Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL DAN

UPAYA MENGATASINYA : PERKOSAAN

Dosen Pembimbing : Inda Corniawati, M.Keb

Disusun Oleh :

Ciptaningsih Handayani NIM. P07224316005

Gita Fitrya NIM. P07224316015

Oktavia Marcelina Sayny NIM. P07224316026

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya makalah yang berjudul ‘’Asuhan Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi, Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya

Mengatasinya : Perkosaan’ ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Atas

dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka

pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Inda Corniawati, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan makalah ini.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan baik moral maupun

materil.

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, baik dari segi bahasa

maupun penulisannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua

pihak sangat dibutuhkan sebagai acuan untuk membuat makalah selanjutnya.

Samarinda, 1 April 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Contoh Kasus Mengenai Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi
Sosial Terkait dengan Perkosaan.............................................................................3
2.2 Dimensi Sosial Wanita Terkait dengan Perkosaan............................................3
2.3 Upaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial
Terkait dengan Perkosaan.......................................................................................7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................8
3.1. Kesimpulan......................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkosaan dapat terjadi pada siapapun, termasuk wanita yang mengenakan jilbab
dan berpakaian serta tertutup, atau wanita yang telah memiliki sejumlah anak, wanita
mengandung, atau bahkan anak-anak. Namun demikian, cara berpakaian minim
memang cenderung memperkokoh cara pandang tentang wanita sebagai objek seks,
sedangkan perkosaan sendiri lazim terjadi dalam masyarakat yang memandang
wanita sebagai pihak yang memiliki derajat rendah serta memiliki fungsi sebagai
pemuas nafsu seks pria.

Seorang perempuan mempunyai pilihan untuk menolak atau menyetujui


pendekatan seksual dalam setiap hubungan seksual. Saat perempuan menolak, pria
mempunyai pilihan untuk menghormati kehendak perempuan tersebut dan menerima
keputusannya atau berupaya agar perempuan merubah keputusannya dengan
bujukan/rayuan bahkan dengan paksaan. Walaupun wanita mengenal pria tersebutdan
mengiyakan,akan tetapi bila karena tidak ada jalan lain untuk menolaknya, maka hal
itu termasuk perkosaan.

Persepsi masyarakat mengenai apa yang disebut perkosaan selama bertahun-


tahun bervariasi dan terus-menerus berubah bahkan hingga kini. Ada perubahan
dalam hukum pada waktu terakhir ini, dan kini, seorang pria mungkin memerkosa
istrinya. Kekerasan seksual dan perkosaan dapat memengaruhi setiap wanita, terlepas
berapa usianya, kelas sosial, ataupun latar belakangnya. Ada persentasi tinggi untuk
kasus perkosaan yang dilakukan oleh orang yang dikenal korban, dan kebanyakan
berlangsung dirumah korban. Korban dapat diserang oleh lebih dari satu orang
penyerang, dan kekerasan seksual sering kali melibatkan tindakan lainnya, memaksa
korban ambil bagian dalam aktivitas seksual, dan melecehkan korban. Sepertiga
perilaku perkosaan mengalami disfungsi seksual.

1.2 Rumusan Masalah

1
1. Bagaimana contoh kasus mengenai permasalahan kesehatan wanita dalam
dimensi sosial terkait dengan perkosaan?
2. Bagaimana dimensi sosial wanita terkait dengan perkosaan?
3. Bagaimana upaya mengatasi permasalahan kesehatan wanita dalam dimensi
sosial terkait dengan perkosaan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami contoh kasus mengenai permasalahan kesehatan
wanita dalam dimensi sosial terkait dengan perkosaan
2. Mengetahui dan memahami dimensi sosial wanita terkait dengan perkosaan
3. Mengetahui dan memahami upaya mengatasi permasalahan kesehatan wanita
dalam dimensi sosial terkait dengan perkosaan

BAB II PEMBAHASAN

2
2.1 Contoh Kasus Mengenai Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi
Sosial Terkait dengan Perkosaan
Perkosaan

Gadis Ini Diperkosa 33 Pria Eh Malah Disalahkan karena Berpakaian Seksi

Senin, 30 Mei 2016 09:03

WARTA KOTA, RIO DE JANIERO - Menjadi korban pemerkosaan 33 pria, seorang


gadis di Brasil sedih karena malah disalahkan atas hal yang menimpanya.

Kasus pemerkosaan itu sempat membuat geger publik Brasil dan mendapat kecaman
dari berbagai pihak, termasuk para petinggi Brasil.

Namun, remaja berusia 16 tahun itu mengaku dirinya terpukul karena merasa dirinya
seperti dikucilkan oleh sebagian dari publik.

Semua hanya karena ia mengenakan pakaian yang dianggap terlalu minim dan seksi.

“Ini stigma yang menyakitkan bagi saya. Seolah-olah orang mengatakan: ‘Ini
salahnya. Dia mengenakan pakaian minim," sebutnya, dikutip Independent.

"Saya ingin mereka tahu bahwa (pemerkosaan) bukan kesalahan korbannya. Anda
tidak bisa menyalahkan korban perampokan jika ia dirampok, kan," tambahnya.

Kepolisian Rio de Janeiro telah menyatakan pada Jumat (27/5/2016) bahwa gadis
yang dilindungi identitasnya itu diperkosa oleh 33 pria.

Ia diperkosa secara bergilir usai dibius di rumah kekasihnya di Rio de Janeiro, Brasil,
dan korban baru sadar diri keesokan harinya.

Aksi pemerkosaan itu direkam oleh para pelaku dan lalu mengunggahnya ke Twitter,
yang membuat publik marah besar dan keluarga korban terpukul.

3
“Saya ingin para pelaku diadili oleh Tuhan. Saya merasa seperti sampah,” kata remaja
itu lagi.

Kini polisi tengah melakukan penggerebekan di daerah kumuh Rio de Janeiro untuk
mencari keberadaan para pelaku pemerkosaan itu. (Reuters/Independent/Ruth Vania)

2.2 Dimensi Sosial Wanita Terkait dengan Perkosaan


2.2.1 Dimensi Sosial
Dimensi sosial wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi
pada saat sekarang ini. Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan :
a.Marginalisasi
1. Peluang untuk menjadi pembantu rumah tangga lebih banyak
diberikan kepada perempuan
2. Pemupukan dan pengendalian teknologi dilakukan oleh laki-laki
b.Subordinasi
Keyakinan menetapkan kedudukan dan peran wanita lebih rendah
daripada laki-laki
c.Pandangan stereotip
Penandaan yang sering bersifat negativ secara umum selalu
melahirkan ketidakadilan yang bersumber dari pandangan gender.
d.Kekerasan terhadap perempuan
Berbagai serangan terhadap fisik maupun integritas mental,
psikologis yang dialami wanita
e.Beban Kerja
Suatu bentuk diskriminasi di mana beban kerja harus dijalankan oleh
satu jenis kelamin tertentu.

2.2.2 Definisi Perkosaan

4
Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau
alat lain ke dalam vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa
persetujuannya. Dikatakan suatu tindak pemerkosaan tidak hanya bila
seorang perempuan dipukuli sampai pingsan atau ketika perempuan meronta,
melawan, berupaya melarikan diri akan tetapi meski korban tidak melawan,
apapun yang dilakukan perempuan bila perbuatan tersebut bukan
pilihan/keinginan perempuan berarti termasuk tindak perkosaan.

2.2.3 Wanita yang Beresiko


1. Wanita yang menderita cacat
2. Wanita di tempat pengungsian
3. Wanita yang hidup di jalanan
4. Pembantu Rumah Tangga
5. Wanita yang berpenampilan sensual

2.2.4 Macam-Macam Perkosaan


1. Perkosaan oleh orang yang dikenal
a)Pemerkosaan oleh suami atau bekas suami
Bila hukum dan tradisi memperlakukan wanita sebagai hak
milik dari suami,maka suami akan berfikir bahwa dia punya
hak penuh untuk menuntut pelayanan seksual dari istri kapan
pun dia kehendaki meskipun si wanita tidak menginginkannya.
b)Pemerkosaan oleh pacar
Pacarnya mungkin bilang bahwa dia punya hak untuk
hubungan seksual karena dia telah menghabiskan uang untuk
wanita tersebut, karena wanita sering menggoda yang menjurus
ke arah seksual atau karena dia telah melamar wanita tersebut.
c)Pemerkosaan oleh teman kerja/atasan

5
Seorang wanita mungkin dipaksa untuk hubungan seksual
oleh seorang teman kerja atau oleh atasannya, sehingga wanita
tersebut bisa tetap bekerja. Wanita itu mungkin diancam dengan
kehidupan pekerjaan atau hukuman lainjka dia menceritakan
kepada orang lain.
d)Pelecehan seksual pada anak-anak
1)Anak perempuan diperkosa ayahnya
2)Anak perempuan diperkosa paman
3)Anak perempuan diperkosa kakek
2. Pemerkosaan oleh orang yang tidak dikenal
a)Perkosaan oleh sekelompok pelaku (diperkosa lebih dari 1 orang)
b)Perkosaan di penjara (diperkosa oleh polisi atau sipir penjaga
penjara)
c)Perkosan saat perang (tentara atau gerilyawan sering
menggunakan perkosaan untuk menakut-nakuti wanita)

2.2.5 Penyebab terjadinya Perkosaan


1. Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai
korban dengan cara mengancam (dengan senjata, fisik menyakiti
perempuan, verbal dengan menggertak) dan dengan penetrasi sebagai
simbol kemenangan
2. Sebagai cara meluapkan rasa marah, penghinaan, balas dendam,
menghancurkan lawan baik masalah individu maupun masalah
kelompok tertentu, sedangkan unsur rasa cinta ataupun kepuasan
seksual tidak penting
3. Luapan perilaku sadis, pelaku merasa puas telah membuat penderitaan
bagi orang lain

6
2.2.6 Persepsi Masyarakat Tentang Perkosaan
1. Biasanya korban yang memprovokasi atau mengundang kejadian
perkosaan dengan menggunakan pakaian minim atau dandanan yang
berlebihan
2. Sebenarnya perempuan dapat menghindari tindakan perkosaan dan
hanya perempuan tertentu yang akan diperkosa
3. Perempuan sering mengaku diperkosa untuk balas dendam, mendapat
santunan atau pun karena ia mempunyai kepribadian mencari
perhatian
4. Perkosaan hanya terjadi di daerah asing pada malam hari dan hanya
dilakukan oleh orang sakt/kriminal
5. Pria baik-baik tidak akan memperkosa kecuali karena
undangan/rayuan dari wanita
6. Hanya perempuan tertentu yang akan diperkosa
7. Perkosaan terjadi karena pelaku tidak dapat mengendalikan impuls
seksualnya

2.2.7 Dampak Perkosaan


1. Biasanya terjadi pada wanita dan keluarganya dimana peristiwa
diperkosa merupakan tragedi yang sangat menyakitkan dan sulit
dilupakan sepanjang hidup mereka. Bahkan sering kali
menyebabkan trauma yang berkepanjangan. Peristiwa ini
melahirkan rasa malu dan aib selama hidup yang akhirnya
menimbulkan rasa rendah diri terutama saat harus menjalani
kehidupan sosial selanjutnya.
2. Biasanya melibatkan kekerasan fisik, sehingga mungkin terjadi luka
dan rasa sakit di beberapa bagian tubuh seperti daerah genetalia

7
3. Setelah perkosaan umumnya yang timbul adalah kemarahan,
ketakutan, perasaan tidak aman, depresi, insomnia,sering mimpi
buruk, menghindari kontak seksual dan sebagainya.

2.2.8 Dimensi Sosial Wanita dalam Kasus Perkosaan Terkait

Dalam kasus yang telah dipaparkan sebelumnya, dimensi sosial yang terjadi adalah
adanya persepsi masyarakat bahwasanya tindak perkosaan tersebut terjadi karena
pakaian yang dikenakan sang gadis yang dianggap terlalu minim. Hal tersebut sesuai
dengan dinamika yang terjadi selama ini yang menganggap bahwa perempuan
memiliki posisi yang lebih rendah dari pria yang bisa dijadikan alat pemuas nafsu dan
dipersalahkan karena pola pikir masyarakat mengatakan bahwasanya tindak
perkosaan itu tidak akan terjadi bilamana sang gadis tidak menggoda dengan sengaja
berpakaian seksi ataupun minim. Jika dilihat dari sudut pandang lain tentunya
kejadian perkosaan ini bukan sepenuhnya salah sang gadis. Ada beberapa faktor lain
yang membuat hal tersebut, sebut saja jika pelaku mungkin saja tidak dapat
mengendalika. Impuls seksualnya atau bisa juga para pelaku bukanlah orang baik-
baik dan telah merencanakan hal tersebut sebelumnya karena nyatanya mereka
memiliki obat bius untuk membius wanita tersebut. Namun dalam posisi ini status
sang wanita tetap dipersalahkan oleh publik mengingat wanita ditempatkan sebagai
satu satunya pemicu terjadinya perkosaan tersebut tanpa melihat faktor lainnya.

8
2.3 Upaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial
Terkait dengan Perkosaan
Upaya yang dilakukan tenaga kesehatan dalam kasus tindak perkosaan
adalah :
1. Bersikap dengan baik,penuh perhatian dan empati
2. Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya misalnya
mengobati cidera, pemberian kontrasepsi darurat, dll
3. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi
4. Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis
5. Memberikan konseling dalam membuat keputusan
6. Membantu memberitahukan pada keluarga

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dimensi sosial wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjad pada
saat ini. Kenyataannya adalah diskriminas atau ketidakadilan seperti
marginalisasi, subordinasi, pandangan stereotip, kekerasan terhadap perempuan
dan beban kerja. Perkosaan sendiri adalah suatu serangan/penganiayaan seksual
karena perkosaan merupakan suatu tindakan kekerasan dengan menggunakan
seks tanpa persetujuan wanita yang membawa dampak yang besar dan

9
berkepanjangan bagi korbannya. Dalam hal ini masyarakat memiliki persepsi
tersendiri yang terkadang bisa menyudutkan wanita korban perkosaan.

3.2 Saran
Diharapkan tenaga kesehatan bisa melakukan upaya untuk mengatasi
permasalahan kesehatan dalam dimensi sosial wanita terkait dengan pemerkosaan
sebagaimana mestinya karena wanita korban perkosaan membutuhkan dukungan
yang begitu besar.

DAFTAR PUSTAKA

Scribd. 2014. Makalah Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya.


https://www.scribd.com/doc/314753442/Makalah-Dimensi-Sosial-Wanita-Dan-
Permasalahannya. 1 April 2018

Nurianti, Irma. 2017. Handout Kesehatan Reproduksi. Elearning.medistra.ac.id >


content. 1 April 2018

Romandse, Firla. 2011 .Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya

10
(Perkosaan)http://firlaromandse25.blogspot.co.id/2011/06/dimensi-sosial-wanita-
dan.html?m=1. 1 April 2018

Suprapto. 2016. Gadis ini Diperkosa 33 Pria, Eh Malah Disalahkan Karena


Berpakaian Seksi. http://wartakota.tribunews.com. 1 April 2018

11

Anda mungkin juga menyukai