Anda di halaman 1dari 13

1

FENIL PROPANOID

Fenilpropanoid mewakili kelompok besar produk alamiah yang diturunkan


dari asam aminofenilalanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus, di tengah jalur
biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat dari
namanhya, kebanhyakan senyawa yang terkandung dalam strurkturnya adalah cincin
fenil yang terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan
fenlipropaoid di alam merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil
dalam cincin aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik.
Berbgai macam kategori fenilpropaoid memasukkan asam hidroksisinamat
sebgai asam p-kumarat dan asam kafeat, fenilpropen yang muncul dari diehidrasi
sinnamil alcohol yang dihasilkan oleh reduksi asama sinamat, kumarin, yang
merupakan lakton yang diturunkan dari asam o-hidroksisinamat, dan kromon yang
merupakan isomer dari kumarin. Beberapa senyawa dianggap sebgai penyingkatan
fenilpropanoid baik tanpa rantai samping seperti katekol atau dengan cincin samping
dengan satu atom karbon seperti asam gallat, asam benzoalt, sacicin, metal salisilat,
dan vanillin, atau dua atom karbon seperti 2-feniletanol. Dalam beberapa kasus
rantai sisi dari dua fenil propanoid saling berinteraksi membentuk turunan
bisfenilpropanoid yang disebut lignan atau neolignan. Dengan flavonoid satu cincin
aromatis dan rantai smping C3 nya mempunyai asal usul fenilpropanoid dari p-
kumarol KoA yang dirutunkan dari fenilalanin, dan cincin aromtis lain dalam
molekul adalah sebagai hasil dari kondnesasi dengan tiga molekul malonil KoA
melalui biosintesis poliketida. Fenilpropanoid juga bertindak sebagai unit
pembangun dalam pembentukan polimer dengan berat molekul besar dalam
tumbuhan. Dua jenis utama fenilpropanoid adalah lignin dan tannin. Lignin
dipisahkan dalam lapisan sekunder dinding sel dalam hubungan dengan matrik
selulosa dimana kelompok hidroksil fenolik lignin diikat hydrogen atau secara
kovalen terhubung dengan hemiselulosa. Lignin memberikan sumbangan pada
penguatan dinding sel, dan kemampuan untuk mensintesisnya diperkirakan
mempunyai factor penentu dalam evolusi adaptasi tumbuhan pada habitat terestial
2

karena hanya dengan dinding sel yang terlignifikasi dapat dimungkinkan untuk
membentuk cabang yang keras pada tanaman berkayu dan pepohonan.
Tanin tumbuhan adalah suatu macam kelompook dari senyawa fenolik yang
berhubungan secara primer dalam kemampuan mereka untuk berhubungna secara
kompleks dengan protein. Mereka biasanya dibagi ke dalam dua kelompok, tannin
terkondensasi, biasanya disebut sebagai proantosianidin dan tannin yang dapat
dihidrolisis.

BIOSINTESIS FENILPROPANOID
Perintis senyawa fenilpropanoid awal adalah asam sinamat dan asam p-
hidroksinamat, yang juga dikenal dengan nama asam p-kumarat. Dalam tumbuhan,
senyawa ini dibuat dari asam aromatis amino fenilalanin dan tirosin, secara
bergantian, dan tersintesis melalui jalur asam sikimat. Dalam bioseintesisnya, dua
metabolit glukosa, erithrosa 4-phosphate dan fosfoenolpiruvat, bereaksi
menghasilkan gula t-karbon keto terfosforilasi, DAHP. Senyawa ini bergabung pada
asam-asam 3-dehidroquinat, yang kemudian berubah menjadi asam sikimat. Asam
sikimat melalui serangkaian reaksi terfosforilasi, menghasilkan asam korismat yang
merupakan titik percabangan yang penting dalam biosintesis. Satu cabang
menghasilkan asam anthranilat dan kemudian menjadi triptofan. Sedangkan cabang
yang lain menimbulkan asam prefenat, senyawa non aromatis terakhir dalam
rangkaian tersebut. Asam prevenat dapat diaromatisasi dengan dua cara. Pertama
diproses dengan dehidrasi dan dekarboksilasi simultan sehingga menghasilkan asam
fenilpiruvat, yang bisa menghasilkan fenilalanin. Yang kedua muncul dengan
dehidrogenasi dan dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroskifenilpiruvat, asal
mula tirosin.
Asam sinamat, asal mula fenilpropanoid, dibentuk dengan deaminasi
enzimatis langsung fenilalanin, dan asam p-kumarat dapat dibiosintesis dalam cara
yang serupa dari tirosin atau hidroksilasi asam sinamat pada posisi para, asam p-
kumarat, juga dikenal sebagai asam p-hidroksisinamant, adalah pusat perantara
dalam biosintesis beberapa fenilpropanoid, termasuk senyawa yang lebih sederhana
seperti asam hidroksisinamat dan alcohol, dan fenilfpopena, contohnya anethol dan
3

eugenol sebagaimana senyawa kimiawi komplek seperti flavonoid, lignan,


neolignan, danlignin. Flavonoid dihasilkan dari p-kumaril KoA dan tiga molekul
malonil CoA. Lignana dan neolignan dibentuk melalui dimerisasi oksidasi unit
koniferil alcohol. Kedua unit ini digabung melalui berbagai macam hubungan
kovalen yang mungkin dari atom karbon dan oksigen yang ada di dalam rantai
samping C3. Reaksi pengganti memuat substitusi cincin aromatis dan produksi
senyawa polisiklik. Lignin adalah polimer dari rangkaian oksidasi fenolik dari jenis
unit hidroksinamol alcohol yang berbeda,yang paling penting menjadi alcohol p-
kumarol, alcohol koniferil, dan alcohol sinapil yang muncul pada biosintesis dari
asam hidroksisinamat melalui esterKoA dan aldehid.
4

FENILPROPANOID SEDERHANA
Fenilpropanoid sederhana diketegorikan berdasarkan berat molekul dan
modifikasi structural yang sedikit dari perantara biosintesis fenilpropanoid. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah fenilpropen yang tidak stabil, senyaw yang dapat
larut dalam lipid biasanya ikut terisolasi dengan terpen dari minyak tidak stabil;
secara berturutan, mereka memberi bau dan rasa pada tanaman. Anethol, eugenol,
dan myristicin adalah suatu senyawa ini. Fenilpropen dibentuk dari alkohol
hidroksisinamoil, contohnya adalah alcohol koniferil adalah asal dari perantara
eugenol dan metileugenol dengan metileugenol berturut-turut berperan sebagai
pembentuk miristin.
Batasan Fenilpropanoid yang sederhana biasanya suatu fenil dan asam,
jarang berupa aldehid dan alcohol, yang muncul dari oksidasi beta rantai samping
C3 baik p-sinamoilKoA atau p-kumaroil CoA dengan dekarboksilasi oksidatif
lanjutan. Senyawa dengan kelompok fenolik hidroksil tambahan dalam posisi meta
tidak dibentuk dengna hidroksilasi perantara dari hasil ini tetapi dengan jalan yang
bercabang dari jalan utama sikimat pada asam 3-dehidrosikimat. Penyingkatan
fenilpropanoid termasuk di dalamnya adalah asam benzoat, capsaicin, asam gallat,
metil salisilat, salisin dan vanillin.
Asam p-hidroksisinamat seperti asam p-kumarat dan asam kafeat dan
turunannya yang termetilasi asam ferulat dan asam sinapat terdistribusi dalam
tumbuhan secara luas dan ada di alam bebas dan dalam jumlah besar bentuk
teresterifikasi yang berbeda. Asam hidroksisinamat (dan esterna) dapat berada
dalam bentuk Z dan E, tetapi biasanya secara alami muncul dalam bentuk E yang
mengalami isomerisasi selama isolasi untuk menghasilkan campuran yang
setimbang bagi kedua isomer tersebut.
Kumarin adalah lakton yang diturunkan dari asam p-hidroksisinamat yan
mengalami ortohidroksilasi dan kemudian peraptan cincin antara kelompok orto
hidroksil dan kelompok karboksilat ari rantai samping, setelah isomerisasi trans ke
cis ikatan ganda rantai samping, setelah isomerisasi trans ke cis ikatan ganda rantai
samping. Lebih dari 700 tanaman kumarin yang berbeda telah terisolasi dan
kumarin sendiri tersebar secara luas dan mempunyai bau rumput padi yang baru.
5

Khromon mewakili kelompok kecil tanaman fenolik yang isomeric dengan


kumarin, namun secara tehnis mereka bukanlah fenilpropanoid karena awal
biosintesisnya mungkin dari asetat melalui jalan biosintesis poliketida. Khromon
yang terkenal adlah furokhromon khellin, yang berpotensi memperlebar pembuluh
darah jantung.

Capsicum
Capsicum atau lada merah adalah buah matang Capsicum frulescens Linne
yang dikeringkan, di pasaran dikenal sebagai cabe Afrika, sedangkan C. annum
Linne var. Connoides Irlandia, dipsarang dikenal sebgai lada panjang Louisiana atau
hibrida antara variaetas Honka capsicum jepang dan capsicum pendek Louisiana
lama, di pasaran dikenal sebagai lada pendek Louisiana (Fam Solanaceae).
Capsicum harus diberi label untuk menandai varietas mana yang terdapt dalam
kemasan. Capsicum berasal dari bahasa latin capsa, yang berarti sebuah kotak, dan
menunjukkan kosong sebgaian, buah berbentuk seperti kotak: futescens adalah
bahasa latin yang mengacu pada cirri belukar tanaman, dan annuum adalah bahasa
latin dan mengacu pada cirri tahunan tanaman.

C.frutescents adalah semak kecil yang menyebar, mempunyai tinggi


mencapai 1 meter dan merupakan asli Amerika tropis dan ditanam di Afrika, India,
dan Jepang. Secara jelas terlihat bahwa semkin tropis iklimnya, semkin peds
buahnya C. annuum adalah tanaman herba, bentuk taahunan ditanam pada iklim
bertemperatrur sedang hingga semitropis di Eropa tengah dan selatan, Meksiko,
Amerika Serikat dan Negara lainnya. Ditanam dengan nama kebun lada, paprika,
pimento, cabe meksiko, lada Tabasco, dan lain-lain. Semua ini ditujukan untuk
membuat rempah-rempah. Nilai medis capsicum hádala sebgai anti kounter iritan
tergantungpada kepedasannya.
6

Lada Afrika umumnya datang dari Kenya dan Tanzania di Afrika Timuar dan
Sierra Leone di Afrika Barat dan biasanya ditujukan pada pelabuan dari mana
dikapalkan. Lada (cabe) Jepang, biasanya dieksport dari Kobe, kurang pedas
dibandingkan Capsicm Afrika, tetapi lebih pedas aripada cabe Madras atau Bombay
dari India.
Capsicum pertama kali dinamai pada tahun 1494 oleh Chauca, dokter yang
menemani Columbus pada pelayaran keduanya ke Hindia Barat. Tanaman ini
diperkenalkan di India oleh orang Portugis pada awalnya dan kemudian di Afrika.
Lada Tabasco mempunyai usuran dua kali lebih besar dan lada Louisiana
sekitar 10kali lebih besar daripada capsicum Afrika. Epidermis luar dari perikarpus
(kulit) lada-lada ini terdiri dari sel iregular yang menebal dan tursusun kyat,
terlignifikasi, dinding radial. Mereka juga mempunuyai sel hipodermis yang
memanjang dengan dinding radial selulose atau kutiselulose yag menebal dan
mengeras. Sifat ini membedakan lada-lada ini, baik seluruhnya atau bentuk bubuk,
dari capsicum Afrika yang asli.
Capsicum mengandung capsaicin (sekitar 0,02%), statu zat pedas utama,
dalam sekat buah. Capsaicin adalah amida vanillyl dari asam isodesenoat dan
kelompok vanilll adalah suatu penyingkatan fenilpropanoid yang muncul dari
fenilalanin.
Hal ini memberi rasa pedas yang berbeda pada air ketika dilarukan pada 1
bagian dalam 11 ribu bagian air. Capsicum juga mengandung sekitar 1,5% minyak
yang mudah menguap, minyak tetap, karotenoid, dan hingga 0,2% asam askorbat
(vitamin C).
Sediaan topical capsaicin dalam konsentrasi 0,025 hingga 0,075% telah
ditemukan efektif dalam pengobatan sakit pada rematik, arthritis, dan osteoarthritis,
posterpetik neuralgia, neuropati diabetes, dan neuroma (sindrom sakit bayangan),
pasca mastektomi, dan pasca amputasi. Capsaicin menyebabkan pengeluaran zat
neuropeptida P dari sensor lokal serabut syarat jenis C. Substansi C mengantarkan
trnsmisi impusls sakit pada saraf tepi ke tulang belakang. Jadi meski kondisi yhang
menyebabkan sakit berlanjut, tak ada persepsi sakit yang mencapai otak.
Pengeluaran zat P tidak muncul tiba-tiba, dan penggunaan efektif persiapan topikal
7

memerlukan penggunaan 4 atau 5 kali sehari untuk waktu paling tidak 4 minggu.
Pengguna harus diperigatkan untuk mencuci tangan setelah penggunaan dan
menghindari menyentuh mata atau membran mukosa setelah penggunaan.

Kumarin.
Kumarin adalah lakton asam o-hidroksisinamat. Nama kumarin berasal dari
bahasa Karibia coumarou untuk pohon tonka. Coumarin tidak berwarna, kristal
prismatik, dan mempunyai karakteristik bau yang wangi dan rasa pahit, aromatis,
rasa yang panas, larut dalam alkohol. Kumarin juga dapat disintesis dengan cepat.
Beberapa turunan kumarin memiliki sifat antikoagulan. Kumarin juga mempunyai
aktivitas sebagai antispasmodik.
Bishidroksikumarin atau dikumarol merupakan obat yang berhubungan
dengan kumarin. Dicumarol didapatkan secara alami dari dedaunan dan pucuk-
pucuk bunga Melilous officinalis (Linne) Pall (Fam. Lamiaceae). Dikumarol
digunakan sebagai antikoagulan, termasuk garam-garam warvarin juga digunakan
untuk efek ini. Derivat kumarin yang merupakan antikoagulan yang berfungsi
secara langsung dan digunakan untuk juga untuk pencegahan dan pengobatan
venous trombosis dan pulmonary embolism / radang paru-paru. Senyawa-senyawa
ini juta berfungsi mengobati penyakit liver dengan melibatkan pada aksi vitamin K
yang dibutuhkan ada karboksilasi gamma pada residu asam glutamik dalam protein
pembentuk faktor-faktor koagulasi II, VII, IX, dan X .
Kumarin cukup banyak tersebar di alam. Senyawa ini banyak terdapat di
kacang tonka, Diperyx odorata (Aublet) Wissdenow dan D. Opositifolia (Aublet)
Willdenow, Fam. Lamiaceae. Pada mulanya kumarin digunakan sebagai zat pemberi
rasa, namun adanya interaksi kumarin dengan obat atau zat terapetik, FDA telah
menghentikan kumarin sebagai penyedap. Kumarin dapat diisolasi dari sweet
vernal grass (Antrhoxanthum odoratum L, Fam. Poaceae), semanggi manis
(Melilotus albus Medicus dan M. officinalis (Linne) Lamarck, Fam. Laminaceae,
dan semanggi erah (Trifolium pretense L, Fam Lamiaceae).
8

LIGNAN DAN NEO LIGNAN


Lignin dapat didefinisikan sebagai bagian bukan gula dari membran sel.
Komposisinya bervariasi sesuai dengan tumbuhan yang mengadnugnnya dimana
lignin tersebut disari dan kondisi penyariannya tergantung dari komposisinya.
Sampai saat ini struktur kimia lignin belum cukup diketahui untuk memasitikan jenis
aslinya. Peneltian Barmoid (1965) memberi informasi bahwa lingin berasal dari
polimerisasi suatu senyawa fenol dengan kerangka C6-C3 yang terfutama adlah
konilferilalkohol dan derivat metoksinya yaitu sinapilalkohol. Di lain pihak dapat
dianggap bahwa seperti halnya polisakarida, misalnya selulosa, lignin merupakan
suaatu polemer yang mempunyai struktur memanjang.
Sampai saat ini tidak dimungkinkan untuk menghidrolisis lignin seperti
menghidrolisis polisakarida, dan untuk memperoleh suatu senywa sederhana yang
tetap. Ditemukan bahwa beberpa tipe elemen dasar ikut dalam penyusunan polimer
tersebut.
Freidenberg (1959) telah melakukan kerja penting pada struktur lignin yaitu
khususnya dalam memperoleh secara in vitro, dengan pengaruh enzim laccase atau
peroksidase, transformasi dari koneferil alkohol menjadi lignin. Di lain pihak
ditunjukkan bahwa kondensasi dari koniferil alkohol terjadi menurut beberapa
mekanisme oksidatif yang menyebabkan terjadinya bentuk dimer dengan berbagai
strusktru yang berbeda seperti misalnya dehidrodikonifelilaklkohol, dan guaiasil
gliserol. Lignin terbentuk melalui kondensasi dari dimer yang tersusun oleh elemen
dasar dari polimer. Teori ini memperhitungkan bahwa lignin mempunyai struktur
yang sangat kompleks, walaupun terbentuk dari sejumlah tipe molekul dengan
kerangka C6-C3 dimana yang terbanyak adalah koniferilalkohol.
9

Lignana dan neolignan secara khusus ditemukan sebagai turunan dimerik


fenilpropanoid yang secara kimiawi bwrhubungan dengan lignin polimer pada sel
tumbuhan dan ditemukan pada jaringan kayu. Reduksi asam ferulat menjadi alkohol
koniferil merupakan langkah utama dalam produksi lignan yang terbentuk melalaui
dimerisasi oksidatif unit alkohol koniferil dan dihubungkan melalui atom β-carbon
pada rantai samping C3. Secara khusus mereka ditemukan dalam bentuk enantiomer
tunggal, tetapi juga ditemui produk rasemik juga. Pada intinya mereka bervariasi
dalam level-level oksidasinya, tingkat substitusi, dan kompleksitas struktur.
Neolignan dibentuk dalam rangkaian karbon-karbon yang tidak simetris pada rantai-
rantai samping. Lignan dan neolignan berperan penting dalam pertahanan tumbuhan
sebagai pembasmi mikroba, jamur dan merupakan zat antifeedant. Karena
fungsinya sebagai antitumor dan antivirus maka lignan diperhatikan dalam dunia
kefarmasian.
10

FLAVONOID
Flavonoid adalah campuran produk alami yang paling banyak pada tanaman,
terdiri lebih dari 2000 senawa yang berbeda baik dalam bentuk glikosida maupun
bebasnya. Struktur kimianya terdiri atas rantai C6-C3_C6 dengan suatu chroman
yang menghasilkan cintin aromatis dengan posisi 2, 3, dan 4. Struktur yang paling
banyak adalah flavan, flavanon, flavonol, antosian, dan isoflavon. Pada beberpa
kasus, keenam anggota cincin heterosiklik diganti dengan cincin beranggota lima
(auron) atau muncul dalam rantai terbuk abentuk isomeris (chalcon). Sebagai
tambahan, terdapt juga turunan glikosilat, metilat, acylate, prenilate, atau sulfate.
Suatu jenis flavonoid emmpunyai peranan yang berbeda di alam yaitu senyawa
antimikroba, metabolit stress, atau molekul sinyal.
Biosintesis umum flavonoid melibatkan unit perantara pusat p-kumarol Co A
dan tiga unit CoA untuk memperpanjang rantai fenilpropanoid. Penutupan cintin A
menhgasilkan chalcone dan reaksi berikutnya adalah penutupan cincin B.
Rutin adalah salah satu jenis glikosida flavonoid. Jika glikosida ini
idhidrolisis akan menghasilkan quersetin dan glukosa serta ramnosa. Rutin disebut
juga sebagai vitamin P atau faktor permeabilitas. Rutin digunakan dalam
pengobatan berbagai kondisi yang ciri khasnya adalah pendarahan kapiler dan
peningkatan kerapuhan kapiler. Rutin saat ini dimasukkan sebagai suplemen, bukan
untuk terapi.
11

TANIN
Tanin merupakan kelompok besar zat yang kompleks yang terkandung di
dalam tumbuhan, pada umumnya di dalam daun, buah, cabang, atau batang. Secara
kimiawi, tanin merupakan zat yang kompleks, sebagai campuran polifenol yang sulit
dipisahkan karena tidak mengkristal. Istilah ’ekstrak tanin’ lebih sering digunakan
daripada ’tanin’ karena sulit dipisahkan dalam campuran polifenol. Tanin
terkondensasi sulit diisolasi dan diketahui ciri-cirinya, sehingga pengembangan
biogenetiknya tidak begitu diketahui.
Tanin merurut jenis nukleus penolic dibagi menjadi dua kelas bahan kimia,
yaitu:
1. Kelas utama, terdiri dari asam gallat, asam heksahidro difenil, dan derivat
diesterifikasi dengan glukosa. Ester dengan hidrolisasi menghasilkan asam
fenolat dan gula, hal tersebut tanin yang dapat dihidrolisis.
2. Kelas kedua, yaitu tanin yang nonhidrolisabel. Istilah proatnosianidin
digunakan untuk tanin yang dipadatkan karena pada asam panas, sebagian
dari ikatan karbon-karbon akan rusak, menghasilkan antosianidin
monomer. Pada dasarnya, tanin ini hanyak mengandung nuklei fenolik
tetapi sering juga terhubung dengan karbohidrat dan protein. Kebanyakan
tanin seperti ini berasal dari kondensasi dua atau lebih flavan 3-ol, seperti
katekin, atau flavan 3,4-diol seperti leukoantosianidin. Jika diperlakukan
dengan agen hidrolitik, tanin ini cenderung berpolimer, menghasilkan
produk berwarna merah dan tidak dapat dicairkan yang disebut plibafen.
Kedua kelas tanin tersebut terdapat di alam, dalam bebrapa spesies dapat terdapat
kedua jenis itu, namun pada umumnya satu jenis tanin cenderung pada satu bagian
tanaman.
Tanin adalah senyawa yang tidak bisa dikristalkan, dengan air dari larutan
koloid mempunyai reaksi asam dan rasa ’mengerutkan’ yang tajam. Tanin
menyebabkan presipitasi larutan gelatin seperti halnya alkaloid, membentuk
senyawa muah larut berwarna biru tua hingga hijau tua dengan garam ferrat;
menghasilkan warna merah dengan potasium ferrisianida dan amonia; diendapkan
oleh garam tembaga, timah, dan timbal dan dengan larutan potasium dikromat
12

aqueus yang kuat (atau 1% asam kromat). Paa larutan lakalin, bebrapa turunannya
mudah teroksigenasi.
Tanin dapat mengendapkan protein dari larutan dan dapat menggabungkan
dengan protein, membuat mereka tahan terhadap enzim proteolitik. Jika diberikan
kepada jaringan hidup, perlakuan ini dikenal sebagai perlakuan ’astringen’ dan
membentuk dasar perlakuan terapetik tanin
Pada sisi lain, riset yang dilakukan dengan tanin padat yaitu
leukoantosianidin, proantosianidin aligomerat, atau pikogenol memperlihatkan
senyawa ini merupakan antioksidan yang sangat efektif dan bertindak sebgai
penangkap radikal bebas. Senyawa tersebut diekstraksi dari bibit buah anggur (Vitis
vinifera Linne) atau dari jarum atau ranting pinus tertentu (Pinus pinaster Soland)
saat ini dipasarkan sebgai suplemen diet. Diperkirakan efektif dalam memperbaiki
kondisi seperti sirkulasi pembuluh arteri periferal, kerapuhan kapiler, retinopatis,
penyakit radang kolagen, dan sebagainya. Teh hijau (Camelia sinensis), yang
mengandung hingga 30% senyawa polifenol ini juga direkomendasikan untuk sifat
antioksidannya. Leukoantosianidin (tanin padat) secara nyata memperlihatkan
beracun baik pada pemakaian jangka pendek dan panjang pada binatang.
Kemampuan tanin untuk mengendapkan protein juga digunakan dalam
proses tanning sayuran, yang digunakan dalam proses penyamakan. Karena
kemampuan mengendapkannya, larutan tanin digunakan dalam laboratorium sebagai
agen pendeteksi gelatin, protein, dan alkaloid.

ASAM TANAT
Asam tanat bukanlah senyawa tunggal, tetapi merupakan campuran ester
asam galat dengan glukosa, yang komposisi bervariasi tergantung sumbernya.
Asam tanant bersitat astringen, mulanya digunakan dalam pengobatan luka bakar.
Asam galat aalah 3,4,5-trihidroksibenzoat ang mengkirostal dengan satu
molekul air. Terdapat dalam nutgall dan dapat dibuat dari asam tanat dengan
hidrolisis dengan asam cair.
13

Pertanyaan:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan senyawa golongan fenilpropanoid!
2. Gambarkan kerangka dasar fenilpropanoid!
3. Jelaskan biosintesis fenilpropanoid!
4. Berikan contoh senyawa fenilpropanoid!
5. Jelaskan mengapa flavonoid termasuk dalam fenilpropanoid!

Anda mungkin juga menyukai