Anda di halaman 1dari 9

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK

KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM


Muhammad Alvan Hidayat1, Mohammad Taufiq2, Ery Suhartanto2
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
hidayatalvan@yahoo.com

ABSTRAK
Kabupaten Karangasem saat ini memiliki 37 desa rawan air dari 73 desa yang ada. Kecamatan Kubu
dan Abang memiliki desa rawan air paling banyak sekitar 51% dari total desa yang ada. Tingkat pelayanan air
minum yang dikelola PDAM dan swakelola masyarakat (PAMDES) masih sangat rendah yaitu 40,82%, dengan
kualitas pelayanan yang belum memadai baik kuantitas maupun kontinuitasnya.
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air sumber sampai dengan tahun 2028 dan kondisi
hidrolis yang ada. Simulasi jaringan pipa dilakukan dengan bantuan program WaterCAD V8 XM Edition.
Besarnya kebutuhan air disesuaikan dengan permintaan daerah yang dilayani.
Diketahui total debit yang tersedia di RD Baturinggit sebesar 9.058 liter/detik dan di RD Kubu sebesar
33 liter/detik. Berdasarkan analisa hasil perhitungan diketahui bahwa besar total debit untuk bisa melayani
100% kebutuhan penduduk sebesar 5,46 liter/detik untuk daerah pelayanan RD Baturinggit dan 18,38
liter/detik untuk daerah pelayanan RD Kubu. Perhitungan dilakukan dengan simulasi kondisi tidak permanen
dengan kebutuhan air berubah sesuai dengan kebutuhan tiap jamnya.
Berdasarkan hasil akhir simulasi, dengan menggunakan program WaterCAD V8 XM Edition, bahwa
sistem jaringan pipa dapat berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan kondisi tekanan, kecepatan dan headloss
yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume tandon yang mampu untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di daerah studi.

Kata kunci: air bersih, jaringan pipa, jaringan perpipaan, simulasi program

ABSTRACT
Karangasem Regency currently has 37 villages that was lacking on clean water out of the 73 villages
that could be found in that Regency. District Kubu and District Abang has the most water-prone villages which
was about 50% of the total villages. The level of water supply provided by PDAM and PAMDES was still very
low which was 40,82%, with a quality of service that has not been adequate in both quality and continuity.
This study aim to determine the availability of water supply until 2028 and the condition of the existing
hydraulic. Pipeline simulation carried out with the help of the program WaterCAD V8 XM Edition. The amount
of water needs was adjusted to the demand of the area served.
It was given that the total discharge available in RD Baturinggit at 9,058 liters/second and in the RD
Kubu at 33 liters/second. Based on the analysis of the calculation result, it was known that the total discharge to
fulfil 100% demand was 5,46 liter/second for RD Baturinggit and 18,36% for the RD Kubu. The calculation was
done by simulating an Extended Period Simulation (EPS) where it provided acceptable levels of service over a
period hours based on the demands.
Based on the result of the simulation, with the used of WaterCAD V8 XM Edition, the pipeline runned
perfectly. It was based on the conditions of pressure, velocity and headloss which were in accordance with the
requirements of planning and reservoir volume that has the capability to fulfil the demand in the study area.

Keywords: clean water, pipelines, piping. simulation program


1. PENDAHULUAN Penduduk Kabupaten Karangasem
terutama di Kecamatan Kubu masih banyak
1.1. Latar Belakang
yang membeli air dengan biaya yang cukup
Penyediaan air bersih untuk masyarakat
besar (rata-rata Rp.375.000/Bln/KK). Hal ini
mempunyai peranan yang sangat penting
tentunya akan sangat membebani kehidupan
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan
masyarakat dengan kondisi ekonomi yang
atau masyarakat, yakni mempunyai peranan
sebagian besar tergolong rendah. Mengingat
dalam menurunkan angka penderita
jumlah keluarga miskin di Kabupaten
penyakit, khususnya yang berhubungan
Karangasem masih cukup tinggi yaitu 40.299
dengan air, dan berperan dalam
KK atau 38,23% dari jumlah penduduk
meningkatkan standar atau kualitas hidup
Kabupaten Karangasem.
masyarakat.
Secara umum permasalahan pemenuhan
Sampai saat ini penyediaan air bersih
kebutuhan baku untuk air minum di
untuk masyarakat di Indonesia masih
Kabupaten Karangasem adalah sebagai
dihadapkan pada beberapa permasalahan
berikut:
yang cukup kompleks dan sampai saat ini
• Penyebaran sumber air yang tidak
masih belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah
merata dan sebagian sumber air berada pada
satu masalah yang masih dihadapi sampai
elevasi di bawah daerah layanan dengan
saat ini yakni masih rendahnya tingkat
topografi daerah berbukit-bukit.
pelayanan air bersih untuk masyarakat.
• Terdapat konflik pemanfaatan sumber
Komponen utama sistem distribusi air
air antar wilayah, dan antar kepentingan
bersih adalah sistem jaringan pipa, yaitu
seperti air baku untuk irigasi/subak dan
jaringan yang digunakan untuk
pariwisata/rafting.
mendistribusikan air kepada masyarakat.
• Pemukiman penduduk umumnya
Aliran dapat terjadi karena adanya beda
berpecar-pencar dan terbatasnya sarana dan
tinggi tekanan di ke dua tempat, tekanan
prasarana penyediaan air baku. Perencanaan
diakibatkan oleh perbedaan elevasi muka air
sistem jaringan pipa pada studi ini dengan
atau akibat dari penggunaan pompa yang
memanfaatkan salah satu reservoir distribusi
seringkali digunakan untuk mengalirkan air
dari salah satu sistem jaringan air baku
dari tempat rendah ke tempat yang lebih
Telagawaja.
tinggi.
Analisa hidraulika yang dilakukan pada
Dalam “Studi Perencanaan Sistem
sistem jaringan pipa adalah pengaruh tinggi
Penyediaan Air Bersih Untuk Kecamatan
tekan hidraulik dan diameter pipa yang harus
Kubu Kabupaten Karangasem”, Kajiannya
cukup untuk mengalirkan debit sesuai
secara teknis merupakan suatu sistem
dengan yang dibutuhkan. Oleh karena elevasi
jaringan yang melayani Kecamatan Kubu
sumber air pada perencanaan ini berada
Kabupaten Karangasem Provinsi Bali.
dibawah daerah layanan, maka diperlukan
1.2. Identifikasi Masalah
pompa untuk mengalirkan debit menuju
Pertumbuhan Bali Bagian Utara dan
daerah layanan.
Timur relatif tertinggal dibanding Bali
1.3. Tujuan
Bagian Selatan. Untuk mendorong
Adapun tujuan dari pelaksanaan studi ini
percepatan pertumbuhan di wilayah tersebut
adalah untuk:
sudah semestinya dibarengi dengan
1. Memperoleh debit kebutuhan air
penyediaan berbagai infrastruktur yang
bersih di Kecamatan Kubu
memadai termasuk penyediaan sarana dan
Kabupaten Karangasem.
prasarana air minum. Sementara kemampuan
2. Memperoleh perencanaan jaringan
penyediaan pelayanan air minum khususnya
distribiusi air bersih sampai tahun
di wilayah perdesaan saat ini ternyata belum
2028 dengan menerapkan model
memadai dan belum merata, apalagi
simulasi dengan bantuan program
ditambah dengan perkembangan tuntutan
WaterCad V8 XM Edition.
kebutuhan pada masa mendatang.
3. Memperoleh kondisi hidrolis sistem besar menuju tempat yang memiliki tinggi
jaringan distribusi air bersih untuk energi lebih kecil. Aliran tersebut memiliki
memenuhi kebutuhan di Kecamatan tiga macam energi yang bekerja di dalamnya,
Kubu Kabupaten Karangasem. yaitu (Priyantoro, 1991:5):
4. Agar penulis mempunyai keahlian 1. Energi kinetik, yaitu energi yang ada
dalam menyelesaikan suatu pada partikel massa air sehubungan
permasalahan jaringan air bersih dengan kecepatannya.
dengan menggunakan software 2. Energi tekanan, yaitu energi yang ada
WaterCad. pada partikel massa air sehubungan
dengan tekanannya.
2. KAJIAN PUSTAKA 3. Energi ketinggian, yaitu energi yang
ada pada partikel massa air
2.1. Proyeksi Pertumbuhan Jumlah
sehubungan dengan ketinggiannya
Penduduk
terhadap garis refrensi (datum line).
Agar dapat menentukan kebutuhan air
2.4. Pipa Hubungan Seri
bersih pada masa mendatang perlu terlebih
Apabila dalam suatu saluran pipa terdiri
dahulu diperhatikan keadaan yang ada pada
dari pipa dengan ukuran yang bebeda-beda
saat ini dan proyeksi jumlah penduduk di
yang tersambung dengan diameter yang
masa mendatang Metode yang digunakan
sama, maka pipa tersebut dalam hubungan
untuk memproyeksikan jumlah penduduk di
seri, pemasangan pipa secara seri akibat
masa mendatang yaitu:
adanya dari perbedaan ukuran akan
1. Metode Eksponensial
menimbulkan beberapa kehilangan tinggi
2. Metode Geometrik
(Priyantoro, 1991:49)
3. Metode Aritmatik
2.2. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air adalah jumlah air yang
dipergunakan secara wajar untuk keperluan
pokok mausia (domestik) dan kegiatan-
kegiatan lainnya yang memerlukan air. Pada
umumnya banyak diperlukan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Gambar 1. Pipa hubungan seri
sehari-hari. Sumber: Dake 1985:78
Pemakaian air oleh masyarakat tidak Persamaan Kontinuitas (Triatmodjo,
terbatas pada keperluan domestik, namun 1996:74):
untuk keperluan industri dan keperluan Q = Q1 = Q2 (2-1)
perkotaan. Besarnya pemakaian oleh dimana:
masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, Q = total debit pada pipa yang
seperti tingkat hidup, pendidikan, tingkat terpasang seri (m3/det)
ekonomi dan kondisi sosial. Dengan Q1, Q2 = adalah debit pada pipa 1dan 2
demikian, dalam perencanaan suatu sistem (m3/det)
penyediaan air, kemungkinan penggunaan air Sedangkan untuk total kehilangan tekanan
dan variasinya haruslah diperhitungkan pada pipa yang terpasang seri (Triatmodjo,
secermat mungkin (Linsley, 1996:91). 1996:74):
Macam kebutuhan air bersih umumnya H = hf1 + hf2 (2-2)
dibagi atas dua kelompok yaitu: dimana:
1. Kebutuhan Domestik H = Total kehilangan tekan pada pipa
2. Kebutuhan Non Domestik yang terpasang seri (m)
2.3. Hidrolika Pada Sistem Jaringan Pipa hf1,hf2 = Kehilangan pada tiap pipa (m)
Air Bersih
Air di dalam pipa selalu mengalir dari
tempat yang memiliki tinggi energi lebih
2.5. Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih perencanaan sistem penyediaan air bersih
Dalam perencanaan jaringan pipa harus pada daerah kajian.
memenuhi kriteria-kriteria agar pada saat Kondisi topografi dari daerah layanan
pengoperasian dapat berjalan sesuai dengan yaitu berbukit atau memiliki beda elevasi
standar yang ada. Adapun kriteria jaringan yang cukup curam yaitu antara +76 m –
pipa ditampilkan pada tabel di bawah ini. +376 m. dengan kondisi topografi tersebut,
Tabel 1. Kriteria jaringan pipa HDPE maka untuk mengalirkan air baku agar
1. Kecepatan 0,1-2,5 m/detik
- Kecepatan kurang dari 0,1 m/detik sampai pada daerah layanan diperlukan
a. Diameter pipa diperkecil
b. Ditambahkan pompa
pompa untuk menaikan air sampai daerah
c. Elevasi hulu pipa hendaknya lebih tinggi
(disesuaikan di lapangan)
rencana.
- Kecepatan lebih dari 2,5 m/detik Oleh karena adanya beda elevasi yang
a. Diameter pipa diperbesar
b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar cukup tinggi, sehingga dalam pemompaan
dibandingkian dengan hilir
2. Headloss Gradient 0 – 15 m/km dilakukan secara 2 (dua) tahap. Dalam
- Headloss Gradient lebih dari 15 m/km
Perubahan a. Diameter pipa diperbesar mendistribusikan air baku dari reservoir
b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar
dibandingkan dengan hilir pipa
eksisting (Masterplan Jaringan Air baku
3. Tekanan 16 Bar (163,2 mH2O)
- Tekanan kurang dari 0 Bar
Telagawaja) menuju daerah layanan,
a. Diameter pipa diperbesar
b. Ditambahkan pompa
diperlukan reservoir-reservoir tambahan
c. Pemasangan pipa yang kedua di bagian atas, guna menunjang sampainya air menuju
sebagian atau keseluruhan dari panjang pipa
- Tekanan lebih dari 16 Bar (163,2 mH2O) daerah layanan. Reservoir-reservoir tersebut
a. Diameter pipa diperkecil
b. Ditambahkna bangunan bak pelepas tekan berfungsi menampung air untuk dialirkan ke
c. Pemasangan Pressure Reducer Valve (PRV)
daerah layanan terdekat maupun dipompa
Sumber: SNI 06-4829-2005
kembali menuju daerah layanan yang
Dalam perencanaan dimensi pipa harus
memiliki elevasi lebih tinggi.
memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:
Reservoir tambahan tersebut antara lain
a. Pipa harus direncanakan untuk
RD Baturinggit Atas Atas 1 untuk melayani
mengalirkan debit maksimum harian;
Desa Baturinggit pada jalur RD Baturinggit,
b. Kehilangan tekanan dalam pipa tidak
RD Dukuh Atas untuk melayani RD Pandan
lebih 30% dari total tekanan statis (head
Desa Dukuh, dan Desa Kubu pada Jalur RD
statis) pada sistem perpipaan dengan
Kubu, dan RD Pandan untuk melayani Desa
pemompaan. Untuk sistem gravitasi,
Tulamben yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu
kehilangan tekanan maksimum 5
Banjar Rubaya, Tulamben dan Emeral.
m/1000 m.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini akan dibahas mengenai 4.1. Proyeksi Jumlah Penduduk
metode penelitian untuk mengkaji sistem Perhitungan proyeksi penduduk dapat
penyediaan air bersih pada daerah kajian. dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode
Untuk mengkaji sistem tersebut diperlikan geometrik, metode aritmatik, dan metode
suatu tahapan penelitian yaitu dengan cara eksponensial. Setelah diketahui hasil dari
mengumpulkan data-data teknis dan perhitungan masing-masing metode,
pendukungnya. ditentukan pula nilai dari standart deviasi
Adapun data-data yang diperlukan dalam dan koefisien korelasi (r) dari masing-masing
kajiannya antara lain sebagai berkut: metode, untuk menentukan metode mana
 Data kondisi daerah studi yang akan di pakai untuk menghitung
 Data teknis sistem jaringan distribusi air proyeksi kebutuhan air. Kriteria penentuan
bersih metode proyeksi penduduk yang dipilih
 Data jumlah penduduk yang akan berdasarkan pada nilai koefisien korelasi
dilayani yang terbesar mendekati +1.
Data yang terkumpul selanjutnya Pada studi ini perhitungan proyeksi
digunakan untuk menghitung dan melakukan penduduk dilakukan sampai dengan 15 tahun
kedepan mulai dari tahun 2013 sampai Tabel 5. Proyeksi pertumbuhan penduduk
dengan tahun 2028 Desa Baturinggit tahun 2010 – 2028
Jumlah Penduduk (jiwa)
Tabel 2. Proyeksi pertumbuhan penduduk No. Tahun
Geometrik Aritmatik Eksponensial
Desa Dukuh tahun 2010 – 2028 1
2
2010
2011
5.045
5.095
5.045
5.095
5.045
5.095
Jumlah Penduduk (jiwa)
No. Tahun 3 2012 5.145 5.145 5.146
Geometrik Aritmatik Eksponensial
4 2013 5.196 5.195 5.197
1 2010 3.832 3.832 3.832
5 2014 5.248 5.245 5.249
2 2011 3.860 3.860 3.860
6 2015 5.300 5.295 5.301
3 2012 3.888 3.888 3.888
7 2016 5.353 5.345 5.354
4 2013 3.917 3.916 3.917
8 2017 5.406 5.395 5.407
5 2014 3.945 3.944 3.946
9 2018 5.459 5.445 5.461
6 2015 3.974 3.972 3.975
10 2019 5.513 5.495 5.516
7 2016 4.003 4.000 4.004
11 2020 5.568 5.545 5.571
8 2017 4.032 4.028 4.033
12 2021 5.623 5.595 5.626
9 2018 4.062 4.056 4.063
13 2022 5.679 5.645 5.682
10 2019 4.091 4.084 4.092
14 2023 5.735 5.695 5.739
11 2020 4.121 4.112 4.122
15 2024 5.792 5.745 5.796
12 2021 4.152 4.140 4.153
16 2025 5.849 5.795 5.854
13 2022 4.182 4.168 4.183
17 2026 5.907 5.845 5.912
14 2023 4.212 4.196 4.214
18 2027 5.966 5.895 5.971
15 2024 4.243 4.224 4.245
19 2028 6.025 5.945 6.030
16 2025 4.274 4.252 4.276
17 2026 4.305 4.280 4.307
18 2027 4.337 4.308 4.339 4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
19 2028 4.369 4.336 4.371 Perhitungan Proyeksi kebutuhan air
Tabel 3. Proyeksi pertumbuhan penduduk bersih pada unit Kecamatan Kubu Kabupaten
Desa Kubu tahun 2010 – 2028 Karangasem sebagai berikut:
Jumlah Penduduk (jiwa)
No. Tahun
Geometrik Aritmatik Eksponensial
A. Kebutuhan Domestik dan Non
1
2
2010
2011
4.162
4.175
4.162
4.175
4.162
4.175
Domestik
3 2012 4.188 4.188 4.188 Macam kebutuhan air bersih terdiri
4 2013 4.201 4.201 4.201
5 2014 4.214 4.214 4.214 dari 2 macam yaitu, kebutuhan
6 2015 4.227 4.227 4.228
7 2016 4.241 4.240 4.241
domestik dan kebutuhan non
8
9
2017
2018
4.254
4.267
4.253
4.266
4.254
4.267
domestik. Berdasarkan beberapa
10 2019 4.280 4.279 4.281 faktor dari letak geografis maupun
11 2020 4.294 4.292 4.294
12 2021 4.307 4.305 4.307 kondisi sosial ekonominya Desa
13 2022 4.321 4.318 4.321
14 2023 4.334 4.331 4.334
Baturinggit, Desa Kubu, Desan
15
16
2024
2025
4.348
4.361
4.344
4.357
4.348
4.362
Dukuh dan Desa Tulamben termasuk
17 2026 4.375 4.370 4.375 dalam golongan Desa kecil (jumlah
18 2027 4.389 4.383 4.389
19 2028 4.402 4.396 4.403 penduduk pada tahun 2028 dibawah
Tabel 4. Proyeksi pertumbuhan penduduk 10.000 jiwa) dengan asumsi
Desa Tulamben tahun 2010 – 2028 kebutuhan air bersih sebesar 60
No. Tahun
Jumlah Penduduk (jiwa)
Geometrik Aritmatik Eksponensial
liter/orang/hari. Sedangkan
1 2010 8.964 8.964 8.964 kebutuhan non domestik ditujukan
2 2011 8.972 8.972 8.972
3 2012 8.980 8.980 8.980 untuk berbagai fasilitas umum,
4 2013 8.988 8.988 8.988
5 2014 8.996 8.996 8.996 berdasarkan Permen PU Tentang
6
7
2015
2016
9.004
9.012
9.004
9.012
9.004
9.012
Penyelenggaraan Pengembangan
8 2017 9.020 9.020 9.020 SPAM tingkat pelayanan air untuk
9 2018 9.028 9.028 9.028
10 2019 9.036 9.036 9.036 kebutuhan non domestik sebesar 15%
11 2020 9.044 9.044 9.044
12 2021 9.052 9.052 9.052 dari kebutuhan domestik.
13
14
2022
2023
9.060
9.069
9.060
9.068
9.061
9.069
B. Fluktuasi Kebutuhan Air
15 2024 9.077 9.076 9.077 Besarnya pemakaian air pada daerah
16 2025 9.085 9.084 9.085
17 2026 9.093 9.092 9.093 studi berbeda pada setiap jamnya, hal
18 2027 9.101 9.100 9.101
19 2028 9.109 9.108 9.109 ini dikarenakan terjadinya fluktuasi
pada setiap jam yang dipengaruhi
oleh pemakaian/faktor beban
konsumen.
C. Kehilangan Air
Kehilangan air merupakan besar air
yang hilang selama proses
pendistribusian air. Berdasarkan
Permen PU Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM kehilangan air
karena faktor teknis maksimal
sebesar 15% dan faktor nonteknis
mendekati nol.
Berdasarkan dari hasil perhitungan
kebutuhan air yang telah dilakukan,
Gambar 4. Grafik debit pompa pada
didapatkan total debit yang dibutuhkan untuk
Alternatif 1 RD Baturinggit Atas 1
memenuhi seluruh sambungan rumah sampai
Alternatif 2 RD Baturinggit Atas 1 :
tahun 2028 yang ada pada jalur RD
Skenario 1 Pompa, Operasi Pompa 15 Jam
Baturinggit sebesar 5,46 lt/dtk dan jalur RD
(Pompa Menyala per 3 jam) dimana pompa
Kubu sebesar 18,38 lt/dtk. Dengan debit
mulai beroperasi jam 05.00.
yang tersedia sebesar 9,058 liter/detik pada
RD Baturinggit dan 33 liter/detik pada RD
Kubu dan dari hasil perhitungan yang
didapat maka pada tahun 2028, kemampuan
pelayanan debit sumber terhadap kebutuhan
air bersih pada saat jam puncak adalah
sebesar 100%.
4.3. Alternatif Skenario Operasi Jaringan
Distribusi Air Bersih
Alternatif 1 RD Baturinggit Atas 1 :
Skenario 1 Pompa, Operasi Pompa 15 Jam
(Pompa Menyala per 5 jam) dimana pompa Gambar 5. Grafik fluktuasi muka air
mulai beroperasi jam 07.00. dalam tandon pada Alternatif 2 RD
Baturinggit Atas 1

Gambar 3. Grafik fluktuasi muka air


dalam tandon pada Alternatif 1 RD Gambar 6. Grafik debit pompa pada
Baturinggit Atas 1 Alternatif 2 RD Baturinggit Atas 1
Alternatif 1 RD Dukuh Atas : Skenario 1
Pompa, Operasi Pompa 15 Jam (Pompa
Menyala per 3 jam) dimana pompa mulai
beroperasi jam 05.00.
Gambar 7. Grafik fluktuasi muka air Gambar 10. Grafik fluktuasi muka air
dalam tandon pada Alternatif 1 RD Dukuh dalam tandon pada Alternatif 2 RD Dukuh
Atas Atas
RD Pandan merupakan tandon eksisting
sehingga dimensinya tidak dapat di rubah.
Namun yang dapat di simulasikan yaitu
inflow dan outflow pada tandon tersebut.

Gambar 8. Grafik fluktuasi muka air


dalam tandon pada Alternatif 1 RD Dukuh
Atas
Alternatif 2 RD Dukuh Atas : Skenario 1
Pompa, Operasi Pompa 16 Jam (Pompa Gambar 11. Grafik fluktuasi muka air
Menyala per 4 jam) dimana pompa mulai dalam tandon pada RD Pandan
beroperasi jam 05.00. 4.4. Hasil Simulasi Program WaterCAD
V8 XM Edition Pada Junction
Pada jaringan Reservoir Distribusi
Baturinggit tekanan tertinggi diperoleh pada
jam 00.00 sebesar 14,96 BARS (152,59
mH2O) dan tekanan terendah pada jam 07.00
sebesar 0,47 BARS (4,83 mH2O), hasil ini
sudah sesuai dengan SNI di mana batas
tekanan antara 0-16 BARS (0 - 163,2
mH2O).
Pada jaringan Reservoir Distribusi Kubu
Gambar 9. Grafik fluktuasi muka air tekanan tertinggi diperoleh pada jam 00.00
dalam tandon pada Alternatif 2 RD Dukuh sebesar 15,52 BARS (158,22 mH2O) dan
Atas tekanan terendah pada jam 07.00 sebesar
0,24 BARS (2,44 mH2O), hasil ini sudah
sesuai dengan SNI di mana batas tekanan
antara 0-16 BARS (0 - 163,2 mH2O).
4.5. Hasil Simulasi Program WaterCAD
V8 XM Edition Pada Pipa
Pada jaringan Reservoir Distribusi
Baturinggit kecepatan tertinggi diperoleh
pada jam puncak yaitu jam 07.00 sebesar Tekanan pada semua junction memenuhi
1,04 m/detik dan kecepatan terendah pada persyaratan batas tekan maksimum
jam 00.00 sebesar 0,19 m/detik. HDPE.
Pada jaringan Reservoir Distribusi Kubu
5.2. Saran
kecepatan tertinggi diperoleh pada jam Untuk mendapatkan hasil yang baik
puncak yaitu jam 07.00 sebesar 1,020 dalam suatu perencanaan sistem jaringan
m/detik dan kecepatan terendah pada jam pipa, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
00.00 sebesar 0,060 m/detik. berikut :
1. Ketersediaan data yang ada sangat
5. KESIMPULAN DAN SARAN membantu dalam perencanaan sistem
5.1. Kesimpulan distribusi jaringan pipa.
Berdasarkan hasil analisa yang telah 2. Adanya kerjasama antara pihak yang
dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat bertanggung jawab serta penduduk
diambil kesimpulan sebagai berikut : sekitar unuk menjaga kelestarian
1. Dari hasil perhitungan kebutuhan air sumber air dan fasilitas yang ada untuk
bersih dapat diketahui dengan menjaga kontinuitas dan kualitas mata
menggunakan tandon mampu melayani air tersebut.
penduduk sebesar 100% dengan
kehilangan air 15%. Sehingga besarnya UCAPAN TERIMA KASIH
debit sumber yang tersedia sangat 1. Bapak Ir. Mohammad Taufiq, MT. dan
mencukupi kebutuhan air bersih sampai Bapak Dr. Ery Suhartanto, ST,.MT.
dengan tahun 2028. sebagai dosen pembimbing atas masukan,
2. Untuk daerah distribusi RD Baturinggit arahan, bimbingan dan waktu yang
Atas 1, alternatif 2 yang paling sesuai diluangkan untuk berdiskusi hingga dapat
untuk pola operasi karena menggunakan terselesaikannya tugas akhir ini.
1 pompa dan lama operasi pompa yang 2. Dr. Very Dermawan, ST., MT. dan Bapak
paling pendek sehingga memperingan Ir. M. Janu Ismoyo, MT. sebagai dosen
kerja pompa. Meskipun sama-sama penguji yang memberikan masukan dan
sanggup memenuhi kebutuhan air bersih arahan untuk kelengkapan tugas akhir ini
penduduk, desain tandon pada alternatif
2 lebih kecil dibandingkan alternatif 1 DAFTAR PUSTAKA
sehingga lebih efisien dalam Anonim 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan
pembangunan.
Umum No: 18/PRT/M/2007 Tentang
Untuk daerah distribusi RD Dukuh Atas,
alternatif 1 merupakan skenario yang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem
paling sesuai untuk pola operasi karena
Penyediaan Air Minum. Jakarta:
menggunakan 1 pompa dan lama operasi
pompa yang paling pendek sehingga Departemen Pekerjaan Umum.
memperingan kerja pompa. Meskipun
Anonim 2008. Kecamatan Kubu Dalam
sama-sama sanggup memenuhi
kebutuhan air bersih penduduk, desain Angka. BPS dan BAPPEDA Kabupaten
tandon pada alternatif 1 lebih kecil
Karangasem.
dibandingkan alternatif 2 sehingga lebih
efisien dalam pembangunan. Bentley Methods. 2007. User’s Guide
3. Pada jaringan Reservoir Distribusi Kubu
WaterCAD v8 for Windows WATERBUY
terdapat kecepatan di bawah batas
kecepatan minimum, hal ini dapat di CT. USA: Bentley. Press.
terima karena berada pada jam minimum
penggunaan air bersih. Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik.
Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan
dan Y. P. Pangaribuan. Jakarta: Muliakusumah, Sutarsih. 1998. Proyeksi
Erlangga. Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
DPU Ditjen Cipta Karya. 1987. Buku Utama Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran
Sistem Jaringan Pipa. Diktat Kursus Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan
Perpipaan Departemen Pekerjaan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Umum Direktoral Jeneral Cipta Karya
Sularso dan Harou Tahara. 2000. Pompa dan
Direktorat Air Bersih. Jakarta :
Kompresor. Jakarta: PT. Pradnya
Departemen Pekerjaan Umum,
Paramitha.
Direktoral Jenderal Cipta Karya,
Direktorat Air Bersih. Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika II.
Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset.
Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini.
1996. Teknik Sumber Daya Air. Jilid I. Webber, N. B. 1971. Fluid Mechanics For
Jakarta: Erlangga. Civil Engineering, S. I Edition.
London:Chapman and Hall Ltd.
Mays, Lary W. 1999. Water Distribution
System Hand Book. New York: Mc.
Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai