Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

SIFAT FISIK KIMIA HIDROKARBON JENUH, TAK JENUH DAN AROMATIK

TANGGAL PRAKTIKUM 22 FEBRUARI 2018

TANGGAL PENGUMPULAN LAPORAN 1 MARET 2018

Oleh :

Nama : Anggun Lestary Bahari

NIM : 1177020007

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
I. TUJUAN

1. Membandingkan kelarutan hidrokarbon jenuh (Alkana), tak jenuh (alkena) dan aromatik dalam
beberapa pelarut n-heksana, sikloheksana, heksana yang berbeda-beda polaritasnya terhadap
asam kuat dan oksidator kuat.
2. Membandingkan reaktivitas hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan aromatik terhadap asam kuat dan
oksidator kuat.
3. Mempelajari kemampuan n-heksana sebagai pelarut dan juga sublimasi pada naftalenna.
4. Mengetahui sifat senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan aromatik.
5. Memgetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan
aromatik.

II. DASAR TEORI

Hidrokarbon merupakan sifat dari struktural turunan alkana ikatan karbon, hidrogen dalam metana
ikatan karbon.Karbon reaktivitasnya dalam metana dan homolog-homolog alkana.Senyawa organik yang
hanya mengandung atom karbon dan hidrogen dikenal dengan nama hidrokarbon (Riswayanto. 2006: 12)
.

Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya.


Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh.
Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga
dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997: 67).

Hidrokarbon dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:

Hidrokarbon alifatik. Dalam hidrokarbon ini, atom-atom karbon berikatan satu dengan yang lain
membentuk rantai dan merupakan seri homolog dari molekul CH_2.Senyawa jenis ini dapat berupa
senyawa alkana, alkena, dan alkuna.Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :

C2H6 (etana) alkana

CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)alkana

C3H6 (propena) alkena

C4H6 (butuna) alkuna

(Riawan. 1993)

Hidrokarbon alisiklik. Dalam hidrokarbon ini, atom-atom karbon akan berikatan dengan membentuk
cincin. Hidrokarbon aromatik. Senyawa lingkar dalam senyawa ini mempunyai struktur benzena, atau
senyawa yang berhubungan dengan benzena.(Riswayanto S. 2006: 14).

Senyawa alifatik adalah senyawa organik yang rangkaian atom-atom karbonnya terbuka atau tidak
membentuk lingkar.Karena tidak memberi bentuk lingkar ini, senyawa alifatik dikenal juga dengan
senyawa-senyawa asiklik. Rantai karbon senyawa alifatik ada yang mempunyai ikatan rangkap da nada
yang tidak mepunyai ikatan rangkap, ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang. (Sumardjo.
2009: 82).

Golongan senyawa ini disebut senyawa hidrokarbon jenuh sebab hanya disusun oleh atom-atom C dan H
saja, dimana semua valensi dari C telah jenuh dengan H. Golongan senyawa ini disebut juga paraffin,
yang berarti senyawa yang mempunyai afinitas kecil, sebab golongan senyawa ini sukar berekasi. Alkana
mempunyai rumus umumC_n H_(2n+2), dimana n merupakan bilangan bulat (Respati.1986:21).

Sumber utama alkana adalah gas alam dan petroleum. Petroleum merupakan campuran yang sebagian
besar berupa alkane dan senyawa hidrokarbon aromatic, dan sebagian kecil berupa senyawa-senyawa
hidrokarbon yang mengandung oksigen nitrogen dan sulfur .Sifat-sifat alkana antara lain:

Alkana larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam pelarut polar.

Alkana dapat mengalami pembakaran dengan menghasilkan karbon dioksida dan air.

Alkanaakan mengalami dekomposisi secara termal menjadi campuran hidrokarbon-hidrokarbon


lebih kecil. Ini biasa dikenal dengan nama proses cracking.

Alkanaakan mengalami reaksi halogenasi dengan klor atau brom dengan adanya sinar matahari.

Alkana rantai lurus bila dipanaskan dengan AlCl3 pada suhu 300 C akan menghasilkan alkane rantai
cabang. Proses ini disebut juga isomerisasi

(Harold Hart,dkk. 2003: 18).

Alkana tidak larut dalam air karena molekul air bersifat polar, sedangkan alkana bersifat nonpolar.Untuk
mencampurkan molekul alkana dan air, perlu memutus interaksi ikatan hidrogen diantara molekul-
molekul air, yang memerlukan banyak energi. Alkana dengan ikatan C-H yang nonpolar, tidak dapat
menggantikan ikatan hidrogen di antara molekul-molekul air dengan interaksi tarik-menarik alkana-air
yang setara kekuatannya, sehingga pencampuran molekul alkana dan molekul air secara energetik
bukanlah proses yang mudah (Respati. 1986: 21).

Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga dalam rantai karbonnya. Yang
termasuk senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh adalah alkena dan alkuna (Sumardjo.2009: 84).

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai kekurangan dua atom hidrogen dan
mempunyai ikatan rangkap dua dalam rantai karbonnya, sehingga mempunyai rumus umu C_n H_2n,
dengan n adalah jumlah atom karbon (Sumardjo: 84).

Hidrokarbon tak jenuh ini berisomer dengan sikloalkana. Contohnya butena isomer dengan siklobutana,
propena dengan siklopropana, pentena dengan siklopentana, dan seterusnya (Raymond Chang. 2004:
141).

Alkena tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik.Alkena lebih reaktif daripada
alkana.Alkana dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap (Riswayanto S. 2006: 19).
Alkuna yaitu senyawa yang mengandung ikatan rangkap tiga karbon-karbon, serupa dengan alkena
dalam hal sifat fisis dan perilaku kimianya. Struktur kimia hidrokarbon alifatik tak jenuh alkuna
mempuyai rumus umum C_n H_(2n-2), dengan n adalah jumlah atom karbon. Isomer-isomer selain
ditentukan oleh susunan dari rantai C-nya juga ditentukan oleh letak ikatan rangkapnya (Respati,1986:
52).

V. PROSEDUR KERJA

5.1 Kelarutan Hidrokarbon

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Kelarutan Hidrokarbon

2 mL etanol 96% dimasukkan ke 2 tabung reaksi (masing-masing tabung berisi 2 mL), kemudian tabung
pertama dimasukan 10 tetes n-heksana dan tabung kedua dimasukkan 10 tetes sikloheksana, lalu
dikocok perlahan kedua tabung tersebut pada setiap tetesannya. Diamati yang terjadi. Setelah itu
percobaan diulangi, namun etanol 96% diganti dengan air.

2. Heksana sebagai pelarut

2 mL n-heksana dimasukkan ke 3 tabung reaksi (masing-masing tabung reaksi 2 mL). tabung yang
pertama ditambah seujung udip iodin lalu dilarutkan. Tabung yang kedua ditambahi dengan seujung
udip lilin parafin lalu dilarutan. Kemudian tabung yang ketiga ditambah dengan 5 tetes minyak kelapa
lalu dilarutkan, setelah itu doamati yang terjadi.

3. Sublimasi Naftalena

0,5 gram naftalena ke dalam tabung reaksi emudian dipanaskan diatas api biru (dari gas/bunsen)
setelah itu catat perubahan yang terjadi.

4. Sifat Kimia Hidrokarbon Alifatik


a. Reaksi dengan asam kuat, yaitu asam sulfat

2 tabung reaksi dimasukkan 10 tetes asam sulfat (masing-masing 10 tetes), kemudian tabung yang
pertama ditambah dengan 10 tetes n-heksana, lalu tabung yang kedua ditambah dengan 10 tetes
sikloheksana. Setela itu amati yang terjadi.

b. Reaksi denagn asam nitrat

2 tabung reaksi dimasukkan 10 tetes asam nitrat (masing-masing 10 tetes), kemudian tabung yang
pertama ditambah dengan 10 tetes n-heksana dan pada tabung yang kedua ditambah dengan 10 tetes
sikloheksana, setelah itu amati yang terjadi

c. Reaksi dengan oksidator kuat

2 tabung reaksi dimasukkan 1 mL Na2CO3, lalu masing-masing tabung pula ditetesi dengan 3 tetes
KMnO4 lalu tabung yang pertama ditambah 1 mL n-heksana dan dipanaskan dan tabung yang kedua
ditambah sikloheksana 1 mL lalu panaskan

5. Sifat Kimia Hidrokarbon Aromatik

a. Reaksi dengan KMnO4

VII. KESIMPULAN

1. Berdasarkan pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwasannya


Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.

Jakarta : Bina
Aksara.

Hard,
Harold,
dkk. 2003.
Kimia
Organik.
Jakarta:
Erlangga.

Respati. 1986. Pengantar Kimia Jilid I. Jakarta: Aksara


Baru.

Riawan, S. 1993. Kimia Organik. Jakarta: Binarupa


Aksara.

Riswayanto. S . 2006.Kimia Organik. Jakarta:


Erlangga.

Sumardjo, Danin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai