Kelompok 5
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2017
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembahasan materi Sifat Fisikokimia Protein adalah :
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mengacaukan ikatan hidrogen dari protein dikarenakan bertambahnya energi
kinetik molekul, namun tidak akan mengganggu ikatan kovalennya. Energi
kinetik molekul akan bertambah seiring dengan meningkatnta suhu. Naiknya suhu
akan membuat perubahan entalpi sistem naik. Selain itu bentuk protein yang
terdenaturasi dan tidak teratur juga sebagai tanda bahwa entropi bertambah.
Entropi sendiri merupakan derajat ketidakteraturan, semakin tidak teratur maka
entropi akan bertambah. Pemanasan juga dapat mengakibatkan kemampuan
protein untuk mengikat air menurun dan menyebabkan terjadinya koagulasi.
Penyebab denaturasi yang lain adalah asam dan basa. Seperti telah
diketahui bahwa protein dapat membentuk struktur zwitter ion. Protein memiliki
titik isoelektrik dimana jumlah muatan positif dan muatan negatif pada protein
adalah sama. Pada saat itulah, protein dapat terdenaturasi yang ditandai dengan
membentuk gumpalan dan larutannya menjadi keruh. Pada saat ini entalpi
pelarutannya akan menjadi tinggi, karena jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
melarutkan sejumlah protein akan bertambah. Mekanismenya adalah penambahan
asam dan basa dapat mengacaukan jembatan garam yang terdapat pada protein.
Ion positif dan negatif pada garam dapat berganti pasangan dengan ion positif dan
negatif dari asam ataupun basa sehingga jembatan garam pada protein yang
merupakan salah satu jenis interaksi pada protein, menjadi kacau dan protein
dapat dikatakan terdenaturasi.
Bentuk protein terdenaturasi yang mengendap ini juga dapat diakibatkan
oleh pengaruh logam-logam berat. Dengan adanya logam-logam berat itu akan
terbentuk kompleks garam protein-logam. Kompleks inilah yang membuat protein
akan sulit untuk larut dan entalpi pelarutannya akan naik. Protein bermuatan
negatif atau protein dengan pH larutan di atas titik isoelektrik akan diendapkan
oleh ion positif atau logam. Sebaliknya, protein bermuatan positif dengan pH
larutan di bawah titik isoelektrik membutuhkan ion-ion negatif. Namun selain
membentuk kompleks garam protein-logam yang sukar larut, logam berat juga
dapat menarik sulfur pada protein sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam
protein dan menyebabkan protein terdenaturasi.
Penyebab lain yang menyebabkan protein terdenaturasi adalah alkohol.
Alkohol mendenaturasi protein dengan memutuskan ikatan hidrogen intramolekul
3
pada rantai samping protein. Ikatan hidrogen yang baru dapat terbentuk antara
alkohol dan rantai samping protein tersebut.
4
2.4 Pembentuk Ikatan Peptida
Ikatan peptida termasuk dalam golongan ikatan kovalen. Ikatan ini
menggabungkan asam amino dengan asam amino lainnya, sehingga akan
membentuk protein. Ikatan ini dapat dihidrolisis oleh enzim protease.
5
pembentuknya yang lebih kompleks maka berat molekul protein umumnya lebih
tinggi bila dibandingkan lemak maupun karbohidrat.
Sifat fisikokimia yang lainnya ialah protein tidak dapat larut dalam lemak.
jenis Protein tidak dapat larut pada pelarut lemak karena pelarut ini bersifat
nonpolar. Contoh pelarut lemak adalah etanol, eter, kloroform, dan benzena.
Muatan yang ada dalam protein tidak dapat bereaksi dengan pelarut nonpolor
yang tidak memiliki muatan.
6
Suatu campuran protein, seperti yang dapat diekstraksi dari jaringan
dengan menggunakan atau larutan garam encer, dapat dipisah-pisahkan dengan
penambahan sedikit demi sedikit ammonium sulfat. Pertama-tama globulin akan
diendapkan dan kemudian dapat dipisahkan dengan sentrifus atau dengan
penyaringan. Albumin mengendap apabila ammonium sulfat dalam larutan
tersebut telah jenuh. Pemisahan dengan menggunakan garam ini, digabungkan
dengan perubahan keadaan keasaman larutan dapat memisahkan campuran protein
dengan cukup baik. Pemurnian selanjutnya mungkin memerlukan prosedur
kromatografi yang lebih teliti (Montgomery dkk, 1993).
Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein
ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena
kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara
garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam
anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein
akan berkurang (Mayes dkk, 1990).
Kegunaan dari ammonium sulfat untuk pemisahan protein adalah untuk
mempercepat dalam menghubungkan klasifikasi dari albumin dan globulin.
Sodium sulfat lebih sesuai untuk pemisahan analitik dari plasma protein
(Cantarow and Schepartz, 1963).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sifat Fisikokimia Protein bergantung pada jumlah dan jenis asam
aminonya
Denaturasi protein disebabkan oleh faktor pemanasan, penambahan
asam – basa, penambahan logam berat, dan alkohol.
pH isoelektrik protein dicapai pada rentan 4,8 – 6,3.
Protein dapat bersifat asam, netral, maupun basa bergantung pada
kondisi lingkungannya.
Kelarutan protein dalam air dan lemak dipengaruhi oleh kepolaran
protein tersebut.
Penambahan garam anorganik pada larutan protein menyebabkan
peristiwa pengendapan protein akibat larutan garam jenuh.