Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Permasalahan
Setelah melaksanakan kegiatan observasi dilingkungan desa
pasanggrahan khususnya dusun sukamandi. Pasanggrahan merupakan satu
dari delapan desa yang berada di kecamatan Maja Kabupaten Majalengka
Jawa Barat. Seluruh warga desa pasanggrahan menganut agama Islam,
dimana warga disini sangat religius dalam menjalankan ibadah. Terbukti
dengan adanya tiga pesantren yang berdiri didesa ini. Nama-nama pesantren
tersebut adalah pesantren At-Tadzkir, Al-Amin, dan Al-Falah. Kemudian
disini juga memiliki satu masjid besar dan mushola-mushola yang tersebar di
berbagai dusun yang dipimpin oleh tokoh agama yang dihormati oleh warga
setempat.
Desa pasanggrahan merupakan sebuah desa yang memiliki lingkungan
agamis, terutama dusun sukamandi. Di dusun ini terdapat dua pondok
pesantren diantanya adalah pomdok pesantren at-tadzkir dan pondok
pesantren Al-amin.
Pondok pesantren at-tadzkir merupakan salah satu pondok pesantren
dakwah. Pondok pesantren ini lebih dikhususkan kepada dakwah. Hampir
sekitar 300 santri putra dan putri mondok di pesantren tersebut. Sedang
pondok pesantren al-amin adalah pondok pesantren yang lebih
mengkhususkan kepada kitab, tetapi didalamnya terdapat beberapa pelajaran
yang mengajarkan mengenai khitobah.
Pondok pesantren at-tadzkir dan pondok pesantren Al-amin berlokasi
saling berdekatan. Kedua pesantren ini sama-sama tidak memungut biaya
sedikit pun, termasuk listrik. Pondok pesantren al-tadzkir merupakan pondok
pesanren yang baru 7 tahun didirikan. namun perkembangan pondok
pesantren ini sangat pesat sehingga baru 7 tahun didirikan pesantren ini
sudah memiliki kurang lebih 300 santri yang terdiri dari anak SMP, SMA,
Perguruan tinggi, hingga yang hanya pesantren saja. pesantren ini
mengadakan berbagai macam pengajian dimuali dari pengajian anak-anak
yang diadakan setiap sore hari, dan pengajian rutin mingguan ibu-ibu dan
bapak-bapak. Selanjutnya pondok pesantren Al-amin hampir tidak jauh beda
dengan pondok pesantren At-tadzkir. Keduanya mengadakan pengajian yang
sama yang membedakan hanya waktu pengajian dan jumlah santri.

1
Dilihat dari segi generasi muda, penduduk di dusun sukamandi
kebanyakan anak-anak SD dan TK sedangkan para remaja seperti anak-anak
SMP, SMA dan sebagainya jarang sekali terlihat. bahkan seperti tidak ada,
menurut hasil wawancara kebanyakan para remaja disini sekolah full day dan
para pemuda yang telah lulus dari SMA kebanyakan merantau ke daerah
orang lain untuk bekerja.
Dari hasil rempug warga dan sosialisasi yang dilakukan bersama
beberapa tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparatur desa beberapa orang
menjelsakan mengenai permasalahan yang terjadi di desa tersebut.
Diantaranya adalah kurangnya kesadaran pemuda akan lingkungan. Maka
dari itu beberapa orang meminta agar diadakannya kesadaran kepemimpinan
pemuda.
Berawal dari latar belakang seperti penjelasan diatas. Penulis melihat
potensi dan minat anak-anak yang begitu baik dalam bidang khitobah. Maka
dari itu, penulis termotivasi untuk membimbing anak-anak agar dapat
mengembangkan potensinya dalam bidang khitobah dan kitabah. Selain itu,
penulis juga mengadakan bedah film mengenai kesadaran akan
kepemimpinan pemuda melalui penayangan film “merah putih” hal ini
diharapkan agar pemuda lebih peduli dan bisa belajar dari film tersebut.

B. Identifikasi Masalah
Dari hasil observasi melihat kondisi objektif dan wawancara kepada
beberapa pihak terkait, penulis merumuskan beberapa masalah yang ada
diantaranya adalah Kurangnya kepedulian dan kepemimpinan pemuda
terhadap lingkungan masyarakat. Hal ini memotivasi penulis dan KKN Desa
Pasanggrahan untuk mengadakan seminar kepemimpinan dan bedah film.
Selain itu, peulis juga membuat program kegiatana pengajaran
khitobah dan kitabah yang difokuskan pada satu pondok pesantren, yakni
pondok pesantren Bani Al-amin terkhusus pada anak-anak Madrasah
Diniyah. Hal ini dikarnakan saya melihat beberapa permasalahan yang ada.
Diantaranya adalah:
1. Kurangnya tenaga pengajar sehingga proses kegiatan belajar
mengajar menjadi kurang tertib
2. Kurangnya motivasi anak-anak untuk mengikuti pengajian.
3. Kurangnya pengembangan minat dan bakat anak-anak dalam bidang
kitabah dan khitobah

2
Melihat hal ini saya mencoba menerapkan beberapa pengajaran dalam
bidang khitobah dan kitabah melalui metode ceramah, tanya jawab dan
demonstrasi.

C. Tujuan Dan Manfaat


Tujuan Seluruh Kegiatan Yan Dilaksanakan Mengacu Pada Tujuan
Pelaksanaan KKN. Sesuai Dengan Buku Panduan KKN Sisdamas,
Pelaksanaan KKN dimaksudkan agar mahasiswa belajar membantu dan
mendapingi masyarakat secara profesional sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat, termasuk mengamalkan keilmuan yang telah dipelajari selama
proses pembelajaran di kampus sesuai program studi (PRODI) masing-
masing. Diharapkan, dengan kehadiran mahasiswa ditengah-tengah
masyarakat, problem dan kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan dan
berkelanjutan dapat diselesaikan.
Kegiatan yang dilaksanakan merupakan suatu bentuk pengabdian dan
pengamalan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dikampus sesuai dengan
kompetensi jurusan. Maka dari itu pelaksana membuat program pembinaan
dalam bidang khitobah dan kitabah.
Dari adanya tujuan yang telah dipaparkan diatas pelaksana
mengharapkan beberapa manfaat dari adanya kegiatan yang telah
dilaksanakan, diantaranya:
1. Menggali potensi minat dan bakat anak-anak dalam ranah khitobah
dan kitabah
2. mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki oleh anak-anak
3. menumpuhkan kepercayaan dan kemampuan yang mereka miliki
agar terasah dan terolah dengan baik.
4. menumbuhkan kesadaran kepemimpinan dan kepedulian remaja
terhadap lingkungan masyarakat

D. Metode Pengabdian
Melihat hasil observasi berdasarkan objek penelitian dan beberapa
wawancara, maka pelaksana memutuskan untuk menerapkan metode
demonstrasi, ceramah dan tanya jawab. Hal ini dilakukan agar pengajaran
yang dilakukan dapat disampaikan dengan baik kepada anak-anak dan serta
mendapatkan hasil dari tujuan yang diinginkan.
Untuk dapat menerapkan metode diatas, pelaksana melakukan
beberapa tahap sebagai berikut:

3
1. Sosialisasi dan silaturahmi kepada pihak aparatur desa, tokoh agama,
tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda
2. Mengidentifikasi objek KKN
3. Merumuskan permasalahan dan potensi yang dapat dikembangkan
sesuai prodi
4. Observasi dan wawancara kepada pihak pondok pesantren, staf
pengajar, masyarakat dan anak-anak yang ada di lingkungan pondok
pesantren
5. Merumuskan dan memilih metode kegiatan yang akan dilaksanakan
Untuk menerapkan metode diatas pelaksana melakukan kegiatan
tersebut selama 3 minggu dari hari senin sampai sabtu. Kegiatan yang
dilakukan tidak berpatok pada kegiatan pembelajaran kitabah dan
khitobah saja, tetapi pembelajaran mengenai matei-materi yang
berkaitan dengan agama Islam.

E. Kerangka pemecahan masalah


Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat
kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan
oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi,
maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi
tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.
Dalam melakukan analisis terhadap fungsi-fungsi dan faktor-faktornya,
maka berlaku ketentuan berikut: untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya,
minimal memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran,
dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor internal atau peluang bagi faktor
eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya, tidak
memenuhi kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor
internal atau ancaman bagi faktor eksternal.
Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan kecermatan, kehati-hatian,
pengetahuan, dan pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan
yang tepat. Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan
faktor eksternal yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut
persoalan. Selama masih adanya fungsi yang tidak siap atau masih ada
persoalan, maka sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak akan tercapai. Oleh
karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk
mengubah fungsi tidak siap menjadi siap. Tindakan yang dimaksud disebut
langkah-langkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan
tindakan mengatasi kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau
peluang.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah
selanjutnya adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan,

4
yakni tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi
fungsi yang siap dan mengoptimalkan fungsi yang telah dinyatakan siap.
Oleh karena kondisi dan potensi masyarakat dalam proses Pengabdian
Mahasiswa KKN SISDAMAS berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka
alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda,
disesuaikan dengan kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya
disekitar masyarakat. Dengan kata lain, sangat dimungkinkan suatu program
pengabdian masyarakat mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan
Program KKN mahasiswa yang lain untuk mengatasi persoalan yang sama.
Sehingga perlu analisis SWOT yang terdiri dari :
1. Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam kegiatan pengabdian dapat dilihat
sebagai berikut:
 kekuatan pada sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan
kedudukan di masyrakat,
 antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi, dalam
melaksanakan kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat
2. Weakness (kelemahan)
Ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para
Mahasiswa dan pihak yang, antara lain yaitu:
a. Kondisi politik desa yang tidak stabil
b. Sarana dan prasarana yang masih terbatas
3. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam melaksanakan kegatan,
seperti :
a. kondisi masyarakat yang menginginkan program kegiatan
pemberdayaan lingkungan
b. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesiaadalah
muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh
dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya
manajemen pengelolaan lingkungan yang baik.
4. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan. Jika sebuah ancaman
tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat
bagi maju dan peranannya suatu program :
 Disintegrasi antara pihak-pihak yang berkepentingan sehingga tidak
berjalannya suatu program pemberdayaa lingkungan
 Kekurangan dana dalam membantu pengelolaan lingkungan, yang
menghasilkan kurang efektifnya suatu kegiatan

Dalam memecahkan masalah yang telah di paparkan diatas,


berdasarkan hasil observasi dan analisis maka penulis menggunakan
beberapa metode yakni metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi yang

5
dilakukan secara bergiliran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak-anak.
Adapun penjelasan mengenai ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara mengajar yang paling banyak dan
popular, karena metode ini mudah disajikan dan tidak memerlukan media.
Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara
memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa.
Tujuan Metode ceramah bertujuan menyampaikan materi pelajaran
yang bersifat informasi, prinsip-prinsip yang banyak dan luas, serta hasil
penemuan-penemuan baru yang belum terpublikasikan secara meluas.
Kekuatan dan kelemahan Metode Ceramah
Kekuatan metode ceramah antara lain murah dan efisien waktu,
meningkatkan daya dengar siswa dan menumbuhkan minat belajar dari
sumber lain, dan memberikan wawasan yang luas kepada guru karena guru
dapat menambah dan mengkaitkan dengan sumber maupun materi lain.
Sedangkan kelemahan metode ceramah adalah siswa akan mudah jenuh
apabila guru tidak pandai menjelaskan, menimbulkan verbalisme pada siswa,
materi terbatas pada apa yang diingat guru, Merugikan siswa yang
keterampilan mendengarkannya kurang, serta tidak merangsang kreatifitas
siswa.

2. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah Cara penyampaian suatu pelajaran melalui
interaksi dua arah dari dan kepada guru dengan siswa agar diperoleh jawaban
kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa, disebut metode
Tanya jawab. Dalam metode ini siswa dan guru dituntut sama-sama aktif.
Tujuan metode tanya jawab adalah:
1. Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
2. Mendorong siswa berani mengajukan pertanyaan.
3. Menimbulkan kompetisi belajar yang sehat.
4. Melatih siswa untuk berpikir dan berbicara dengan sistematis dan sistemik
berdasarkan pemikiran yang orisinal.
5. Mengarahkan siswa agar mengerti, memahami dan berinteraksi secara
aktif.

6
Keunggulan metode tanya jawab adalah dapat menarik minat siswa
terhadap pelajaran, mengetahui kualitas siswa, merangsang siswa dan
menimbulkan keberanian siswa dalam mengemukakan jawaban.
Sedangkan keterbatasan metode taya jawab adalah siswa yang tidak aktif
tidak memperhatikan, guru terkadang tidak memiliki keterampilan bertanya
sehingga tujuan pelajaran tidak tercapai, dan dapat membuang-buang waktu
apabila siswa tidak responsif terhadap pertanyaan.
3. Metode demonstrasi
Metode yang digunakan pada saat kegiatan yaitu metode demonstrasi.
Metode demonstrasi yaitu sebuah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada anak-anak tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik yang sebenarnya atau sekedar tiruan.
Ketiga metode ini dilakukan secara bergantian sesuai dengan waktu
dan kebutuhan. Metode ini digunakan berdasarkan objek yang ditujukan.
Metode ini dirasa tepat karena apa yang disampaikan oleh pembicara dapat
menarik perhatian pendengarnya serta materi yang disampaikannya pun
dapat diterima dengan baik oleh pendengarnya dan dapat direalisasikan.

7
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

A. Monografi Desa

1.1 Sejarah Desa


Sejarah awal mulanya Desa Pasanggrahan konon pada abad ke 15
masehi zaman kerajaan Hindu di Sindangkasih (Majalengka)yang dipimpin
oleh seorang wanita yaitu Nyi Ratu Rambut Kasih. Pada suatu hari Sunan
Gunungjati di Cirebon mengutus embah mustofa (Pangeran Muhamad) dan
Sayid Abdullah (Prabu Arya Saringsingan) untuk berangkat ke Sindangkasih
dengan tujuan mengislamkan Ratu Sindangkasih Nyi Rambut Kasih dengan
patihnya yang berada di nunuk. Singkat cerita Embah Mustofa setelah datang
di Sindangkasih tidak mampu mengislamkan Nyi Rambut Kasih maka
Embah Mustofa bertapa di gunung margatafa dan di ketahui Sunan
Gunungjati. Selanjutnya Sunan Gunungjati mengutus lagi Mbok Siti Armilah
(Isteri Embah Mustofa) untuk menyusul dan membantu suaminya embah
Mustofa sampai akhirnya Mbok Siti Armilah dapat mengalahkan Nyai
Rambut Kasih dan Nyai Rambut Kasih ngahiang ke nunuk, sedangkan Sayid
Abdullah yang masanggrahan mencegat Nyai Rambut Kasih serta balatentara
menyepi munajat (berdo’a) memohon kepada Allah disertai hubungan batin
dengan Sunun Gunungjati yang menemukan resapan mata air Cilongkrang
yang sekarang disebut Sukamandi. Dalam masanggrahannya Sayid Abdullah
diketahui Nyai Rambut Kasih sehingga Nyai Rambut Kasih memerintahkan
patih dan balatentaranya untuk menyerang Sayid yang sedang
masanggrahan, setelah berperang patih dan balatentara Nyai Rambut Kasih
pun kalah dan ditawan oleh Sayid Abdullah. Lalu Patih dan balatentara Nyi
Rambut kasih yang ditawanpun akhinya masanggrahan dan masuk Islam
sedangkan Nyi Rambut Kasih Ngahiang. Setelah masuk islam Patih Nyai
Rambut Kasih dipesantrenkan ke Madinah dan sepulang dari Madinah diberi
nama Sayid Abdul Mu’in dan menikah dengan puteri Dalem Lumaju Agung
dan dibuatkan pondok pesantren di tempat masanggrahannya Sayid Abdulah
yang disebut Pasanggrahan. Maka nama Desa Pasanggrahan itu diambil dari
istilah masanggrahan yang artinya yaitu tempat menetap.
Alkisah terbentuklah sebuah desa dengan nama Desa Pasanggrahan,
adapun wilayah Desa Pasanggrahan mencakup 3 (tiga) dusun dengan 13 RT
dan 6 RW.

8
Demikianlah sekilas silsilah asal usul Desa Pasanggrahan, maka
kepada yang berwenang kami mohon maaf karena sudah barang tentu
benyak kekeliruan, kesalahan atau kekurangan dalam membuat riwayat Desa
Pasanggrahan ini, karena semua ini kami dapat hanya menurut keterangan
atau tutur kata dari sesepuh-sesepuh yang masih ada sekarang

1.2 Demografi
Desa Pasanggrahan merupakan satu dari delapan belas desa yang
berada di kecamatan Maja Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Desa
Pasanggrahan mempunyai suhu udara rata-rata 29-30 °C. Desa ini memiliki
total luas wilayah seluas 85,082 Ha yang dipergunakan untuk pemukiman,
persawahan, perkebunan, pemakaman, pertamanan dan fasilitas umum desa
lainnya. Secara geografis Desa Pasanggrahan berbatasan dengan Sebelah
Utara Desa Kertabasuki, sebelah selatan Desa Malongpong, sebelah timur
Desa Sindangkerta dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Cieurih.
Desa Pasanggrahan tidak secara persis dilewati oleh jalan raya
Majalengka. Jarak tempuh dari desa menuju kecamatan sekitar 3 Km,
menuju Kabupaten 11 Km dan 80 Km ke ibu kota provinsi. Ketiganya dapat
ditempuh menggunakan mini bus elf jurusan Cikijing - Bandung yang
tersedia 24 jam. Berbeda dengan angkutan desa yang menghubungkan desa
ini dengan desa lainnya hanya beroperasi dari jam enam sampai jam dua
saja.
Keadaan bentang lahan yang berupa daratan sebagian besar digunakan
untuk areal pemukiman 13.558 Ha, persawahan 44215 Ha, Pemakaman
2.100 Ha, pekarangan 9.597 Ha, perkantoran 0.338 Ha, Luas tanah bengkok
12.434 Ha, Tanah titi sara 2.840 Ha.
1.2.1 Keadaan Sosial
a. Jumlah Penduduk
- Laki-laki : 1.302 orang
- Perempuan : 1.184 orang
- Jumlah : 2.486 orang
b. Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 744 KK
c. Jumlah Penduduk Menurut Usia

NO INDIKATOR JUMLAH

1 0 - 12 BULAN 20

9
2 > 1 - < 5 TAHUN 129

3 > 5 - < 7 TAHUN 43

4 > 7 - < 15 TAHUN 331

5 > 15 - 56 TAHUN 1,526

6 > 56 TAHUN 437

TOTAL JUMLAH
2.486
PENDUDUK

Tabel 1.1 jumlah penduduk menurut usia


1.2.2 KeadaanEkonomi
a. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan

NO JENIS PENDIDIKAN JUMLAH

1 TAMAT SD / SEDERAJAT 817

TAMAT SLTP /
2 364
SEDERAJAT

3 TAMAT SLTA / SEDEJAT 451

4 TAMAT D1 9

5 TAMAT D2 4

6 TAMAT D3 4

7 TAMAT S1 45

8 TAMAT SLB – C

9 TAMAT S 2 2

10 TAMAT SLB - A

11 TAMAT SLB – B 1

10
JML.USIA 7-15 THN
12 370
MASIH SEKOLAH

JML.USIA 7-15 THN


13 12
PUTUS SEKOLAH

Tabel 1.2 jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

b. Jumlah penduduk menurut tingkat Pekerjaan

NO MATA PENCAHARIAN JUMLAH

1 PETANI
119

2 BURUH TANI 124

3 PNS 40

4 PENGRAJIN INDUSTRI RT 0

5 PEDAGANG KELILING 70

6 MONTIR 2

7 DOKTER 0

8 PERAWAT 2

9 PEMBANTU RT 7

10 TNI / POLRI 5

11 PENSIUNAN 25

12 PENGUSAHA KECIL 5

13 PENGUSAHA BESAR 2

14 KARYAWAN SWASTA 77

15 KARYAWAN BUMN 5

Tabel 1.3 Jumlah penduduk menurut tingkat Pekerjaan

11
2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
Jumlah keluarga prasejahtera : 160 orang
Jumlah keluarga sejahtera 1 : 436 orang
Jumlah keluarga sejahtera 2 : 235 orang
Jumlah keluarga sejahtera 3 : 23 orang
Jumlah keluarga sejahtera 3 plus : 12 orang

3 Tingkat Pengangguran
Jumlah angkatan kerja usia 18 – 56 Tahun :
56 orang
Jumlah penduduk usia 18 – 56 tahun yang
masih sekolah dan tidak bekerja :
60 orang
Jumlah penduduk usia 18 – 56 tahun yang
menjadi ibu rumah tangga :
95
6 orang

4 Kondisi Pemerintahan Desa


2.1 Pembagian Wilayah
Wilayah Desa Pasanggrahan dibagi menjadi 3 (tiga) Dusun, 6
(enam) RW, 13 (tiga belas) RT.

BANYAKNYA BANYAKNYA
NO. DUSUN KET
RW RT

1 SUKAMANAH

2 SUKAMAJU

3 SUKAMANDI 3 5

JUMLAH

Tabel 1.4 pembagian wilayah

12
2.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

a. Pemerintahan Desa
 Kepala Desa : BURHANUDIN
 Sekretaris Desa : TIRTAWINATA
 Kaur Pemerintahan : DEDI SLAMET MULYADI
 Kaur Ekbang : UJANG E KOSWARA
 Kaur Kesra : SAEPUDIN
 Kaur Umum : KOKO MULYAWAN
 Kaur Keuangan : NENG LINDA WIDIYAWATI
 Kepala Dusun Sukamanah : DEDI SLAMET MULYADI
 Kepala Dusun Sukamaju : ADE SYARIFUDIN
 Kepala Dusun Sukamandi : ABDUL SYUKUR

b. Badan Permusyawaratan Desa


 Ketua : ASEP DADAN HERMAWAN, S.Pd.I
 Wakil Ketua : Drs. WINARSO
 Sekretaris : AGUS NURHIDAYAT, S.Pd
Anggota : 1. APANDI, S.Pd.I
2. MASDUKI
3. PRATALA ARI SISWANDI
4. OTONG IRWAN SUDARMAN

c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat


 Ketua : LUMBRI, S.Pd
 Sekretaris : EDI RAEDI, S.Ag
 Bendahara : ASEP SUMARNO
 Bidang Perencanaan : H. WARTA
 Bidang Penggerakan Swadaya Masyarakat: H. KINTA
 Bidang Pelaksanaan & Pengendalian : EDI JUNAEDI
 Bidang Evaluasi & Pelaporan : ENGKUS KUSNADI,
S.P

B. Kondisi Masyarakat Sasaran

Berdasarkan laporan profil desa padatahun 2016, Desa Pasanggrahan


dihuni oleh 2.486 jiwa dengan 744 kepala keluarga dengan perbandingan

13
1.302 laki-laki dan 1.184 perempuan. Selain suku sunda, di desa ini juga
terdapat juga suku jawa, melayu, dan betawi. Agama Islam merupakan
agama utama yang dipeluk warga desa Pasanggrahan dengan presentasi
100%. Mata pencaharian pokok warga desa Pasanggrahan adalah petani
yang didukung dengan masih luasnya lahan sawah di wilayah ini.

Fasilitas pendidikan formal yang terdapat di desa Pasanggrahan adalah


dua kompleks sekolah dasar, dua Play Group, dan satu TK. Sementara
pendidikan non Formal didukung dua pondok pesantren dan tiga Raudhatul
Athfal. Untuk prasarana kesehatan terdapat dua posyandu dan satu polindes
dengan tenaga kesehatan yang masih minim. Untuk penerangan di desa ini
sudah didukung aliran listrik PLN. Sementara prasarana dan sarana
kebersihan masih sangat minim karena tidak adanya lahan untuk TPA
sehingga menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

Seluruh warga desa pasanggrahan menganut agama Islam, dimana


warga disini sangat religius dalam menjalankan ibadah. Terbukti dengan
adanya tiga pesantren yang berdiri didesa ini. Nama-nama pesantren tersebut
adalah pesantren At-Tadzkir, Al-Amin, dan Al-Falah. Kemudian disini juga
memiliki satu masjid besar dan mushola-mushola yang tersebar di berbagai
dusun yang dimana dipimpin oleh tokoh agama yang dihormati oleh warga
setempat. Perayaan besar islam di desa ini juga turut dirayakan bersama,
seperti idul fitri, idul adha, dan lain-lain, dimana kegiataan tersebut selalu
diadakan di masjid besar yakni masjid At-Taqwa. Kemudian adanya
pengajian yang rutin dilaksanakan setiap hari jam 1 siang di berbagai masjid
sekitar pasanggrahan, yang dimana pengajian ini dihadiri oleh ibu-ibu,
bapak-bapak dan remaja di desa ini. Pengajian ini berisikan ceramah, tausiah
dan solat ashar berjamaah. Dan setiap hari jumat selalu diadakannya solat
jumat berjamaah yang diikuti oleh seluruh warga laki-laki di Desa ini.
Kemudian pesantren-pesantren disini rutin menjalani kegiatan seperti
mengaji bersama, marawisan dan qosidahan.

Dari sisi kebudayaan warga desa pasanggrahan sebagian besar


merupakan suku sunda, dimana warga disini menggunakan bahasa sunda
dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam melestarikan kebudayaan sunda
warga di desa ini memiliki pencak silat dan debus. Dimana pecak silat
tersebut menjadi ekstrakulikuler yang diikuti oleh anak-anak dan remaja.
Latihan pencak silat tersebut dilaksanakan setiap hari sabtu dan minggu
sekitar sore hari. Kemudian kesenian debus hanya beberapa orang yang
mengikuti kegiataan ini karena kurangnya pengajar atau pelatih debus
tersebut sehingga kesenian ini masih kurang populer di mata masyarakat
sekitar. Selain kebudayaan sunda juga ada keseniaan indonesia yakni organ

14
tunggal, dimana organ tunggal tersebut dilaksanakan dalam setiap upacara
pernikahan dan acara-acara khusus lainnya, organ tunggal ini biasa
membawakan lagu-lagu sunda, dangdut dan indonesia

Desa ini jika dikelola dan dioptimalkan secara lebih potensial yang
dimilikinya akan sangat menjanjikan. Untuk masalah pengelolaan lahan yang
dijadikan lahan pertanian dan peternakan sudah cukup baik namun
pengelolaan hasil panen yang dipasarkan kurang begitu kreatif. Mereka lebih
banyak menjual hasil panen dalam bentuk mentah sedangkan jika dikelola
lebih baik dan kreatif hasil panen dalam bentuk mentah tadi bisa dikelola
terlebih dulu menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi lebih. Seperti ubi
dan singkong yang bisa diolah jadi kripik terlebih dahulu sehingga memiliki
harga nilai yang lebih mahal jika dibanding ubi dan singkong mentah.

Desa pasanggrahan merupakan sebuah desa yang memiliki lingkungan


agamis, terutama dusun sukamandi. Di dusun ini terdapat dua pondok
pesantren diantanya adalah pomdok pesantren at-tadzkir dan pondok
pesantren Al-amin.
Pondok pesantren at-tadzkir merupakan salah satu pondok pesantren
dakwah. Pondok pesantren ini lebih dikhususkan kepada dakwah. Hampir
sekitar 300 santri putra dan putri mondok di pesantren tersebut. Sedang
pondok pesantren al-amin adalah pondok pesantren yang lebih
mengkhususkan kepada kitab, tetapi didalamnya terdapat beberapa pelajaran
yang mengajarkan mengenai khitobah.
Pondok pesantren at-tadzkir dan pondok pesantren Al-amin berlokasi
saling berdekatan. Kedua pesantren ini sama-sama tidak memungut biaya
sedikit pun, termasuk listrik. Pondok pesantren al-tadzkir merupakan pondok
pesanren yang baru 7 tahun didirikan. namun perkembangan pondok
pesantren ini sangat pesat sehingga baru 7 tahun didirikan pesantren ini
sudah memiliki kurang lebih 300 santri yang terdiri dari anak SMP, SMA,
Perguruan tinggi, hingga yang hanya pesantren saja. pesantren ini
mengadakan berbagai macam pengajian dimuali dari pengajian anak-anak
yang diadakan setiap sore hari, dan pengajian rutin mingguan ibu-ibu dan
bapak-bapak. Selanjutnya pondok pesantren Al-amin hampir tidak jauh beda
dengan pondok pesantren At-tadzkir. Keduanya mengadakan pengajian yang
sama yang membedakan hanya waktu pengajian dan jumlah santri.
Dilihat dari segi generasi muda, penduduk di dusun sukamandi
kebanyakan anak-anak SD dan TK sedangkan para remaja seperti anak-anak
SMP, SMA dan sebagainya jarang sekali terlihat. bahkan seperti tidak ada,
menurut hasil wawancara kebanyakan para remaja disini sekolah full day dan

15
para pemuda yang telah lulus dari SMA kebanyakan merantau ke daerah
orang lain untuk bekerja.

16
BAB III
PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

A. Tahapan Pengabdian Pada Masyarakat


Setiap hal yang dilakukan, pasti memiliki step atau tahapan yang
dilalui. Bahkan hal kecil seperti mengabdi pada masyarakatpun
diperlukan tahapan yang jelas. Sebelum membicarakan mengenai
tahapan yang dilakukan, saya akan mengupas terlebih dahulu kegiatan
pengabdian yang dilakukan di wilayah garapan saya.

a. Pengajian
Desa pasanggrahan khususnya dusun sukamandi memiliki beberapa
rutinitas pengajian yang beragam. Mulai dari pengajian anank-anak juga
pengajian rutin mingguan ibu-ibu dan bapak-bapak. Maka tak heran jika desa
ini bisa di sebut dengan desa yang agamis. Karna desa ini memiliki dua
pondok pesantren.
Pengajian anak-anak diadakan pada hari senin-sabtu pada sore dan
ba’da maghrib. Pengajian ini telah teikat oleh lembaga pendidikan diniah
yang diberi nama madraah diniah Bani Al-amin. Pengajian ini terdiri dari
empat kelas berbeda dengan sekolah dasar yang terdiri dari enam kelas.
Selanjutnya, pengajian malam terdiri dari beberapa kelompok laki-laki
dan perempuan. Pengajian ini dilaksanakan di majid Al-amin. Antusias anak-
anak sangat luar biasa, Setiap pengajian yang dilaksanakan sangat
bersemangat bahkan sebelum pergi ke masjid mereka terlebih dahulu datang
ke posko kkn untuk memastikan kaka-kaka KKN akan hadir mengajar.
Di masjid Al-amin pengajian ibu-bu dan bapak-bapak dilakukan setiap
hari senin dan jum’at. Pada setiap harinya lingkungan dusun sukamadi tidak
pernah sepi oleh pengajian-pengajian. Karna didusun ini terdapat dua pondok
pesantren. Hanya saja pemuda di dusun ini jarang sekali mengikuti
pengajian, kecuali para pemuda yang tinggal di pondok pesantren tersebut.

b. Pemberdayaan pemuda
Melihat kondisi sosial pemuda dari hasil observasi dan wawancara.
pemuda di desa ini tebilang sedikit. Dikarnakan banyaknya pemuda yang
merantau ke daerah lain untuk bekerja. Para remaja yang adapun kurang
peduli terhadap lingkungan masyarakat. Maka dari itu, penulis melaksanakan
kegiatan bedah film mengenai kepemimpinan.

Untuk mencapai sasaran yang diinginkan maka saya selaku pelaksana


kegiatan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

17
1. Langkah awal yaitu silaturahmi dan sosialisasi adanya mahasiswa
KKN didusun sukamandi kepada para aparatur desa, tokoh agama,
tokoh masyarakat, dan warga desa.
2. Observasi dan wawancara mengenai dusun sukamandi
3. Identifikasi permasalahan didusun sukamandi
4. Sosialisasi kepada pihak pondok pesantren Al-amin dan para pengajar
para pengajar di MDA Bani Al-amin
5. Sosialisasi dan perkenalan kepada anak-anak
6. membuat materi yang akan disampaikan sebelum memulai kegiatan
pengajaran.
7. Setelah mempersiapkan materi, langkah berikutnya yaitu mengadakan
sosialisasi awal dengan cara melalui pendekatan terhadap anak-anak
dan melakukan wawancara terhadap anak-anak tentang bakat apa saja
yang mereka miliki. Selain itu mengajak anak-anak untuk bermain
bersama dan belajar bersama.
8. Memberikan pengajaran mengenai materi-materi yang berkaitan
dengan keIslaman, sholawat, dan pembukaan pidato
9. Anak-anak dibimbing untuk membuat teks pidato masing-masing
10. Setelah melakukan proses diatas tahap selanjutnya anak-anak disuruh
menghafal dan memahi teks yang mereka buat untuk nantinya
dilombakan pada acara PHBI menyambut hari raya idul adha.

B. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat


Dari beberapa upaya yang telah dilakukan melalui kegiatan pengajaran
selama tiga minggu lamanya dihasilkan beberapa pengabdian terhadap
masyarakat khususnya anak-anak di Dusun sukamandi, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Penerapan akhlakul karimah terhadap anak-anak di Desa
pasanggrahan dusun sukamandi
b. Memberikan pemahaman Agama Islam kepada anak-anak
c. Menumbuhkan kesadaran kepada anak-anak tentang slogan
“Kebersihan Sebagian dari Iman”.
d. Melatih dan mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak-anak
yang ada di dusun sukamadi khususnya MDA Al-amin.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Faktor Pendukung
i. Dukungan dari Kepala Desa Cidahu
b) Dukungan dari masyarakat Desa Cidahu

18
c) Dukungan dari ketua Pemuda Desa Cidahu
d) Pimpinan dan staf pengajar pondok pesantren Al-amin yang telah
menerima kami dengan sangat baik dan mempersilahkan kegiatan-
kegiatan yang hendak dilaksanakan.
e) Teman-teman KKN kelompok 151 yang telah membantu sehingga
terlaksananya program ini dengan baik
f) Antusias anak-anak yang mengikuti kegiatan serta orang tua yang
mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan pelatihan ini.

2. Faktor Penghambat

a) Kurang tertibnya anak-anak dalam mengikuti kegiatan seperti halnya


banyak bercanda dan bermain
b) Bentroknya kegiatan belajar-mengajar mahasiswa kkn di madrasah
dengan beberapa kegiatan kkn lainnya sehingga memungkinkan
kurang maksimalnya kegiatan tersebut.
c) Bentroknya kegiatan anak-anak disekolah dan kegiatan belajar-
mengajar di madrasah diniyah
d) Kurangnya antusias remaja dalam mengikuti kegiatan

19
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pelaksanaan KKN dimaksudkan agar mahasiswa belajar membantu
dan mendapingi masyarakat secara profesional sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat, termasuk mengamalkan keilmuan yang telah dipelajari selama
proses pembelajaran di kampus sesuai program studi (PRODI) masing-
masing. Diharapkan, dengan kehadiran mahasiswa ditngah-tengah
masyarakat, problem dan kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan dan
berkelanjutan dapat diselesaikan.
Dari hasil observasi dan wawancara ditemukan beberapa problem yang
terjadi pada dusun sukamandi. Oleh karena itu, penulis melaksanakan
kegiatan bedah film mengenai kepemimpinan yang sesuai dengan ranah
salah satu dari KPI yakni i’lam. Maka dari itu, penulis dan peserta KKN desa
Pasanggrahan mengadakan bedah film mengenai perjuangan pemuda.
Berangkat dari tujuan pelaksanaan KKN dan objek KKN saya
termotivasi untuk mengembangkan potensi anak-anak dusun sukamandi
dengan menerapkan beberapa metode dalam membimbing anak-anak.
Diantaranya adalah demonstrasi, ceramah, dan tanya jawab yang dilakukan
pada saat pengajian siang Madrasah Diniyah dan pengajian ba’da maghrib.
Hasil yang dicapai pada kegiatan ini agar anak-anak dapat lebih
memahami bakat yang mereka miliki dan lebih berani mengembangkan
bakatnya.
B. Rekomendasi
a. Hendaknya sumber daya manusia lebih diperhatikan oleh pemerintah
desa setempat khususnya para remaja dan pemuda seperti melakukan
pelatihan-pelatihan yang bersifat kontinuitas agar mendapatkan
pengetahuan yang luas dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap
masyarakat.
b. Adanya penambahan sumber daya manusia untuk melatih dan
mengajarkan hal-hal yang bermanfaat terhadap anak-anak dusun
sukamandi
c. Semoga dengan berakhirnya kegiataan yang berasal dari peserta
KKN, ada yang meneruskan kegiatan yang sudah kami lakukan
selama proses pelaksanaan KKN.

20
TENTANG PENULIS

Namanya adalah Siti Rida Nurlaila, lahir di Bandung,


11 April 1997, ia adalah anak pertama dari empat
orang bersaudara, ia terlahir dari pasangan dari suheli
dan nurasiah. Rida adalah panggilan akrabnya.

I Ia pertama kali mengenyam pendidikan formal


dibangku Taman kanak-kanak pada tahun 2002 .
kemudian pada tahun 2003-2008 ia bersekolah di SDN
Rahayu 1. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke
MTs. Al-falah sambil mengenyam bangku pesantren dari tahun 2008-2011.
Dan kemudian melanjutkan sekolah lagi ke MA. Al-FALAH pada tahun
2011-2014. Dan pada tahun 2014 ia merupakan mahasiswi jurusan
komunikasi dan penyiaran Islam UIN sunan gunung djati Bandung.
Selain itu, ia juga pernah mengenyam pendidikan non formal. Yakni ia
pernah mengikuti kegiatan sanlat (santri kilat) pondok pesantren
qiroatussab’ah kudang limbang. Kemudian ia juga pernah belajar di pare
(kampung inggris) untuk memperlancar bahasa Inggrisnya.
Selain sebagai seorang mahasiswi ia juga merupakan pembisnis dalam
bidang fashion. Fashion merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang
ia minati. Dari minatnya itu, menjadikan ia terjun kedalam dunia modelling.
Hal ini pula salah satu hal yang mengantarkannya menjadi finalis puteri hjab
mandala dan juga finalis modelling ostello teenage talent.
Dia memiliki cita-cita dalam beberapa tahun mendatang dapat menjadi
seorang yang menginspirasi dalam bidang fashion dunia, menjadi seorang
pengusaha sukses, juga menjadi seoarang qori’ah dan mubalighah.

21
DAFTAR PUSTAKA

Rusman, Model-model Pembelajaran, ( Cet, IV;Jakarta: Grafindo Persada,


2011)
Panduan KKN SISDAMAS

22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 1.1 kegiatan belajar-mengajar di DTA Al-amin

Gambar 1.2 kegiatan perlombaan PHBI

1.3 kegiatan perlombaan pidato

23
Gambar 1.4 latihan sebelum perlombaan pidato

Gambar 1.5 peserta perlombaan pidato

Gambar 1.6 kegiatan bedah film

24
Gambar 1.7 Kegiatan pelatihan khitobah

1.8 kegiatan pelatihan khitobah

1.9 kegiatan pengajian rutin mingguan

25
26

Anda mungkin juga menyukai