Anda di halaman 1dari 14

Air Permukaan dan Air Tanah

Oleh : Tedi Mulyadi

Air Permukaan dan Air Tanah – Air yang sehari-hari kita lihat adalah air permukaan,
sedangkan air tanah tidak dapat kita lihat tetapi dapat kita manfaatkan sebagai sumber air
untuk kehidupan.

Air permukaan
Air permukaan adalah air yang berada pada permukaan bumi. Yang termasuk air permukaan

adalah sebagai berikut:

Gambar air permukaan

Sungai

Yang dimaksud dengan sungai adalah daratan yang lebih rendah dari daerah sekitarnya yang
merupakan tempat mengalirnya air dari hulu sampai ke muara.

Sungai dibagi menjadi 2 (dua), yaitu sebagai berikut:

 Sungai berdasarkan sumber airnya, dibedakan atas

Sungai hujan, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan;

1. Sungai gletser, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari gletser (salju yang
mencair);
2. Sungai campuran, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari hujan dan gletser.

 Sungai berdasarkan volume airnya, dibedakan atas:

1. Sungai permanen, yaitu sungai yang airnya tetap sepanjang tahun;


2. Sungai periodik, yaitu sungai yang airnya tidak tetap, yaitu kering pada musim
kemarau dan di aliri air pada saat musim penghujan.
Danau

Danau adalah daratan yang cekung dan terisi oleh air. Pada umumnya danau ini relatif luas.

Danau dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu:

 Danau vulkanik, yaitu danau yang terjadi karena letusan gunung api;
 Danau tektonik, yaitu danau yang terjadi karena air yang mengisi bekas terjadinya
gerakan kulit bumi (dislokasi);
 Danau tektovulkanik, yaitu danau yang terjadi karena letusan gunung api sekaligus
pergeseran kulit bumi;
 Danau buatan, yaitu danau yang sengaja dibuat untuk kepentingan kehidupan
manusia dengan cara membendung sebuah sungai.

Manfaat danau

Manfaat danau antara lain:

 Danau di manfaatkan untuk usaha perikanan


 Sebagai tempat rekreasi
 Penyuplai air kebutuhan air
 untuk pengairan lahan pertanian
 Sebagai pembangkit tenaga listrik
 Pengendalian banjir

Rawa

Rawa adalah daratan yang rendah dan digenangi oleh air yang umumnya terdapat di daerah
dataran rendah atau sepanjang tepi pantai. Oleh karena itu, ada pula daerah rawa yang
dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Daerah tersebut dinamakan daerah pasang surut
karena pada saat air laut pasang, tanah rawa terendam air dan ketika surut sebagian rawa tetap
tergenangi air. Pada rawa masih terdapat ciri-ciri kehidupan darat.
Air tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan bumi yang tersimpan dalam lapisan
batuan kulit bumi.. sumber air tanah yaitu air hujan yang meresap kedalam tanah melalui
pori-pori tanah. Air tanah dibedakan atas:

 Air tanah dangkal, yaitu air tanah yang letaknya dekat permukaan bumi diatas lapisan
kedap air. Air tanah ini diambil dengan cara menggali tanah yang lebih di kenal
dengan nama sumur.
 Air tanah dalam, yaitu air tanah yang letaknya jauh dari permukaan bumi yang
tersimpan dalam dua lapisan kedap air. Karena letaknya yang dalam, air tanah ini
memiliki tekanan yang kuat. Apabila terjadi celah yang dapat tembus, maka akan
menyembur keluar yang dinamakan dengan air artesis.
JENIS AIR PERMUKAAN DAN AIR TANAH

Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah
dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa,
empang, dan lain sebagainya. Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk
sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai
menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),
dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai
(DAS). Jumlah air tanah secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah
wujud dan tempatnya.

Gambar : Sungai Pengendapan Material Gunung Semeru di Lumajang jawa Timur Indonesia
Gambar : Danau sarangan Jawa Timur Indonesia
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang
antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk
lapisan tanah yang disebut akifer Menurut Herlambang (1996:5). Lapisan yang
mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat
pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan
impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap
dan meloloskan air disebut akuifer. Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam
Utaya (1990:41-42) bahwa macam-macam akifer sebagai berikut:
a. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan
kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table
(preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama
dengan atmosfer.

Gambar : Air tanah yang berasal dari infiltrasi


b. Akifer Tertekan (Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik
yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari
pada tekanan atmosfer.
c. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan
semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
d. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan
bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan
penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini
merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.
Tolman (1937) dalam Wiwoho (1999:26) mengemukakan bahwa air tanah dangkal
pada akifer dengan material yang belum termampatkan di daerah beriklim kering
menunjukan konsentrasi unsur-unsur kimia yang tinggi terutama musim kemarau.
Hal ini disebabkan oleh adanya gerakan kapiler air tanah dan tingkat evaporasi yang
cukup besar. Besar kecilnya material terlarut tergantung pada lamanya air kontak
dengan batuan. Semakin lama air kontak dengan batuan semakin tinggi unsur-unsur
yang terlarut di dalamnya. Disamping itu umur batuan juga mempengaruhi tingkat
kegaraman air, sebab semakin tua umur batuan, maka semakin tinggi pula kadar
garam-garam yang terlarut di dalamnya.
Todd (1980) dalam Hartono (1999:7) menyatakan tidak semua formasi litologi dan
kondisi geomorfologi merupakan akifer yang baik. Berdasarkan pengamatan
lapangan, akifer dijumpai pada bentuk lahan sebagai berikut:
a. Lintasan air (water course), materialnya terdiri dari aluvium yang
mengendap di sepanjang alur sungai sebagai bentuk lahan dataran banjir serta
tanggul alam. Bahan aluvium itu biasanya berupa pasir dan karikil.
b. Lembah yang terkubur (burried valley) atau lembah yang ditinggalkan
(abandoned valley), tersusun oleh materi lepas-lepas yang berupa pasir halus
sampai kasar.
c. Dataran (plain), ialah bentuk lahan berstruktur datar dan tersusun atas
bahan aluvium yang berasal dari berbagai bahan induk sehingga merupakan akifer
yang baik.
d. Lembah antar pegunungan (intermontane valley), yaitu lembah yang berada
diantara dua pegunungan, materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak massa
batuan dari pegunungan di sekitarnya.
e. Batu gamping (limestone), air tanah terperangkap dalam retakan-retakan
atau diaklas-diaklas. Porositas batu gamping ini bersifat sekunder.
f. Batuan vulkanik, terutama yang bersifat basal. Sewaktu aliran basal ini
mengalir , ia mengeluarkan gas-gas. Bekas-bekas gas keluar itulah yang merupakan
lubang atau pori-pori dapat terisi air.
b. Gerakan Air Tanah
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari
bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti
hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien hidrolik.
Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi “volume air tanah yang
melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan
tebal lapisan (Utaya, 1990:35).
c. Kondisi Air Tanah Dataran Alluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah
hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat
proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih
rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai,
daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh
bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang
lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur
batuan.
Daerah pantai terdapat cukup luas di pantai timur Pulau Sumatera, Pulau Jawa
bagian Utara dan selatan, Pulau Kalimantan dan Irian Jaya bagian Selatan. Air
tanah daerah dataran pantai selalu terdapat dalam sedimen kuarter dan resen yang
batuannya terdiri dari pasir, kerikil, dan berinteraksi dengan lapisan lempung.
Kondisi air tanah pada lapisan tersebut semuanya dalam keadaan tertekan ,
mempunyai potensi yang umumnya besar, namun masih bergantung pada luas dan
penyebaran lapisan batuan dan selalu mendapat ancaman interusi air laut, apabila
pengambilan air tanah berlebihan.
Dataran antar gunung di pulau Jawa terdapat di Bandung, Garut, Madiun , Kediri,
Nganjuk, dan Bondowoso, daerah ini sebagian besar dibatasi oleh kaki gunung api.
Lapisan batuan terdiri atas bahan klastika hasil rombakan batuan gunung api
sekitarnya. Pengertian susunan litologi dari butir kasar ke halus membentuk suatu
kondisi air tanah tertekan, cekungan air tanah antar gunung mempunyai potensi
yang cukup besar. Beberapa bentuk lahan asal fluvial adalah sebagai berikut:
1. Kipas Alluvial (Alluvial fan)
2. Crevasse-Splays
3. Tanggul alam (Natural lever)
4. Poin bar
5. Dataran banjir
6. Cekungan fluvial (Flood plain)
7. Teras Alluvial
8. Delta
Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan penyebaran
permeabilitas dari akifer yang terbentuk dalam aluvium dan dilluvium yang
mengendap dalam dataran. Apabila suatu daerah materi penyusunnya atas materi
halus (liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya kecil, sedangkan suatu daerah yang
tersusun atas pasir dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah yang mengendap di
dataran banjir ditambah langsung dari peresapan air susupan. Permukaan air
tanahnya dangkal sehingga pengambilan air dapat dengan sumur dangkal.
Dataran alluvial unsur-unsur yang dominan adalah unsur NO2, NO3, Ca, Mg, Si, dan
Fe. Kelebihan Nitrit karena pengaruh zat buangan (urine), pembusukan organik dari
hasil reduksi nitrat yang ada disekitar air tanah (Karmono dan Joko Cahyo, 1978:11).
Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor alam juga sebagai aktivitas manusia misalnya
adanya lahan pertanian yang mengkonsumsi pupuk organik yang mengandung
nitrat.
d. Asal-Usul dan Sifat-Sifat Air Tanah
Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah), untuk
memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak terjadi
kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalah-pengertian tersebut
akan menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum
miskin pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru akan menimbulkan
dampak yang merugikan bagi keterdapatan air tanah itu sendiri serta kaum miskin
tersebut.
Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah adalah :
(1) Pembentukan Air Tanah
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan
dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of
aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona
jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang
selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali
ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan
membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau badan air dan
penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut dapat
dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-
komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis
batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang
berada di permiukaan.
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi
(pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap
air permukaan, demikian sebaliknya.
(2) Wadah Air Tanah
Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan
melalukan air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air – mata air
disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang
dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut
dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah,
misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat juga
menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah
tekanan (confined aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang
menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah muncul ke permukaan
tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di
atasnya, air tanah di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan
tekanan udara luar.
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan air
tanah dan (ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil dari
keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya
(kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran
geografinya). Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah
dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km2 atau
sebaliknya.
Ditinjau dari kedudukannya terhadap permukaan, air tanah dapat disebut (i) air
tanah dangkal (phreatic), umumnya berasosiasi dengan akuifer tak tertekan, yakni
yang tersimpan dalam akuifer dekat permukaan hingga kedalaman – tergantung
kesepakatan – 15 sampai 40 m. (ii) air tanah dalam, umumnya berasosiasi dengan
akuifer tertekan, yakni tersimpan dalam akuifer pada kedalaman lebih dari 40 m
(apabila kesepakatan air tanah dangkal hingga kedalaman 40 m). Air tanah dangkal
umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat (miskin) dengan membuat sumur gali,
sementara air tanah dalam dimanfaatkan oleh kalangan industri dan masyarakat
berpunya.
Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas kewenangan
administratif pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan
geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan penyebaran luas, disebut
cekungan air tanah.
(3) Pengaliran dan Imbuhan Air Tanah
Air tanah dapat terbentuk atau mengalir (terutama secara horisontal), dari titik
/daerah imbuh (recharge), seketika itu juga pada saat hujan turun, hingga
membutuhkan waktu harian, mingguan, bulanan, tahunan, puluhan tahun, ratusan
tahun, bahkan ribuan tahun,, tinggal di dalam akuifer sebelum muncul kembali
secara alami di titik/daerah luah (discahrge), tergantung dari kedudukan zona jenuh
air, topografi, kondisi iklim dan sifat-sifat hidrolika akuifer. Oleh sebab itu, kalau
dibandingkan dalam kerangka waktu umur rata-rata manusia, air tanah
sesungguhnya adalah salah satu sumber daya alam yang tak terbarukan.
Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya sudah
sangat intensif, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan,
muka air tanah dalam (piezometic head) umumnya sudah berada di bawah muka air
tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang
sebelumnya air tanah dalam memasok air tanah dangkal (karena piezometic head
lebih tinggi dari phreatic head), saat ini justru sebaliknya air tanah dangkal memasok
air tanah dalam.
Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui jumlah
rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara menerus
serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. (Seperti halnya aliran uang
tunai ke dalam tabungan, kalau pengeluaran melebihi pemasukan, maka saldo
tabungan akan terus berkurang). Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi demikian
disebut pengambilan berlebih (over exploitation) , dan penambangan air tanah
terjadi.
(4). Mutu Air Tanah
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara
alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan
yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah
manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air
tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll
Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar
dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat
pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung
dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di
zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola
imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah perkotaan yang telah intensif
pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air tanah
dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar
adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal dari air (water born diseases).
4 Ciri-Ciri Air Tanah Artesis – Pengertian
dan Jenis Air tanah
Sponsors Link

Pengertian air tanah adalah air yang berada di dalam lapisan tanah atau celah-celah bebatuan
yang berada di bawah permukaan tanah, yang tergabung dalam pembentukan lapisan tanah
dan dikenal dengan sebutan akuifer. Lapisan tanah ini ada yang bersifat permeable, yaitu
dapat meloloskan air seperti lapisan pasir dan kerikil. Sedangkan yang tidak dapat
meloloskan air seperti lapisan lempeng disebut impermeable.

Air tanah terbentuk selain dari air hujan juga berasal dari dalam bumi sendiri yang memang
ada secara alami. Air hujan yang meresap ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:

 Tingkat kelembaban tanah.


 Tingkat potositas tanah atau bebatuan di bawah permukaannya.
 Tingkat kemiringan lereng.
 Vegetasi (tumbuh-tumbuhan) penutup tanah.

manfaat air tanah

Air tanah merupakan salah satu sumber daya air, selain air hujan dan air sungai yang biasa
dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian, keberadaannya yang terbatas serta
proses pemulihannya yang memakan waktu yang lama apabila terjadi kerusakan, harus juga
kita perhitungkan. Sehingga kita juga harus turut berperan dalam cara menjaga kelestarian
air, termasuk air tanah sendiri.

Air tanah merupakan salah satu faset dalam sistem daur hidrologi, yaitu peristiwa yang
berulang dari suatu urutan tahap yang dilalui air dari tataran atmosfer menuju bumi, hingga
kembali lagi ketataran lapisan atmosfer. Proses itu bias berupa penguapan air dari darat, laut
ataupun air pedalaman,pengembunan air hingga membentuk awan, dan proses lainnya
(Kamus Hidrologi, 1987).

Adapun ciri-ciri air tanah artesis (air tanah dalam) ialah sebagai berikut:

1. Pada bagian atas dan bawah yang memiliki kandungan air dibatasi oleh lapisan yang
kedap air (impermeable).
2. Letak lapisan yang memiliki kandungan air berada pada daerah sinklinal dari sebuah
formasi daerah lipatan.
3. Air artesis dapat memancar apabila memiliki tekanan yang kuat pada sinklinal-nya,
sebaliknya apabila tidak cukup kuat tekanannya, maka airnya akan mengalir naik
seperti biasa.
4. Air tanah dalam yang memiliki tekanan besar, maka memiliki kemampuan untuk
memancar ke permukaan tanah secara alami

Asal dan Jenis-jenis Air Tanah


Daur hidrologi tersebut dapat dipelajari dan dipahami bahwa air tanah terlibat interaksi
dengan air permukaan serta komponen atau material lainnya yang ikut dalam proses daur
hidrologi, termasuk bentuk topografi (pemetaan), pemakaian lahan, jenis batuan dan tanaman
penutup serta manusia sendiri yang berada dalam pemukiman.

Apabila ditinjau dari asalnya, air tanah akan terbagi menjadi dua, yaitu:

 Air tanah yang berasal dari tataran atmosfer, baik berupa dari proses terjadinya hujan
ataupun proses pengembunan udara. Air ini dikenal dengan sebutan meteoric water.
 Air tanah yang berasal dari dalam bumi, yaitu air tanah subur (connate water) adalah
air tanah yang tersimpan dalam bebatuan sedimen dan juvenile water adalah air tanah
yang naik dari magma apabila gasnya dibebaskan atau dilepaskan melalui mata air
panas yang ada di bumi.

Dan berdasarkan kedalamannya di dalam tanah, jenis jenis air tanah juga terbagi menjadi
dua, yaitu:

1. Air tanah dangkal – Air tanah dangkal atau disebut juga air tanah freatik adalah air tanah
yang terjadi akibat adanya hujan atau air hujan yang meresap ke dalam tanah dan berkumpul
di atas lapisan impermeable (susah meloloskan air atau kedap air) yang terdekat dari
permukaan tanah sehingga bisa menjadi penyebab erosi tanah.

Kedalaman air dangkal pada setiap tempat biasanya berbeda-beda. Apabila di daratan rendah,
pada umumnya permukaan airnya tergolong dangkal. Semakin tinggi permukaan tanah, maka
semakin dalam letak air tanahnya. Begitu juga sebaliknya. Hal ini yang dimaksudkan bahwa
ke dalaman di suatu tempat berbeda-beda. Perbedaan ini dimungkinkan juga akibat jenis dan
struktur tanah yang berbeda antara satu dan lainnya serta mungkin juga karena faktor cuaca
atau pembagian musim antara musim kemarau dan musim penghujan.

2. Air tanah dalam – Air tanah dalam atau disebut juga air tanah artesis adalah air tanah
yang berada di bawah lapisan air tanah dangkal dan diantara dua lapisan impermeable (kedap
air). Air tanah dalam merupakan lapisan bawah yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber
air minum kawasan perkotaan, mulai dari penduduk, hotel maupun industri dan perkantoran
yang ada.

Sedemikian sehingga kenampakan akibat air tanah tersebut bisa berupa:

 Mata air, yaitu air yang keluar dari dalam tanah.


 Geyser (pancuran air panas), yaitu semburan air dari dalam tanah yang menyemprot
ke atas dan biasanya dapat terjadi jika didekatnya terdapat gas sehingga keadaannya
atau rasanya terasa panas. Biasa disebut juga dengan mata air panas, yang banyak
dijadikan sebagai pemandian air panas.
 Air artosis, yaitu suatu cekungan dan lapisan bebatuan yang bisa menahan air di
bawah tanah sehingga akan berkumpul dan bisa dijadikan cadangan air.

Anda mungkin juga menyukai