Antibiotik Golongan Makrolida
Antibiotik Golongan Makrolida
A. Tentang Makrolida
Secara umum, antibiotika golongan makrolida memiliki ciri-ciri struktur kimia seperti
berikut :
Berikut ini struktur kimia dari beberapa contoh antibiotic golongan makrolida:
1. Eritromycin
a. aglikon eritronolid
b. gula amino desosamin dan gula netral kladinosa
c. Membentuk garam pada gugus dimetilamino ( 3’ ) dengan asam, contoh: garam
stearat bersifat sukar larut dalam air dengan rasa yang sedikit pahit.
d. Membentuk ester pada gugus hidroksi ( 2’ ) yang tetap aktif secara biologis dan
aktivitasnya tidak tergantung pada proses hidrolisis.contoh: ester-ester
etilsuksinat, estolat, dan propinoat.yang tidak berasa.
Struktur umum dari ertromycin ditunjukkan diatas cincin makrolida dan gula-gula
desosamin dan kladinose. Obat ini sulit larut dalam air (0,1%) namun dapat langsung
larut pada zat-zat pelarut organik. Larutan ini cukup satabil pada suhu 4 oC, namun
dapat kehilangan aktivitas dengan cepat pada suhu 20 oC dan pada suhu asam.
Ertromycin biasanya tersedia dalam bentuk berbagai ester dan garam.
2. Oleandomycin Fosfat
Aglikon oleandolida
Gula amino desosamin
Gula netral L-oleandrosa
C. MEKANISME KERJA
Antibiotik macrolida terikat di lokasi P-dari subunit 50S ribosom. Hal ini
menyebabkan selama proses transkripsi, lokasi P ditempati oleh makrolida. Ketika t-
RNA terpasang dengan rantai peptida dan mencoba untuk pindah ke lokasi P, t-RNA
tersebut tidak dapat menuju ke lokasi P karena adanya makrolida, sehingga akhirnya
dibuang dan tidak dipakai. Hal ini dapat mencegah transfer peptidil tRNA dari situs A
ke situs-P dan memblok sintesis protein dengan menghambat translokasi dari rantai
peptida yang baru terbentuk. Makrolida juga memnyebabkan pemisahan sebelum waktunya
dari tRNA peptidal di situs A.
Mekanisme kerja makrolida, selain terikat di lokasi P dari RNA ribosom 50S,
juga memblokir aksi dari enzim peptidil transferase. Enzim ini bertanggung jawab untuk
pembentukan ikatan peptida antara asam amino yang terletak di lokasi Adan P dalam
ribosom dengan cara menambahkan peptidil melekat pada tRNA ke asam amino
berikutnya. Dengan memblokir enzim ini, makrolida mampu menghambat biosintesis
protein dan dengan demikian membunuh bakteri.
D. FARMAKOKINETIKA
1. Eritromycin
Ertromycin basa dihancurkan oleh asam lambung dan harus diberikan dengan
salut enteric. Stearat dan ester cukup tahan pada keadaan asam dan diabsorbsi lebih
baik. Garam lauryl dan ester propionil ertromycin merupakan preprata oral yang paling
baik diabsorbsi. Dosis oral sebesar 2 g/hari menghasilkan konsentrasi basa ertromycin
serum dan konsentrasi ester sekitar 2 mg/mL. Akan tetapi, yang aktif secara
mikrobiologis adalah basanya, sementara konsentrasinya cenderung sama tanpa
memperhitungkan formulasi.
Waktu paruh serum adalah 1,5 jam dalam kondisi normal dan 5 jam pada pasien
dengan anuria. Penyesuaian untuk gagal ginjal tidak diperlukan. Ertromycin tidak dapat
dibersihkan melalui dialysis. Jumlah besar dari dosis yang diberikan diekskresikan dalam
empedu dan hilang dalam fases, hanya 5% yang diekskresikan dalam urine. Obat yang
telah diabsorbsi didistribusikan secara luas, kecuali dalam otak dan cairan serebrospinal.
Ertromycin diangkut oleh leukosit polimorfonukleus dan makrofag. Oabt ini melintasi
sawar plasenta dan mencapai janin.
2. Claritromycin
3. Azitromycin
Azitromycin berbeda dengan eritromycin dan juga claritromycin, terutama dalam sifat
farmakokinetika. Satu dosi Azitromycin 500 mg dapat menghasilkan konsentrasi serum
yang lebih rendah, yaitu sekitar 0,4 µg/mL. Akan tetapi Azitromycin dapat melakukan
penetrasi ke sebagian besar jaringan dapat melebihi konsentrasi serum sepuluh hingga
seratus kali lipat. Obat dirilis perlahan dalam jaringan-jaringan (waktu paruh jaringan
adalah 2-4 hari) untuk menghasilkan waktu paruh eliminasi mendekati 3 hari. Sifat-sifat
yang unik ini memungkinkan pemberian dosis sekali sehari dan pemendekan durasi
pengobatan dalam banyak kasus.
Azitromycin diabsorbsi dengan cepat dan ditoleransi dengan baik secara oral.
Obat ini harus diberikan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Antasida
aluminium dan magnesium tidak mengubah bioavaibilitas, namun memperlama absorbsi
dan dengan 15 atom (bukan 14 atom), maka Azitromycin tidak menghentikan aktivitas
enzim-enzim sitokrom P450, dan oleh karena itu tidak mempunyai interaksi obat
seperti yang ditimbulkan oleh eritromycin dan claritmycin.
E. EFEK SAMPING
DAFTAR PUSTAKA
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-farmakologi-antibiotik.html,diakses
pada 12 Oktober 2011, pada 21.15 WIB.