Anda di halaman 1dari 4

` Standar Operasional Prosedur merupakan suatu pedoman atau acuan untuk

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja

instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan

prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerjapada unit kerja yang

bersangkutan.

Pengertian Sectio Cesarea / Cesarean Section (Bedah Cesar) adalah

tindakan mengiris dinding perut dan rahim untuk mengeluarkan janin pada ibu hamil

dengan umur kehamilan lebih dari 28 minggu.

Tujuan

a. melahirkan janin secepatnya.

b. mencegah komplikasi yang mengancam keselamatan ibu dan janin

Kebijakan Standar Pelayanan Medis

Prosedur

I. INDIKASI

1. panggul sempit absolute

2. disproporsi kepala panggul

3. plesenta previa / plasenta letak rendah di belakang

4. inkoordinasi uteri

5. pre eklampsia berat / eklampsia

6. ada riwayat seksio sesarea

7. induksi / stimulasi gagal

8. tumor jalan lahir yang mengganggu penurunan janin

9. fetal distress

10. presentasi bokong dengan tali pusat ditunggangi

11. presentasi muka dagu di belakang


12. janin tumbuh lambat (kurang dari 70%)

13. rupture uteri iminens

14. atas permintaan pasien

II. KONTRA INDIKASI

tidak ada

Prosedur

III. PERSIAPAN ALAT

1. Persiapan Personalia

Satu orang Dokter Obsgin sebagai operator dan dua orang selaku

Asisten I dan Asisten II, satu orang selaku Instrumen.

2. Persiapan Pasien

a. Stop makan/minum minimal 6 jam sebelum operasi (kecuali emergensi).

b. Pasang IVFD.

c. Pasang dauwer kateter

d. Bersihkan dinding perut daerah operasi

3. Persiapan Operasi

a. Konsultasi Anestesi.

b. Pemeriksaan Laboratorium (minimal: Hb, AL, AT, CT, BT, HbsAg,

Golongan darah).

c. Persediaan darah.

d. Persiapan alat operasi (oleh petugas IBS).

e. Informed consent dari Suami atau Keluarga.


IV. CARA KERJA

1. Pasien ditidurkan diatas meja operasi dengan sebelumnya diberikan

premedikasi di Ruang Persiapan oleh bagian anestesi.

2. Dilakukan anestesi oleh Dokter Anestesi.

3. Dilakukan toilet pada daerah operasi dengan Alkohol 70%, kemudian dengan

Betadine.

4. Pasien ditutup dengan duk steril kecuali daerah operasi.

5. Dilakukan irisan pada daerah perut 1 cm diatas SOP ke arah pusat

sepanjang 10 cm atau irisan melintang (pfanen style), kemudian irisan

diperdalam lapis demi lapis (subkutis, fasia, otot, peritoneum parietale).

6. Setelah peritoneum dibuka, pasang tampon usus, dilakukan pembukaan

pada plika vesikouterina, kemudian kandung kencing disisihkan sejauh

mungkin ke kaudal.

7. Dilakukan irisan pada segmen bawah rahim kemudian dilebarkan secara

tumpul.

8. Tangan kiri operator memegang kepala janin (presentasi kepala), mencari

kaki janin, kemudian melakukan ekstraksi (pada presentasi bokong dan letak

lintang), setelah janin lahir dilakukan pemotongan tali pusat (diantara dua

klem), muka bayi diusap untuk membersihkan lender, kemudian janin

diserahkan kepada perawat / dokter perinatologi untuk Resusitasi.

9. Plasenta secara manual, kemudian disuntikkan 10 unit Oksitosin intra mural.

10. Sudut perdarahan kanan dan kiri diklem, kemudian diikat dengan benang

kromik.

11. Segmen bawah rahim dijahit dua lapis secara satu-satu atau kros, kemudian

plika vesikouterina dijahit secara jelujur.

12. Tampon usus diangkat, kavum abdominal dibersihkan, control perdarahan.


Prosedur

V. PERAWATAN PASCA OPERASI

1. Awasi tanda vital setiap 5 menit sampai stabil.

2. Stop makan / minum sampai flatus/peristaltic positif.

3. IVFD dengan mengontrol balance cairan sampai stabil.

4. Bila ada infeksi, dilakukan perawatan peritonitis. Pada pre eklampsia berat

dan eklampsia dirawat di ICU sampai hemodinamika stabil.

5. Medikamentosa : antibiotic / roboransia / analgetik.

6. Hari ke 2 dilakukan mobilisasi.

7. Hari ke 3 penutup luka operasi dibuka dan diganti, perhatikan tanda infeksi.

Jika tidak ada tanda infeksi, pasien boleh pulang.

Anda mungkin juga menyukai