Hendro Naskah Publikasi - Jemme
Hendro Naskah Publikasi - Jemme
Abstrak
Gas Metal Arc Welding (GMAW) dan Submarged Arc Welding (SAW) merupakan jenis
proses pengelasan yang banyak digunakan dalam dunia penyambungan logam atau paduan logam,
kelebihan pengelasan tersebut dapat beroperasi secara otomatis, pelaksanaan relatif cepat dan
mempunyai keandalan yang tinggi dalam aplikasi pengelasan. Kekuatan hasil sambungan las
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya masukan panas, kuat arus, kecepatan las, laju
pendinginan, komposisi kimia dari filler, fluks, dan logam dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh proses dari pengelasan kombinasi GMAW-SAW dan SAW terhadap cacat
sambungan dan sifat mekanik. Material yang digunakan adalah Baja SM490A dan
SM520B,kampuhpengelasan berbentuk V 250 dengan posisi 1G, metode yang digunakan yaitu
pengelasan kombinasi (GMAW 60 % - SAW 40%) dan (SAW 100%) komposisi kimia filler GMAW
memakai jenis filler ER70S-6 yang memiliki kandungan Mn 1,43% dan SAW memakai jenis filler
F7A0-EM12K dengan kandungan Mn1,33%. Pengujian cacat sambungan dilakukan dengan uji
radiographic dan pengamatan Macro, uji sifat mekanik dilakukan dengan uji tarik dan uji bending
secara side bend. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode pengelasan kombinasi filler GMAW-
SAW mempunyai nilai kekuatan yang tinggi sebesar 508 Mpa dari pada metode pengelasan filler
SAW dengan nilai kekuatan 477 Mpa. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah Mangan (Mn) tinggi
mempengaruhi tingkat kekuatan sambungan las.
1. PENDAHULUAN
Pengelasan adalah salah satu metode penggabungan yang digunakan untuk
menyambung logam atau paduan logam, dimana penyambungan ini memanfaatkan
energy panas dari mesin las yang digunakan dalam pengelasan. Pada proses pengelasan
terjadi peleburan antara logam pengisi dan logam yang dilas. Pengelasan GMAW dan
SAW merupakan salah satu jenis pengelasan yang penting dalam dunia industri dibidang
fabrikasi maupun kontruksi yang banyak digunakan untuk penyambungan seperti
jembatan, bangunan, dan perpipaan. Gas Metal Arc Welding (GMAW) merupakan proses
pengelasan yang mampu mengalirkan panas dengan laju kecepatan tinggi, pengelasan
GMAW memiliki konsentrasi busur yang tinggi dan elastisitas yang lebih baik dari pada
yang dihasilkan dengan cara pengelasan yang lain [4]. Permasalahan yang sering terjadi
pada hasil pengelasan GMAW terhadap pengaturan voltage menyebabkan terjadinya
penembusan las karena dengan adanya penembusan yang besar mengakibatkan las
bagian dalam semakin besar sehingga berpengaruh besar terhadap kekuatan hasil
pengelasan [17]. Keunggulan proses pengelasan GMAW memiliki efisien yang tinggi serta
proses pengerjaannya yang cepat, dapat digunakan semua posisi pengelasan (welding
position),tidak menghasilkan slag atau terak layaknya yang terjadi pada las
SMAW/MMAW. Proses pengelasan GMAW sangat cocok untuk pekerjaan dibidang
kontruksi
Metode pengelasan Submarged Arc Welding (SAW) merupakan proses pengelasan
otomatis di mana busur listrik dan logam cair tertutup oleh lapisan serbuk fluks, sedangkan
kawat pengisi diumpamakan secara kontinyu dengan kondisi busur listriknya terendam
fluks, karena panas yang hilang dalam bentuk radiasi sangat kecil maka efisiensi
perpindahan panas dari elektroda ke logam las sangat tinggi yaitu sekitar 90%. Pengelasan
SAW merupakan pengelasan yang memiliki keandalan yang tinggi dan dapat beroperasi
secara otomatis [11]. Struktur mikro dan ketangguhan las dipengaruhi oleh banyak factor
seperti komposisi kimia logam las, input panas, filler, fluks, dan lain-lain. Keunggulan dari
proses pengelasan SAW adalah pengelasan ini dapat mengelas pelat-pelat yang tebal
dengan waktu pengelasan yang lebih singkat di bandingkan proses lainnya [11].
Unsur mangan (Mn) merupakan termasuk kelompok dalam austenite stabilizer
dimana unsur panduan ini menyebabkan terjadinya penghambatan dalam transformasi
fasa, sehingga fasa ferit acicular yang memiliki temperatur transformasi yang rendah
sehingga dapat terbentuk. Penambahan mangan (Mn) menjamin hasil sifat mampu las
yang baik [11] Mangan merupakan unsur yang menjaga keuletan saat temperature tinggi
pada stainless steel, pada temperatur rendah akan menstabilkan austenite tetapi menjadi
penstabil ferrit pada temperatur tinggi [14]. Pengaruh kandungan Mn akan meningkatkan
kekuatan tarik dari logam las, peningkatan kekuatan tarik ini juga konsisten dengan
kekuatan struktur mikro yang terbentuk dimana pada las terdapat ferit acicular.
Penambahan Mn akan memperhalus butiran-butiran struktur mikro baik pada logam lasan
maupun pada daerah reheated. Hubungan antara tegangan luluh dan ukuran butir bias
dinyatakan dengan persamaan Hall Petch [13]. Kekuatan tarik dan ketangguhan harus
mempunyai nilai yang mendekati logam induknya.
2. METODOLOGI
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga
pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat antara dua faktor yang berpengaruh. Eksperimen dilaksanakan di
Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang dengan kondisi dan
peralatan yang tersedia di Laboratorium, guna memperoleh data tentang hasil pengelasan
MIG yang dilakukan secara otomatis untuk mengetahui sifat mekanik, distorsi dan
kekerasan pada aluminium 5083.
Proses pengelasan penelitian ini melalui dua kali proses pengelasan, pengelasan
pertama menggunakan metode pengelasan kombinasi GMAW-SAW dengan
perbandingan las GMAW 60% dan las SAW 40%, sedangkan pengelasan kedua dengan
metode pengelasan full 100% SAW. Proses pengelasan ini dilakukan di PT. Cilegon
Fabricators, Serang Banten yang dimana pengerjaanya sesuai dengan standart AWS
D1.1. Proses pengelasan pertama dengan pengelasan kombinasi GMAW-SAW dengan
PQR (Procedure Qualification Record) no C9-AWS-PQR-GA 0119, Alur proses
pengelasan kombinasi GMAW-SAW dengan pass weld pengelasan ke 1 sampai ke 7
memakai las GMAW dan dilanjutkan pengelasan ke 8 sampai ke 14 memakai las SAW
bisa dilihat pada gambar 2.3. Sedangkan pengelasan SAW dengan PQR no C9-AWS-
PQR-GA 0120 memakai standart AWS D1.1 dengan alur pengelasan pass weld
seluruhnya seperti yang tertunjuk pada gambar 2.4.
Gambar 3.2 Hasil Uji Radiographic Spesimen SAW Melalui Mesin Viewer
Tegangan (MPa)
360 370 382
400 340
300
200
100
0
SAW1 SAW2 GMAWSAW1 GMAWSAW2
Jenis Pengelasan
Tegangan Max Tegangan Yield
4. KESIMPULAN
Pengaruh dari proses pengelasan kombinasi GMAW-SAW dan SAW terletak pada
pemilihan filler dengan kandungan mangan (Mn) yang berbeda, kandungan Mn filler
GMAW sebesar 1,43% dan kandungan Mn filler SAW sebesar 1,33%. Metode pengelasan
GMAW-SAW lebih baik dari pada metode pengelasan SAW. Kandungan mangan (Mn)
mempengaruhi tingkat kekuatan hasil sambungan las. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil
uji tarik, dimana pengujian sambungan las GMAW-SAW mempunyai nilai kekuatan yang
tinggi sebesar 508 Mpa yang menjadikan sambungan las bersifat tangguh.
DAFTAR PUSTAKA
[1] JIS Handbook G 3136, Ferrous Materials & Metallurgy II, Japanese Standards
Association, 2011.
[2] ASM Handbook, Welding Brazing and Soldering, Vol. 6, ASM International 1990.
ASM and Handbook, Nondestructive Evaluation and Quality Control, Vol. 17, ASM
Internasional 1992.
[3] AWS D1.1/D1.1M, Structural Welding Code-Steel, 22nd Edition, 2010.
[4] Wiryosumarto Harsono. 2000. .Teknologi Pengelasan Logam, Cetakan ke Empat, PT
Pradnya Paramita., Jakarta.
[5] Marihot HTB Goklas, 1984. Mengelas Logam dan Pemilihan Kawat Las, cetakan
pertama, PT Gramedia, Jakarta.
[6] Sonawan, Hery dan Suratman R. 2003. Pengantar Untuk Memahami Proses
Pengelasan Logam, cetakan ke satu, PT Alfabeta, Bandung.
[7] Suharto ir. 1991. Teknologi Pengelasan Logam, cetakan pertama, PT Rineka Cipta
(anggota IKAPI), Jakarta.
[8] Ginting, Dines. 1985 .Dasar-Dasar Pengelasan. Erlangga, Jakarta.
[9] Surdia. T. dan Shinroku. 2005. Pengetahuan Bahan Teknik, cetakaan keenam, PT
Pradnya Paramita, Jakarta.
[10] Suratman, Rochim. 2002. Teknik Material Lanjut. Bandung.
[11] Subeki. 2011. Optimalisasi komposi Kandungan MN Pada Filler Untuk Mendapatkan
Ketangguhan dan Kekerasan, Jurnal Teknik Industri Volume. 12, No 1, Februari 2011,
Malang
[12] Mizhar, Susri. 2007. Pengaruh Mangan (Mn) Terhadap Ketangguhan dan Creep
Strees Rupture Pada Sambungan Las SMAW Pipa Baja 15 Mo3 Header Boiler, Tesis
S2, UGM. Yogyakarta.
[13] Prayoga, BT dan Ilman, M.N 2006. Analisis Kekuatan Tarik dan Ketangguhan
Sambungan Las Busur Rendam Baja Karbon Rendah dengan Variasi Mn, Forum
Teknik Volume 30. No 1, Yogyakarta.
[14] Syafi’udin, Imam. 2016. Pengaruh Kadar Mangan (Mn) Terhadap Struktur Mikro
dan Kekerasan Baja Paduan Fe-17Cr-xMn Melalui Metode Peleburan, Tugas Akhir S1,
ITS. Surabaya.
[15] Setiawan, A. dan Wardana, Y.A.Y. 2006. Analisa Ketangguhan dan Struktur Mikro
pada Daerah Las dan HAZ Hasil Pengelasan Sumerged Arc Welding Pada Baja
SM490, Jurnal Teknik Mesin Volume 8. No. 2, Yogyakarta.
[16] Safrisal, M.D.R. 2016. Analisa Pengaruh Pengelasan GMAW terhadap Perubahan
Distrorsi Pada Alumunium Dengan Variasi Variabel Heat Input, Tugas Akhir S1, ITS.
Surabaya.
[17] Ratnasari, Dian. 2016. Pengaruh Voltage pada Gas Metal Arc Welding (GMAW)
Terhadap Struktur Mikro dan Tegangan Lentur (Face And Root) EMS 45 Dengan
Sambungan Kampuh V, Skripsi S1, UNNES. Semarang.