Anda di halaman 1dari 21

TERAPI KOGNITIF

PELATIHAN APLIKASI PELAYANAN


KEPERAWATAN JIWA TERINTEGRASI:
(HOSPITAL AND COMMUNITY BASE)
Batu, 4-7 Mei 2013
DEFINISI
• Terapi kognitif merupakan salah satu jenis
psikoterapi yang menekankan dan meningkatkan
kemampuan berfikir yang diinginkan (positif) dan
merubah pikiran-pikiran yang negatif (Boyd &
Nihart, 1998).
• Menurut Granfa (2007), terapi Kognitif adalah
suatu proses-proses mengidentifikasi atau
mengenali pemikiran-pemikiran yang negatif dan
merusak yang dapat mendorong ke arah
rendahnya harga diri dan depresi yang menetap
FOKUS TERAPI
• Modifikasi distorsi kognitif dan perilaku
maladaptif akibat pikiran negatif.
SEJARAH
• Terapi kognitif dikembangkan oleh Aaron Beck
• Melalui terapi ini individu diajarkan/ dilatih
untuk mengontrol distorsi pikiran/gagasan/ide
dengan benar - benar mempertimbangkan
faktor dalam berkembangnya dan
menetapnya gangguan mood (Townsend,
2005).
TUJUAN TERAPI KOGNITIF
• mengubah pikiran otomatis negatif menjadi
positif,
• mengetahui penyebab perasaan negatif yang
dirasakan,
• membantu mengendalikan diri dan
pencegahan serta pertumbuhan pribadi (Burn,
1980).
• membantu pasien mengembangkan pola pikir
yang rasional ( Copel 2007).
TUJUAN......
• mengenali hubngan antara pikiran, perasaan dan
perilaku
• mengidentifikasi dan memperbaiki persepsi-
persepsi pasien yang bias yang terdapat dalam
pikirannya (Frisch & Frisch, 2006).
• mengenal pikiran-pikiran negatif/otomatisnya,
• mengatasi kelainan bentuk pikiran (distorsi
kognitif) dengan cara menggantikannya dengan
pikiran-pikiran yang lebih realistik(Beck, 1987).
INDIKASI TERAPI KOGNITIF
• pasien depresi, substance abuse, cemas dan panik
(Beck et al, 1993 dalam Boyd & Nihart, 1998).
• ansietas,
• berduka disfungsional,
• keputusasaan,
• ketidakberdayaan,
• isolasi sosial,
• koping individu tidak efektif, dan
• resiko bunuh diri (Copel, 2007).
PRINSIP TERAPI KOGNITIF
1. Terapi kognitif dilakukan berdasarkan proses pembentukan
kembali pola pikir pasien yang terganggu.
2. terapis harus mengidentifikasi terlebih dahulu adanya
kelainan bentuk pikir (distorsi kognitif) pada pasien.
3. Terapi kognitif membutuhkan hubungan terapeutik perawat
– pasien. Hubungan saling percaya antara perawat dan
pasien harus sudah terbina sebelum terapi ini dilakukan
Prinsip......
4. Terapi kognitif menekankan pada tehnik
kolaborasi dan partisipasi aktif pasiennya.
5. Terapi kognitif merupakan terapi yang
berorientasi pada tujuan penyelesaian
masalah pasien.
6. Terapi kognitif menekankan kondisi realita
yang ada pada pasien.
Prinsip......
7. Terapi
kognitif merupakan suatu pendekatan
terapi yang bersifat edukatif untuk
mengajarkan pasien menolong dirinya sendiri
dan mencegah kondisi berulang.
8. Terapi kognitif merupakan suatu bentuk terapi
yang terprogram waktu dengan baik (Time
Limited Program).
Prinsip.......
9. Terapi kognitif bertujuan mengajarkan pasien
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan
berespon terhadap kelainan bentuk pikiran
dan kepercayaannya
10. Terapi kognitif menggunakan berbagai
bentuk atau tehnik untuk merubah cara
berfikir, perasaan dan perilaku pasien
DISTORSI KOGNITIF

Kelainan bentuk pikiran seseorang akibat


logika yang tidak rasional yang muncul secara
otomatis.
Bentuk Distorsi Kognitif
NO BENTUK DISTORSI BATASAN

Pemikiran ‘segalanya Anda melihat segala sesuatu hitam atau


1 atau tidak sama
putih. Jika prestasi anda kurang dari
sempurna, maka anda memandang diri anda
sekali’ sebagai seorang yang gagal total.

Anda memandang suatu peristiwa yang negatif


Overgeneralisasi
2 sebagai sebuah pola kekalahan tanpa akhir.

Filter mental Anda menemukan sebuah hal kecil yang


3 negatif dan terus memikirkannya sehingga
pandangan anda tentang realita menjadi
gelap, seperti tetesan tinta yang
mengeruhkan seluruh air dalam gelas.
BENTUK DISTORSI
NO BENTUK BATASAN
4 Mendiskualifikasik Anda menolak pengalaman-pengalaman
an yang positif yang positif dengan bersikeras bahwa
semua itu ‘bukan apa-apa’

5 Loncatan kesimpulan- Anda membuat suatu penafsiran negatif, walaupun


kesimpulan tidak ada fakta yang jelas mendukung kesimpulan
anda;
a. Membaca Pikiran
Anda menyimpulkan bahwa seseorang sedang
bereaksi negatif terhadap anda, tanpa
mengeceknya.
a. Kesalahan Peramal
Anda mengharapkan sesuatu akan berubah
menjadi sangat buruk dan anda merasa yakin
bahwa ramalan tersebut sudah merupakan suatu
fakta yang pasti.
BENTUK DISTORSI....
NO BENTUK BATASAN
6. Pembesaran Anda melebih-lebihkan atau mengecilkan sesuatu (sifat
(‘pembecanaan’) anda yang baik, cacat orang lain)
atau Pengecilan
7. Penalaran Anda menganggap bahwa emosi-emosi anda yang
emosional negatif mencerminkan bagaimana sebenarnya suatu
realita : ” Saya merasa begitu, maka pastilah begitu.”

8. Pernyataan Anda mencoba menggerakkan diri sendiri dengan


‘harus’ ‘harus’ serta ‘seharusnya tidak’ , seolah-olah anda harus
dicambuk dan dihukum sebelum dapat diharapkan
melakukan apapun
Perkataan ‘mestinya’ merupakan penyerang diri anda
sendiri, konsekuensi emosionalnya adalah rasa bersalah.
BENTUK DISTORSI
NO BENTUK DISTORSI BATASAN
9. Memberi cap Suatu bentuk ekstrim dari overgeneralisasi
dan salah Yang anda lakukan bukannya menguraikan kesalahan
memberi cap anda, tetapi malah memberikan cap yang negatif pada diri
sendiri ”I’m a looser” atau pada orang lain ”She/He is so
stupid”
Salah memberikan cap, berarti menggambarkan suatu
peristiwa dengan bahasa yang sangat dipenuhi oleh emosi.

10. Personalisasi Anda memandang diri anda sebagai penyebab


dari suatu peristiwa eksternal yang negatif, yang
dalam kenyataan sebenarnya bukanlah anda
yang pertama-tama harus bertanggung jawab
terhadap hal tersebut.
PERAN PERAWAT
• Membekali diri dengan pengetahuan dan
ketrampilan yang cukup untuk mengenali
pikiran negatif pasien
• Mengidentifikasi bentuk pikiran dan perilaku
negatif pasien
• Melakukan rujukan ke Perawat spesialis
LATIHAN 1: SESI 1
– Terapis mengidentifikasi masalah yang dihadapi
pasien
– Diskusikan sumber masalah, perasaan pasien serta hal
yang menjadi penyebab timbulnya masalah.
– Diskusikan pikiran-pikiran otomatis yang negatif
tentang dirinya. Dan catat
– Bantu pasien untuk memilih satu pikiran otomatis
negatif yang paling mengganggu pasien dan ingin
diselesaikan saat ini.
– Diskusikan cara melawan pikiran otomatis negatif
dengan memberi tanggapan positif (rasional) berupa
aspek-aspek positif yang dimiliki pasien dan minta
pasien mencatatnya dalam lembar tanggapan
rasional/ cara aku melawan
– Latih pasien untuk menggunakan aspek-aspek positif
pasien untuk melawan pikiran-pikiran otomatis yang
negatif dengan cara:
– Minta pasien untuk mengingat dan mengatakan pikiran otomatis
negatif.
– Minta pasien untuk mengatakan aspek positif dalam (tentang)
dirinya untuk melawan pikiran otomatis negatif tersebut.
– Lakukan kedua hal tersebut diatas minimal 3 kali
– Evaluasi perasaan pasien setelah melakukan latihan ini
– Tanyakan tindakan pasien yang direncanakan untuk
mengatasi pikiran otomatis negatif tersebut
– Motivasi pasien berlatih untuk pikiran otomatis yang
lain
– Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien
LATIHAN SESI 2
• Evaluasi sesi 1
• Diskusikan dengan pasien untuk memilih satu pikiran otomatis
negatif kedua yang ingin diselesaikan dalam pertemuan kedua
ini
• Diskusikan cara melawan pikiran otomatis negatif kedua
dengan cara yang sama seperti dalam melawan pikiran
otomatis negatif yang pertama yaitu dengan memberi
tanggapan positif (aspek-aspek positif yang dimiliki pasien) dan
minta pasien mencatatnya dalam lembar tanggapan rasional.
• Latih kembali pasien untuk menggunakan aspek-aspek positif
pasien dalam melawan pikiran otomatis negatif keduanya
dengan cara yang sama seperti sesi pertama.
• Tanyakan tindakan pasien yang direncanakan untuk mengatasi
pikiran otomatis negatif keduanya tersebut.
• Motivasi pasien berlatih untuk pikiran otomatis yang lain
• Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien.
QUESTION.....?

Anda mungkin juga menyukai