Pada praktikum yang telah dilakukan dimana memproses pelemasan kain, dimana disini kami
melakukan pada 3 jenis kain, yaitu Kapas, Poliester, dan T/C. kemudian di bedakan lagi dengan ada yang
dilakukan pencucian da nada juga yang tidak dilakukan pencucian. Selanjutnya dilakukan evaluasi
dengaan menggunakan drape tester yang bertujuan untuk mengukur panjang lengkung kain guna
mengetahui kelemasan yang di peroleh setelah percobaan pelemasan kain itu sendiri.
Dari data yang didapat untuk kain yang tidak dilakukan pencucian diketahui bahwa jenis kain
kapas yaitu sebesar 2,4125 cms, hal ni dikarenakan pada prosesnya dilakukan panaswetan yang dimana
akana mengakibatkan resin dipaksa masuk kedalam serat sehingga hasil yang diperoleh pun semakin
bagus. sedangkan untuk jenis kapas yang dilakukan pencucian sebesar 2,4875 cms perbedaan ini
dikarnakan setelah dilakukan pencuci lapisan film tipis resin pelemas yang berada di permukaan terbawa
larut dalam air yang dimana kita ketahui bahwa zat pelemas memiliki dua sifat yaitu sifta polar(hidrofil)
dan tidak polar(hidrofobik) dalam air, jika dilakukan pencucian zat pelemas akan terlarut dalam air
membentuk ikatan hydrogen antara air.
Sedangkan untuk kai yang dilakukan pencucian hasil yang paling maksimal didapat pada jenis
kain T/C deng panjang lengung 2,2625 cms. Seharussnya ini tidak terjadi mengingat pada saat pencucian
mungkin saja ada zat pelemas yang ikut terlarut. Dan juga hasil sebelum pencucian pun menunjukan
hasil yang paling tinggi dinama untuk jenis kain T/C di peroleh hasi sebesar 2,625 cms sehingga jika di
cuci otomas nilai yang diperoleh harusnya lebih besar lagi.
Kesimpulan
Cuci
Non-cuci