Uji Keasaman Mineral Batuan Dengan Spektrofotometri FTIR-4
Uji Keasaman Mineral Batuan Dengan Spektrofotometri FTIR-4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memahami tahapan cara kerja penentuan keasaman
zeolit alam dan membandingkan keasaman mineral alam yang ditentukan menggunakan
metode spektrofotometri FTIR.
7. Kilap (luster)
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu
mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-
Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera,
kelap resin, dan kilap tanah.
Gambar 1.3.1.3 Berbagai jenis mineral yang memperlihatkan struktur kristal
1. Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena
jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral
silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak
Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen,
batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-
ferromagnesium.
Berikut adalah Mineral Silikat:
1. Kuarsa: ( SiO2 )
2. Felspar Alkali: ( KAlSi3O8 )
3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8)
4. Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2
5. Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2
6. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
8. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral
ferromagnesium.
Larutandidinginkan
Campuran dipanaskan hingga
selama suhu
3 menit
ruang
Padatan dimasukkan ke gelas kimia 200mL dan Zeolit dibilas dengan 10mL
Aquades
Air bilasan pertama dibuang dan dibilas ulang kemudian air bilasan diperiksa
dengan lakmus biru
Kertas saring berisi padatan Zeolit dipindahkan ke gelas arloji dan dikeringkan
pada suhu 110oC hingga kering kemudian didinginkan di Desikator
Zeolit Teraktivasi
b. Zeolit non-Aktivasi
Pada spektra FTIR zeolit aktivasi diatas dapat dibagi menjadi empat wilayah. Wilayah
pertama dari rentang 4000 – 2500, didapat karakteristik puncak pada 3410,067 dimana
karakteristik ini memiliki gugus fungsi NH dengan senyawa Amina primer dan sekunder.
Wilayah kedua yaitu dari rentang 2500 – 2000, tidak adanya karakteristik puncak sehingga
tidak dapat menentukan gugus fungsinya. Wilayah ketiga dari rentang 2000 – 1500,
didapatkan karakteristik puncak pada 1636,29 dimana karakteristik ini memiliki gugus fungsi
C=C dengan senyawa alkena dan gugus fungsi C=N dengan senyawa Oksim. Pada wilayah
keempat terdapat banyak puncak spektra. Wilayah keempat ini dikenal sebagai daerah sidik
jari dari spektrum IR yang mengandung sejumlah besar puncak serapan untuk berbagai ikatan
tunggal.
Pada spektra FTIR zeolit non-aktivasi diatas dapat dibagi menjadi empat wilayah.
Wilayah pertama dari rentang 4000 – 2500, didapatkan karakteristik puncak pada 3441,53
dimana karakteristik ini memiliki gugus fungsi NH dengan senyawa Amina primer dan
sekunder. Wilayah kedua yaitu dari rentang 2500 – 2000, tidak adanya karakteristik puncak
sehingga tidak dapat menentukan gugus fungsinya. Wilayah ketiga dari rentang 2000 – 1500,
didapatkan karakteristik puncak pada 1642,07 dimana karakteristik ini memiliki gugus fungsi
C=C dengan senyawa alkena dan gugus fungsi C=N dengan senyawa Oksim. Pada wilayah
keempat terdapat banyak puncak spektra. Wilayah keempat ini dikenal sebagai daerah sidik
jari dari spektrum IR yang mengandung sejumlah besar puncak serapan untuk berbagai ikatan
tunggal.
Dari kedua data diatas, gugus fungsi zeolit aktivasi dengan non-aktivasi tidak memiliki
perbedaan. Gugus fungsi pada setiap wilayah pengukuran memiliki gugus yang sama. Namun
karakteristik puncaknya memilki nilai frekuensi berbeda. Perbandingan nilai frekuensi ini
tidaklah besar karena masih dalam rentang nilai gugus fungsi yang sama. Berikut adalah tabel
daerah gugus fungsi IR :
Untuk literatur pembanding gugus fungsi zeolit diambil dari Jurnal ALCHEMY, Vol.
3 No. 2 Oktober 2014, hal 108 – 117 yang berjudul SINTESIS DAN KARAKTERISASI
ZEOLIT Y DARI ABU AMPAS TEBU VARIASI RASIO MOLAR SiO2/Al2O3
DENGAN METODE SOL GEL HIDROTERMAL. Pada struktur zeolit diketahui karakter
aluminosilikat terdapat jaringan internal dan eksternal, yang merupakan jaringan internal
zeolit ditunjukkan pada daerah serapan sekitar 500-420 cm-1 , 820-650 cm-1 , dan 1250-
950 cm-1 . Daerah serapan sekitar 820-650 cm-1 mewakili vibrasi ulur simetri O-Si-O dan
O-Al-O, sedangkan daerah serapan sekitar 1250-950 cm --1 mewakili vibrasi ulur asimetri,
serta vibrasi tekuk dari Si-O dan Al-O pada kerangka aluminosilikat pada zeolit muncul
pada daerah serapan 500-420 cm-1. Adanya vibrasi ulur dan tekuk tersebut menunjukkan
telah terbentuknya kerangka aluminosilikat. Berikut Tabel Interpretasi spektra IR Zeolit
dari literatur:
Dari tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa kedua senyawa adalah identik karena
memilki nilai frekueensi yang hampir sama dan memiliki gugus yang sama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Zeolit aktivasi dan zeolit non-aktivasi memiliki gugus fungsi yang sama namun
dengan nilai frekuensi yang berbeda. Apabila dibandingkan dengan literatur, hasil yang
didapat juga identik. Metode FTIR ini bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi dari
zeolit. Spektroskopi FTIR adalah teknik pengukuran untuk mengumpulkan spektrum
inframerah. Energi yang diserap sampel pada berbagai frekuensi sinar inframerah
direkam, kemudian diteruskan ke interferometer. Sinar pengukuran sampel diubah
menjadi interferogram.Perhitungan secara matematika Fourier Transform untuk sinyal
tersebut akan menghasilkan spekrum yang identik pada spektroskopi inframerah
5.2 Saran
Sebaiknya para asisten praktikum lebih detail lagi menjelaskan mengenai teori dan
juga kaitan teori dan prakteknya kepada para praktikan sehingga praktikan tidak
kesulitan untuk paham. Sebaiknya fasilitas listrik pada laboratorium semakin
ditingkatkan agar tidak mengganggu dan menjadi kendala selama praktikan
melaksanakan praktikum.
Daftar Pustaka
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Zahro, Alifatus, dkk.2014. SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT Y DARI ABU AMPAS TEBU VARIASI
RASIO MOLAR SiO2/Al2O3 DENGAN METODE SOL GEL HIDROTERMAL.
ALCHEMY, Vol. 3 No. 2 Oktober 2014, hal 108 - 117