Anda di halaman 1dari 2

KATA PENGANTAR

Saudara-saudari yang diberkati dan dicintai oleh Tuhan,berjumpa kembali bersama saya
Sr.M.Michelle FCh dalam renungan charitas. Pada hari ini tanggal 12 Desember 2017 kita akan
merenungkan bacaan injil hari ini dari Matius 18:12-14.

Marilah kita hening sejenak untuk menyiapkan hati serta pikiran kita untuk mendengarkan sabda
Tuhan agar Roh kudus hadir didalam diri kita.

Pembacaan dari injil Matius 18:12-14

Yesus berkata kepada murid-muridnya, “Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai


seratus ekor domba, dan seekor diantaranya sesat, tidaklah ia akan meniggalkan yang 99 ekor
dipegunungan, lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan aku berkata kepadamu: Sungguh, jika ia
berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang
9 pulu 9 ekor tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun
dari anak-anak ini hilang.

Renungan Mat 18:12-14

Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.”

Mencari milik kita yang hilang merupakan sikap alamiah manusia. Ketika kita memperoleh
hal/barang yang hilang itu, maka ada suka cita yang melingkupi kita. Kita akan bersyukur karena
menemukan kembali barang/hal itu, mungkin juga akan membagikan suka cita itu dengan orang
lain. Dalam kisah injil hari ini, Yesus menggambarkan sebuah perumpaan tentang domba yang
hilang. Sang Gembala akan meninggalkan ke-99 dombanya untuk mencari satu yang hilang
tersebut sampai menemukannya dan kemudian bersyukur untuk itu.

Perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus ini, sederhananya adalah sebuah gambaran akan
kasih dan penyertaan Allah dalam hidup manusia; sebuah gambaran akan Cinta Allah yang
sungguh tidak terbatas dalam hidup manusia. Allah, pada dasarnya selalu mengundang manusia
untuk datang kepada-Nya. Undangan ini diberikan kepada semua orang, namun tidak semua
menanggapi undangan Allah ini. Mereka yang sudah menanggapi undangan Allah, sering juga
jatuh dan terpisah dari kelompok yang sudah mendapat label “Kristus”. Mereka kemudian
berjalan sendiri tanpa arah, tanpa tujuan, dan tanpa bimbingan. Allah, karena kasih-Nya
kemudian mencari dan mengajak agar kita kembali lagi menuju kehidupan bersama-Nya.

Penggembalaan sang Gembala menuntut agar kita juga mempersiapkan diri dan mau
memberikan diri pada bimbingan sang Gembala. Tentang hal ini, dalam kitab Yesaya disebutkan
bahwa untuk sampai pada saat itu, kita diminta untuk mempersiapkan diri dengan baik.
Mempersiapkan diri dapat diartikan dengan mengikuti semua ajaran Kristus dan
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Sederhananya menjadi saluran berkat bagi
banyak orang. Untuk menjadi saluran berkat maka kita juga harus memperoleh berkat dari
sumber berkat itu sendiri. Kita tidak bisa memberikan dari apa yang tidak kita miliki. Untuk itu
kita diminta untuk selalu berada dalam relasi yang mesra dengan Allah sumber kasih dan damai.
Menjadi penyalur kasih dalam dunia dewasa ini gampang-gampang susah. Kadang kita tergoda
untuk meninggalkan hidup kristiani dan menjauh dari Allah. Saat kita berada jauh dari jangkauan
Allah , Allah sedang mencari dan mengajak kita untuk kembali. Mungkin saja, melalui orang-
orang di sekitar kita yang mengingatkan kita untuk kembali rajin ke gereja, mengajak ikut misa
lingkungan, ikut kegiatan gereja, ikut pengakuan dosa dan masih banyak lagi contoh sederhana
di mana Tuhan sedang mencari dan mengajak kita untuk kembali kepada-Nya. Kita hanya
diminta untuk memiliki hati yang mau kembali dan berubah karena sebesar apapun dosa yang
kita miliki, Allah sang sumber kasih dan pengampun akan mengampuni dosa-dosa kita.

Mari menguatkan hati kita sebagai orang Kristiani yang berkualitas dan berusaha untuk selalu
berada dalam kawanan Allah; berusaha untuk membuka hati saat sudah melangkah jauh dari
jangkauan Allah dan mensyukuri semua anugerah Allah dalam hidup kita. Amin

Anda mungkin juga menyukai