Anda di halaman 1dari 5

KLASIFIKASI AIR TANAH BERDASARKAN

NILAI KESADAHANNYA (SAWYER &


McCARTY, TODD 1980)

ARTIKEL PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI

Oleh :

EKO JOHAN T. ALLO


111.080.249
PLUG 3

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK DAN HIDROGEOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ”

YOGYAKARTA

2010
Keasadahan perairan adalah suatu penggambaran kemampuan perairan
dalam mengendapkan sabun-sabun yang disebabkan adanya kation-kation (Ca, Mg,
Fe, Mn, Sn, dan H) dan ion-ion polivalen lainnya. Oleh karena perairan tawar
didominasi Ca dan Mg maka kesadahan biasanya digunakan sebagai petunjuk
kandungan garam-garam dari kedua kation tersebut ( Yunus, 1975).

Klasifikasi Perairan Berdasarkan Nilai Kesadahan menurut Sawyer dan


McCarty di dalam Nuitja dan Syafei (1997).

Kesadahan (mg/liter CaCO3) Klasifikasi Perairan

<50 Lunak (soft)

50-150 Menengah (moderately hard)

150-300 Sadah

>300 Sangat sadah (very hard)

Kesadahan perairan berasal dari kontak air dengan tanah dan bebatuan. Air
hujan sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk melarutkan ion-ion penyusun
kesadahan yang banyak terikat di dalam tanah dan batuan kapur, meskipun memiliki
kadar karbondioksida yang relatif tinggi. Larutnya ion-ion yang dapat meningkatkan
nilai kesadahan tersebut lebih banyak disebabkan oleh aktivitas bakteri di dalam
tanah yang banyak mengeluarkan karbondioksida (Effendi, 2003).
Perairan dengan nilai kesadahan tinggi pada umumnya merupakan perairan yang
berada di wilayah yang memilki lapisan tanah pucuk (top soil) tebal dan batuan
kapur. Perairan lunak berada pada wilayah dengan lapisan tanah atas tipis dan batuan
kapur relatif sedikit atau bahkan tidak ada (Effendi, 2003).
Kesadahan diklasifikasikan berdasarkan dua cara, yaitu berdasarkan ion
logam (metal) dan berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam.
Berdasarkan ion logam, kesadahan dibedakan menjadi kesadahan kalsium dan
kesadahan magnesium. Berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam,
kesadahan di bedakan menjadi kesadahan karbonat dan kesadahan non-karbonat

Menurut Kordi (1997), kesadahan adalah banyaknya garam-garam mineral


yang larut yang kationnya bervalensi dua, dimana kation tersebut pada umumnya
terdiri dari Ca dan Mg dengan anion CO-2 dan HCO3- dinyatakan dengan Mg/L
CaCO3. Kordi (1997) menjelaskan kembali bahwa kalsium (Ca) di perairan berada
dalam bentuk karbonat dan bikarbonat yaitu merupakan senyawa yang umumnya
terdapat, bahkan sering melimpah dalam suatu perairan. Garam-garam karbonat dan
bikarbonat tersebut merupakan komponen penyangga essensial di perairan yang
mengganggu kadar pH dan CO2. Dengan demikian maka Ca yang terkandung
didalam perairan sebagai petunjuk kesuburan perairan. Sedangkan Magnesium (Mg)
biasanya terdapat dalam larutan sebagai karbonat dan sifat-sifatnya menyerupai
bikarbonat. Satu perbedaan terdapat antara keduanya yaitu MgCO2 sehingga jika
CO2 diambil dari bikarbonat (misal dengan fotosintesis), maka MgCO3 tidak mudah
mengendap. Jika perairan yang kadar kalsiumnya rendah, maka untuk meningkatkan
kadar Ca dan Mg perlu dilakukan pengapuran.

Konsentrasi total dari ion logam yang bervalensi dua terutama Ca dan Mg
yang dinyatakan dalam mg/l setara CaCO3 menunjukkan tingkat kesadahan air. Total
alkalinitas dan kesadahan air umumnya sama besarnya. Namun pada beberapa
perairan, total alkalinitas mungkin lebih besar dari kesadahan atau sebaliknya.
Tingkat total kesadahan dan total alkalinitas air yang diperlukan untuk budidaya ikan
umumnya terletak pada deret 20 - 300 mg/l. Bila total alkalinitas dan total kesadahan
terlalu rendah dapat ditingkatkan melalui penambahan kapur. Bila total kesadahan
dan total alkalinitas lebih tinggi dari yang diperlukan maka belum ada cara yang
praktis untuk usaha menurunkannya (Cholik.et.al, 1986).
Menurut Templeton (1984) air hujan yang melalui udara mengabsorbsi
karbondioksida dan jumlahnya bisa meningkat jika melalui tanah terutama pada
daerah berkapur untuk kemudian akan bersifat asam saat terbentuk asam karbonat
dan siap bercampur dengan kalsium yang terkandung dalam tanah atau bebatuan.
Kesadahan air pada prinsipnya merupakan kadar kandungan kalsium bikarbonat
(CaCO3) yang terlarut dalam air. Kandungan kurang dari 20 mg/l merupakan tingkat
yang masih rendah sedangkan tingkat yang paling tinggi adalah jika kandungannya
melebihi 300 mg/l dimana kesadahan ini dapat menyebabkan toksisitas melalui ion-
ion logam tertentu bagi ikan.

Menurut Templeton (1984), kesadahan pada dasarnya menggambarkan


kandungan Ca, Mg dan ion-ion logam polivalen lainnya seperti Al, Fe, Mn,Sr, Zn,
dan H yang terlarut dalam air. Kation-kation tersebut terutama akan berkaitan dengan
anion bikarbonat, karbohidrat dan bila ada dengan sulfat. Tetapi karena hanya Ca dan
Mg yang biasa terdapat dalam peairan alami dalam jumlah yang ralatif besar,
sedangkan ion-ion logam lainnya ada dalam jumlah yang sedikit (dapat diabaikan).
Maka biasanya kesadahan dapat dianggap hanya menggambarkan kandungan
kalsium dan magnesium yang terlarut dalam air. Dalam keadaan seperti ini nilai
kesadahan total akan lebih kecil atau sama dengan alkalinitas total. Akan tetapi
apabila kesadahan total lebih besar daripada alkalinitas total, maka konsentrasi
logam-logam lainnya,disamping Ca dan Mg juga ada dalam jumlah yang cukup
besar. Kelebihan kesadahan tersebut menunjukkan kesadahan non karbonat.

Kesadahan permanen adalah kesadahan yang disebabkan oleh garam-garam


Ca dan Mg-non karbonat (CaCl2 dan MgCl3) dan garam–garam dari asam-asam
anorganik CaSO4. Kesadahan total meliputi kesadahan permanen dan kesadahan
sementara untuk satuan kesadahan dinyatakan dalam ppm atau Mg/l CaCO3
(Templeton, 1984).
SUMBER

http://bimatimur.blogspot.com/2009_07_01_archive.html

http://sidikfajar60.blogspot.com/2010/03/penilaian-formasi.html

http://www.kaskus.us/showpost.php?p=122848230&postcount=3304

Anda mungkin juga menyukai