci menurut jenis kendaraan, sepeda motor mengalami pertumbuhan
tertinggi yaitu sebesar 10,54 persen per tahun. Setelah itu mobil penumpang, yang mengalami
pertumbuhan sebesar 8,75 persen per tahun, mobil beban tumbuh 4,46 persen per tahun dan
terakhir mobil bis yang mengalami sedikit peningkatan sebesar 2,13 persen per tahun.
Sementara untuk kendaraan khusus (ransus) tidak bisa dilihat pertumbuhannya karena data
tahun sebelumnya tidak tersedia (Tabel 2.3).
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 13
Peningkatan jumlah kendaraan yang cukup besar pada jenis sepeda motor karena
sepeda motor saat ini masih merupakan kendaraan yang paling ekonomis. Selain harganya
terjangkau (murah), proses kepemilikan sepeda motor juga sangat mudah. Banyak perusahaan
leasing yang berlomba-lomba untuk memasarkan sepeda motor. Hanya dengan uang beberapa
ratus ribu rupiah sebagai uang muka, bahkan ada yang berani tanpa uang muka, seseorang
sudah dapat memiliki sepeda motor. Hal yang hampir sama terjadi pada jenis mobil
penumpang. Tingginya kepemilikan jenis kendaraan sepeda motor dan mobil penumpang ini
karena saat ini masih sulit mendapatkan kendaraan umum yang aman, nyaman, mudah diakses
dan tepat waktu serta harganya relatif terjangkau.
Guna mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Jalan MH Thamrin dan Medan
Merdeka Barat, menjelang berakhirnya tahun 2014 dilakukan uji coba pelaksanaan kebijakan
pelarangan sepeda motor melalui kawasan jalan protokol yaitu jalan MH Thamrin mulai dari
/
.id
Bundaran Hotel Indonesia sampai Bundaran Air Mancur Monas dan Jalan Medan Merdeka
go
Barat. Kebijakan pelarangan sepeda motor itu diberlakukan setiap hari, termasuk hari libur
selama 24 jam. Untuk para pengguna sepeda motor ini disediakan sebanyak 10 bus
p s.
Transjakarta gratis yang melewati sepanjang jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat,
.b
Agar perjalanan angkutan darat aman, nyaman, tertib dan mengurangi terjadinya
kecelakaan lalu lintas, Kepolisian Republik Indonesia telah menetapkan peraturan berkaitan
dengan kelayakan seseorang dalam mengemudikan kendaraan. Seseorang baru diperbolehkan
mengendarai suatu jenis kendaraan apabila dia telah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti
usia yang cukup, karakter yang memenuhi syarat dan telah lulus ujian tertulis maupun ujian
praktek. Tanpa persyaratan yang ketat dalam seleksi kepemilikan SIM maka keamanan dan
kenyamanan dalam berkendaraan di jalan raya akan sulit didapat.
Jenis SIM terdiri dari beberapa macam yakni SIM A, SIM BI, SIM BII, SIM C dan SIM D.
Masing-masing jenis SIM menunjukkan jenis kendaraan apa yang boleh dikemudikan oleh si
pemilik SIM (Lihat Konsep Definisi). Jumlah SIM yang dicatat merupakan jumlah SIM yang
/
.id
dikeluarkan pada tahun bersangkutan, baik berupa SIM baru, SIM perpanjangan maupun SIM
penggantian akibat hilang atau rusak (Tabel 2.4). go
s.
Tabel 2.4. Jumlah SIM yang diselesaikan di DKI Jakarta Menurut Jenisnya, 2010-2014
p
.b
ta
Pertumbuhan
Jenis SIM 2010 2011 2012 2013 2014
per tahun (%)
ar
SIM A 312 995 328 736 283 459 341 258 345 487 2.50
//j
Selama kurun waktu 2010-2014 terjadi fluktuasi pada jumlah SIM yang dikeluarkan oleh
Ditlantas Polda Metro Jaya. Selain itu, mulai tahun 2011 Ditlantas Polda Metro Jaya juga
mengeluarkan SIM D yang khusus dikeluarkan untuk penyandang cacat. Pada tahun 2014, SIM C
merupakan SIM yang paling banyak diselesaikan (50,75 persen) dari keseluruhan jenis SIM. SIM
Secara umum, tingkat pertumbuhan pertahun penyelesaian SIM selama lima tahun
terakhir 2010-2014 tumbuh negatip sebesar 0,05 persen. Jika dirinci menurut jenis SIM yang
diselesaikan, jenis SIM A dan SIM D saja yang mengalami tingkat pertumbuhan positip yaitu
masing-masing sebesari 2,50 persen dan 16,36 persen per tahun. Pertumbuhan SIM A tentunya
terkait dengan semakin mudahnya masyarakat untuk membeli mobil. Pembayaran uang muka
mobil pada saat ini jauh lebih kecil dibandingkan pembayaran uang muka pada lima tahun yang
lalu, mengakibatkan interest masyarakat untuk memiliki mobil cukup tinggi.
/
.id
Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) merupakan tanda bukti pendaftaran dan
go
pengesahan suatu kendaraan bermotor berdasarkan identitas dan kepemilikannya yang telah
s.
terdaftar. STNK berisi identitas kepemilikan dan identitas kendaraan bermotor. Salah satu
p
.b
informasi tersebut yaitu nomor polisi dan masa berlakunya yang tertera dalam STNK yang
ta
kemudian dicetak pada plat nomor untuk dipasang pada kendaraan bermotor yang
ar
bersangkutan. Keberadaan STNK ini mutlak menjadi tanda bukti kepemilikan kendaraan yang
ak
Setiap satu kendaraan bermotor hanya boleh memiliki satu nomor kendaraan atau tidak
:
tp
boleh ada satu nomor kendaraan yang dimiliki oleh lebih dari satu kendaraan bermotor. Hal ini
ht
untuk menghindari terjadinya duplikasi kepemilikan untuk satu jenis kendaraan yang sama. Bisa
dibayangkan jika penomoran kendaraan tidak diatur sedemikian rupa, akan terjadi saling klaim
terhadap kepemilikan kendaraan sejenis yang kebetulan mempunyai nomor kendaraan sama.
Pemberian nomor kendaraan bermotor juga dapat dimanfaatkan untuk pembayaran pajak
kendaraan bermotor yang merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
potensial DKI Jakarta.
Tabel 2.5 menunjukkan bahwa setiap tahun cukup banyak STNK yang diterbitkan oleh
Ditlantas Polda Metro Jaya. Pada tahun 2014, jumlah total STNK yang diterbitkan mencapai
7.551.664 lembar. Dari jumlah tersebut, sekitar 4.384.432 lembar atau sekitar 58,06 persen
berbentuk pengesahan STNK. Hal yang sangat menarik adalah cukup tingginya penerbitan STNK
untuk kendaraan baru yang mencapai 1.755.523 lembar (22,93 persen). Ini berarti bahwa pada
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 16
tahun 2014 telah terjadi penambahan kendaraan baru sebanyak 1.755.523 kendaraan. Selain
itu, ditambah dengan kendaraan yang sudah ada, tetapi berganti kepemilikan (balik nama) ada
sekitar 479.876 lembar dan kendaraan yang dokumen STNKnya hilang sejumlah 130.657
lembar. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah kendaraan baru tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 0,50 persen atau berkurang sebanyak 8.890 kendaraan.
Tabel 2.5. Jumlah Penerbitan STNK Menurut Status Penerbitan, DKI Jakarta 2010-2014
Pertumbuhan
Jenis STNK 2010 2011 2012 2013 2014
per tahun (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kendaran Baru 736 607 1 580 790 1 577 418 1 764 418 1 755 523 24.25
Balik Nama 334 278 355 310 444 645 476 505 479 876 9.46
Pindah Daerah 186 315 238 570 296 443 311 353 293 424 12.02
Hilang/Salinan 145 398 162 543 98 989 109 763 130 657 -2.64
/
.id
Pengesahan 2 462 979 4 115 253 4 138 055 4 470 962 4 384 432 15.51
Perpanjangan
479 398
- - go - - -
s.
Coba Kendaraan
p
Surat Tanda Coba 1 341 82 896 645 702 551 382 495 893 338.52
.b
Kendaran dan
ta
Rahasia
RHS 8 920
ar
Jumlah 4 355 383 6 545 130 7 211 843 7 695 278 7 551 664 14.75
: //j
tp
Pertumbuhan per tahun penerbitan STNK selama lima tahun terakhir mencapai 14,75
persen, jika dilihat dari jenis penerbitan STNK maka hampir semua jenis STNK mengalami
pertumbuhan per tahun positif, seperti untuk jenis STNK kendaraan baru mencapai
pertumbuhan sebesar 24,25 persen, balik nama 9,46 persen, pindah daerah 12,02 persen,
hanya untuk STNK yang hilang/salinan tumbuh negatip sebesar 2,64 persen.
Salah satu indikator yang dapat menunjukkan keamanan, kenyamanan dan ketertiban
dalam berlalu lintas, baik di jalan raya maupun di jalan tol adalah kecelakaan lalu lintas.
Semakin kecil jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi menunjukkan semakin baik sistem
Tabel 2.6. Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas, Korban dan Kerugiannya, 2010- 2014
/
.id
Korban mati (orang) 1 048 1 008 912 676 605
Luka Berat (Orang) 3 473 2 820 go
2 938 2 925 3 088
s.
Luka Ringan (Orang) 5 820 6 312 6 153 4 711 568
p
.b
Untuk kondisi jalan tol yang dianggap sebagai jalan dengan kondisi relatif lebih ideal
ak
dibandingkan terhadap kondisi jalan arteri pada umumnya, ternyata tetap saja rawan terjadi
//j
kecelakaan. Namun sistem angkutan darat di jalan tol kelihatannya semakin membaik dengan
:
tp
melihat jumlah kecelakaan lalu lintas di jalan tol Jagorawi, Jakarta-Tangerang Barat, Jakarta
ht
Faktor kendaraan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakan lalu lintas, mendapat
perhatian serius dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan menerbitkan Perda DKI Jakarta
/
.id
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi salah satunya mengatur pembatasan usia angkutan
go
umum maksimal 10 tahun. Namun Perda ini masih dalam tahap sosialisasi, karena terkendala
s.
banyaknya angkutan umum di Jakarta usianya sudah di atas 10 tahun. Data dari Dinas
p
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta sekitar 65 persen atau 63.913 angkutan umum usianya sudah
.b
ta
di atas 10 tahun. Angkutan umum ini tentu harus diremajakan namun membutuhkan biaya
ar
Jumlah angkutan umum tahun 2014 tercatat sebanyak 68.537 kendaraan, meningkat
ht
1,74 persen dibanding tahun 2013 yang sebesar 67.363 kendaraan, hal ini menunjukkan bahwa
jenis angkutan ini masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta. Angkutan umum yang
sudah cukup lama keberadaannya di DKI Jakarta adalah angkutan bus. Secara total jumlah
armada bus yang masih terdaftar untuk melayani angkutan di DKI Jakarta pada tahun 2014
berjumlah 19.064 bus, termasuk busway yang berjumlah 669 armada. Dari 19.064 bus yang
terdaftar pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta, belum tentu semuanya masih layak untuk
beroperasi (Tabel 2.8).
Banyak dari armada bus yang masih tercatat di dinas terkait sebenarnya sudah tidak
layak untuk beroperasi. Oleh sebab itu, Pemda DKI Jakarta terus berupaya untuk mengganti
kendaraan-kendaraan yang tidak laik jalan dengan kendaraan baru walaupun hal ini banyak
mendapat protes dari para pengemudi yang ada. Penertiban terhadap kendaraan umum yang
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 19
sudah tak laik operasi sangat penting. Selain untuk menjaga keselamatan penumpang, langkah
itu juga untuk mengurangi polusi udara yang diakibatkan asap kendaraan angkutan umum.
Minimnya kualitas, kenyamanan, dan pelayanan pada angkutan umum di Jakarta, menjadi
penyebab kemacetan. Kondisi ini membuat masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan
pribadi.
Jumlah bus di ibukota Jakarta pada tahun 2014 bertambah sebanyak 1.411 bus
dibandingkan tahun 2013 atau dari 17.653 bus tahun 2013 bertambah menjadi 19.064 bus
tahun 2014. Hal ini tentu menggembirakan, karena kebutuhan angkutan bus bagi warga Jakarta
semakin baik. Berdasarkan jenis bus jumlah bus besar pada tahun 2014 meningkat
dibandingkan tahun 2013, untuk bus besar meningkat sebesar 12,15 persen atau dari 2.149 bus
tahun 2013 naik menjadi 2.410 bus tahun 2014, dan untuk bus sedang jumlahnya naik cukup
tinggi dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 114,78 persen atau dari 1.455 bus tahun 2013
/
.id
menjadi 3.125 bus tahun 2014. Sedangkan bus kecil semakin menurun pada tahun 2014
go
dibandingkan tahun 2013 sebesar 3,70 persen atau dari 14.049 bus tahun 2013 turun menjadi
s.
13.529 bus tahun 2014 (Tabel 2.8).
p
.b
ta
ar
Tabel 2.8.Jumlah Angkutan Umum dan Angkutan Barang Menurut Jenis Angkutan, 2013-2014
ak
//j
Petumbuhan 2014
Jenis Bus 2013 2014
:
(Persen)
tp
Selain angkutan umum yang dibutuhkan oleh warga Jakarta, angkutan barang juga
banyak dibutuhkan terutama oleh pelaku bisnis, tahun 2014 ada sebanyak 44.187 mobil barang
terdiri dari mobil barang umum sebanyak 35.432 kendaraan (80,19 persen), mobil peti kemas
sebanyak 7.500 kendaraan (16,97 persen), dan mobil tangki sebanyak 1.255 kendaraan (2,84
/
.id
persen).
Kereta api sebagai sarana transportasi pada umumnya dipilih karena kemampuannya
ta
mengangkut muatan dalam jumlah besar melalui jarak yang jauh, mengangkut penumpang
ar
dalam jumlah besar untuk jarak sedang, dan sebagai sarana angkutan komuter di kota-kota
ak
besar. Kereta api bukan hanya alternatif pilihan transportasi rakyat yang murah, tetapi juga
//j
bebas dari kemacetan jalan raya ibu kota. Bahkan, kereta api bukan hanya pilihan bagi mereka
:
tp
yang berekonomi menengah ke bawah, tetapi juga menjadi gaya hidup mereka yang "berduit"
ht
Jumlah penumpang kereta api selama tahun 2010-2014 selalu mengalami peningkatan,
kecuali pada tahun 2011. Secara umum, jumlah penumpang kereta api mengalami tingkat
pertumbuhan sebesar 10,75 persen per tahun dimana pertumbuhan terbesar terjadi pada
penumpang Jabodetabek, yaitu sebesar 13,80 persen per tahunnya. Untuk penumpang tujuan
lainnya mengalami pertumbuhan negatif yaitu luar kota dan dalam kota masing-masing
menurun sebesar 1,43 persen dan 10,39 persen per tahun (Tabel 2.9).
Pertumbuhan
Tujuan 2010 2011 2012 2013 2014
per tahun (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Luar Kota 9 136 030 8 325 805 6 501 315 7 356 024 8 624 481 -1,43
Jabodetabek 124 331 056 110 751 052 134 087 064 158 482 102 208 494 094 13,80
Dalam Kota 24 424 870 17 407 447 18 760 633 16 721 679 15 749 514 -10,39
Jumlah 154 804 122 147 626 441 159 349 012 182 559 805 232 868 089 10,75
Pada Gambar 2.3. terlihat selama tahun 2014, jumlah penumpang kereta api yang
/
diangkut paling banyak untuk tujuan Jabodetabek sejumlah 208,49 juta penumpang.
.id
Selanjutnya penumpang dalam kota sejumlah 15,75 juta penumpang dan luar kota 8,62 juta
go
penumpang. Cukup banyaknya penumpang kereta api dengan tujuan Jabodetabek
s.
menunjukkan bahwa moda transportasi kereta api masih merupakan pilihan utama angkutan
p
.b
bagi masyarakat di wilayah ini. Angkutan kereta api memang masih menjadi angkutan favorit,
ta
terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah yang berbatasan dengan DKI Jakarta. Oleh
ar
karena itu, kereta api sebagai salah satu moda transportasi darat yang dapat mengangkut
ak
penumpang maupun barang dalam jumlah besar secara cepat, aman, efisien dan relatif murah
: //j
dapat lebih dikembangkan dan menjadi salah satu alat transportasi yang terus diperhitungkan.
tp
ht
/
.id
Indonesia telah dilakukan PT Kereta Api Indonesia dengan diluncurkannya di awal September
go
lalu, inovasi teknologi terbaru dari PT KAI dengan meluncurkan aplikasi mobile yang disebut
dengan KAI Access. Sebuah aplikasi mobile yang diciptakan untuk mempermudah calon
ps.
penumpang dalam melakukan pemesanan tiket secara Online dan mendapatkan info-info
.b
terbaru dari PT KAI. Aplikasi ini dapat diunduh di Google Playstore, Appstore, Windows Market,
ta
Tabel 2.10. Penambahan Armada Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, 2009 - 2014 (Unit)
: //j
tp
Jumlah 664
Sumber: www.krl.co.id
PT Kereta Api Indonesia bulan Juli 2013 mencanangkan penggunaan e-ticketing dan
tarif progresif, sistem ini bertujuan untuk mempermudah para penumpang dan diharapkan
akan semakin banyak masyarakat yang bisa beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum,
sehingga bisa mengurangi kemacetan Jakarta. Seiring sistem e-ticketing diberlakukan pula
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 23
penyesuaian tarif, yang semula tarif KRL Rp 3.000,- untuk 5 stasiun pertama dan Rp 1.000,- per
stasiun selanjutnya, menjadi Rp 2.000,- untuk 5 stasiun pertama, dan Rp 500,- per stasiun
selanjutnya (Beritajakarta.com, 1 Juli 2013). PT KAI sudah memasang lebih dari 600 alat tiket
elektronik di 66 stasiun se-Jabodetabek. Kartu elektronik multitrip yang digunakan untuk
perjalanan kereta rel listrik Commuter Line menjadi solusi praktis bagi para komuter karena bisa
dipakai bepergian berulang kali sesuai saldo tanpa harus repot antri membeli tiket KRL di loket.
Tiket elektronik multitrip ini dijual dengan harga Rp 50.000,-, terdiri atas biaya pembelian tiket
Rp 20.000,- plus saldo tiket sebesar Rp 30.000,-.
PT KAI melalui anak usahanya, PT Reska Multi Usaha (PT RMU) telah menerapkan sistem
e-parking di stasiun-stasiun kereta api di Jabodetabek mulai bulan Oktober 2014. Stasiun
Jabodetabek yang dilayani dengan e-parking ada 23 stasiun yaitu : Bogor, Cilebut, Bojong Gede,
Citayam, Depok, Pondok Cina, Tanjung Barat, Duren Kalibata, Bekasi, Kranji, Cakung, Klender
/
.id
Baru, Klender, Parung Panjang, Cisauk, Serpong, Rawabuntu, Sudimara, Jurangmangu,
go
Pondokranji, Kebayoran, Tangerang, Poris. Penerapan sistem e-parking merupakan upaya untuk
s.
memberikan rasa aman bagi masyarakat saat memarkirkan kendaraannya di stasiun
p
.b
(www.kereta-api.co.id).
ta
Tabel 2.11. Jumlah Barang yang Diangkut Kereta Api Menurut Jenisnya, 2010 - 2014 (ton)
ar
ak
Jumlah barang yang diangkut kereta api selama tahun 2010-2014 cenderung
berfluktuasi. Namun yang cukup menarik selama lima tahun terakhir, jumlah barang yang
berhasil diangkut kereta api pada tahun 2014 meningkat hampir empat kali lipat dari 767 ribu
ton tahun 2010 menjadi 2,88 juta ton tahun 2014. Menurut jenis barang yang diangkut, jumlah
Jika dibandingkan dengan tahun 2013, pada tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah
barang yang diangkut sebesar 35,44 persen atau dari 2,13 juta ton tahun 2013 naik menjadi
2,88 juta ton tahun 2014. Kereta api barang mulai terlihat peningkatan pelayanannya pada
tahun 2013, karena jumlah barang yang diangkut untuk setiap jenis barang terus meningkat
sampai tahun 2014. (Gambar 2.4).
Gambar 2.4. Jumlah Barang Yang Diangkut Kereta Api, DKI Jakarta, 2013-2014
/
.id
(Ton)
go
p s.
.b
ta
ar
ak
: //j
tp
ht
Di tengah arus pesat perkembangan ekonomi nasional, mobilitas barang menjadi salah
satu indikator penting, di samping mobilitas manusia. Mobilitas barang utamanya distribusi
antar pulau dan antar kawasan hanya bisa diakomodasi secara lebih efisien melalui moda dan
jalur transportasi laut, mengingat Indonesia negara kepulauan. Kondisi, kapasitas, dan fasilitas
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia, masih kalah jauh jika
dibandingkan dengan pelabuhan negara tetangga, seperti Singapura. Negeri ini memiliki
pelabuhan yang mampu menjadi penghubung perdagangan internasional karena sejumlah
keunggulan baik dari sisi kepabeanan maupun infrastruktur dan fasilitas lainnya (Bisnis
Indonesia, 25 Maret 2013).
/
.id
Upaya menurunkan Dwelling time atau waktu tunggu kapal sejak bersandar hingga
go
barang keluar pintu pelabuhan mejadi perhatian serius pada masa pemerintahan Susilo
s.
Bambang Yudoyono (SBY), bahkan menurunkan dwelling time menjadi empat hari dijadikan
p
.b
Quick wins dalam rangka 100 hari terakhir pemerintahan Presiden SBY yang dipimpin oleh
ta
di sekitar pelabuhan Tanjung Priok diantaranya mempercepat pembangunan jalan tol Cilincing-
//j
Demikian pula di awal pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dilantik tanggal 20
Oktober 2014, Presiden mengatakan akan membenahi masalah dwelling time. Dwelling time di
pelabuhan Tanjung Priok yang saat ini 5,2 hari, akan dipercepat menjadi 4 hari. Dwelling time
yang cukup panjang menyebabkan pengusaha menanggungbeban biaya bongkar muat lebih
besar. Selain itu antrian serta penyusunan peti kemas menjadi tidak tertib. Kondisi ini
diperburuk oleh perilaku sebagian pemilik peti kemas yang tidak mau menyewa gudang dan
membiarkan barangnya menumpuk di pelabuhan. Selain membenahi dwelling time, Jokowi
menginginkan pembangunan Pelabuhan Kalibaru dikebut. Pelabuhan itu harus selesai pada
tahun 2018 yang bakal menambah daya tampung Tanjung Priok dari 6 juta twenty-foot
equivalent units (TEUS) menjadi 15 juta TEUS (tempo.co, 23 September 2014).
Tabel 3.1. Jumlah Penumpang dan Barang yang Diangkut Kapal Laut Melalui Pelabuhan Laut
Tanjung Priok Menurut Jenis Pelayaran dan Jumlah Kapal Bersandar, 2010-2014
/
.id
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
(1) (3) (4)
go (5) (6) (7)
p s.
1. Pelayaran Nusantara
.b
b. Penumpang (orang) 405 678 427 220 397 012 386 390 316 249,0
//j
- Datang 200 146 224 259 210 159 211 131 174 345
:
tp
- Berangkat 205 532 202 959 186 853 175 259 141 904
ht
Jumlah penumpang kapal antar pulau (pelayaran nusantara) yang melalui Pelabuhan
Tanjung Priok pada tahun 2014 mencapai 316.249 orang, terdiri dari 141.904 orang yang
berangkat dan 174.345 orang yang datang. Jumlah penumpang kapal laut yang melalui
Pelabuhan Tanjung Priok dalam lima tahun terakhir cenderung menurun dari 405.678 orang
tahun 2010 menjadi 316.249 orang tahun 2014 atau pertumbuhan per tahun mencapai -6,04
persen (Tabel 3.1). Penurunan tersebut mulai terjadi sejak tahun 2003, setelah maskapai
penerbangan berlomba-lomba memberikan harga yang relatif murah bagi para penumpang
pesawat udara. Dengan harga yang relatif sama bahkan pada maskapai tertentu harga tiket
pesawat bisa lebih murah dibanding harga tiket kapal laut, maka calon penumpang lebih
memilih menggunakan pesawat udara dibanding kapal laut.
/
.id
3.3. Jumlah Barang yang Diangkut Kapal Laut
go
Barang yang diangkut oleh kapal laut melalui Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2014
p s.
mencapai 51.226,0 ribu ton, terdiri dari 28.815,0 ribu ton (56,25 persen) berasal dari pelayaran
.b
antar pulau (pelayaran nusantara) dan 22.411,0 ribu ton (43,75 persen) berasal dari pelayaran
ta
antar Negara. Data dari Pelabuhan Tanjung Priok menunjukkan bahwa jumlah barang yang
ar
dibongkar selalu lebih banyak dibanding barang yang dimuat. Pada tahun 2014, jumlah barang
ak
yang dibongkar mencapai 35.199,2 ribu ton sedangkan barang yang dimuat hanya 16.026,8
: //j
ribu ton. Ini berarti barang yang dibongkar bobotnya lebih dari dua kali lipat dibanding barang
tp
ht
yang dimuat. Dengan beranggapan bahwa sebagian besar barang yang dibongkar merupakan
kegiatan impor dan barang yang dimuat merupakan kegiatan ekspor maka bisa disimpulkan
bahwa nilai impor melalui Pelabuhan Tanjung Priok lebih besar dibanding nilai ekspor.
Jika dirinci lebih jauh, pada tahun 2014, dari total barang yang dibongkar melalui
Pelabuhan Tanjung Priok lebih dari separuhnya berasal pelayaran antar negara. Dari total
barang yang dibongkar seberat 35.199,2 ribu ton sekitar 18.304,2 ribu ton (52,00 persen)
berasal dari pelayaran antar negara. Sebaliknya dari total barang yang dimuat seberat 16.026,8
ribu ton sekitar 11.920,0 ribu ton (74,38 persen) berasal dari pelayaran antar pulau (Gambar
3.1.).
/
.id
go
ps.
.b
ta
ar
ak
: //j
tp
ht
Wilayah udara ini memiliki banyak sekali intangible potention, baik itu positif maupun
sebaliknya negatif yang dapat muncul apabila tidak ditangani dengan benar. Wilayah udara
nasional adalah aset negara yang sangat berharga dan memiliki nilai strategis di bidang ekonomi
dan pertahanan keamanan. Salah satu potensi positif terbesarnya adalah kegunaan ruang udara
sebagai media transportasi.Kemampuan transportasi udara yang dapat menempuh ribuan mil
dalam hitungan detik serta daya jelajahnya yang mampu mencapai seluruh tempat memang
sangat dibutuhkan oleh Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas dan berpencar-pencar
dalam bentuk kepulauan.
/
.id
Sebagaimana transportasi pada umumnya, transportasi udara mempunyai fungsi ganda,
go
yaitu sebagai unsur penunjang (servicing sector) dan unsur pendorong (promoting sector). Peran
s.
transportasi udara sebagai unsur penunjang dapat dilihat dari kemampuannya menyediakan
p
jasa transportasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sektor lain, sekaligus juga
.b
Sektor transportasi udara di DKI Jakarta merupakan sektor yang sangat strategis karena
ak
sebagian besar penerbangan udara Indonesia melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta. Selain itu
: //j
DKI Jakarta juga masih mempunyai Bandar Udara Halim Perdana Kusuma yang biasanya
tp
digunakan untuk penerbangan pesawat carter (sewa) maupun pesawat kenegaraan (dinas).
ht
Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta selama lima tahun terakhir semakin
padat, untuk penerbangan luar negeri dari rata-rata 7 pesawat perjam tahun 2010 menjadi 10
pesawat perjam tahun 2014, sedangkan untuk penerbangan dalam negeri dari 28 pesawat
perjam menjadi 35 pesawat perjam. Kepadatan lalu lintas penerbangan ini mendapat perhatian
serius dari pemerintah, mengingat Bandara Soekarno-Hatta adalah bandara terbesar di
Indonesia dan merupakan pintu gerbang kehadiran wisatawan asing di Indonesia. Untuk
mengurangi kepadatan lalu lintas penerbangan di Bandara ini, Bandara Halim Perdana Kusuma
pada awal tahun 2014 telah dijadikan bandara komersil untuk tujuan domestik.
/
.id
Gambar 4.1. menunjukkan bahwa sebagian besar lalu lintas udara di Bandara Soekarno-
go
Hatta berasal dari penerbangan domestik. Pada tahun 2014, jumlah penerbangan domestik di
s.
Bandara Soekarno Hatta mencapai 306.228 penerbangan. Dari jumlah tersebut sebanyak
p
Tabel 4.1. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui Pelabuhan Udara
ht
Pertumbuhan
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
pertahun (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Luar Negeri 62 112 68 090 73 533 82 242 84 756 8,08
2. Dalam Negeri 246 342 273 014 297 336 317 188 306 228 5,59
- Berangkat 123 562 135 141 148 037 157 135 151 360 5,20
- Datang 122 780 137 873 149 299 160 053 154 868 5,98
Sumber: PT Angkasa Pura II
Tabel 4.2. Jumlah Penumpang Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui Pelabuhan Udara
Soekarno Hatta, 2010-2014
Pertumbuhan
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
pertahun (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Luar Negeri 9 577 335 10 411 302 11 524 483 12 673 016 12 618 036 7,14
/
.id
- Berangkat 4 794 934 5 242 785 5 720 583 6 408 251 6 495 593 7,88
- Berangkat 15 475 489 17 447 605 19 416 462 20 574 428 20 028 714 6,66
.b
ta
- Datang 16 690 691 21 033 251 22 243 541 23 578 314 21 951 895 7,09
ar
3. Transit 2 796 349 2 866 474 3 177 273 3 311 589 2 622 524 -1,59
ak
- Datang 2 247 232 2 838 601 3 154 046 3 294 001 2 580 351 3,52
tp
Jumlah penumpang pesawat udara melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta pada tahun
2014 mencapai 54.598.645 penumpang terdiri dari 12.618.036 penumpang penerbangan
internasional dan 41.980.609 penumpang penerbangan domestik. Jika dirinci menurut
penumpang keberangkatan dan penumpang kedatangan, pada penerbangan internasional
jumlah penumpang keberangkatan mencapai 6.495.593 penumpang dan penumpang
kedatangan mencapai 6.122.443 penumpang. Sementara pada penerbangan domestik, jumlah
penumpang keberangkatan mencapai 20.028.714 penumpang dan penumpang kedatangan
mencapai 21.951.895 penumpang. Seiring dengan pertumbuhan lalu lintas penerbangan per
tahun meningkat, jumlah penumpang per tahun juga meningkat sebesar 7,14 persen untuk
penerbangan luar negeri dan 6,88 persen untuk penerbangan domestik (Tabel 4.2).
Gambar 4.2. Jumlah Barang Kiriman (Kargo) yang Dimuat dan Dibongkar melalui Pelabuhan
Udara Soekarno-Hatta, 2014 (ton)
/
.id
go
p s.
.b
ta
ar
ak
: //j
tp
ht
Jumlah barang yang dibongkar maupun dimuat melalui Bandara Soekarno-Hatta tahun
2014 mencapai 626.046 ton, terdiri dari jumlah barang yang dibongkar mencapai 240.151 ton
berasal dari penerbangan luar negeri 154.055 ton dan penerbangan dalam negeri 86.096 ton,
dan barang yang dimuat mencapai 385.895 ton berasal dari penerbangan luar negeri 161.209
ton dan penerbangan dalam negeri 224.686 ton. Ini berarti secara total, bobot barang yang
dibongkar lebih sedikit dibandingkan dengan barang yang dimuat. Jika dilihat dari jenis
penerbangannya jumlah barang yang dibongkar dan dimuat dengan penerbangan luar negeri
atau internasional sebanyak 315.264 ton dan penerbangan dalam negeri atau domestik
sebanyak 310.782 ton, berarti barang yang diangkut dengan penerbangan luar negeri lebih
banyak daripada yang diangkut penerbangan dalam negeri (Gambar 4.2).
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 33
Berdasarkan catatan PT Angkasa Pura II perkembangan bongkar muat barang melalui
Bandara Soekarno Hatta dalam lima tahun terakhir terus meningkat dari 495.086 ton tahun
2010 naik menjadi 626.046 ton tahun 2014 atau tumbuh 6,04 persen per tahun. Kenaikan
bongkar muat barang ini terjadi baik pada penerbangan internasional maupun penerbangan
domestik.
Lalu lintas penerbangan di Bandara Halim Perdana Kusuma selama lima tahun terakhir
(2010-2014) semakin bertambah, untuk penerbangan luar negeri dan dalam negeri mengalami
pertumbuhan positif, masing-masing naik sebesar 11,93 persen dan 9,09 persen per tahun.
Secara absolut jumlah penerbangan dalam negeri tahun 2010 sebanyak 17.155 pesawat naik
menjadi 24.292 pesawat tahun 2014, dan jumlah penerbangan internasional dari 3.068
/
.id
pesawat tahun 2010 menjadi 4.816 pesawat tahun 2014 (Tabel 4.3).
go
s.
Tabel 4.3. Jumlah Lalu lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui Pelabuhan Udara
p
Pertumbuhan
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
per tahun(%)
ar
Lalu lintas penerbangan di Bandara Halim Perdana Kusuma dalam kurun waktu 2010-
2014 didominasi penerbangan dalam negeri. Tahun 2014 dari 29.108 penerbangan, 24.292
penerbangan atau 83,45 persen diantaranya merupakan penerbangan domestik, sisanya 4.703
penerbangan atau 16,55 persen adalah penerbangan internasional. Hal ini disebabkan
penerbangan di Bandara Halim Perdana Kusuma memang hanya diperuntukan penerbangan
Gambar 4.3. Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang melalui Pelabuhan
Udara Halim Perdana Kusuma, 2014
/
.id
go
p s.
.b
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa lalu lintas penerbangan di bandara Halim Perdana
ta
Kusuma tahun 2014 lebih banyak berasal dari penerbangan domestik. Jumlah penerbangan
ar
hanya berjumlah 4.816 penerbangan, dari jumlah tersebut sebanyak 2.333 penerbangan
:
tp
Jumlah penumpang pesawat udara melalui Bandara Udara Halim Perdana Kusuma pada
tahun 2014 mencapai 1.649.864 penumpang terdiri dari 107.038 penumpang penerbangan
internasional dan 1.542.826 penumpang penerbangan domestik. Jika dirinci menurut
penumpang keberangkatan dan penumpang kedatangan, pada penerbangan internasional
jumlah penumpang keberangkatan mencapai 57.077 penumpang dan penumpang kedatangan
mencapai 49.961 penumpang. Sementara pada penerbangan domestik, jumlah penumpang
keberangkatan mencapai 767.492 penumpang dan penumpang kedatangan mencapai 775.334
penumpang. Pertumbuhan penumpang pertahun yang menggunakan penerbangan domestik
Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015 35
dan penerbangan internasional dalam lima tahun terakhir (2009-2013) masing-masing
mencapai 74,16 persen dan 67,23 persen (Tabel 4.4).
Tabel 4.4. Jumlah Penumpang Pesawat Udara yang Berangkat dan Datang Melalui Pelabuhan Udara
Halim Perdana Kusuma, 2010-2014
Pertumbuhan
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
pertahun (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Luar Negeri 13 686 11 744 14 562 15 615 107 038 67,23
2. Dalam Negeri 167 703 189 604 184 863 202 799 1 542 826 74,16
/
.id
- Datang 81 795 93 868 90 691 101 795 775 334 75,47
Jumlah barang yang dibongkar maupun dimuat melalui Bandara Halim Perdana Kusuma
//j
jauh lebih kecil dibanding Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini terjadi karena Bandara Halim
:
tp
Perdana bukan merupakan bandara internasional. Kegiatan Bandara Halim Perdana Kusuma
ht
lebih banyak untuk pesawat carter, penerbangan kenegaraan dan penerbangan komersial
tujuan domestik. Pada tahun 2014, jumlah barang yang dimuat hanya mencapai 3.590 ton dari
penerbangan internasional dan 3.263 ton dari penerbangan domestik, sedangkan barang yang
dibongkar mencapai 4.643 ton dari penerbangan internasional dan 1.278 ton dari penerbangan
domestik (Gambar 4.4).
Jika dibandingkan tahun 2013 jumlah barang yang diangkut melalui Bandara Halim
Perdana Kusuma pada tahun 2014 meningkat tajam, terutama untuk penerbangan domestik.
Pada penerbangan domestik di bandara Halim Perdana Kusuma jumlah barang yang dimuat
meningkat naik 402,48 persen dari 649 ton tahun 2013 menjadi 3.263 ton tahun 2014, demikian
juga untuk barang yang dibongkar naik 166,53 persen dari 480 ton tahun 2013 menjadi 1.278
ton tahun 2014.
/
.id
go
p s.
.b
ta
ar
ak
: //j
tp
ht
/
.id
Jumlah/Total 123 731,00 152 576,50 6 681445,84 6 955 842,26
go
s.
B. Luas Jalan/Road Area (m2)
p
Jakarta Selatan 338 438,00 463 776,50 11 135 517,80 11 937 732,30
.b
Jakarta Barat 649 790,00 635 356,00 7 049 845,22 8 334 991,22
ak
Jakarta Utara 697 716,00 756 623,00 7 773 889,00 9 228 228,00
: //j
tp
Sumber: Sub Dinas Bina Program, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta
Volume/Volume
Wilayah Panjang Lebar Luas
Lokasi/Location
Region Length Width Area
(m) (m) (m²)
(1) (2) (3) (4) (5)
I Fly Over Departemen
1. Kiapang/Slipi (Timur) Jakarta Barat 240,00 16,10 3 864,00
2. Kiapang/Slipi (Barat) Jakarta Barat 295,00 15,50 4 572,50
3. Grogol Jakarta Barat 577,00 9,00 5 139,00
4. Jembatan Dua Jakarta Barat 350,00 9,00 3 150,00
5. Jembatan Tiga Jakarta Barat 436,00 9,00 3 924,00
6. Neli Murni Jakarta Barat 419,00 17,00 7 123,00
7. Kemayoran Barat Jakarta Pusat 332,00 12,50 4 150,00
/
.id
8. Taman Ria Jakarta Pusat 338,00 12,00 7 056,00
9. Kemayoran Timur Jakarta Pusat go
325,00 11,50 3 737,50
s.
10. Kemayoran Tengah Jakarta Pusat 325,00 11,50 3 737,50
p
Bersambung/Continued
Volume/Volume
Wilayah Panjang Lebar Luas
Lokasi/Location
Region Length Width Area
(m) (m) (m²)
(1) (2) (3) (4) (5)
/
.id
14. Pahlawan Revolusi Jakarta Timur 390,00 14,60 5 694,00
15. Penggilingan Stage I
16. Penggilingan Stage II
Jakarta Timur
Jakarta Timur
go
625,00
625,00
9,00
9,00
5 625,00
5 625,00
s.
17. Klender/ Buaran Jakarta Timur 395,00 29,70 11 731,00
p
.b
23. Yos Sudarso Sisi Timur Jakarta Utara 1 244,79 9,00 11 203,00
tp
Bersambung/Continued
Volume/Volume
Wilayah Panjang Lebar Luas
Lokasi/Location
Region Length Width Area
(m) (m) (m²)
(1) (2) (3) (4) (5)
/
8. Rasuna Said Jakarta Selatan 481,00 17,50 8 417,50
.id
9. Ciputat Jakarta Selatan 191,00 9,80 1 871,80
10. Pasarminggu Jakarta Selatan go
1 410,00 15,30 21 573,00
s.
(Simpang Ragunan)
p
/
.id
8. PT Perum Damri 87 GAS/CNG
Jumlah/Total 669 go
s.
2013 579
p
.b
2012 565
ta
2011 545
ar
ak
2010 404
//j
/
1. APTB 01 Terminal Pulo Gadung - Bekasi PPD 7
.id
2. APTB 03 Poris Plawad - Tomang PPD 10
3. APTB 04 Terminal Kota - Ciputat go
PT Bianglala Metropolitan 15
s.
4. APTB 05 Terminal Grogol - Cibinong PT Mayasari Bhakti 13
p
10. APTB 11 Tanah Abang – Terminal Bogor PT Sinar Jaya Megah Langgeng 10
:
tp
Jumlah 193
Januari 12 042 342 3 035 151 626 909 360 746 134 348 16 199 496
Februari 12 130 824 3 055 899 631 347 361 166 134 645 16 313 891
Maret 12 222 679 3 076 358 635 639 361 519 134 991 16 431 186
April 12 320 144 3 096 592 639 479 361 607 135 350 16553 172
Mei 12 415 414 3 116 867 643 432 361 559 135 776 16 673 048
Juni 12 521 652 3 140 322 648 095 361 511 136 191 16 807 771
/
.id
Juli 12 608 757 3 166 801 652 270 361 633 136 566 16 926 027
Agustus
September
12 704 493
12 816 946
3 181 316
3 202 242
go
655 205
659 528
361 767
361 649
136 902
137 238
17 039 683
17 177 603
s.
Oktober 12 917 436 3 223 579 663 864 361 645 137 520 17 304 044
p
.b
Nopember 12 999 545 3 242 096 668 987 362 217 137 691 17 410 536
ta
Desember 13 084 372 3 266 009 673 661 362 066 137 859 17 523 967
ar
ak
2013 11 949 280 3 010 403 619 027 360 223 133 936 16 072 869
//j
2012 10 825 973 2 742 414 561 918 358 895 129 113 14 618 313
:
tp
2011 9 861 451 2 541 351 581 290 363 710 - 13 347 802
ht
2010 8 764 130 2 334 883 565 727 332 779 - 11 997519
Status/Status
Bulan
Kendaraan Baru Balik Nama Pindah Daerah Hilang/Salinan
Month
New Car Handover Mutation Lost/Copy
(1) (2) (3) (4) (5)
/
Juli/July 136 203 32 481 17 025 11 254
.id
Agustus/August 139 891 36 947 25 429 12 051
September/September 165 711 go
43 232 26 909 10 825
s.
Oktober/October 152 762 42 411 25 428 11 880
p
Jumlah / Total 1 755 523 479 876 293 424 130 657
ak
Bersambung/Continued
Status/Status
Surat Tanda
Perpanjangan
Coba Korp
Bulan Coba Jumlah
Pengesahan Kendaraan Diplomatik
Month Kendaraan RHS Total
Verification dan Corps
Test Permit
RahasiaTest Diplomatic
Extension
Permit
/
M e i/M a y 357 785 - 44 385 761 63 620 832
.id
Juni/June 378 240 - 41 056 966 76 654 821
Juli/July 369 460 - go
39 575 922 55 606 975
s.
Agustus/August 372 411 - 34 968 806 56 622 559
p
/
.id
Oktober/October 795 266 19 079 188 1 157 696 21 032 150
November/November 734 298 go
18 604 837 1 199 183 20 538 318
Desember/December
s.
719 082 20 079 630 1 247 135 22 045 847
p
Jumlah/Total 8 624 481 208 494 094 15 749 514 232 868 089
.b
2013
ta
7 356 024 158 482 102 16 721 679 182 559 805
ar
2012 6 501 315 134 087 064 18 760 633 159 349 012
ak
2011 8 325 805 110 751 052 17 407 447 147 626 441
//j
2010 9 136 030 124 331 056 24 424 870 154 804 122
:
tp
/
Agustus/August 905 321 1 226
.id
September/September 1 093 355 1 448
Oktober/October 1 140
go 341 1 481
s.
November/November 1 088 334 1 422
p
.b
/
.id
September/September 10 982 11 153 22 135
Oktober/October 11 184 go 7 711 18 895
s.
November/November 9 571 7 865 17 436
p
/
Agustus 1 205 304 835 271 1 474 263 352 620 2 679 567 1 187 891
.id
September 1 581 760 1 062 346 1 640 576 402 465 3 222 336 1 464 811
Oktober 1 506 057 1 450 358 1 706 142
go 344 211 3 212 199 1 794 569
s.
November 1 373 281 920 087 1 600 900 335 193 2 975 181 1 255 280
p
.b
Desember 1 318 356 955 334 1 889 592 281 893 3 207 948 1 237 227
ta
Jumlah/Total 16 895 032 11 920 026 18 304 225 4 106 727 35 199 257 16 026 753
ar
2013 17 353 806 13 267 572 18 773 955 4 581 017 36 127 761 17 848 589
ak
2012 17 902 564 14 255 301 20 514 803 5 319 460 38 417 366 19 574 761
//j
2011 17 699 201 12 984 650 17 574 667 4 510 157 35 273 868 17 494 807
:
tp
2010 15 140 904 9 760 600 14 241 821 4 994 653 29 382 726 14 755 253
ht
LN/International DN/Domestic
Bulan
Berangkat Datang Berangkat Datang
Month
Departure Arrival Departure Arrival
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari/January 3 870 3 897 13 242 13 516
Pebruari/February 3 387 3 399 10 874 11 141
Maret/March 3 672 3 698 12 126 12 408
April/April 3 499 3 513 11 703 11 993
M e i/M a y 3 589 3 639 12 626 12 915
Juni/June 3 529 3 562 13 202 13 481
Juli/July 3 403 3 420 11 769 12 108
Agustus/August 3 514 3 527 13 940 14 240
/
September/September 3 314 3 338 12 437 12 774
.id
Oktober/October 3 445 3 470 13 084 13 428
November/November 3 323 3 365go 12 637 12 927
s.
Desember/December 3 643 3 740 13 720 13 937
p
.b
/
Juli 502 363 483 259 1 575 371 1 608 942 2 382 249 388
.id
Agustus 532 998 556 147 1 818 825 2 254 461 2 087 297 007
September 512 192 452 706 1 643 339go 1 843 849 2 802 218 637
s.
Oktober 516 954 477 709 1 786 361 1 904 864 2 915 171 909
p
Nopember 473 468 474 581 1 724 733 1 831 948 2 676 147 563
.b
Desember 637 705 523 416 1 950 020 1 969 253 10 502 137 551
ta
ar
Jumlah/Total 6 495 593 6 122 443 20 028 714 21 951 895 42 173 2 580 351
ak
2013 6 408 251 6 264 765 20 574 428 23 578 314 17 588 3 294 001
//j
2012 5 720 583 5 803 900 19 416 462 22 243 541 23 227 3 154 046
:
tp
2011 5242785 5 168 517 17 447 605 21 033 251 27 873 2 838 601
ht
2010 4 794 934 4 782 401 15 475 489 16 690 691 549 117 2 247 232
Sumber/Source:PT Angkasa Pura II/Indonesia’s Airport Company Region II
(Kg)
/
M e i/M a y 13 324 059 13 241 044 18 807 427 8 341 342
.id
Juni/June 12 701 427 11 765 831 19 844 897 7 626 777
Jumlah/Total 161 209 179 154 055 101 224 686 113 86 095 551
ht
2013 165 293 900 160 341 026 219 979 280 99 683 742
2012 132 372 161 130 740 487 218 923 472 97 987 490
2011 116 488 889 108 761 166 203 688 444 76 196 665
2010 126 265 774 129 023 775 167 085 976 72 710 858
LN/International DN/Domestic
Bulan
Berangkat Datang Berangkat Datang
Month
Departure Arrival Departure Arrival
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari/January 154 166 682 644
Pebruari/February 202 207 814 808
Maret/March 208 210 976 956
April/April 159 164 985 985
M e i/M a y 169 192 955 941
Juni/June 172 181 931 920
Juli/July 162 183 1.116 1.128
/
.id
Agustus/August 164 183 1.147 1.148
September/September 307 306 1.230 1.179
Oktober/October 252 295
go 1.236 1.220
s.
November/November 195 213 1.099 1.041
p
.b
/
.id
Juli/July 662 460 76.994 63.631
Oktober/October
.b
(Kg)
/
.id
Juli/July 290 578 333 606 337 923 45 500