Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI DAN OPTIMALISASI TEKNIK OPERASIONAL

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PADA KECAMATAN


BRINGIN, PABELAN, TENGARAN, DAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG

Syafrudin, Ika Bagus P, Benedictus Dwicky K

ABSTRACT
Presence of garbage is still likely to be perceived as something useless and harmfull.
Problems that often arise in the handling of municipal solid waste is the growing number of
population and PDRB causing amount of waste generated will also increase. Waste management
conditions in district Bringin, Pabelan, Tengaran, and Suruh is still not optimum when viewed
from the operational techniques aspect. This can be seen from the new service area reaches 9%,
10%, 10%, and 7% from total amount of the whole district. Under these conditions need to be
planning for waste management systems to unserved areas that could potentially result in high
waste generation. With this planning area is expected garbage management services in district
Bringin, Pabelan, Tengaran, and Suruh can be increased.

Key words: Waste, operational technical

Keberadaan sampah hingga saat ini masih cenderung dianggap sebagai sesuatu yang tidak
bermanfaat bahkan merugikan. Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah kota adalah
semakin meningkatnya jumlah penduduk dan PDRB maka jumlah sampah yang dihasilkan juga akan
semakin meningkat. Kondisi pengelolaan persampahan di Kecamatant Bringin, Pabelan, Tengaran, dan
Suruh saat ini masih belum optimal jika dilihat dari aspek teknik operasional . Hal tersebut dapat dilihat
dari wilayah pelayanan yang baru mencapai 9%, 10 %, 10%, dan 7% dari total jumlah wilayah
Kecamatan seluruhnya. Dengan kondisi tersebut perlu dilakukan perencanaan terhadap sistem
pengelolaan sampah terhadap wilayah yang belum terlayani yang berpotensi menghasilkan timbulan
sampah yang tinggi. Dengan perencanaan ini diharapkan wilayah pelayanan pengelolaan persampah di
Kecamatan Bringin, Pabelan,Tengaran, dan Suruh dapat meningkat.

Kata kunci : Sampah, teknis operasional

PENDAHULUAN jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat juga


akan menyebabkan peningkatan timbulan
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari sampah kota. Hal tersebut harus dibarengi
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk dengan peningkatan sarana dan prasarana
padat (UU No. 18 tahun 2008). pengelolaan persampahan, karena dengan
Peningkatan pertumbuhan penduduk, meningkatnya jumlah timbulan sampah, maka
pertumbuhan pembangunan di wilayah ini juga sarana dan prasarana pengelolaan sampah
mengalami perkembangan yang cukup pesat yang ada saat ini tentu tidak akan mencukupi
diberbagai bidang. Dengan meningkatnya lagi. Hal ini juga harus menjadi perhatian
instansi terkait serta menuntut peran serta Dari pengertian umum sampah diatas, dapat
masyarakat dilihat jika sampah merupakan salah satu
Saat ini pada Kecamatan Bringin, Kecamatan bentuk polutan yang menimbulkan beberapa
Pabelan, Kecamatan Tengaran, dan Kecamatan permasalahan (SNI-T-12-1991-03), antara lain:
Suruh hanya terdapat 2 (dua) TPS yang
berbentuk kontainer yaitu pada Kecamatan 1. Menurunnya nilai estetika
Pabelan dan Kecmatan Bringin. Pada Sampah yang menumpuk dan dibiarkan di
Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Suruh tempat terbuka sudah pasti bukan merupakan
TPS terletak di pasar, sedangkan yang pemandangan yang enak, serta akan
merupakan TPS pemukiman hanya terletak di menimbulkan bau yang tidak enak dan
Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bringin berkembangnya berbagai organisme patogen.
(data observasi lapangan). Kondisi dan tingkat Kotoran dan sampah yang menumpuk dan tidak
pelayan masing-masing TPS tersebut belum terurus menyebabkan rendahnya kenyamanan
sepenuhnya optimal, diambil contoh TPS di dan kesehatan lingkungan tersebut. Hal ini
Kecamatan Pabelan sering terjadi penumpukan tentunya akan menyebabkan turunnya nilai
sampah di kontainer karena jadwal pengambilan estetika tempat tersebut.
dan pengangkutan belum terjadwal dengan baik
sehingga menyebabkan hal ini menyebabkan 2. Sumber Penyakit
pemandangan yang sangat tidak baik terhadap Tumpukan sampah merupakan lingkungan
estetika perkotaan, dan juga berdasarkan hasil yang baik untuk kehidupan dan perkembangan
survei pendahuluan yang telah dilakukan di organisme patogen yang dapat menimbulkan
Kecamatan Bringin, Kecamatan Pabelan, dan menyebarkan berbagai jenis penyakit.
Kecamatan Tengaran, Kecamatan Suruh belum
ada peran serta atau usaha dari masyarakat 3. Salah Satu Penyebab Banjir
untuk melakukan reduksi sampah. Sampah yang dibuang ke aliran air
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan menimbulkan pencemaran air juga dapat
evaluasi terhadap kondisi pengelolaan sampah menyebabkan terjadinya banjir akbibat
eksisting dan melakukan pengembangan tersumbatnya aliran air tersebut oleh sampah
terhadap sistem pengelolaan persampahan di apabila hujan datang.
Wilayah Kecamatan Bringin, Kecamatan
Pabelan, Kecamatan Tengaran, Kecamatan Faktor – faktor yang memepengaruhi sistem
Suruh serta tingkat pelayanan yang baik dan pengelolaan sampah perkotaan menurut SNI
terintegrasi dengan memperhatikan aspek 19-3964-1994 tentang Pengambilan dan
teknis dan biaya Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi
Sampah dapat didefinisikan sebagai Sampah Perkotaan antara lain:
buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia a. Rencana penggunaaan lahan
dan hewan berupa padatan, yang dibuang b. Kepadatan dan penyebaran penduduk
karena sudah tidak berguna atau tidak c. Karakteristik lingkungan fisik, biologi
dibutuhkan lagi (Tchobanoglous, et.al., 1993). dan sosial ekonomi
Pengelolaan persampahan dapat diartikan d. Kebiasaan masyarakat
sebagai usaha atau kegiatan yang mengontrol e. Karakteristik sampah
jumlah timbulan sampah, pewadahan, f. Peraturan – peraturan/ aspek legal
pengumpulan, transfer dan transport, daur ulang nasional dan daerah setempat
serta pembuangan sampah dengan g. Sarana pengumpulan, pengangkutan,
memperhatikan faktor kesehatan masyarakat, pengolahan dan pembuangan
ekonomi, teknik, konservasi lingkungan, estetika h. Lokasi pemrosesan akhir
dan pertimbangan lingkungan lainnya i. Biaya yang tersedia
(Anonim,2003). j. Rencana tata ruang dan pengembangan
kota
k. Iklim dan musim METODOLOGI
Sistem pengelolaan persampahan
meliputi 5 komponen aspek yaitu; aspek teknik Langkah-langkah atau tahapan kerja
operasional, aspek pengaturan, aspek institusi, yang akan dilaksanakan dalam pengerjan tugas
aspek pembiayaan, dan aspek peran serta akhir ini adalah sebagai berikut :
masyarakat. Kelima aspek ini saling berkaitan 1. Studi literatur
dan saling mendukung satu sama lain. Sistem Studi kepustakaan/literatur dilakukan untuk
pengelolaan persampahan ini dapat dilakukan membantu pemahaman tentang hal – hal
secara individu maupun komunal. (SNI 19-2454- yang berhubungan dengan teknik
2002) operasional pengelolaan persampahan
Salah satu faktor dalam pengelolaan kota, terutama yang berkaitan langsung
sampah adalah pola operasional sampah yang dengan Tugas Akhir ini.
harus diterapkan, menurut Depertemen PU
dalam SK SNI T–13–1990–F, pola yang biasa 2. Persiapan
dipakai dalam mengumpulkan sampah, yaitu: Persiapan yang dilakukan berupa
1. Pengumpulan individu (Individual service) pendataan awal tentang sumber – sumber
2. Pengumpulan komunal (Comunal service) informasi yang dapat digunakan serta
3. Pola penyapuan jalan adalah proses persiapan administrasi untuk pengambilan
pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan data.
dengan menggunakan gerobak.
3. Pengumpulan data
a. Data sekunder
Berikut contoh pola operasional sampah
Data sekunder yaitu data yang didapat
menurut SNI 19-2454-2002.
secara tertulis dari berbagai sumber
terkait, dapat berupa data tentang
administrasi Kecamatan Boja dan
Kecamatan Kaliwungu Selatan seperti
tata guna lahan, keadaan topografi,
geologi, hidrogeologi, jumlah penduduk,
luas daerah, sarana dan prasarana
umum serta sistem pengelolaan
sampah eksisting.

b. Data primer
Data primer adalah data yang didapat
langsung di lapangan, berupa
pengambilan data timbulan sampah
serta komposisi sampah yang dihasilkan
di Kecamatan Boja dan Kecamatan
Kaliwungu Selatan.
Keterangan :
 Sumber sampah 4. Evaluasi kondisi eksisting
Pewadahan Komunal Berupa evaluasi terhadap sistem
Lokasi pemindahan pengelolaan persampahan yang ada
Gerakan alat pengangkuit mencakup evaluasi terhadap aspek teknik
operasional, aspek organisasi manajemen,
aspek peraturan, aspek pembiayaan dan
peran serta masyarakat di Kabupaten
Semarang dibandingkan dengan kriteria
desain.
:
Persiapan

 Survey
 Studi Literatur

Pengumpulan
Data

Data Primer: Data Sekunder:

 Jumlah Timbulan dan Komposisi Sampah  Data Monografi Demografi Daerah Studi
Terlayani (2011) dan Persampahan
 Wawancara Langsung ke Dinas  Kondisi Eksisting Kecamatan
Pemerintah setempat Bringin,pabelan,tengaran,suruh
 Kuisioner  Kuisioner

Kondisi Eksisting Pengelolaan


Sampah

Evalua
si
OK

Perencanaan Peningkatan Layanan


Operasional Pengelolaan
Persampahan

Teknik Operasional Kelembagaan Keuangan Hukum Peran Serta


Masyarakat

Pewadahan Pengumpulan Pemindahan Pengangkutan Pemrosesan Perhitungan Biaya Investasi


Akhir dan Operasional

Usulan Desain Perencanaan sesuai dengan waktu


jangka pendek (5 th), jangka panjang (10 th)

Strategi
Pelaksanaa

Selesai
HASIL PEMBAHASAN Pengangkutan dilakukan dengan truk jenis amroll
Gambaran Umum Wilayah Perencanaan truck 3rit dan dump truck 1rit.
1. Daerah Pelayanan
Luas wilayah perencanaan adalah 22.117,77 ANALISA
Ha, secara administratif terdiri dari 4 kecamatan, 65 a. Besar Timbulan per kapita
desa dan memiliki jumlah penduduk sebanyak ± Hasil sampling timbulan yang dilakukan di wilayah
209.042 jiwa (Kab Semarang Dalam Angka, 2010). perencanaan dapat dilihat pada tabel.

2. Pewadahan Tabel Rekapitulasi Sampling


Jenis pewadahan yang digunakan untuk No Perumahan Berat Basah Volume
menampung sampah pada sumbernya di wilayah (kg) (liter/org/hr)
perencanaan berupa: 1 Perumahan
0,353 2,019
a. Bin plastik tertutup kapasitas volume 40 liter Cindelaras
b. Drum plastik dengan volume 40 - 50 liter 2 Perumahan
0,273 1,711
Manunggal
c. Keranjang bambu dengan volume 30 – 40 liter
3 Perumahan
d. Bak sampah permanen (ukuran bervariasi) 0,333 1,865
Kauman Lor
3. Pengumpulan Sampah Rata-rata 0,319 1,865
a. Pemukiman
Pola pengumpulan yang digunakan untuk Dengan telah didapatnya angka pendekatan
pemukiman adalah pola individual tidak langsung. besarnya timbulan sampah Wilayah Perencanaan
Dimana sampah dari perumahan di kumpulkan perkapita sebesar 1.865 liter/orang/hari.
petugas pengangkut sampah menggunakan gerobak
atau becak sampah,untuk selanjutnya dibawa Komposisi Sampah
menuju TPS.
KOMPOSISI SAMPAH
b. Fasilitas Umum dan sampah jalan
6.74% Compostable
Sampah fasilitas umum adalah sampah yang 0.00%
berasal dari pertokoan, fasilitas kesehatan, rumah Ancompostanble
29.11% Anorganik
makan, tempat hiburan, sekolah dan kantor serta 43.40%
sampah jalan. Pelayanan dilakukan dengan Plastik
menampung sampah pada pewadahan yang Kertas
disediakan lalu diangkut ke TPA oleh dump truck, 0.00% 15.36% Logam
untuk eksisting belum terlayani. 0.00% 0.00% 2.70% Kaca
0.00% 0.00% 1.08% 1.62%
4. Pemindahan
Pemindahan sampah dilakukan pada lokasi Komposisi Rata-Rata Komposisi Sampah
perencanaan saat ini menggunakan becak atau (Sumber : Analisa Hasil Sampling, 2011)
gerobak sampah dengan alat bantu berupa
Perencanaan Tingkat Pelayanan 2011-2022
keranjang bambu dan garpu, sampah dipindahkan
Kondisi pelayanan persampah daerah
kedalam kontainer (TPS) kemudian di angkut ke
perencanaan pada tahun 2011 mencapai 10 %
TPA oleh armada.
(8.552 jiwa) untuk Kecamatan Bringin dan Pabelan
5. Pengangkutan Sampah dari total seluruh penduduk Wilayah Perencanaan
(85.520 jiwa), 2 % (2.649 jiwa) untuk Kecamatan
Pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA
Tengaran dan Suruh dari total seluruh penduduk
dilakukan apabila kontainer telah terisi penuh dan
Wilayah Perencanaan (132.442 jiwa). Pada akhir
sesuai dengan jadwal pengangkutan yang telah
dikonfirmasikan dengan pengelola sampah kota masa transisi untuk Kecamatan Bringin dan Pabelan
(tahun 2012) diharapkan target pelayanan mencapai
(Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang).
12 % (10.633 jiwa), Kecamatan Tengaran dan Suruh
(tahun 2012) diharapkan target pelayanan mencapai
4 % (5.508). Sedangkan hingga akhir tahun 2022 kelancaran tugas bagi petugas pengambil sampah
target pelayanan mencapai 32 % (34.453 jiwa) untuk pada tingkat RT, RW dan Kelurahan. Pengadaan
Kecamatan Bringin dan Pabelan, 24 % (40.158 jiwa) karcis retribusi juga merupakan hal yang diperlukan
untuk Kecamatan Tengaran dan Suruh. sebagai alat bukti legalitas pembayaran retribusi
sampah.
Aspek-Aspek Penunjang Pengelolaan
Persampahan Agar biaya operasional dapat terpenuhi, maka
a. Aspek Teknis Operasional diperlukan adanya sumber penerimaan yang berasal
dari masyarakat yang berbentuk retribusi sampah.
Pengelolaan sampah wilayah perencanaan
Untuk Kecamatan Semarang Selatan biaya retribusi
ditinjau pada subsistem teknis operasionalnya
ditentukan langsung oleh Dinas Cipta Karya
dilaksanakan dengan mengacu pada konsep
Kabupaten Semarang sesuai dengan peraturan yang
pengelolaan sesuai dengan SNI Pengelolaan
ada.
Sampah yang berlaku. Pola operasional penanganan
c. Aspek Pengaturan/Hukum
sampah dari sumber timbulan sampai TPA dilakukan
melalui beberapa tahapan sub-subsistem, yaitu Peraturan yang mengatur tentang mekanisme
penyapuan untuk areal layanan jalan, pengumpulan, pengelolaan sampah di sampah wilayah
pemindahan, pengangkutan dan pengolahan di perencanaan berdasarkan pada Keputusan Bupati
tempat pembuangan akhir. nomor 658.1/63/ Tahun 1995. Dalam hubungannya
dengan rencana pengembangan wilayah pelayanan
Untuk tahun 2022 jumlah motor roda tiga pada
persampahan pada sampah wilayah perencanaan,
Kecamatan Bringin dan Pabelan 14 unit, dan
maka perlu dilakukan perubahan sistem pengelolaan
Kecamatan Suruh dan Tengaran 16 unit motor roda
sampahnya. Usulan untuk membuat Peraturan
tiga. Untuk jumlah TPS tahun 2022, Kecamatan
Daerah menyangkut sistem pengelolaan sampah
Bringin dan Pabelan sebanyak 11 unit, dan
terpadu yang berbasis kepada masyarakat sesuai
Kecamatan Tengaran dan Suruh 12 unit. Untuk
dengan perencanaan teknik operasional tahun 2011-
jumlah dump truck, pada kecamatan Tengaran dan
2022. Untuk menunjang kegiatan operasional
Suruh hanya ada 1 dump truck. Untuk arm-roll tiap
pengelolaan sampah, diperlukan organisasi yang
kecamatan masing-masing 3 unit.
mampu mengatur dan mengelola kegiatan
b. Aspek Pembiayaan pengelolaan sampah dengan baik. Sesuai dengan
Aspek pembiayaan ini mempunyai pengaruh yang perencanaan, maka diperlukan peraturan daerah
sangat besar mengingat dalam pengelolaan mengenai unit pelaksanaan teknis daerah
persampahan diperlukan adanya biaya-biaya baik persampahan sampah pada wilayah perencanaan.
untuk tenaga kerja, pemeliharaan kendaraan, Hal ini dimaksudkan supaya terjadi keterkaitan
pemeliharaan fasilitas, pengadaan alat kebersihan, antara peran serta masyarakat beserta Pemerintah
pengadaan pakaian dinas dan pengadaan karcis Daerah untuk mewujudkan suatu sistem penanganan
retribusi. sampah yang baik.

Adapun biaya pemeliharaan kendaraan meliputi


bahan bakar, olie mesin, olie gardan, service,
d. Aspek Kelembagaan
perbaikan ringan, penggantian accu, ban, dan
Pengelolaan sampah pada tahap ini diusulkan
perpanjangan STNK. Pemeliharaan ini sangat
adanya perubahan di dalam status organisasi yaitu
penting karena berdampak pada usia pakai
menjadi dinas tersendiri Oleh karena itu diperlukan
kendaraan yang setiap saat siap dioperasionalkan.
lembaga yang memiliki kapasitas memadai dan
Pemeliharaan fasilitas yang berupa becak sampah
bertanggung jawab langsung kepada Bupati.
sangat diperlukan khususnya wilayah yang tidak
Pengelolaan sampah kota dalam bentuk dinas
dapat dijangkau oleh kendaraan sampah. Sedangkan
tersendiri akan memiliki kapasitas dalam
pengadaan alat kebersihan dan pakaian dinas
menjalankan fungsi:
sebagai sarana operasional sangat mendukung
a) Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup juli 2011 pada 60 titik sampling didapat
tugas pelayanan umum pengelola sampah timbulan sampah perkapita yang dihasilkan
kota. masyarakat Kecamatan Bringin, Kecamatan
b) Pemberian perijinan dan pelaksanaan Pabelan, Kecamatan Tengaran, Kecamatan
pengelolaan sampah. Suruh adalah 1,865 liter/hari dan berat basah
c) Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis sampahnya 0,32 kg/hari. Untuk komposisi
dinas dan cabang dinas dalam lingkup sampah masih didominasi oleh sampah
pengelolaan sampah kota. organik sebesar 50,14% sedanhkan untuk
d) Pengelolaan dana operasional dan sampah anorganik sebesar 49,86%
pemeliharaan khusus Dinas Cipta Karya, 3. Timbulan sampah pada Kecamatan Bringin
Perumahan dan Kebersihan. tahun 2022 sebesar 123,97 m 3/hari,
Kecamatan Pabelan 108,81 m 3/hari,
e. Aspek Peran Serta Masyarakat Kecamatan Tengaran 181,26 m 3/hari, dan
Kecamatan Suruh sebesar 180,5 m3/hari.
a) Peran aktif masyarakat dalam 4. Rencana teknik operasional pengelolaan
penyelenggaraan prasarana dan sarana dimulai dari sumber , dengan menyiapkan
persampahan diperlukan sejak dari pewadahan sesuai dengan standar yang
perencanaan sampai dengan operasi dan berlaku dimana penyediaan wadah sampah
pemeliharaan masih ditanggung oleh masyarakat. Proses
b) Peran serta masyarakat berkaitan dengan pengumpulan dilakukan menggunakan becak
penyelenggaraan prasarana dan sarana sampah berkapasitas 0,82 m 3 dan motor
persampahan dapat berupa usulan, saran, roda tiga berkapasitas 1,25 m 3, untuk
pertimbangan, keberatan serta bantuan pemindahan memakai kontainer 6 m 3,
lainnya atau pelaksanaan program 3R baik sedangkan untuk pengangkutan
untuk skala individual maupun skala menggunakan arm roll truck yang akan
kawasan. langsung diangkut ke TPA
c) Peningkatan peran serta masyarakat dapat 5. Anggaran biaya untuk pengelolaan sampah
dilakukan melalui pendidikan formal sejak pada tahun 2022 di Kecamatan Bringin
dini, penyuluhan yang intensif, terpadu dan sebesar Rp 1.495.988.528,- ; Kecamatan
terus menerus serta diterapkannya sistem Pabelan sebesar Rp 1.351.680.571,- ;
insentif dan disinsentif Kecamatan Tengaran sebesar Rp
d) Masyarakat bertanggung jawab atas 2.259.725.998,- ; dan Kecamatan Suruh
penyediaan dan pemeliharaan fasilitas sebesar Rp 2.050.187.785,-
pewadahan dan atau meyelenggarakan
pengumpulan / pengolahan sampah SARAN

1. Pengelolaan sampah pada daerah pelayanan


perlu ditingkatkan hingga mencakup semua
KESIMPULAN
wilayah administrasi di masing masing
1. Berdasarkan jumlah penduduk yang terlayani Kecamatan.
pada wilayah perencanaan bahwa kondisi 2. Lebih banyak diadakan penyuluhan tentang
eksisting tingkat pelayanan sampah yang 3R pada masyarakat, sehingga sampah dapat
dilakukan di Kecamatan Bringin adalah 9%, diminimalkan pada sumber, dan dapat
Kecamatan Pabelan 10%, Kecamatan mengurangi biaya total pengelolaan sampah.
Tengaran 10%, dan Kecamatan Suruh
sebesar 7%.
2. Berdasarkan hasil sampling yang
dilaksanakan tanggal 14 sampai dengan 21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Pedoman Pengelolaan Persampahan


Perkotaan. Depkimpraswil. Jakarta :
Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata
Pedesaan
Anonim. 2003. Pelatihan Teknologi Pengolahan
Sampah Kota Secara Terpadu Menuju Zero
Waste. Jakarta : BPPT
SNI T-13-1990-F tentang Tata Cara Pengelolaan
Teknik Sampah Perkotaan. Badan
Standarisasi Nasional
SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan
Pengukuran Contoh Timbulan dan
Komposisi Sampah Perkotaan. Badan
Standarisasi Nasional
SNI-T-12-1991-03, Tata Cara Pengelolaan Sampah
di Pemukiman, Departemen Pekerjaan Umum,
Bandung : Yayasan LPMB
SNI 19-2454-2002, Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan. Departemen
Pekerjaan Umum.Bandung : Yayasan LPMB.

Anda mungkin juga menyukai