Disusun Oleh :
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya makalah yang berjudul ‘’Asuhan Keluarga Berencana dan Kesehatan
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan baik moral maupun
materil.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, baik dari segi bahasa
maupun penulisannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Contoh Kasus Mengenai Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi
Sosial Terkait dengan Perkosaan.............................................................................3
2.2 Dimensi Sosial Wanita Terkait dengan Perkosaan............................................3
2.3 Upaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial
Terkait dengan Perkosaan.......................................................................................7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................8
3.1. Kesimpulan......................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkosaan dapat terjadi pada siapapun, termasuk wanita yang mengenakan jilbab
dan berpakaian serta tertutup, atau wanita yang telah memiliki sejumlah anak, wanita
mengandung, atau bahkan anak-anak. Namun demikian, cara berpakaian minim
memang cenderung memperkokoh cara pandang tentang wanita sebagai objek seks,
sedangkan perkosaan sendiri lazim terjadi dalam masyarakat yang memandang
wanita sebagai pihak yang memiliki derajat rendah serta memiliki fungsi sebagai
pemuas nafsu seks pria.
1
1. Bagaimana contoh kasus mengenai permasalahan kesehatan wanita dalam
dimensi sosial terkait dengan perkosaan?
2. Bagaimana dimensi sosial wanita terkait dengan perkosaan?
3. Bagaimana upaya mengatasi permasalahan kesehatan wanita dalam dimensi
sosial terkait dengan perkosaan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami contoh kasus mengenai permasalahan kesehatan
wanita dalam dimensi sosial terkait dengan perkosaan
2. Mengetahui dan memahami dimensi sosial wanita terkait dengan perkosaan
3. Mengetahui dan memahami upaya mengatasi permasalahan kesehatan wanita
dalam dimensi sosial terkait dengan perkosaan
BAB II PEMBAHASAN
2
2.1 Contoh Kasus Mengenai Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi
Sosial Terkait dengan Perkosaan
Perkosaan
Kasus pemerkosaan itu sempat membuat geger publik Brasil dan mendapat kecaman
dari berbagai pihak, termasuk para petinggi Brasil.
Namun, remaja berusia 16 tahun itu mengaku dirinya terpukul karena merasa dirinya
seperti dikucilkan oleh sebagian dari publik.
Semua hanya karena ia mengenakan pakaian yang dianggap terlalu minim dan seksi.
“Ini stigma yang menyakitkan bagi saya. Seolah-olah orang mengatakan: ‘Ini
salahnya. Dia mengenakan pakaian minim," sebutnya, dikutip Independent.
"Saya ingin mereka tahu bahwa (pemerkosaan) bukan kesalahan korbannya. Anda
tidak bisa menyalahkan korban perampokan jika ia dirampok, kan," tambahnya.
Kepolisian Rio de Janeiro telah menyatakan pada Jumat (27/5/2016) bahwa gadis
yang dilindungi identitasnya itu diperkosa oleh 33 pria.
Ia diperkosa secara bergilir usai dibius di rumah kekasihnya di Rio de Janeiro, Brasil,
dan korban baru sadar diri keesokan harinya.
Aksi pemerkosaan itu direkam oleh para pelaku dan lalu mengunggahnya ke Twitter,
yang membuat publik marah besar dan keluarga korban terpukul.
3
“Saya ingin para pelaku diadili oleh Tuhan. Saya merasa seperti sampah,” kata remaja
itu lagi.
Kini polisi tengah melakukan penggerebekan di daerah kumuh Rio de Janeiro untuk
mencari keberadaan para pelaku pemerkosaan itu. (Reuters/Independent/Ruth Vania)
4
Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau
alat lain ke dalam vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa
persetujuannya. Dikatakan suatu tindak pemerkosaan tidak hanya bila
seorang perempuan dipukuli sampai pingsan atau ketika perempuan meronta,
melawan, berupaya melarikan diri akan tetapi meski korban tidak melawan,
apapun yang dilakukan perempuan bila perbuatan tersebut bukan
pilihan/keinginan perempuan berarti termasuk tindak perkosaan.
5
Seorang wanita mungkin dipaksa untuk hubungan seksual
oleh seorang teman kerja atau oleh atasannya, sehingga wanita
tersebut bisa tetap bekerja. Wanita itu mungkin diancam dengan
kehidupan pekerjaan atau hukuman lainjka dia menceritakan
kepada orang lain.
d)Pelecehan seksual pada anak-anak
1)Anak perempuan diperkosa ayahnya
2)Anak perempuan diperkosa paman
3)Anak perempuan diperkosa kakek
2. Pemerkosaan oleh orang yang tidak dikenal
a)Perkosaan oleh sekelompok pelaku (diperkosa lebih dari 1 orang)
b)Perkosaan di penjara (diperkosa oleh polisi atau sipir penjaga
penjara)
c)Perkosan saat perang (tentara atau gerilyawan sering
menggunakan perkosaan untuk menakut-nakuti wanita)
6
2.2.6 Persepsi Masyarakat Tentang Perkosaan
1. Biasanya korban yang memprovokasi atau mengundang kejadian
perkosaan dengan menggunakan pakaian minim atau dandanan yang
berlebihan
2. Sebenarnya perempuan dapat menghindari tindakan perkosaan dan
hanya perempuan tertentu yang akan diperkosa
3. Perempuan sering mengaku diperkosa untuk balas dendam, mendapat
santunan atau pun karena ia mempunyai kepribadian mencari
perhatian
4. Perkosaan hanya terjadi di daerah asing pada malam hari dan hanya
dilakukan oleh orang sakt/kriminal
5. Pria baik-baik tidak akan memperkosa kecuali karena
undangan/rayuan dari wanita
6. Hanya perempuan tertentu yang akan diperkosa
7. Perkosaan terjadi karena pelaku tidak dapat mengendalikan impuls
seksualnya
7
3. Setelah perkosaan umumnya yang timbul adalah kemarahan,
ketakutan, perasaan tidak aman, depresi, insomnia,sering mimpi
buruk, menghindari kontak seksual dan sebagainya.
Dalam kasus yang telah dipaparkan sebelumnya, dimensi sosial yang terjadi adalah
adanya persepsi masyarakat bahwasanya tindak perkosaan tersebut terjadi karena
pakaian yang dikenakan sang gadis yang dianggap terlalu minim. Hal tersebut sesuai
dengan dinamika yang terjadi selama ini yang menganggap bahwa perempuan
memiliki posisi yang lebih rendah dari pria yang bisa dijadikan alat pemuas nafsu dan
dipersalahkan karena pola pikir masyarakat mengatakan bahwasanya tindak
perkosaan itu tidak akan terjadi bilamana sang gadis tidak menggoda dengan sengaja
berpakaian seksi ataupun minim. Jika dilihat dari sudut pandang lain tentunya
kejadian perkosaan ini bukan sepenuhnya salah sang gadis. Ada beberapa faktor lain
yang membuat hal tersebut, sebut saja jika pelaku mungkin saja tidak dapat
mengendalika. Impuls seksualnya atau bisa juga para pelaku bukanlah orang baik-
baik dan telah merencanakan hal tersebut sebelumnya karena nyatanya mereka
memiliki obat bius untuk membius wanita tersebut. Namun dalam posisi ini status
sang wanita tetap dipersalahkan oleh publik mengingat wanita ditempatkan sebagai
satu satunya pemicu terjadinya perkosaan tersebut tanpa melihat faktor lainnya.
8
2.3 Upaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial
Terkait dengan Perkosaan
Upaya yang dilakukan tenaga kesehatan dalam kasus tindak perkosaan
adalah :
1. Bersikap dengan baik,penuh perhatian dan empati
2. Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya misalnya
mengobati cidera, pemberian kontrasepsi darurat, dll
3. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi
4. Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis
5. Memberikan konseling dalam membuat keputusan
6. Membantu memberitahukan pada keluarga
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dimensi sosial wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjad pada
saat ini. Kenyataannya adalah diskriminas atau ketidakadilan seperti
marginalisasi, subordinasi, pandangan stereotip, kekerasan terhadap perempuan
dan beban kerja. Perkosaan sendiri adalah suatu serangan/penganiayaan seksual
karena perkosaan merupakan suatu tindakan kekerasan dengan menggunakan
seks tanpa persetujuan wanita yang membawa dampak yang besar dan
9
berkepanjangan bagi korbannya. Dalam hal ini masyarakat memiliki persepsi
tersendiri yang terkadang bisa menyudutkan wanita korban perkosaan.
3.2 Saran
Diharapkan tenaga kesehatan bisa melakukan upaya untuk mengatasi
permasalahan kesehatan dalam dimensi sosial wanita terkait dengan pemerkosaan
sebagaimana mestinya karena wanita korban perkosaan membutuhkan dukungan
yang begitu besar.
DAFTAR PUSTAKA
10
(Perkosaan)http://firlaromandse25.blogspot.co.id/2011/06/dimensi-sosial-wanita-
dan.html?m=1. 1 April 2018
11