Anda di halaman 1dari 3

RHODNIUS PROLIXUS SEBAGAI VEKTOR PENULAR TRYPANOSOMA CRUZI.................

by Chandra URL

2.1 Rhodnius prolixus sebagai Vektor Penular Trypanosoma cruzi

Penyakit Chagas adalah penyakit parasit kronis yang ditularkan oleh bug triatomine (Reduviidae:
Triatominae) dan terbatas dalam distribusi ke Amerika. Agen penyebab adalah protozoa Trypanosoma
cruzi, dan Rhodnius prolixus adalah vektor utama di Venezuela dan Kolombia. Diperkirakan 18 juta orang
terinfeksi, dan penyakit Chagas adalah penyebab utama kardiomiopati dan kematian akibat penyakit
jantung. Umumnya, infeksi terlihat pada orang yang tinggal di daerah pedesaan dengan tigkat ekonomi
lemah atau pinggiran kota Amerika Latin.

Di Venezuela, program nasional sebagai kontrol terhadap Penyakit Chagas dilakukan pada tahun 1960
dengan tujuan mengganggu transmisi intradomestic dengan pengendalian vektor menggunakan
penyemprotan residu dalam ruangan dan luar ruangan dengan hexachlorocyclohexane, dieldrin dan
mengganti rumah berdinding lumpur, beratap kelapa pondok dengan tempat tinggal blok semen dan
atap seng pada skala besar (Program Perumahan Nasional Pedesaan) untuk mencegah Rhodnius prolixus
domestik beristirahat dan berkembang biak. Sejak tahun 1980-an, dieldrin diganti dengan fenitrothion di
kebanyakan negara bagian dan dilakukan pemeriksaan rutin pada semua bank darah di rumah sakit
umum untuk mengetahui infeksi Trypanosoma cruzi dengan menggunakan metode enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA). Upaya untuk meningkatkan pendidikan kesehatan juga dilaksanakan.
Intervensi ini telah mengurangi kejadian tahunan dari infeksi T. cruzi dari sekitar 10 per 1.000 penduduk
pada tahun 1950 menjadi 1 per 1.000 pada 1980-an. Hal ini telah menurunkan beban besar penyakit di
antara kaum miskin pedesaan. Namun, analisis indikator epidemiologi dari 10 tahun terakhir telah
menunjukkan bahwa penularanya belum terganggu dan sekarang mungkin akan meningkat.

Meskipun keberadaan R. prolixus di tempat tinggal manusia tetap merupakan faktor risiko utama untuk
pemeliharaan transmisi domestik, invasi oleh spesies liar triatomine baru-baru ini telah
didokumentasikan di Venezuela, menunjukkan adanya adaptasi. Temuan ini layak mendapat perhatian
karena bug sylvatic sering menunjukkan tingkat infeksi yang tinggi dan dapat membentuk siklus
domestik baru dari T. cruzi.

Saat ini, T. cruzi dibagi menjadi T. cruzi I dan T. cruzi II, yang secara luas sesuai dengan zymodemes
utama (Z1 dan Z2); kelompok zymodeme ketiga Z3, juga dikenal sebagai T. cruzi IIa, dianggap oleh
beberapa orang erat kaitannya dengan T. cruzi I. Ketiga kelompok zymodeme telah dikaitkan dengan
vektor dan reservoir yang berbeda.

2.2 Transmisi Penyakit Chagas/Trypanosomiasis (T. cruzi – R. proluxis – Manusia)

Stadium perkembangan T. cruzi dalam tubuh R. proluxis yang infeksius bagi manusia dinamakan
trypomastigote atau metacyclic trypanosoma. Stadium ini berada di usus R. proluxis dan dinamakan
posterior station parasite. R. proluxis yang sedang meghisap darah manusia biasanya juga defekasi di
sekitar tempat gigitan, dimana dalam tinjanya banyak terdapat trypomastigote sebagai posterior station
parasite. Trypomastigote yang terjatuh di kulit manusia dapat masuk ke dalam bekas gigitan melalui
gosokan atau garukan. Di dalam darah, Trypomastigote masuk ke dalam makrophage dan berkembang
menjadi amastigote atau leishmanial form yang berbentuk bulat. Amastigote ini berkembang biak
secara membelah diri intraseluler dalam cytoplasma macrophage sehingga macrophage tadi tidak
mampu menahan jumlah amastigote yang sedemikian banyak dan akhirnya pecah. Degan pecahnya
macrophage tersebut keluarlah leptomonal form yang berbentuk memanjang dann pipih. Selanjutnya
leptomonal form ini akan berubah bentuk menjadi chritidial form yang menyerupai leptomonal form
dan akhirnya menjadi trypanosomal form. Perkembangan terakhir dalam tubuh manusia adalah bentuk
trypanosomal dewasa yang berbentuk seperti huruf “C” atau “U”. trypanosomal form dewasa
kemudiann mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh penderita dan dapat dijumpai di seluruh
reticuloendothelial system seperti lien, kelenjar limfe dan hati, bahkan juga jantung dan otak.

Siklus dalam tubuh R. proluxis dimulai saat menghisap darah manusia. R. proluxis yang menghisap darah
manusia juga menghisap Trypanosomal form dewasa yang kemudian masuk ke dalam perutnya dan
berubah mejadi epimastigote yaitu sebagai crithidial formi. Stadium perkembangan terakhir ini
kemudian berubah menjadi metacyclic form atau trypomastigote kembali setelah dua minggu di dalam
tubuh R. proluxis. Akhirnya parasit ini berada dalam usus R. proluxis sebagai posterior station parasite.
Selanjutnya siklus pada manusia terulang kembali bilamana R. proluxis yag mengandung trypomastigote
menggigit manusia lagi.

2.3 Perkembangan Pengendalian R. proluxis sebagai vektor T. cruzi

Tantangan mengendalikan vektor penyakit dengan penyemprotan yang masih belum 100% efektif,
memicu pengembangan strategi baru yang melibatkan manipulasi genetik vektor arthropoda dalam hal
ini R. proluxis sebagai vektor T. curzi. Tujuan dari strategi ini adalah pengurangan kompetisi vektor dan
kemampuan dari sebuah vektor arthropoda untuk mengirimkan suatu patogen menular. Studi terbaru
telah menggambarkan suatu metode yang disebut paratransgenesis, yang melibatkan modifikasi bakteri
simbiotik dari arthropoda.

Dalam pendekatan ini, bakteri simbiotik ditransformasikan dengan mengekspresikan gen asing anti-
patogen agen. Pendekatan ini diterapkan dalam sistem kontrol untuk penyakit Chagas melibatkan vektor
triatomine Rhodnius prolixus (ordo Hemiptera, keluarga Reduviidae) dan simbion obligatnya
Rhodococcus rhodnii. R. rhodnii berada dalam lumen usus vektor, didekat Trypanosoma cruzi sebagai
agen penyebab penyakit Chagas. R. rhodnii direkayasa secara genetik dengan memasukkan peptida
kekebalan serangga ke dalam tubuhnya yakni cecropin A pada konsentrasi yang cukup untuk membunuh
T. cruzi. Transfer gen horizontal (TGH) adalah rute migrasi yang paling mungkin untuk bahan genetik
asing, misalnya cecropin transgen A. TGH telah memainkan peran penting dalam evolusi bakteri dan
terlibat dalam fenomena yang mempengaruhi kesehatan manusia, termasuk resistensi antimikroba dan
regulasi virulensi.

Referensi:

M. Dora Feliciangeli et al. Mixed domestic infestation by rhodnius prolixus stäl, 1859 and panstrongylus
geniculatus latreille, 1811, vector incrimination, and seroprevalence for trypanosoma cruzi among
inhabitants in el guamito, lara state, Venezuela. 2004; 71:501-505 [Am J Trop Med Hyg]

Sandjaja, Bernardus. 2007. Protozologi Kedokteran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Scott Matthews, Vadrevu SreeHari Rao, and Ravi V Durvasula. Modeling horizontal gene transfer (HGT)
in the gut of the Chagas disease vector Rhodnius prolixus. December 24, 2010; Accepted May 14, 2011
[PubMed]

Anda mungkin juga menyukai