RTBL Sekip-Bulaksumur-Boulevard PDF
RTBL Sekip-Bulaksumur-Boulevard PDF
RTBL Sekip-Bulaksumur-Boulevard PDF
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga RTBL klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard dapat tercetak dengan baik.
RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi
pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,
rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/kawasan.
Tim Penyusun
Laporan Akhir ii
RTBL Klaster Sosio Humaniora
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Daftar Isi
Daftar Isi
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
Bab I Pendahuluan
Laporan Akhir ii
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Daftar Isi
4.1.2. Peraturan Kementrian Umum tentang RTBL ………............................... IV-2
4.2. Rencana Induk Pengembangan Kampus tentang RTBL ………………………. IV-7
4.3. Analisis Keterkaitan Acuan dengan Kondisi Eksisting Klaster Sekip-
Bulaksumur-Boulevard ……………………………………………………….. IV-11
4.3.1. Analisis Peruntukkan Lahan ……………………………………………. IV-11
4.3.2. Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan …………………………………. IV-12
4.3.3. Analisis Tata Bangunan ………………………………………………… IV-16
4.3.4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung ………………………………… IV-17
4.3.5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau …………………………………. IV-17
4.3.6. Analisis Tata Kualitas Lingkungan …………………………………….. IV-18
Daftar Gambar
Gambar 1.1. Pembagian Klaster dan Zona dalam Masterplan UGM (1984) …….... I-4
Gambar 1.2. Rencana Pembagian Klaster pada Masterplan UGM yang Baru …….. I-5
Gambar 3.1. Skema Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan ……………………... III-2
Gambar 3.2. Rencana Tata Lansekap Landmark, Pedestrian Plaza ………………... III-3
Gambar 3.3. Eksisting Klaster SBB ……………………………………………….. III-5
Gambar 3.4 Klaster SBB …………………………………………………………... III-7
Gambar 3.5 Sumbu Imajiner RTBL Klaster SBB ….…………………………..…... III-10
Gambar 5.1. Pengelompokkan Zona Klaster ………………………………………. V-5
Gambar 5.2. Tata Bangunan ……………………………………………………….. V-7
Gambar 5.3. Jalur Sirkulasi…………………………………………………………. V-10
Gambar 5.4. Tata Vegetasi Klaster ………………………………………………… V-11
Laporan Akhir iv
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Daftar Tabel
Daftar Tabel
Laporan Akhir v
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan Bab I
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sebagai sebuah kampus perguruan tinggi yang memiliki jumlah fakultas terbanyak di
seluruh Indonesia, kampus Universitas Gadjah Mada secara fisik telah mengalami
perkembangan yang relatif pesat, yang tidak terlepas dari perkembangan kegiatan
akademiknya, yang ditengarai dengan berkembangnya jurusan dan program studi.
Termasuk pula dalam hal ini adalah jumlah mahasiswanya yang hingga saat ini
mencapai sekitar 49.000 orang. Perkembangan fisik yang sedemikian pesat juga terkait
dengan perkembangan kota dan wilayah perkotaan Yogyakarta, di mana kampus
Universitas Gadjah Mada tidak lagi berkedudukan sebagai kawasan yang berada di
pinggiran kota sebagaimana masih dirasakan sekitar dua dekade yang lalu. Akan tetapi
kampus Universitas Gadjah Mada sudah merupakan kawasan yang bersifat urban,
dengan segala konsekuensi dan kompleksitas kegiatan dan lingkungan secara fisik.
Dari beberapa fakultas di wilayah kampus Universitas Gadjah Mada tersebut terbentuk
kelompok atau yang sering disebut sebagai Klaster. Dalam perkembangannya, klaster-
klaster tersebut telah menunjukkan adanya peningkatan kegiatan yang sangat
menyolok. Hal ini tentu saja dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana
dan prasarana penunjang kegiatan tersebut. Secara fisik, penambahan fasilitas terutama
yang berupa lahan, bangunan, dan lansekap tentunya memerlukan penataan yang
terencana dengan baik.
Melihat fakta tersebut maka sangat dibutuhkan sebuah evaluasi masterplan secara
berkala untuk mengetahui arah pengembangan fisik Universitas Gadjah Mada agar
perkembangan fisik yang terjadi memiliki arah yang jelas dan memiliki konsep yang
baik untuk jangka waktu yang panjang.
bagi universitas, baik yang mencakup tata guna lahan, integrasi yang serasi
antara bangunan dengan ruang terbuka, peralatan dan jaringan pelayanan yang
memadai, serta sistem transportasi dan sarana pejalan kaki yang aman dan
aksesibel.
Fungsi Rencana Induk Kampus (sesuai dengan Rencana Induk Kampus, yaitu
tertuang pada Bab XVII Pasal 102) :
1. Sebagai acuan bagi pelaksanaan tanggungjawab Pimpinan Universitas
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan fisik yang efisien,
fungsional dan nyaman, dalam rangka melaksanakan misi dan mencapai
tujuan universitas, yang antara lain mencakup tata guna lahan, integrasi
yang serasi antara bangunan dengan ruang terbuka, peralatan dan jaringan
pelayanan yang memadai, serta sistem transportasi dan sarana pejalan kaki
yang aman dan aksesibel
2. Disusun dalam suatu instrumen yang bersifat imperatif, dengan tujuan
untuk menciptakan tatanan masyarakat universitas dan lingkungan kampus
yang tertib
3. Ditinjau kembali setiap jangka waktu 10 (sepuluh) tahun untuk memenuhi
kebutuhan penyesuaian terhadap perkembangan yang terjadi, dan
penyusunannya berdasarkan atas hasil kajian ilmiah terbaik pada saat itu
Tetapi didalam Rencana Induk Pengembangan Kampus tersebut, bahasan
mengenai wawasan lingkungan atau pengembangan yang tanggap terhadap
aspek ekologi belum termuat secara langsung. Padahal kedua aspek tersebut
relatif penting bagi pengembangan UGM karena pengembangan kampus turut
memberikan kontribusi dan dampak cukup besar terhadap kawasan di
sekitarnya, baik secara fisik maupun sosial ekonomi. Keberadaan dan
perkembangan kampus UGM tersebut pada kurun waktu tertentu telah
memberikan pengaruh terhadap tata ruang kawasan, baik secara internal pada
lingkungan kampus maupun secara eksternal yaitu terkait dengan lingkungan
sekitarnya.
Sehingga dibutuhkan pula perencanaan yang baik dengan mempertimbangkan
tata letak bangunan dan lingkungan, pengaturan jalur-jalur sirkulasi, perbaikan
Sistem klaster di Universitas Gadjah Mada telah dimulai sejak 1984. Di tahun
tersebut, fakultas-fakultas di UGM terbagi menjadi empat bidang ilmu, yaitu :
Gambar 1.1. Pembagian Klaster dan Zona dalam Masterplan UGM (1984)
Gambar 1.2. Rencana Pembagian Klaster pada Masterplan UGM yang baru
Dalam rencana tata klaster UGM yang baru nantinya, sistem klaster terbagi
menjadi klaster akademik dan klaster non-akademik.
Klaster akademik terdiri dari :
Klaster Kesehatan
Klaster Teknik
Klaster Sosio-Humaniora
Klaster Sains
Klaster Agro
Klaster Vokasi
Klaster Pasca Sarjana
Sedangkan klaster non-akademik terdiri dari :
Klaster Komersil
Klaster Boulevard dan Riset Plaza
Klaster Perumahan
Klaster MICE
Klaster Administrasi
Klaster Rumah Sakit
Sistem klaster yang baru ini adalah salah satu upaya untuk menjawab
permasalahan kebutuhan luasan ruang yang terus meningkat seiring
meningkatnya populasi mahasiwa di UGM serta progresif Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang dipenuhi.
Dengan adanya sistem klaster UGM yang baru, maka diperlukan pembaharuan
terhadap Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
tata lingkungan menuntut pengkajian tidak hanya terhadap karakter dan perilaku
spesies itu sendiri namun juga berkaitan dengan tata hubungan antar spesies, bahkan
antara spesies dengan lingkungan abiotiknya. Hal inilah yang membuat studi-studi
ekologi menjadi komplek.
Untuk menghadapi kompleksitas ini, kemudian para intelektual mulai
mengembangkan suatu metode pendekatan yang disebut pendekatan sistem (system
approach). Sistem sendiri adalah kumpulan elemen-elemen yang memiliki satu
hubungan atau lebih dalam rangka membentuk satu entitas komponen yang
berinteraksi secara aktif. Dalam konsep sistem, bagian-bagian itu memiliki peran
yang signifikan, tetapi interaksi mutual antara bagian itu merupakan aspek yang
lebih penting untuk kelangsungan sistem itu sendiri.
Keseimbangan adalah penentu keberlanjutan suatu ekosistem. Makna keseimbangan
itu sendiri yang secara sederhana kita mengerti sebagai suatu kondisi kestabilan
yang terjadi pada tata hubungan antara unsur-unsur yang berlawanan bukanlah
dalam pengertian yang statis. Keseimbangan ekosistem adalah keseimbangan dalam
kerangka proses yang dinamis dan memiliki kontinuitas.
Metode perencanaan dalam rangka menyusun Penyusunan Master Plan Zona
Klaster Sosio-Humaniora, Universitas Gadjah Mada ini mengikuti suatu konsepsi
kerangka pikir berdasarkan hasil temuan analisis dan konsep dasar perencanaan
kawasan yang mencakup : kebijakan spasial, pengembangan penduduk, sumber
daya alam dan lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya sehingga didapat rumusan-
rumusan :
Kebijakan dan arah pengembangan
Tata guna lahan
Pertumbuhan kawasan
Pengembangan kegiatan
Sistem transportasi
Penataan bangunan
Kelembagaan dan program pembangunan
BAB II
PROFIL DAN KONDISI EKSISITING
1. Kemahasiswaan
Penyaluran hobi, minat dan bakat mahasiswa diwadahi dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM). Di Universitas Gadjah Mada tercatat 51 UKM, yang 47 di
antaranya aktif, yakni 23 Unit Olahraga, 11 Unit Kesenian, 5 Unit Kerohanian, 6 Unit
Khusus dan 2 Unit Penalaran. Daftar UKM adalah:
- Unit kegiatan olah raga: :Renang, Selam, Karate Inkai, Kempo, Karate Kala
Hitam, Pencak Silat Merpati Putih, Pencak Silat Periasi Diri, Pencak Silat Pro
Patria, Pencak Silat Setia Hati Teratai, Tae Kwon Do, Judo, Hockey, Sepak Bola,
Soft Ball, Bola Voli, Bola Basket, Atletik, Berkuda, Bridge, Bulu tangkis, Catur,
Tenis Lapangan, dan Tenis Meja.
- Unit kegiatan kesenian: Kesenian Gaya Yogyakarta (SWAGAYUGAMA),
Kesenian Gaya Surakarta, Tari Bali, Tari Kreasi Baru, Fotografi, Gama Band,
Marching Band, Keroncong, Paduan Suara Mahasiswa, Teater, dan Seni Rupa.
- Unit kerohanian: Unit Kerohanian Islam (Jama'ah Shalahuddin), Unit Kerohanian
Katholik, Unit Kerohanian Kristen, Unit Kerohanian Hindu, dan Unit Kerohanian
Budha.
Laporan Akhir II‐1
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada
Profil dan Eksisting Bab II
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard
2. PPTIK
Unit Penunjang Universitas PPTIK ini terletak di Jalan Pancasila Bulaksumur yang
dulu dikenal sebagai Boulevard Universitas Gadjah Mada. Unit ini diresmikan
penggunaannya pada tanggal 18 Februari 1978 dengan nama Pusat Komputer
Universitas Gadjah Mada. Unit ini bertanggung jawab langsung kepada Rektor.
UPU PPTIK mempunyai tugas menyediakan fasilitas dan layanan dibidang teknologi
informasi dan komunikasi bagi mahasiswa, dosen, karyawan dan seluruh unit kerja
dilingkungan UGM.
3. UC UGM
University Club (UC UGM) adalah hotel & convention. Berbagai tamu dari dalam
maupun luar negri ingin merasakan atmosfer pendidikan di lingkungan Universitas
Gadjah Mada. Dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, kami mencoba memberikan
kepuasan dan pengalaman yang tidak terlupakan selama berada di Yogyakarta sebagai
Kota Pendidikan. Beberapa fasilitas yang disediakan oleh UC adalah Ruang Rapat,
Hall Room berkapasitas 400 orang, Restaurant, Wireless High-speed Internet Access
(Hotspot Area)
4. GAMAnet
Universitas Gadjah Mada sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia
memiliki kampus yang terpadu namun terpisahkan oleh jarak yang cukup jauh antara
fakultas satu dengan yang lain, maka keberadaan jaringan akan sangat dibutuhkan.
Profil dan Eksisting Bab II
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard
5. Perumahan
Dalam laporan yang disampaikan oleh Presiden Universitit Prof. Dr. M. Sardjito
dalam Rapat Senat Terbuka Universitit Gadjah Mada di Sitihinggil, 19 September
1953 tersebut, dipaparkan tentang pembangunan tiga rumah guru yang sudah didiami
dan proses pembangunan 12 rumah guru dari luar negeri, yang merupakan realisasi
dari usaha bersama antara UGM, Djawatan Gedung-gedung dengan Yayasan Guna
Dharma.
Rumah-rumah di Komplek Bulaksumur dan Sekip dibangun dalam berbagai bentuk,
tampilan dan ukuran.
Laporan Akhir II‐3
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada
Profil dan Eksisting Bab II
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard
Seluruh rumah dosen yang terdapat di Komplek Bulaksumur dan Sekip ini diatur
dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan No. 056a/M/1979, dan disebut sebagai
Rumah Dinas Golongan II pada Universitas Gadjah Mada. Dalam surat keputusan
tersebut, yang saat ini tersimpan di Kantor Arsip UGM, sedikitnya disebutkan tentang
keberadaan 187 unit rumah, berikut tahun pembuatannya, yaitu mulai tahun 1951
sampai tahun 1976.
Di antara para dosen yang mendiami rumah di Komplek Bulaksumur dan Sekip juga
terdapat konvensi tidak tertulis, yang lahir sekitar tahun 1960-an. Bunyinya, rumah
dinas tersebut tidak bisa dibeli maupun diperjual-belikan, dan bisa didiami sampai
isteri atau suami dari dosen yang bersangkutan meninggal dunia.
Saat ini peruntukkan rumah dinas diatur dalam kebijakan pimpinan universitas.
Semasa Prof. Dr. Ichlasul Amal MA menjabat sebagai Rektor misalnya, rumah yang
telah kosong tidak lagi diperuntukkan bagi rumah dosen, tetapi diubah fungsinya
menjadi kantor, misalnya kantor pusat studi. Demikian pula saat Prof. Dr. Sofian
Effendi, MPIA menjabat sebagai Rektor, beberapa rumah yang telah kosong
difungsikan sebagai rumah dinas pejabat struktural universitas dan fakultas.
6. Pusat Studi
Universitas memiliki fasilitas berupa Pusat studi yang berkegiatan dalam penelitian
yang terbagi dalam bidangnya masing-masing.
- PS Sumberdaya Lahan,
- Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan ,
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan berdiri pada April, 1973 sebagai pusat
studi pertama yang berada di UGM. Pusat Studi ini bergerak pada penelitian
tentang pertumbuhan populasi penduduk, kelahiran, kematian, pertumbuhan dan
hal yang berkaitan dengan kependudukan
- PS Pedesaan dan Kawasan,
- PS Transportasi dan Logistik,
- PS Keamanan dan Perdamaian,
Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada (UGM),
muncul dalam konteks konfigurasi politik dunia yang berubah, khususnya pasca
“Perang Dingin”. Situasi dan tantangan baru tersebut menuntut pengembangan
Profil dan Eksisting Bab II
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard
konsep dan ideide baru tentang perdamaian dan keamanan. PSKP UGM didirikan
pada tanggal 1 Oktober 1996 untuk mempertajam konsep dan pemikiran mengenai
keamanan dan perdamaian, dengan tujuan memperluas dan memperdalam
pemahaman masyarakat tentang isu-isu keamanan dan perdamaian dalam lingkup
nasional dan
regional. PSKP mendasarkan aktivitasnya pada bidang riset aksi (action
research). Dengan demikian sebagai pusat studi, PSKP memiliki komitmen yang
kuat terhadap aksi-aksi advokasi, fasilitasi, pelatihan, serta pendampingan sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat di dalam transformasi pembangunan.
Sebagai lembaga riset, PSKP UGM mencoba untuk menpromosikan nilai-nilai
dan konsep-konsep perdamaian melalui pendidikan secara formal dan nonformal.
Secara non-formal PSKP UGM mempromosikannya melalui institusi-institusi
yang telah ada
- PS Bencana,
- PS Pariwisata ,
PUSPAR UGM merupakan salah satu bagian dari Lembaga Penelitian Universitas
Gadjah Mada, yang merupakan universitas tertua dan terbesar di Indonesia.
Lembaga ini berdiri pada tanggal 23 Juli 1994 dengan Surat Keputusan Rektor
UGM No. UGM/92/4576/UM/01/37. USPAR merupakan lembaga non profit yang
bergerak dalam bidang penelitian dan pengembangan pariwisata dunia umumnya
dan kepariwisataan Indonesia khususnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, sebagai salah satu pusat penelitian di
lingkungan UNIVERSITAS GADJAH MADA, PUSPAR menjalin kerjasama erat
dengan pusat-pusat penelitian yang lain seperti Pusat Penelitian Pedesaan dan
Kawasan, Pusat Studi wanita, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan berbagai
Pusat Penelitian yang lain.
Laporan Akhir II‐5
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada
Profil dan Eksisting Bab II
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard
- PS Korea,
- PS Pangan dan Gizi,
- PS Farmakologi Klinik & Kebijakan Obat,
- PS Sosial Asia Tenggara,
- PS Lingkungan Hidup,
Menyelenggarakan dan memfasilitasi kajian kritis dan holistik mengenai
lingkungan hidup, mendiseminasikan dan mengaplikasikan hasil kajian tersebut,
dalam kerangka Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat, dengan mengutamakan dharma penelitian.
- PS Pancasila,
usat Studi Pancasila (PSP-UGM) dibentuk sebagai tempat berkarya para pakar
dalam mengembangkan Pancasila melalui pendekatan multidisipliner untuk
memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Disamping memusatkan perhatian pada penelitian, PSP-UGM juga
bergerak dalam kegiatan lain seperti pelatihan, advokasi, diskusi, seminar dan
publikasi.
- PS Wanita,
PSW UGM merupakan bagian dari masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam
pembangunan yang berkelanjutan dan dan menyiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas. PSW UGM berupaya untuk menegakkan hak-hak perempuan
dan laki-laki atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama, dan penghargaan
yang sama di masyarakat dalam proses pembangunan, akses yang sama terhadap
pelayanan serta memiliki status sosial dan ekonomi yang simbang (Kesetaraan dan
keadilan Gender). Sumber daya manusia laki-laki dan perempuan meresap dalam
empat fungsi utama manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi sehingga dilaksanakan Pengarusutamaan Gender (PUG) atau Gender
Mainstreaming.
Laporan Akhir II‐7
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada
Profil dan Eksisting Bab II
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boluevard
- PS Asia Pasifik ,
Menjadi pusat studi yang berkelas internasional berkaitan dengan Asia dan Pasifik
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya secara multi, lintas atau
interdisiplin sehingga dapat mendukung mewujudkan visi universitas sebagai
universitas riset yang bertaraf internasional, unggul, terkemuka, berorientasi pada
kepentingan bangsa dan berdasarkan Pancasila.
- PS Perdagangan Dunia
Usulan kegiatan ini didasarkan pada keperluan untuk memperluas dan melengkapi
kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh PSPD UGM dalam skema WTO Chairs
Programme 2010-2013.
- PS Jepang,
- PS Agroekologi,
- PS Energi
Pusat Studi Energi ( PSE ) UGM adalah lembaga penelitian yang bergerak di
bidang rekayasa dan implementasi teknologi di bidang energi , khususnya energi
terbarukan, seperti solar cell( photovoltaic) , mikrohidro, kincir angin, daan lain-
lain. Selain itu
PSE juga melakukan berbagai pelatihan/ kursus yang berkaitan dengan
manajemen energi, AMDAL, RUKD, audit energi, dll.
Guna meningkatkan kemampuan aplikatif di bidang instrumentasi dan energi ,
PSE juga melaksnakan kegiatan pelatihan Mikrokontroller Tingkat Dasar,
Mikrokontroller Tingkat Lanjut Untuk Akuisisi data, Komputer Interfacing Untuk
Kontrol dan Akuisisi data. Untuk bidang energi terbarukan PSE melaksanakan
pelatihan antara lain Workshop Perencanaan, Instalasi, dan Perawatan Pembangkit
Listrik tenaga Surya, pembangkit Listrik tenaga angin, Pembangkit Listrik
Mikrohidro dan lain-lain.
Laporan Akhir II‐9
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada
Profil
P dan Eksisting Bab II
Kla
aster Sekip-Bulak
ksumur-Bolueva ard
Profil
P dan Eksisting Bab II
Kla
aster Sekip-Bulak
ksumur-Bolueva ard
Laporan Akhhir II‐11
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard
BAB III
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan didasarkan pada studi dan ketentuan serta
kebijakan terkait yang ada yaitu RIPK UGM 2005-2015 yang berisi tentang ketentuan
pembangunan gedung baru yang tidak dibangun di atas ruang terbuka hijau, tetapi di atas
bangunan lama yang berupa bangunan gedung berlantai 1 (satu) dan atau 2 (dua).
Sehingga efisiensi lahan diharapkan akan tercapai di antaranya melalui rancangan
bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai. Dalam ketentuan tersebut, untuk
mengefektifkan sirkulasi antar bangunan direkomendasikan adanya penghubung antar
bangunan berupa koridor atau jejalur. Di dalam melakukan evaluasi, juga didasarkan
pada pedoman rencana tata bangunan yang tertuang pada PERATURAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM NOMOR 06/PRT/M/2007 PEDOMAN RTBL tentang KDB
(Koefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Lantai Bangunan), dan KDH (Koefisien
Daerah Hijau).
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Klaster SBB juga terkait dengan rencana tata
lansekap Universitas Gadjah Mada yang menerapkan kebijakan open system dan closed
system. Open system (OS) ditujukan sebagai tempat parkir atau tempat kegiatan lain
yang dinaungi oleh pohon-pohon tinggi, besar dan beragam. Closed system (CS)
ditujukan sebagai daerah resapan air dan penyejukan udara dan dalam jangka panjang
seharusnya dapat menggantikan fungsi air conditioner di tiap blok zonasi sub-klaster.
Wilayah studi adalah Klaster SBB yang termasuk dalam kawasan UGM Yogyakarta;
yang berkonsep Educopolis yaitu kampus dengan kondisi lingkungan yang kondusif
untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan sinergi interdisiplin dan
tanggap terhadap isu ekologis. Untuk itu, UGM telah melakukan penanaman pohon-
pohon penghijauan yang sesuai dengan konsep kampus educopolis.
Pada dasarnya konsep Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) UGM telah
memiliki strategi pengembangan yang cukup baik namun perlu disusun kembali
kerangka acuan RTBL meruntut pada kebutuhan masing-masing klaster secara spesifik
khususnya pada kasus studi Klaster SBB sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut:
1. Peletakan entrance dan besaran, terutama karena entrance Klaster SBB merupakan
main entrance UGM
2. Peletakan tata unit dan orientasi bangunan
3. Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik untuk pejalan kaki dan kendaraan.
Laporan Akhir III-2
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard
4. Jarak pencapaian dari halte bus menuju ke main entrance harus dekat.
5. Aksesibilitas dan besaran lahan parkir yang mencukupi dalam konteks berkelanjutan
6. Ruang terbuka/shared placed menjadi optimal terintegrasi dengan fungsi-fungsi
bangunan disekitarnya.
7. Efektifitas lahan dan ruang yang ditingkatkan dengan rencana pembangunan gedung
minimal 5 lantai
Evaluasi sumber daya lahan dan kesesuaian pemanfaatan diusahakan sedemikian rupa
sehingga beberapa area-area pada Klaster SBB yang pada mulanya kurang terpelihara
dapat dikembangkan sebagai area fungsional. Dalam evaluasi sumberdaya lahan pada
klaster ini nantinya sangat ditekankan pada pengelompokan fungsi-fungsi bangunan ke
dalam susunan zona atau sub-klaster, yaitu Zona Temu Ilmiah dan Kebudayaan
(MICE), Zona Layanan Masyarakat (Komersial), Zona Riset Plasa, Zona Hunian
Perumahan dan Asrama, serta Zona Arboretum. Upaya pemanfaatan lahan-lahan atau
bangunan-bangunan yang tidak terpakai dikembangkan menjadi fasilitas-fasilitas
pendidikan berdasarkan perkembangan program pendidikan yang telah disesuaikan
untuk beberapa masa yang akan datang.
Dari kondisi yang akan dipetakan dibawah ini, dapat menjadi materi usulan tentang
beberapa bangunan yang akan diganti (demolition), yang merupakan bangunan
berlantai 1 dan 2, dijadikan bangunan berlantai tiga ke atas dengan dasar kebijakan
RIPK yang berlaku saat ini.
bangunan karena antara bangunan satu dan yang di sebelahnya umumnya tidak
berkaitan fungsi dan memiliki pengguna yang berbeda-beda pula.
Saat ini, kondisi system transportasi dalam klaster telah mengakomodasi kebutuhan
ruang sirkulasi kendaraan dengan cukup baik, terutama untuk civitas akademika UGM.
Namun tidak demikian untuk sirkulasi pejalan kaki. Tidak adanya trotoar atau pergola
khusus mengurangi kenyamanan bagi pejalan kaki. Vegetasi pun kurang memberikan
kenyamanan karena hanya memberi keteduhan di bagian-bagian tertentu saja.
Terkait dengan masalah tata hijau dan lansekap yang merupakan bagian dari
penataan sumber daya alam ini adalah kualitas lingkungan kampus, khususnya yang
berhubungan dengan terdapatnya sejumlah bahan polutan di dalam udara di kampus.
Pengukuran yang dilakukan pada dua kurun waktu (1993 dan 1999/2000)
Laporan Akhir III-6
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Evaluasi Efektifitas Pemanfaatan Lahan Bab III
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard
Bangunan yang potensial saat ini di lingkungan Klaster SBB adalah bangunan
MICE, yang terdiri dari Graha Sbha Pramana, Purna Budaya, University Club,
Kagama, dsb. Bangunan tersebut secara fungsional akan memberikan kehidupan
bagi kegiatan ilmiah dan kebudayaan dalam kawasan kampus. Potensi lain dari
aspek bangunan kampus adalah kemampuan menciptakan bentuk bangunan dengan
dasar estetika dan lingkungan kampus UGM sehingga salah satu bangunan kampus
akan menjadi landmark bagi bangunan kampus sekitarnya.
Dalam usaha menciptakan guidelines yang selaras dengan kota Yogyakarta, pada
pengembangan RTBL Klaster SBB nantinya UGM juga mengambil konsep sumbu
imajiner dalam sirkulasinya.
Klaster SBB tidak terlepas dengan university governance di UGM yang berstatus
sebagai PT BHMN, atau lebih dikenal dengan otonomi pengelolaan kampus.
Otonomi universitas yang dikaitkan dengan kebijaksanaan pembiayaan sendiri
memungkinkan peningkatan kesejahteraan staf, yang diantaranya ditujukan untuk
peningkatan kreatifitas tenaga akademik, sehingga kualitas proses pembelajaran
dapat ditingkatkan.
Isu lain tentang university governance adalah penegakan hukum yang masih lemah
untuk beberapa peraturan, serta birokrasi dan prosedur yang tidak jelas sehingga
menghambat beberapa kegiatan. Organisasi yang besar cenderung menurunkan
efisiensi dan produktifitas.
UC 2 4787.4 2 9574.8
UC 3 4459.9 2 8919.8
Purna Budaya 5857.8 1 5857.8
Total 18055 33202.1
Sumber : Daftar Barang Milik Negara Unit Kerja UGM Kawasan Bulaksumur (DPPA) dan
Olah Data Tim Blokplan
Dalam klaster SBB eksisting, sudah terdapat University Club (UC UGM) dan Wisma
Kagama yang memfasilitasi berbagai kegiatan MICE dalam lingkungan kampus
UGM. Bersama Grha Sabha Pramana, ketiga fasilitas ini sudah dimanfaatkan dalam
rangkaian kegiatan exhibition, expo, ataupun pernikahan.
Sesuai dengan peraturan RIPK 2005-2015, bangunan yang perlu diganti adalah
bangunan 1 dan 2 lantai. Dalam zona ini, bangunan UC seluruhnya dipertahankan
karena termasuk bangunan baru dan satu kesatuan. Dan untuk Purna Budaya, bagian
yang dilestarikan adalah Pendopo Purna Budaya karena termasuk dalam bangunan
heritage, sedangkan untuk bagian yang lain diganti.
Maksud dari Zona Komersial disini adalah zona yang berisikan fasilitas-fasilitas yang
memberikan pelayanan pada masyarakat pada umumnya dan pada civitas akademika
UGM pada khususnya. Selain melayani masyarakat, zona ini juga sebagai pendukung
Zona MICE. Antara lain dengan fasilitas bank, fasilitas kesehatan atau klinik, restoran
atau food court, serta koperasi.
Klaster SBB kini telah memiliki berbagai fasilitas, baik yang berada dibawah
pengelolaan dan pengawasan UGM maupun pihak luar yang bekerjasama dengan
UGM. Fasilitas tersebut antara lain terdapat dalam tabel di bawah ini.
UGM memiliki visi untuk menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri,
bermartabat, dan dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan
kemakmuran bangsa. Kegiatan-kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat, yang didukung dengan fasilitas yang berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi, sistem manajemen modern, dan sumberdaya manusia
yang berkualitas tinggi difokuskan untuk mencapai visi tersebut.
B12
BLOK
Kantor Pusat Studi Asia Pasifik 205.25 1 205.25
B13
BLOK
SKKK 663.4 1 663.4
B19
BLOK
Kantor Managemen Parkir 157 1 157
B20
BLOK
Kantor Majalah Balairung 113.5 1 113.5
B21
Kantor Pusat Studi Perdagangan
BLOK C7 116 1 116
Dunia
BLOK C9 Pusat Studi Pariwisata (JTTC) 116 1 116
BLOK
Kantor Pusat Studi Bencana Alam 116 1 116
C16
BLOK
Pusat Studi Agro Ekologi 116 1 116
D13
BLOK
Kantor Pusat Studi Pancasila 133.88 1 133.88
D22
BLOK E9 Kantor PUSTRAL 138 1 138
BLOK
Kantor Magister Hukum 236.8 1 236.8
E12
BLOK Kantor Pusat Studi Farmakologi dan
205.25 1 205.25
F12 Kebijakan Obat
BLOK
Kantor Internasional Student Housing 116 1 116
F13
Pos MENWA 338.1 1 338.1
BLOK J3 Kantor Pusat Studi Pariwisata 420.37 1 420.37
Kantor Koperasi Keluarga Gadjah
BLOK J7 420.37 1 420.37
Mada
BLOK Kantor Pusat Studi Energi 300 1 300
K1a
BLOK K5 Kantor PPS. Wanita 306.05 1 306.05
Unit Pencegahan Penyalahgunaan
BLOK K7 288.8 1 288.8
Narkoba
BLOK K8 Kantor PSPMPT 288.8 1 288.8
Kantor Pusat Studi Keamanan dan
BLOK K9 367.8 1 367.8
Perdamaian
BLOK M3 Pusat Studi Transportasi dan Logistik 300.3 1 300.3
BLOK M5 Kantor Darma Wanita 300.3 1 300.3
Kantor Pusat Pengembangan
BLOK N2 182 1 182
Kebijakan Industrialisasi
DAA 1043.25 1 1043.25
PPTIK 1126 2 2252
GELANGGANG MAHASISWA 10119.28 1 10119.28
Pusat Studi Kependudukan dan
791.6 2 1583.2
kebijakan UGM
Total 19814.9 21732.5
Sumber : Daftar Barang Milik Negara Unit Kerja UGM Kawasan Bulaksumur (DPPA) dan
Olah Data Tim Blokplan
Universitas menyediakan fasilitas hunian bagi para pengajar dan mahasiswanya, serta
bagi para peserta pelatihan, latihan ataupun tamu yang memiliki kepentingan di dalam
UGM. Antara lain adalah hunian perumahan Sekip dan Bulaksumur, Bulaksumur
Residence, Cemaralima Residence, Darmaputera Residence, serta Ratnaningsih
Residence. Keempat residence tersebut tersebar dalam penjuru kota Yogyakarta,
sedangkan hunian perumahan Sekip dan Bulaksumur berada dalam kawasan kampus
UGM, tepatnya di Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard.
Berdasarkan data DPPA UGM, jumlah hunian dalam Blok Sekip dan Bulaksumur
berjumlah total 281 bangunan, termasuk di dalamnya adalah flat heritage serta
bangunan yang kini dialihfungsikan menjadi Pusat Studi, kantor, penginapan GMUM,
bangunan komersial, ataupun bangunan kosong.
Gambar 3.5. Zona Hunian Perumahan Sekip dan Bulaksumur Eksisting UGM
Tabel 3.5. Luas Bangunan Eksisting Zona Hunian Perumahan dan Asrama
Nama Bangunan Luas Lt Dasar Juml Lantai Luas Total Lantai
Blok A 2200.3 1 2200.3
Blok B 1740.19 1 1740.19
Blok C 2943.56 1 2943.56
Blok D 3162.05 1 3162.05
Blok E 1933.9 1 1933.9
Blok F 488.25 1 488.25
BAB IV
PENDEKATAN PERENCANAAN
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard
Pada bab IV ini didasarkan pada Permen No.06 Tahun 2007 RTBL yang menjadi acuan
dalam membuat rancangan RTBL Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard yang baru.
a. Tata Bangunan
Arahan penataan bangunan meliputi beberapa prinsip sebagai berikut.
Bangunan baru tidak dibangun di atas ruang terbuka hijau, tetapi di atas
bangunan lama yang masih berupa bangunan satu lantai atau dua lantai
Bangunan baru menerapkan efisiensi lahan, diantaranya melalui rancangan
bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai
Bangunan berciri arsitektur tropis dengan ciri khas diantaranya melalui bentuk
atap limasan, penggunaan batu candi atau batu alam warna gelap
Bangunan menggunakan warna-warna alam
Bangunan menggunakan konfigurasi fasad formal dan artikulasi fasad yang
kuat
Terdapat penghubung antar bangunan berupa koridor atau jejalur
Optimalisasi penggunaan bangunan dengan menambah jumlah jam
penggunaan
c. Utilitas
Agar kampus terasa sejuk, damai, tenang, nyaman untuk belajar, maka disana-sini
perlu dibuat kolam-kolam dan saluran yang selalu berisi air dengan ikan-ikan di
dalamnya. Tentu saja rangkaian yang sangat mendukung adalah taman, dan untuk
menyiram tanaman di musim kemarau, cukup di ambilkan dari kolam atau saluran
di sebelahnya.
(compatible) dan terintegrasi. Selain itu pola distribusi jenis peruntukan yang
mendorong terciptanya interaksi aktivitas. Sesuai dengan konsep Educopolis yang
dicanangkan pada setiap rancangan pengembangan Kampus UGM, yaitu “suatu
lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan
kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi mencapai visi
universitas”.
Selain itu penetapan peruntukan lahan yang tanggap terhadap topografi dan
kepentingan kelestarian lingkungan di dalam Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard
dengan meminimalkan penyebaran area terbangun dan perkerasan serta beradaptasi
dengan tatanan kontur yang ada.
b. KLB
Peraturan tinggi bangunan memberikan kebijakan tentang tinggi bangunan
maksimal (dihitung dari lantai dasar/ tanah atau ground floor sampai dengan
puncak atap bangunan) dalam suatu kawasan atau lingkungan agar terwujud tata
bangunan yang sesuai dengan rencana. Pengaturan ketinggian bangunan juga akan
terkait dengan aspek jumlah lantai bangunan melalui Koefisien Lantai Bangunan
(KLB).
Adapun klasifikasi ketinggian bangunan adalah :
Bangunan sangat rendah dengan tinggi maksimum 12m
Bangunan rendah dengan tinggi maksimum 20m
Bangunan sedang dengan tinggi maksimum 28m
Bangunan tinggi dengan tinggi lebih dari 28m
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan perbandingan antara luas lantai
bangunan dengan luas persil dimana bangunan berada. Pengaturan KLB
merupakan upaya efisiensi pemanfaatan lahan yang karena faktor ekonomi tanah
(mahalnya harga tanah dan keterbatasan lahan di kawasan strategis). Hal ini untuk
mengakomodasi kegiatan komersial sehingga bangunan yang berada di lahan yang
memiliki nilai ekonomi tinggi akan memiliki luas tanah lebih besar daripada luas
dasar bangunannya.
Selain pertimbangan harga tanah, KLB juga mempertimbangkan faktor
lingkungan yang berkaitan dengan peraturan tinggi bangunan karena wilayah
perencanaan relatig dekat dengan bandara Adisucipto yang memiliki peraturan
aga bangunan yang berada dalam radius 4 km dari bandara harus memiliki tinggi
bangunan di bawah 40 meter.
Secara umum tinggi bangunan di Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard berkisar
dari lantai 1 sampai lantai 3 atau ketinggian bangunan sampai dengan 12 meter,
sehingga tinggi bangunan dikategorikan bangunan dengan ketinggian sedang.
Karena tiap-tiap blok pada klaster ini memiliki tingkat perkembangan yang cukup
signifikan, maka untuk jangka waktu 10 tahun yang akan datang dimungkinkan
arahan pengembangan bangunan ke arah vertikal. Efisiensi penggunaan tanah
diakomodasi dengan pengaturan ketinggian bangunan yaitu Koefisien Lantai
Laporan Akhir IV-14
RTBL Klaster SBB
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendekatan Perencanaan Bab IV
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard
Bangunan dan pelestarian lahan terbuka. Misalnya, untuk pusat kegiatan riset,
komersial diberikan ketinggian bangunan sampai 6 lantai untuk jangka waktu 10
tahun mendatang (tahun 2020).
Kondisi bangunan yang ada di Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard rata-rata
berlantai 3. Beberapa bangunan masih memiliki ketinggian 1 dan 2 lantai yakni
Gedung Wisma Kagama, gedung Gelanggang Mahasiswa, Purna Budaya, PPTIK,
dan DAA. Bangunan dengan ketinggian 1 dan 2 lantai tersebut diganti dengan
bangunan baru vertikal dengan ketinggian minimal 5 lantai, untuk melestarikan
adanya ruang terbuka hijau.
c. KDH
Pada klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard memiliki eksisting untuk daerah hijau
belum sebanding dengan banyaknya bangunan yang ada didalamnya. Dapat
dikatakan bahwa pada Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard masih jarang
perutukkan lahan untuk ruang terbuka hijau.
Area Kuster Sekip-Bulaksumur-Boulevard merupakan area yang dilalui cukup
banyak kendaraan sehingga sangat diperlukan merancang ruang terbuka hijau
untuk menyeimbangkan kondisi udara dilingkungan Klaster Sekip-Bulaksumur-
Boulevard agar mampu tercipta lingkungan belajar yang kondusif.
Untuk selanjutnya Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard perlu diarahkan untuk
memiliki KDH yang ideal yakni sebanding dengan lahan terbangun pada klaster
Sekip-Bulaksumur-Boulevard yakni dengan menambah kantong-kantong terbuka
hijau di beberapa titik.
d. KTB
Kondisi sekarang bangunan pada Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard belum
terdapat fasilitas basement, namun untuk kedepannya bangunan baru dengan
ketinggian 6 lantai dirancang memiliki basement untuk dapat menampung parkir
sepeda motor baik untuk mahasiswa maupun karyawan Klaster Sekip-
Bulaksumur-Boulevard, hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
keamanan dan kenyamanan di lingkungan klaster tersebut.
Sirkulasi bagi pejalan kaki maupun kendaraan bermotor masih belum jelas, karena
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard belum memiliki pedestrian secara keseluruhan.
maksimal, cahaya matahari tidak akan mengenai secara langsung serta meredam
kebisingan yang timbul dari kendaraan umum yang lewat di Jalan Kaliurang maupun
jalan utama yang melewati klaster ini.
Pohon merupakan salah satu komponen tata hijau, pada eksisting Klaster Sekip-
Bulaksumur-Boulevard pohon peneduh terhitung cukup banyak, keseluruhan pohon
tersebut dipertahankan dan selanjutnya akan ditambah dngan pohon peneduh yang
baru di tempat yang masih sedikit pohon peneduh.
Keberadaan ruang terbuka hijau yang maksimal juga dapat memberikan sumbangan
untuk UGM menjadi kawasan yang lebih sustainable.
membentuk lingkungan berskala manusia. Pengaturan ini dapat terdiri atas wajah
penampang jalan dan bangunan yang bersinergis satu sama lain, pengadaan street
furniture dan pedestrian yang jelas (sistem grid dan dilengkapi dengan tata hijau yang
meneduhi), serta pengadaan signage yang memperjelas sistem informasi
perletakkan/posisi pada Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Klaster Sekip-Bulaksumur-Boulevard
ZONA TEMU ILMIAH &
1 KEBUDAYAAN (MICE) 18055 33202.1 7581.6 33708.96 58086 0.36 1.07
2ZONA RISET PLASA 19814.9 21732.5 4354.56 23950.08 19388 0.30 1.31
ZONA HUNIAN PERUMAHAN 33432.34 33432.34 6531.84 32659.2 41810 0.16 0.94
3 DAN ASRAMA
ZONA LAYANAN 4104.7 4104.7 7483.06 32504.91 27870 0.41 1.37
4 MASYARAKAT
TOTAL 75406.94 92471.64 25951.06 122823.15 147154 0.30 1.12
Tabel di atas menunjukkan perbandingan luas total lantai eksiting dengan luas total
lantai blokplan baru. Dari tabel, dapat dilihat bahwa masing-masing fungsi kegiatan
memiliki kapasitas baru yang akan dibutuhkan pada beberapa tahun mendatang
.
5.4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
Sirkulasi dalam klaster SBB terbagi menjadi beberapa macam yaitu jalur sirkulasi
utama (yang dilalui kendaraan bermotor), jalur pedestrian atau pejalan kaki, dan
jalur sepeda.
Jalur sirkulasi utama kendaraan di klaster SBB tedapat dua titik yaitu jalur yang
melewati Boulevard yaitu jalan sepanjang Boulevard dan jalur yang melewati
daerah Sekip yaitu jalan Kaliurang.
Pada daerah Boulevard terdapat gate atau pintu masuk dan keluar dari dan menuju
ke kompleks Bulaksumur-Boulevard. Pintu masuk tersebut juga berfungsi untuk
membatasi kendaraan yang masuk ke dalam kompleks Bulaksumur-Boulevard,
sehingga aktivitas akademisi maupun administratif yang terdapat di dalam klaster
ini tidak terlalu terganggu.
Jalur untuk pedestrian terbagi menjadi dua yaitu pedestrian utama dan pedestrian
kecil. Pedestrian utama yaitu pedestrian besar yang terdapat di daerah riset plaza
menuju ke zona MICE. Sedangkan jalur pedestrian kecil terdapat di jalur-jalur
arboretrum dan di setiap zona.
Untuk jalur sepeda direncanakan ada pada tiap zona. Jalur tersebut dibatasi dengan
garis kuning seperti yang sudah ada sekarang. Dengan penambahan jalur sepeda ini,
juga perlu adanya penertiban terhadap kendaraan-kendaraan umum. Hal tersebut
dimaksudkan agar pengguna sepeda memiliki rasa aman dan nyaman untuk
berkendara di sekitar UGM terutama di klaster SBB ini.
5.5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Ruang terbuka direncanakan ada pada setiap zona atau blok bangunan. Ruang
terbuka ini berasal dari 25% luas lantai dasar eksisting, sehingga bangunan yang
baru direncanakan pada 75% luas lantai dasar eksisting. Hal tersebut dilakukan
untuk menambah kapasitas ruang terbuka hijau di lingkungan Sekip-Bulaksumur-
Boulevard.