Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
INOVASI FORMULA MIKROEMULSI EKSTRAK BUAH PARE
(Momordica charantia) dan PENGARUHNYA TERHADAP PROFIL
GLUKOSA DARAH PADA MODEL TIKUS DIABETES MELITUS

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh :

Ketua kelompok: Haerunnisa N111 14 073 (KELAS A)


Anggota kelompok: Andi Indardaya N111 14 048 (KELAS A)
Elisah T N111 16 056(Angkatan 2016)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................... i


Daftar Isi................................................................................................................ ii
Daftar Tabel .......................................................................................................... iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv
Bab I Pendahuluan ................................................................................................ 1
Bab II Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 4
Bab III Metode Penelitian ..................................................................................... 7
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 11
Lampiran – Lampiran ........................................................................................... 13
Lampiran 1. Biodata Ketua, dan Anggota
Lampiran 2. Justivikasi Anggaran
Lampiran 3. Sususnan Organisasi Tim Peneliti dan PembagianTugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kriteria penegakan diagnosis diabetes mellitus.....................5


Tabel 2 : Formula Mikroemulsi..............................................................8

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Buah Pare (Momordica charantia) ...................................................... iv

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus dianggap sebagai salah satu dari lima penyebab utama
kematian di dunia (Joseph, 2011). Diabetes mellitus adalah masalah kesehatan
global utama dengan kenaikan proyeksi prevalensi dari 171 juta di tahun 2000
menjadi 366 juta pada 2030 (Shaw et al, 2010). Diabetes melitus Menjadi
penyakit degeneratif utama, diabetes ditemukan di semua bagian dunia dan hal ini
menjadi penyakit yang paling mematikan ketiga umat manusia dan meningkat
pesat (Ogbonnia et al, 2008).
Penyakit DM (Diabetes Melitus) merupakan penyakit gangguan metabolik
terutama metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya atau
ketiadaan hormon insulin dari sel beta pankreas, atau akibat gangguan fungsi
insulin, atau keduanya. Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang
mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal, impotensi (lemah
syahwat), dan kebutaan. Oleh karena itu, banyak dilakukan penelitian untuk
mencari obat antidiabetes yang tepat baik dari sintesis maupun dari bahan alam
atau obat alami (Johnson, 1998).
Banyak obat tradisional yang digunakan berasal dari tanaman obat,
mineral dan bahan organik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
mencatatkan 21 000 tanaman, yang digunakan untuk tujuan pengobatan di seluruh
dunia. Di antara mereka, 150 spesies digunakan secara komersial pada skala yang
cukup besar (Joseph et al, 2012). Momordica charantia (M. charantia), juga
dikenal sebagai pare, karela, balsam pear, atau labu pahit, adalah tanaman yang
populer digunakan untuk mengobati kondisi yang berhubungan dengan diabetes di
antara penduduk asli dari Asia, Amerika Selatan, India, Karibia dan Afrika Timur
(Cefalu et al, 2008).
Buah pare banyak mengandung senyawa metabolit sekunder turunan
triterpenoid, flavonoid, steroid, saponin, tannin, dan alkaloid (Arouri et al, 2011).
Senyawa tersebut sebagian besar merupakan senyawa yang bersifat non polar dan
diduga dapat merangsang perbaikan sel-sel beta, sehingga dapat meningkatkan
proses produksi insulin, juga meningkatkan pembuangan glukosa/toleransi
glukosa (Robinson, 1995). Buah pare juga memiliki antidiabetes yang signifikan
serta kegiatan hipolipidemik sehingga dapat digunakan sebagai adjuvant bersama
dengan pengobatan allopathic obat untuk mengobati diabetes serta untuk menunda
komplikasi akhir diabetes (Mahendra et al, 2008).
Penggunaan berbagai jenis obat kimia dalam pengobatan penyakit diabetes
melitus masih banyak dilakukan, padahal obat sintetis selain menimbulkan efek
samping juga membutuhkan biaya yang masih tinggi. Data di Amerika Serikat
pada tahun 2005 menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk diabetes
adalah 130 miliar USD, yaitu 92 miliar USD adalah biaya medis langsung dan 40
miliar USD adalah kerugian tidak langsung seperti kecacatan, kehilangan
pekerjaan dan kematian (Johnson, 1998).
Teknologi formulasi sediaan farmasi dan sistem penghantaran obat
memegang peranan penting dalam proses penemuan terapi farmasetis baru pada
publik. Pertimbangan fisikokimia dan molekuler meliputi kesetimbangan ion-
molekul, kesetimbangan hidrofilik-lipofilik, proses biofarmasetika, metabolisme
2

dan biodegradasi, afinitas obat-reseptor, pertimbangan fisiologis, serta


biokompatibilitas dari sistem menjadi faktor utama yang umum diperhatikan
dalam melakukan penelitian pada bidang ini (Chang, 2005).
Berbagai penelitian dikembangkan untuk meningkatkan kadar senyawa
obat di dalam darah, baik dengan meningkatkan efektivitas dan kecepatan
absorpsi, menghindari biodegradasi oleh enzim, maupun modifikasi molekuler
untuk meningkatkan absorpsi seluler. Namun demikian permasalahan timbul
setelah usaha-usaha yang dilakukan mencapai keberhasilan yaitu ditemukan gejala
ketoksikan atau munculnya efek samping maupun efek balik pada studi keamanan
secara in vivokarena jumlah obat yang mencapai kadar yang tidak dapat
ditoleransi oleh tubuh. Permasalahan tersebut mengubah cara pandang para
peneliti farmasi dalampengembangan teknologi formulasi yaitu untuk lebih fokus
pada peningkatan efektivitas penghantaran obat pada jumlah yang tepat. Fakta ini
membawa berbagai penelitian pada kecenderungan untuk melakukan berbagai
modifikasi pada sistem terbaik yang ada. Salah satu bentuk penghantaran obat
yaitu mikroemulsi (Cuttelod et al, 2011).
Mikroemulsi telah berkembang menjadi pembawa baru untuk
penghantaran dari obat hidrofobik. Mikroemulsi merupakan suatu sistem dispersi
yang dikembangkan dari sediaan emulsi. Bila dibandingkan dengan emulsi,
banyak karakteristik dari mikroemulsi yang membuat sediaan ini menarik
untukdigunakan sebagai salah satu sistem penghantaran obat (drug delivery
system).Mikroemulsi stabil secara termodinamik, transparan, isotropik, dispersi
koloidal viskositas rendah yang terdiri dari mikrodomain dari minyak dan atau air
yang distabilkan olehlapisan antarmuka dari pertukaran molekul surfaktan dan
kosurfaktan,dapat disterilkan secara filtrasi, mempunyai daya larut yang tinggi
serta mempunyai kemampuan berpenetrasi yang baik. Keistimewaan merekayang
menarik seperti pembentukan yang spontan, pembuatan yang mudah, kapasitas
kelarutan yang tinggi dan sifat pertahanan diri mereka yang membuat mereka
menjadi pembawa yang terpilih (Cuttelod et al, 2011).
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan memformulasi ekstrak
buah pare kedalam bentuk sediaan mikroemulsi karena sediaan mikroemulsi
memiliki keuntungan yaitu meningkatkan kelarutan obat, stabil secara
termodinamik, mudah dibuat dan biaya murah. Selain itu mikroemulsi juga dapat
meningkatkan permeasi obat lipofilik serta obat hidrofilik (Cuttelod et al, 2011).

I.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memperoleh ekstrak buah pare (Momordica charantia)?
2. Bagaimana formula mikroemulsi sebagai pembawa senyawa antidiabetes
dari ekstrak buah pare (Momordica charantia) ?
3. Bagaimana efek penghantaran sediaan mikroemulsi dari ekstrak buah pare
terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus ?

I.3.Tujuan
1. Mengetahui cara memperoleh ekstrak buah pare.
2. Mengetahui cara memperoleh formula yang optimal dari ekstrak pare
dalam bentuk sediaan mikroemulsi.
3

3. Mengetahui efek penghantaran sediaan mikroemulsi dari ekstrak buah pare


terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus.

I.4 Kegunaan
1. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan teori ilmiah menganai potensi
dari buah pare (Momordica charantia) sebagai obat antidiabetes.
2. Pemanfataan buah pare sebagai sumberdaya alam yag memiliki potensi
sebagai obat antidiabetes.
3. Menghasilkan sediaan dalam bentuk mikroemulsi sebagai obat
antidiabetes.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
masyarakat dan industri farmasi Indonesia tentang khasiat buah pare yang
dapat menurunkan kadar glukosa darah pada penyakit diabetes, sehingga
dapat memberikan alternatif pengobatan dan nilai tambah terhadap
manfaat buah pare sebagai bahan obat untuk penyakit kronis.

I.5 Hipotesis
Ekstrak buah pare berkhasiat dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Maka kemungkinan ekstrak buah pare dapat mengobati penyakit diabetes. Inovasi
dengan menggunakan mikroemulsi dapat meningkatkan penetrasi, peningkat
bioavailabilitas, stabil secara termodinamika dan digunakan untuk topikal, mulut,
hidung, dan aplikasi transdermal sehingga ekstrak buah pare yang dibuat dalam
sistem penghantaran sediaan mikroemulsi memberikan efek pengobatan yang
lebih baik.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Diabetes Melitus (DM)


Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolisme yang ditandai
dengan meningkatnya kadar gula darah seseorang didalam tubuh yang melebihi
batas normal (hiperglikemia). Diabetes melitus atau yang biasa disebut kencing
manis dapat menimbulkan komplikasi baik akut maupun kronik (Marewa, 2015).
Pada tahun 2005, American Diabetes Association menggolongkan diabetes
melitus berdasarkan penyebabnya menjadi tiga jenis yaitu, DM tipe 1 (Insulin
dependen Diabetes Mellitus), DM tipe 2 (non-insulin dependen Diabetes
Mellitus), dan DM gestational (Marewa, 2015).
II.1.1 Jenis-jenis diabetes melitus
II.1.1.1 Diabetes mellitus tipe 1
DM tipe 1 terjadi karena adanya kerusakan pada sel beta pankreas,
penyakit ini sering disebut dengan resistensi insulin. Pada DM tipe 2, tubuh masih
memproduksi insulin, tetapi produksi insulin sudah terganggu sehingga produksi
insulin untuk tubuh tidak mencukupi (Marewa, 2015).
Pada penderita DM tipe 1 ditemukan sekresi glukagon yang berlebihan
oleh sel-sel α pulau Langerhans. Secara normal, hiperglikemia akan menurunkan
sekresi glukagon, tapi hal ini tidak terjadi pada penderita DM tipe 1, sekresi
glukagon akan tetap tinggi walaupun dalam keadaan hiperglikemia, hal ini
memperparah kondisi hiperglikemia. Salah satu manifestasi dari keadaan ini
adalah cepatnya penderita DM tipe 1 mengalami ketoasidosis diabetik apabila
tidak mendapatkan terapi insulin (Arouri et al, 2011).
II.1.1.2 Diabetes mellitus tipe 2
DM tipe 2 (DMT2) didefinisikan sebagai kombinasi dari resistensi insulin
(mengurangi kemampuan insulin untuk merangsang pemanfaatan glukosa di
dalam tubuh), dan sekresi insulin berkurang. Resistensi insulin terkait dengan
menurunnya aktivitas fisik dan obesitas (Arouri et al, 2011).
Pada DM tipe 2 juga berhubungan dengan stres oksidatif yang disebabkan
karena kekurangan insulin antara pasien diabetes yang dapat menaikkan β-
oksidasi asam lemak dan hasil dalam generasi peroxide-3-hidrogen. Produksi
radikal bebas (ROS) seperti hidrogen peroksida pada gilirannya akan mengurangi
sekresi insulin oleh hati dan pemanfaatan glukosa oleh jaringan perifer. Namun,
terapi diabetes anti konvensional berfokus dalam menjaga kadar gula darah dalam
darah (Robinson, 1995).
II.1.1.3 Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus Gestasional (GDM=Gestational Diabetes Mellitus)
adalah keadaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa
kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya sementara atau temporer. Diabetes
dalam masa kehamilan, walaupun umumnya kelak dapat pulih sendiri beberapa
saat setelah melahirkan, namun dapat berakibat buruk terhadap bayi yang
dikandung. Akibat buruk yang dapat terjadi antara lain malformasi kongenital,
peningkatan berat badan bayi ketika lahir dan meningkatnya risiko mortalitas
5

perinatal. Disamping itu, wanita yang pernah menderita GDM akan lebih besar
risikonya untuk menderita lagi diabetes di masa depan. Kontrol metabolisme yang
ketat dapat mengurangi risiko-risiko tersebut (Tandra, 2008).
II.1.2 Diagnosis diabetes mellitus
Diagnosis DM biasanya diikuti dengan adanya gejala poliuria, polidipsia,
polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Diagonosis DM dapat dipastikan apabila hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
sewaktu ≥ 200 mg/dl dan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa ≥ 126
mg/dl (Tandra, 2008).

Tabel 1. Kriteria penegakan diagnosis diabetes mellitus

II.2 Tanaman Pare (Momordica charantia L.)


II.2.1 Morfologi Tanaman Pare
Tanaman pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman yang tidak
asing bagi masyarakat Indonesia, karena buahnya sering digunakan sebagai
sayuran atau lalapan. Varietas tanaman ini bermacam-macam dan dapat
ditemukan hampir di setiap daerah. Semua bagian tanaman ini dapat digunakan
untuk pengobatan, seperti buahnya dapat dipakai untuk penurunan kadar gula
darah, tonikum, penurun panas (antipiretik), penambah nafsu makan, alat
kontrasepsi pria dan sebagai obat cacing. Bijinya dapat digunakan untuk obat
cacing dan obat luka, sedangkan daunnya dapat digunakan sebagai obat cacing,
obat batuk, demam nifas, kencing nanah dan malaria (Rahmawati et al, 2001).
II.2.2 Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan); Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh); Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji); Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga); Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil); Sub Kelas: Dilleniidae; Ordo: Violales; Famili: Cucurbitaceae (suku
labu-labuan); Genus: Momordica; Spesies: Momordica charantia L. (Johnson,
1998).

Gambar 1. Buah Pare

II.2.3 Kandungan Kimia Tumbuhan


Buah pare mengandung senyawa-senyawa seperti momorkarin,
momordenol, momordisilin, momordisin, momordisinin, momordin, momordolol,
karantin, karin, kriptoxantin, diosgenin, asam elaeostearat, eritrodiol, asam
6

galakturonat, asam gentisik, goyaglikosida dan goyasaponin, asam kafeat dan


asam ferulat, fisetin dan isoramnetin (Shu Jing Wu, 2007).
II.2.4 Manfaat Tanaman Pare
Salah satu jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional
adalah pare (Momordica charantia). Dimana tanaman ini pada bagian buahnya
dilaporkan memiliki khasiat dalam pengobatan diabetes melitus (Yuda et al,
2013).
Mekanisme kerja buah pare dalam menurunkan glukosa darah pada hewan
percobaan dengan cara mencegah penyerapan glukosa pada usus. Selain itu
diduga pare memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat anti
diabetes paling tua dan banyak dipakai (Yuda et al, 2013).

II.3 Mikroemulsi
Mikroemulsi merupakan suatu sistem penghantaran obat yang memiliki
keuntungan dibanding sistem emulsi yaitu stabil secara termodinamika,
transparan, dan translucent. Selain itu, mikroemulsi juga memiliki viskositas
yang rendah, dan mempunyai tingkat solubilitas yang tinggi serta memiliki
penetrasi yang lebih baik pada kulit karena ukuran globulnya yang kecil yaitu
antara 10-1000 nm (Yati et al, 2011).
7

BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan di Laboratorium Biofarmaka
Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin dan Laboratorium Teknologi Sediaan
Padat Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.
III.2 Rancangan Penelitian
Perlakuan Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Penyiapan sampel

Ekstraksi

Formulasi

Evaluasi Fisik
Mikroemulsi
Uji in vivo pada
Tikus
Analisis Data

Pembuatan Laporan

III.3 Metode Kerja


III.3.1 Alat dan Bahan
III.3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat-alat gelas, freeze
dryer , gelas ukur, homogenizer, magnetic stirrer, pH meter, sentifuge, rotavapor,
timbangan analitik, toples, viskometer.
III.3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu akuades, aloksan, buah pare, Capryol 90,
etanol 70%, Karanj oil, Span 20, spoit, tikus jantan.
III.4 Prosedur Kerja
III.4.1 Pengambilan Sampel
Sampel pare (Momordica charantia) diambil dari pasar.
III.4.2 Penyiapan Sampel
Sampel awalnya di sortasi basah kemudian dilakukan pencucian pada air
mengalir. Setelah itu sampel dirajang menjadi kecil-kecil dan dilakukan
pengeringan dan sortasi kering. Kemudian, sampel siap diekstraksi.
III.4.3 Metode Ekstraksi
Ekstrak buah pare dibuat dengan cara menimbang sebanyak 50 gram buah
pare segar, kemudian dihancurkan dengan menggunakan mortar. Bahan tersebut
kemudian ditambahkan pelarut etanol 70% dengan dimasukan ke dalam wadah,
ditutup dan dibiarkan selama dua hari terlindung dari cahaya sambil diaduk,
8

disaring sehingga didapat maserat. Ampas dimaserasi dengan etanol 70%


menggunakan prosedur yang sama, maserasi dilakukan sampai diperoleh maserat
yang jernih. Semua maserat etanol digabungkan dan diuapkan dengan
menggunakan alat penguap vakum putar pada suhu 40°C sampai diperoleh ekstrak
etanol kental, kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer (21).
III.4.4 Formulasi
Mikroemulsi yang akan dibuat terdiri dari ekstrak pare, karanj oil, Span
20, Capryol 90, akuades. Adapun formula mikroemulsi ekstrak pare yang
diperoleh, terdiri dari:
N Formul Ekstrak Karanj Span Span 20 Capryol Akuades
O. a Pare oil 20:Capryol % w/w 90 % w/w
% w/v % 90 % w/w
w/v
1 ME 1 0,1 9 1:1 41 41 9
2 ME 2 0,1 9 2:1 55,34 27,67 8
3 ME 3 0,1 9 3:1 62,25 20,75 8
Prosedur pembuatan dilakukan dengan cara masing-masing fase, yakni fase
minyak (Karanj oil, Span 20) dan fase air ( ekstrak pare, capryol 90, dan akuades)
dicampurkan didalam beaker glass yang berbeda dengan menggunakan magnetic
stirrer pada suhu 30-35±2°C. Setelah homogen, fase air dimasukkan sedikit demi
sedikit kedalam fase minyak dan diaduk dengan menggunakan homogenizer pada
kecepatan ±750 rpm hingga terbentuk mikroemulsi yang jernih selama ±30 menit.
III.5 Evaluasi
Evaluasi fisik sediaan mikroemulsi ekstrak pare (Momordica
charantia)
 Evaluasi pH
Pengukuran pH sediaan dapat diukur dengan menggunakan alat
potensiometrik (pH meter). Evaluasi ini dilakukan selama 30 hari, dimana
sediaan diukur pH-nya selama penyimpanan pada suhu ruang.
 Evaluasi viskositas
Pengukuran dilakukan dengan Viscometer Brookfield. Wadah diisi ± 250
mL dengan sediaan yang akan diuji lalu dipasang spindle yang sesuai
sedemikian rupa sehingga batas spindle tercelup ke dalam sediaan.
Nyalakan motor dan biarkan spindle berputar sampai pembacaan stabil.
 Evaluasi Freeze Thaw
Sediaan mikroemulsi disimpan pada suhu dingin 4oC selama 24 jam, lalu
dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu 40°C selama 24 jam, proses ini
dihitung 1 siklus. Percobaan ini dilakukan selama 7 siklus.
 Evaluasi sentrifugasi
Sediaan mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi kemudian
dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 3750 rpm selama 30 menit. Uji
sentrifugasi ini menggambarkan kestabilan mikroemulsi karena pengaruh
gravitasi yang setara selama 1 tahun.
 Pengukuran Bobot Jenis
Bobot jenis diukur dengan menggunakan piknometer pada suhu ruang.
Bobot piknometer kosong ditimbang pada suhu ruangan (A gram).
Kemudian diisi dengan air sampai penuh dan ditimbang (A1 gram). Air
dikeluarkan dari piknometer dan piknometer dibersihkan. Sediaan
9

mikroemulsi diisikan dalam piknometer sampai penuh dan ditimbang (A2


gram). Bobot jenis sediaan diukur dengan perhitungan sebagai berikut:
A2−A
Bobot jenis (gram/mL) = 𝐴1−𝐴
III.6. Uji in-vivo
III.6.1. Perlakuan terhadap tikus
No. Kelompok Perlakuan
1 K1 (Kontrol negatif) Tidak diberi perlakuan + Diberi pakan standar
2 K2 (Kontrol positif) Diinjeksi aloksan + pakan standar + ekstrak pare
3 K3 Diinjeksi aloksan + pakan standar + formula ME1
4 K4 Diinjeksi aloksan + pakan standar + formula ME2
5 K5 Diinjeksi aloksan + pakan standar + formula ME3
Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus wistar jantan
berumur 2-3 bulan dengan berat badan 150-200 g. Sebelum digunakan sebagai
hewan percobaan, semua tikus dipelihara terlebih dahulu selama kurang lebih satu
minggu untuk penyesuaian lingkungan, mengontrol kesehatan dan berat badan
serta menyeragamkan makanannya. Setelah masa adaptasi semua tikus dipuasakan
selama 12 jam.
Keesokan harinya, dilakukan pengukuran glukosa darah puasa (GDP)
masing-masing tikus sebagai data awal. Setelah itu tikus dibagi menjadi 5
kelompok untuk kelompok K1 tidak diberi perlakuan dan hanya diberi pakan
standar, sedangkan kelompok K2, K3, K4, K5, diinjeksi aloksan secara
intraperitonial dengan dosis masing-masing kelompok sama, yaitu 125 mg/kgBB
dengan pelarut aquadest steril 20 ml/g aloksan intraperitonial. Satu hari pasca
injeksi glukosa darah puasa diukur kembali dengan menggunakan alat (Gluko-
Dr).
Setelah terjadi kondisi hiperglikemi pada kelompok K2, K3, K4, K5, maka
penelitian dilanjutkan dengan perlakuan pemberian pakan standar secara ad
libitum pada kelompok K1, pemberian pakan standar secara ad libitum dan
ekstrak pare 250mg/kg BB pada kelompok K2, pemberian pakan standar secara ad
libitum dan formula ME1 secara sonde pada kelompok K3, pemberian pakan
standar dan formula ME2 secara sonde pada kelompok K4, serta pemberian pakan
standar dan formula ME3 secara sonde pada kelompok K5.
III.6.2 Pengambilan darah
Untuk keperluan pemeriksaan glukosa darah, darah diambil dari vena
caudalis tikus. Sebelum perlakuan tikus dipuasakan, pengambilan sampel darah
dilakukan sebelum tikus diinjeksi dengan aloksan, pada hari ke-0 (saat tikus
hiperglikemia).
III.6.3 Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Prinsip pengukuran kadar glukosa darah adalah secara enzimatik,
menggunakan alat (Gluko-Dr® ) yang bereaksi secara spesifik dengan glukosa
dalam darah. Molekul glukosa yang dioksidasi oleh enzim glucose oxidase (GOD)
menghasilkan elektron yang ditangkap oleh elektroda sehingga kadar glukosa
berbanding lurus dengan sinyal elektronik yang diterima. Jumlah darah yang
dibutuhkan untuk mengukur kadar glukosa darah adalah 2,5-4,0 µL. Darah
diletakan pada sisi kanan test strip, darah akan terserap secara otomatis dan hasil
pengukuran akan terbaca setelah 11 detik pada (Gluko-Dr® ) test meter. Kadar
glukosa darah setial kelompok diukur dalam satuan mg/dL.
10

III.7 Tahapan Kegiatan, Luaran per Tahun, dan Indikator Capaian


Tahapan Kegiatan Luaran Indikator Capaian
Penyiapan sampel dan Ekstrak Etanol Diperoleh ekstrak Pare dengan 1
Pembuatan ekstrak Pare macam cairan penyari yaitu etanol
Pare dengan 70%
menggunakan 1
macam penyari
Formulasi Mikroemulsi 1. Diperoleh 3 formulasi
Mikroemulsi ekstrak Pare mikroemulsi dengan berbagai
perbandingan bahan tambahan
2. Diperoleh data mengenai data
viskositas, pH, sentrifugasi,
kestabilan dan bobot jenis.
3. Diperoleh data pengujian in
vivo mikroemulsi ekstrak pare
berupa profil glukosa darah
4. Diperoleh formula mikroemulsi
yang memiliki efek sistem dan
karakteristik farmasetika yang
baik

III.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


Pare (Momordica charantia.) yang telah diekstraksi menggunakan cairan
penyari yaitu etanol 70% sehingga diperoleh ekstrak etanol pare. Formula
mikroemulsi diperoleh melalui perbandingan beberapa formula bahan dan
dilakukan pengujian formula mikroemulsi seperti pengujian viskositas, pH,
sentrifugasi, bobot jenis, dan kestabilan.
III.9 Cara Penafsiran Hasil
Ekstrak yang diperoleh dari proses ekstraksi menggunakan 1 cairan penyari
yang yaitu etanol 70%. Kemudian formula mikroemulsi dikatakan baik jika hasil
pengujian menunjukkan formula yang memiliki hasil pengujian viskositas, pH,
sentrigugasi, bobot jenis, kestabilan, dan uji in vivo yang sesuai dengan hasil
pengujian sebagaimana metode yang telah dikembangkan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Arouri, H., M. Hossain, dan M. B. Muttakin. (2011). Ownership structure,


corporate governance and bank performance: Evidence from GCG
Countries. Corporate Ownership and Control, Volume 8.
Cefalu WT, Ye J, Wang ZQ. Efficacy of dietary supplementation with botanicals
on carbohydrate metabolism in humans. Endocr Metab Immune Disord
Drug Targets.2008;8:78–81.
Chadramohan, Sriram 2015. A Current Status of Diabetes Mellitus and Its Risk
Factors in Saudi Arabia : A Review. Department of Public HealthSaudi
Electric University
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Cuttelod, A., Seddon, M. dan Neubert, E., 2011. European Red List of Nonmarine
Molluscs. Publications Office of the European Union, Luxembourg, 97h
Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Dep Kes RI
Ditjen Bina Farmasi dan Alkes. 2005. Pharmaceutical Care untuk penyakit
Diabetes Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Ee Shian T, Aminah A, Nur Kartinee, Shahrul Hisham ZA. 2015. Antioxidant and
Hypoglycaemic Effects of Local Bitter Gourd Fruit. Department of Food
Science Kebangsaan Malaysia University
Johnson, D.W dan Johnson, F.P. (1998). Joining Together Group Theory and
Group Skills 4th edition. New Jersey : Prentice Hall.
Joseph B, Jini D, Ajisha SU. Phytochemical characterization of herbal drug
formulation for arthritis. Res J Phytochem.2012;6(2):54–60
Joseph B, Jini D. Insight into the hypoglycaemic effect of traditional Indian herbs
used in the treatment of diabetes. Res J Med Plant. 2011a;5(4):352–376.
Mahendra, Diah K, Ade Tobing, Boy Z. 2008. Care yourself, diabetes mellitus.
Jakarta: Penebar Plus. Hal. 9, 11, 21-24
Marewa, lukman waris. 2015. Kencing Manis (DIABETES MELITUS) di Sulawesi
Selatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Ogbonnia SO, Odimegu JI, Enwuru VN. Evaluation of hypoglycemic and
hypolipidemic effects of ethanolic extracts of Treculia africana Decne
and Bryopyllum pinnatum Lam. and their mixture on streptozotocin (STZ)-
induced diabetic rats. Afr J Biotech. 2008;7(15):2535–2539.
Rachmawaty, sri dkk. 2001. KANDUNGAN KIMIA DAUN PARE (MOMORDICA
CHARANTIA LINN) DAN EFEK ANTELMINTIK TERHADAP CACING
LAMBUNG (HAEMONCHUS CONTORTUS RUDOLPHI). Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, InstituteSains dan Teknologi
Nasional, Jakarta
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke-4
Terjemahan Kosasih Padmawinata. ITB Press. Bandung.
12

Shaw JE, Sicree RA, Zimmet PZ. Global estimates of the prevalence of diabetes
for 2010 and 2030. Diabetes Res Clin Pract. 2010;87:4–14. [PubMed]
Shu Jing Wu dan Lean Teik Ng. 2007. Antioxidant and Free Radical Scavenging
Activities of Wilod Bitter Melon (Momordica charantia Linn. Var.
abbreviata Ser.) in Taiwan. Taiwan: University of Pharmacy and
Technology.
Tandra, H., 2008. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang
DIABETES. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Yati, kori dkk. 2011. Evaluasi Stabilitas Fisik Mikroemulsi Natrium Askorbii,
Fosfat Berbasis Minyak Kelapa Murni (Virgia coconut oil). Jakarta. Jurusan
Farmasi, UHAMKA
Yuda, I ketut angga dkk. 2013. Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Estrak
Etanol Buah Pare (Momordicacharantia) dan Pengaruhnya Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus)
yang Diinduksi Aloksan. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Bali
13

LAMPIRAN 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing

Ketua Tim

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Haerunnisa


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Farmasi
4. NIM N111 14 073
5. Tempat dan Tanggal Kendari, 11 September 1996
Lahir
6. Email nisasuryadi@yahoo.co.id
7. Nomor Telepon/HP 085241946253

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA Universitas


Nama SD 07 SMPN 1 SMAN 1 Universitas
Institusi Kendari Kendari Kendari Hasanuddin
Barat
Jurusan - - IPA Farmasi
Tahun 2002-2008 2008-2011 2011-2014 2014-
Masuk-Lulus sekarang

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ditemukan
ketidak-pastian sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat denga sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa- Gagasan Tertulis.

Makassar, Maret 2017

Pengusul

(Haerunnisa)
14

Anggota 1

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Andi Indardaya


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Farmasi
4. NIP N111 14 048
5. Tempat dan Tanggal Lahir Ujung Pandang, 27 November 1995
6. Email indardayaandi@yahoo.co.id
7. Nomor Telepon/HP 085397513859

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Universitas
Nama SDN SMPN 3 SMAN 2 Universitas
Institusi Sudirman I Makassar Makassar Hasanuddin
Makassar
Jurusan - - IPA Farmasi
Tahun 2002-2008 2008-2011 2011-2014 2014-
Masuk-Lulus Sekarang

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ditemukan
ketidak-pastian sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat denga sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa- Gagasan Tertulis.

Makassar, Maret 2017

Pengusul

(Andi Indardaya)
15

Anggota 2
A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Elisah T


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Farmasi
4. NIM N111 16 056
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pangala’, 20 Desember 1998
6. Email elisah@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 082349008075

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA Universitas


Nama Institusi SD 12 SMPN 1 SMAN 1 Universitas
Inpress Rindingallo Rantepao Hasanuddin
Pangala’
Jurusan - - IPA Farmasi
Tahun Masuk- 2004-2010 2010-2013 2013-2016 2016-sekarang
Lulus

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau


Institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah bendar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Proposal Penelitian.

Makassar, Maret 2017


Pengusul,

Elisah T
16

Lampiran 2
Justivikasi Anggaran

Alat yang disewa Harga Satuan Jumlah Total

Rotavapor 75.000/pemakaian 5 375.000

Freeze dryer 100.000/pemakaian 5 500.000

Magenetic stirrer 25.000/pemakaian 10 250.000

Homogenizer 25.000/pemakaian 10 250.000

pH meter 50.000/pemakaian 5 250.000

Viskometer 50.000/pemakaian 5 250.000

Sentrifuge 25.000/pemakaian 50 1.250.000

Jumlah 3.125.000

Bahan Harga Satuan Jumlah Total

Aquadest 20.000/L 20 L 400.000

Buah Pare 10.000/kg 30 kg 300.000

Etanol 70% 500.000/L 1L 500.000

Karanj Oil 750.000/pack 1 pack 750.000

Span 20 750.000/pack 1 pack 750.000

Capryol 90 50.000/10 ml 10 ml 50.000

Aloksan 950.000/3 g 3g 950.000

Tikus Putih 100.000/ekor 15 1.500.000


17

Spoit 150.000/pack 1 150.000

Total Rp. 5.350.000

Rute Keperluan Intensitas Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)


Transport Pembelian alat dan
5 15.000 75.000
dalam kota bahan
Transport antar Pengambilan sampel
3 150.000 450.000
kota Buah Pare
Total Rp. 525.000
Lain-lain
No. Keperluan Biaya (Rp)
1. Kertas A4 (Pembuatan Hardcopy) 150.000
2. Tinta Printer (Pembuatan Hardcopy) 150.000
3. Penjilidan (Penjilidan proposal dan laporan) 300.000
4. Penelusuran pustaka dan perpustakaan 700.000
Total Rp. 1.300.000
18

Lampiran 3
Susunan Organisasi Tim Peneliti dan PembagianTugas

Pembagian Organisasi
Pembagian Tugas Kerja
Tim
Ketua : Preparasi Sampel dan Formulasi
Haerunnisa
Anggota 1 : Formulasi Mikroemulsi Ekstrak Pare dan pengujian
Andi Indardaya in vivo pada Tikus
Anggota 2 : Evaluasi Fisik Sediaan Mikroemulsi
Elisah T
19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana

UNIVERSITAS HASANUDDIN
KAMPUS TAMALANREA
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245
Telepon (0411) 586200, 584200. Faximail (0411) 585188

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI


Yang Bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Haerunnisa
NIM : N111 14 073
Program studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-P saya dengan judul :
INOVASI FORMULA MIKROEMULSI EKSTRAK BUAH PARE
(Momordica charantia) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFIL
GLUKOSA DARAH PADA MODEL TIKUS DIABETES MELITUS
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain. Bilamana dikemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut
dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh
biaya penelititan yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya.
Makassar, Maret 2017
Mengetahui
Wakil Rektor III
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Yang menyatakan
Universitas Hasanuddin

(Dr. Ir. Abd. Rasyid Jalil, M.Si.) (Haerunnisa)


NIP. 19650303 199103 1 004 NIM. N111 14 073

Anda mungkin juga menyukai