Siapa yang tidak kenal dengan produk makanan dan minuman yang satu ini, coklat. Makanan
dan minuman yang dihasilkan dari tanaman kakao ini menjadi primadona hampir semua
golongan usia. Jangankan anak-anak, orang dewasapun menjadikan makanan dan minuman ini
sebagai favorit mereka.
Secara umum proses pengolahan biji kakao menjadi coklat melalui beberapa tahapan proses.
Berikut ini saya akan berbagi informasi dengan sahabat semua bagaimana proses pengolahan biji
kakao menjadi coklat.
14 Tahapan proses ini merupakan tahapan umum dalam pengolahan biji kakao menjadi coklat.
Langkah 1. Biji kakao dibersihkan untuk menghilangkan semua bahan yang asing.
Langkah 2. Biji kakao selanjutnya akan dipanggang/disangrai untuk membawa keluar rasa coklat
dan warna biji (roasted). Suhu, waktu dan tingkat kelembaban pada saat penyangraian (roasted)
tergantung pada jenis biji yang digunakan dan jenis cokelat atau produk yang akan dihasilkan.
Langkah 3. Sebuah mesin penampi (winnowing machine) akan digunakan untuk memisahkan
kulit biji dan biji kakao.
Langkah 4. Biji kakao kemudian akan mengalami proses alkalisasi, biasanya menggunakan
kalium karbonat, untuk mengembangkan rasa dan warna.
Langkah 5. Setelah di alkalisasi, biji kakao kemudian memasuki proses penggilingan untuk
membuat cocoa liquor (kakao partikel tersuspensi dalam cocoa butter). Suhu dan tingkat
penggilingan bervariasi sesuai dengan jenis mesin penggilingan yang digunakan dan produk
yang akan dihasilkan.
Langkah 6. Setelah biji kakao menjadi cocoa liquor, biasanya produsen akan menambahkan
bahan pencampur, seperti kacang untuk menambah citra rasa coklat. Umumnya menggunakan
lebih dari satu jenis kacang dalam produk mereka, yang dicampur bersama-sama dengan formula
yang dibutuhkan.
Langkah 7. Tahapan selanjunya adalah mengekstrak the cocoa liquor dengan cara dipress/ditekan
untuk mendapatkan lemak coklat (cocoa butter) dan kakao dengan massa padat yang disebut
cocoa presscake. Persentasi lemak kakao yang dipress disesuaikan dengan keinginan produsen
sehingga komposisi lemak coklat (cocoa butter) dan cocoa presscake berbeda-beda.
Langkah 8. Pengolahan sekarang menjadi dua arah yang berbeda. Lemak coklat akan digunakan
dalam pembuatan coklat. Sementara cocoa presscake akan dihaluskan menjadi coklat dalam
bentuk bubuk.
Langkah 9. Lemak coklat (cocoa butter) selanjutnya akan digunakan untuk memproduksi coklat
melalui penambahan cocoa liquor. Bahan-bahan lain seperti gula, susu, pengemulsi agen dan
cocoa butter ditambahkan dan dicampur. Proporsi bahan akan berbeda tergantung pada jenis
cokelat yang dibuat.
Langkah 10. Campuran kemudian mengalami proses pemurnian sampai pasta yang halus
terbentuk (refining). Refining bertujuan meningkatkan tekstur dari coklat.
Langkah 11. Proses selanjutnya, conching, untuk mengembangkan lebih lanjut rasa dan tekstur
coklat. Conching adalah proses menguleni atau smoothing. Kecepatan, durasi dan suhu conching
akan mempengaruhi rasa. Sebuah alternatif untuk conching adalah proses pengemulsi
menggunakan mesin yang bekerja seperti pengocok telur.
Langkah 12. Campuran ini kemudian melewati pemanasan, pendinginan dan proses pemanasan
kembali. Hal ini mencegah perubahan warna dan lemak coklat dalam produk tersebut. Hal ini
untuk mencegah perubahan warna dan melelehnya coklat dalam produk.
Langkah 13. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam cetakan atau digunakan untuk
pengisi enrobing dan didinginkan di ruang pendingin.
Langkah 14. Cokelat ini kemudian dikemas untuk distribusi ke outlet ritel.
Sadarkah anda, bahwa coklat merupakan pangan yang unik? Coba perhatikan,
bentuknya yang padat pada suhu ruang akan segera leleh menjadi bentuk cairan
lembut begitu masuk ke dalam mulut. Hal ini ternyata terkait dengan karakteristik lemak
coklat (cocoa butter) yang berbentuk padat pada suhu dibawah 25oC dan mencair pada
suhu tubuh. Selain itu, coklat juga mempunyai rasa manis yang disukai oleh banyak
orang.
Coklat berasal dari biji buah coklat (cacao bean). Tanaman coklat (Theobroma cacao)
dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu jenis Criollo, Forastero dan Trinitario. Criollo
menghasilkan biji kakao dengan aroma yang sangat kuat tanpa rasa pahit, tetapi
sensitif terhadap perubahan iklim dan serangan hama penyakit dengan jumlah produksi
relatif rendah. Berbeda dengan criollo, forastero lebih tahan perubahan iklim dan
serangan hama, jumlah produksinya relatif besar tetapi bijinya memiliki aroma yang
lemah dengan rasa yang pahit. Biji kakao Indonesia sendiri sebagian besar masuk
dalam jenis Trinitario yang merupakan hasil persilangan dari Criollo dan Forastero
dengan sifat yang mirip dengan Criollo.
Buah kakao berbentuk bulat panjang (panjang sekitar 15 – 25 cm dan lebar 7 – 10 cm)
dengan kulit yang relatif tebal (10 – 15 mm). Warnanya yang hijau pada saat masih
muda berganti menjadi kuning, oranye, merah atau ungu ketika masak, walaupun pada
beberapa varietas warnanya tetap hijau ketika buah masak. Pulp atau daging buah
menutupi 20 – 40 buah biji kakao. Pada buah yang masak, pulp memiliki konsistensi
lunak dan berlendir dengan rasa yang manis dan warna putih seperti susu. Biji kakao
sendiri berbentuk oval pipih. Panjang biji sekitar 2 cm dengan lebar sekitar 1 cm dan
berat ± 1 gram jika dikeringkan.
Tanaman coklat mulanya tumbuh liar di hutan hujan tropis Amerika. Adalah masyarakat
kuno di Amerika Tengah dan Mexico, termasuk diantaranya bangsa Maya dan Aztec,
yang menemukan rahasia keistimewaan biji kakao ini lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Pada masa itu, hancuran biji coklat disangrai dan dicampur dengan jagung dan
berbagai rempah diantaranya paprika, vanilla atau kayu manis lalu ditambah air untuk
menghasilkan minuman rempah coklat yang berbusa.
Memasuki akhir abad ke-15, coklat bertransformasi menjadi resep baru. Cortez yang
memimpin ekspedisi ke Aztec, kembali ke Spanyol dengan membawa biji kakao
sekaligus dengan resep pembuatan minumannya. Di Eropa, minuman ini menjadi
populer setelah formula minuman diubah: rempah dihilangkan dan diganti dengan gula.
Jika awalnya coklat diperlakukan sebagai barang mewah, maka penemuan teknik
pemisahan lemak coklat dan teknik pembuatan coklat bubuk pada awal abad ke-19
telah menyebabkan coklat berkembang sebagai komoditas pangan. Selanjutnya,
inovasi produk coklat terus berkembang sejalan dengan makin berkembangnya
pemahaman mengenai karakteristik coklat.
PEMBUATAN COKLAT
Proses pembuatan coklat melibatkan berbagai tahapan proses, seperti tampak pada
Gambar 1. Untuk memperoleh coklat dengan hasil terbaik, buah kakao dipanen dalam
kondisi masak sempurna. Buah dipotong dan ditumpuk dengan hati-hati, lalu dibelah
dan diambil bijinya. Di tingkat petani, biji coklat difermentasi dan dikeringkan sebelum
dikirim ke pabrik coklat untuk pengolahan lebih lanjut.
Setelah fermentasi selesai, biji dikeringkan hingga kadar air mencapai 6 – 8%. Proses
pengeringan bisa dilakukan dengan cara penjemuran atau menggunakan oven
pengering (55 – 66oC). Di beberapa negara, termasuk Indonesia, dilakukan pencucian
biji sebelum dikeringkan. Walaupun akan memperbaiki penampakan biji, tetapi
pencucian yang berlebihan beresiko untuk meningkatkan kerapuhan biji.
Biji kakao kering dibagi dalam beberapa kelas mutu, seperti tampak pada Tabel 1. Mutu
terbaik adalah biji yang masuk dalam kategori kelas mutu A.
Pembuatan pasta coklat melibatkan tahapan proses pembersihan biji, pemisahan kulit
dan penyangraian. Pembersihan ditujukan untuk mengeluarkan pengotor yang mungkin
terbawa, seperti pasir, batu, partikel-partikel tanaman dan sebagainya. Keberadaan
pengotor ini tidak diinginkan. Jika pengotor yang keras hanya potensial untuk merusak
peralatan proses, maka pengotor organik juga bisa merusak flavor coklat selama
proses penyangraian.
Proses penyangraian biji coklat dilakukan pada suhu maksimal 150oC, selama 10 – 35
menit, tergantung dari tujuan akhir penggunaan biji. Biji yang akan diolah menjadi coklat
(chocolate), membutuhkan proses sangrai yang lebih intensif dibandingkan dengan biji
yang akan diolah untuk menjadi coklat bubuk (cocoa powder). Apapun metode
penyangraian yang dipilih, proses tidak boleh menghanguskan kulit karena akan
merusak flavor. Selama proses penyangraian, kadar air biji turun menjadi sekitar 2%
dan terjadi pembentukan flavor coklat. Biji akan berwarna lebih gelap dengan tekstur
yang lebih rapuh dan kulit menjadi lebih mudah dipisah dari daging biji (nib).
Penyangraian juga akan mempermudah proses ekstraksi lemak. Selain itu, panas
selama penyangraian juga berperan untuk membunuh kontaminan yang mungkin terikut
dari tahapan sebelumnya.
Biji yang telah disangrai secepatnya didinginkan untuk mencegah pemanasan yang
berlebihan. Biji selanjutnya dihancurkan dan dipisahkan dari kulit ari dan lembaganya
dengan menggunakan teknik hembusan udara (menampi secara mekanis). Keberadaan
kulit ari dan lembaga tidak diinginkan karena akan merusak flavor dan karakteristik
produk olahan coklat.
Setelah penyangraian, biji coklat (nib) mengalami proses penggilingan (pelumatan).
Proses ini dilakukan secara bertingkat sebanyak 2 – 3 tahap untuk memperoleh pasta
coklat (cocoa liquor atau cocoa mass) dengan tingkat kehalusan tertentu.
Pada pembuatan pasta coklat, kadang juga dilakukan proses alkalisasi sebelum proses
penggilingan. Tujuan proses alkalisasi adalah untuk melembutkan flavor dengan
menetralkan sebagian asam-asam bebas, juga untuk memperbaiki warna, daya basah
(wettability) dan dispersibilitas coklat bubuk (cocoa powder) sehingga mencegah
pembentukan endapan dalam minuman coklat. Pada proses alkalisasi, nib sangrai
direndam dalam larutan alkali encer (konsentrasi 2 – 2.5%) pada suhu 75 – 100oC lalu
dinetralkan untuk selanjutnya dikeringkan sampai kadar air menjadi 2%, atau di adon
(kneading). Proses ini menyebabkan penggembungan pati dan menghasilkan massa
coklat dengan struktur sel berbentuk sponge dan porous.
Pembuatan Coklat Bubuk (Cocoa Powder) dan Lemak Coklat (Cocoa Butter)
Untuk memperoleh coklat bubuk, maka sebagian lemak coklat (cocoa butter) yang ada
di dalam pasta coklat harus dikeluarkan. Proses pengeluaran lemak dilakukan dengan
mengepress pasta menggunakan pengepress (hidraulik atau mekanis) pada tekanan
400 – 500 bar dan suhu 90 – 100oC.
Lemak coklat panas dilewatkan ke filter press untuk memisahkannya dari kotoran yang
mungkin terbawa, untuk selanjutnya dicetak dan didinginkan. Lemak coklat ini
digunakan oleh industri coklat.
Bungkil biji hasil dari pengepressan dihaluskan dengan menggunakan alat penghalus
(breaker) dan diayak untuk memperoleh ukuran partikel bubuk yang seragam. Kadar
lemak didalam coklat bubuk berkisar antara 10 – 22%. Bubuk coklat dengan kadar
lemak yang lebih tinggi biasanya memiliki warna yang lebih gelap dan flavor yang lebih
ringan. Coklat bubuk ini digunakan dalam berbagai produk pangan, misalnya untuk
membuat minuman coklat, inggridient untuk cake, puding, ice cream dan sebagainya.
Massa coklat hasil dari refining berbentuk bubuk dan kering pada suhu ruang dengan
flavor yang asam. Untuk memperbaiki konsistensi tekstur dan flavornya, maka massa
coklat kadang-kadang diperam selama 24 jam pada suhu hangat (45 – 50oC) sebelum
masuk ketahapan proses penghalusan (conching). Proses pemeraman ini dikenal
dengan sistem dutch, kadang dilakukan untuk membuat coklat bubuk.
Lemak coklat memiliki beberapa bentuk polimorfik dan proses pendinginan yang
dilakukan akan sangat mempengaruhi bentuk kristalnya. Jika pemadatan (kristalisasi)
coklat cair dilakukan dengan proses pendinginan yang tidak terkontrol, akan dihasilkan
coklat padat dengan tekstur yang bergranula dan spot-spot warna kelabu dipermukaan.
Sebelum pencetakan, suhu coklat cair dijaga pada 30 – 32oC untuk dibawa ke wadah-
wadah pencetakan. Selanjutnya, dilakukan pendinginan lambat untuk memadatkan
coklat dan coklat dikeluarkan dari cetakan setelah suhu mencapai 10oC. proses
pendinginan terkontrol akan menghasilkan coklat padat dengan kristal lemak yang
halus dan struktur yang stabil terhadap panas, terlihat dari sifat lelehnya yang baik dan
permukaan yang mengkilap.
JENIS-JENIS COKLAT
Jenis coklat yang dihasilkan sangat bervariasi, tergantung pada berapa banyak pasta
dan lemak coklat yang digunakan serta apa saja inggridien lain yang ditambahkan.
Perbedaan formulasi bahan yang digunakan ini menyebabkan perbedaan tidak hanya
dalam flavor dan rasa, tetapi juga perbedaan perilakunya terhadap panas dan air
sehingga menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatannya.
• Couverture
Jenis coklat terbaik, coklat ini sangat murni dengan persentase lemak kakao-nya yang
tinggi sehingga menghasilkan flavor yang sangat baik. Biasanya digunakan untuk
pembuatan produk coklat buatan tangan. Sebelum digunakan coklat jenis ini di-temper
(dilelehkan) terlebih dahulu.
• Milk chocolate
Coklat susu, dibuat dengan menggunakan pasta coklat dengan penambahan lemak
coklat, gula, susu dan vanila. Merupakan jenis coklat yang paling populer, biasa
dikonsumsi langsung (eating chocolate). Coklat jenis ini tidak cocok dijadikan inggridien
kue. Selain kandungan cokelatnya relatif sedikit, cokelat ini mudah hangus bila
dilelehkan.
• Cocoa powder
Bubuk coklat, dibuat dari pasta coklat yang sebagian besar lemaknya telah dikeluarkan.
Produk ini sangat mudah menyerap uap air dan bau dari produk lain sehingga harus
dijaga di tempat kering, dingin dan tertutup rapat. Coklat bubuk dibedakan lagi menjadi
coklat bubuk yang rendah lemak (sebagian besar lemaknya telah dihilangkan); coklat
bubuk dengan kadar lemak sedang (kandungan lemak sekitar 10 – 22%) ; coklat bubuk
untuk minuman atau sarapan (kadar lemak coklat diatas 22%, biasanya digunakan
dalam pembuatan susu bubuk coklat); dan coklat bubuk yang diproses dengan teknik
Dutch.
• White chocolate
Coklat putih, merupakan campuran lemak coklat, gula, susu dan vanilla. Tidak
mengandung massa (solid) coklat, flavor dihasilkan dari lemak coklat. Selain
dikonsumsi langsung juga digunakan untuk dekorasi. Cokelat ini terbuat dari lemak
cokelat, gula, dan vanili. Ia tak mengandung cokelat padat. Karena mudah hangus, ada
baiknya dimasak atau dilelehkan dengan hati-hati.
Semua produk coklat, mulai dari kakao (mentah) sampai produk olahannya disimpan
ditempat dingin, kering dan dengan sirkulasi udara ruangan yang baik, terlindungi dari
cahaya dan bahan-bahan berbau tajam. Suhu 10 – 12oC dengan kelembaban 55 –
65% adalah kondisi ruang penyimpanan coklat yang ideal.
Coklat yang disimpan pada kondisi penyimpanan yang tidak tepat akan memiliki warna
permukaan yang kusam keabuan. Pembentukan spot-spot gula (sugar bloom)
disebabkan oleh penyimpanan coklat pada kelembaban tinggi (RH diatas 75%) atau
karena terjadinya penumpukan uap air, yang menyebabkan partikel gula berukuran
kecil yang ada di permukaan mencair dan kemudian membentuk kristal berukuran
besar ketika terjadi proses evaporasi. Spot-spot lemak (fat bloom) terjadi pada kondisi
suhu penyimpanan diatas 30oC dan berfluktuasi mengakibatkan lemak mencair lalu
mengkristal kembali dengan ukuran yang lebih besar. Fat bloom juga mungkin terjadi
karena proses tempering dan pendinginan yang tidak tepat.
Komposisi kimia masing-masing jenis coklat berbeda namun unsur utamanya adalah:
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak, asam oleat, asam stearat dan asam palmitat
4. Vitamin B riboflavin
5. Mineral : kalsium,Fe,Zn
6. Niacin
KANDUNGAN GIZI COKLAT pada Coklat Susu dan Coklat Pahit per 100 gram adalah :
Coklat Susu mengandung Energi (Kal) 381, Protein (g) 9, Lemak (g) 35,9, Kalsium (mg) 200,
Fosfor (mg) 200 dan Vit A (SI) 30.
Coklat Pahit mengandung Energi (Kal) 504, Protein (g) 5,5, Lemak (g) 52,9, Kalsium (mg) 98
dan Vit A (SI) 60
1. MILK CARAMELS, TK =MILK CARAMELS= (45) JL. CHINCONA 2 - 4 JAWA BARAT BANDUNG
2. SUMBER PANGESTU, PT =KOPI OSE & KAKAO KERING= (47) RAYA JEMBER, JL DESA KALIBARU
KULON Jawa Timur BANYUWANGI
3. GANPANI TRADING, PT =PENGERINGAN KAKAO= (20) JLN. BINJAI KM.16,3 SUMATERA UTARA DELI
SERDANG
4. BUANA ESTATE, PT =PENGERINGAN BIJI KAKAO= (28) CINTA RAJA/JL. SM.RAJA NO.170 MEDAN
SUMATERA UTARA LANGKAT
5. CARGIL INDO COCOA, PT =PENGOLAHAN COKLAT= (100) JL KIMA 9 SULAWESI SELATAN MAKASAR
6. CARGIL INDONESIA, PT =BIJI KAKAO= (209) JL KAPASA KAMPUNG BIRA SULAWESI SELATAN
MAKASAR
8. EFFEM INDONESIA,PT =COCOA BUTTER= (151) KIMA X KAV A/6,JL SULAWESI SELATAN MAKASAR
9. GLEN-FALLOCH, NV.PP =COKLAT KERING= (83) TEGALHARJO, DESA Jawa Timur BANYUWANGI
11. PAMOR GANDA,PT =KAKAO= (101) KETAHUN JL KENANGA 23 NO 2A BENGKULU BENGKULU UTARA
12. PERK. NUSANTARA IX/PESERO, PT =KAKAO= (159) KEBUN GETAS SALATIGA JAWA TENGAH
SEMARANG
13. PP LONDON SUMATERA INDONESIA BAHLIAS =BIJI KAKAO KERING= (20) PERK BAHLIAS POS
PERDAGANGAN SUMATERA UTARA SIMALUNGUN
14. PTP NUSANTARA II =KEBUN MARIKE KAKAO= (577) MARIKE SALAPIAN SUMATERA UTARA LANGKAT
15. PTP NUSANTARA IV TINJOWAN-KAKAO =BIJI KAKAO KERING= (662) TINJOWAN POS SEI
BEJANGKAR SUMATERA UTARA SIMALUNGUN
16. PTP NUSANTARA XII BANTARAN =BIJI KAKAU KERING= (57) PENATARAN, DS Jawa Timur BLITAR
17. PTP NUSANTARA XII KEBUN PANCURSARI =KOPI, KAKAO, CENGKEH= (1650) RINGINKEMBAR, DS
Jawa Timur MALANG
18. PTP NUSANTARA XII(PERSERO) JATIRONO =KAKAO= (1321) JATIRONO, DSN; DESA KAJARHARJO
Jawa Timur BANYUWANGI
19. PTP VIII BUNISARI LENDRA =COKLAT BIJI= (94) JL.RAYA CISOMPET- GARUT JAWA BARAT GARUT
20. PTP VIII PERK BAGJANAGARA =COKLAT BIJI- (34) DS KARYAMANDALA KEC SALOPA TASIKMALAYA
JAWA BARAT TASIKMALAYA
21. PTPN XII(PERSERO) KALI KEMPIT/BENDIKER = KAKAO= (1893) KALIKEMPIT/BENDOKEREP, DSN ;DS
TULUNGREJO Jawa Timur BANYUWANGI
22. PTPN XII(PERSERO) KALITELEPAK =KAKAO= (113) KALITELEPAK, DSN ;DESA TULUNGREJO Jawa Timur
BANYUWANGI
24. TREBLASALA ESTATE(PTPP LONSUM IND), PTPP =KAKAO= (269) TREBLASALA 1, DSN ;DS
KARANGHARJO Jawa Timur BANYUWANGI
25. UESI JAYA, CV =KAKAO= (20) JL. INOWA NO.72 SULAWESI TENGGARA KONAWE
27. WINTRANACO INDOTAMA,PT (SINAR MURNI,CV) =BIJI COKLAT= (29) JL.B.ZEIN HAMID GG. LADANG
KM 7,3 SUMATERA UTARA MEDAN
28. YUNAWATI KALIDUREN, PT =KARET , KOPI, KAKAO, KELAPA= (419) JATIROTO, DS Jawa Timur
JEMBER
29. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES, PT =BUTTER, POWDER, CAKE= (121) RUNGKUT INDUSTRI II/27
JL Jawa Timur SURABAYA
30. ARES KUSUMA RAYA, PT =MESIS= (40) COKELAT 1, JL Jawa Timur GRESIK
31. COKLAT RANSIKI,PT =COKELAT= (776) JLN.Trikora Sowi I PO.BOX 116 IRIAN JAYA BARAT
MANOKWARI
32. DAVOMAS ABADI, PT =COKLAT= (383) JL. INDUSTRI RAYA III BLOK AB NO. 1A BANTEN TANGERANG
33. INTI COCOA ABADI INDUSTRI, PT =COKLAT= (140) JL JABABEKA X BLOK F9-8 DESA PASIR GOMBONG
JAWA BARAT BEKASI
34. KAKAO MAS GEMILANG, PT =COKLAT POWDER= (56) JL YOS SUDARSO KM.19 BANTEN TANGERANG
35. MAS GANDA ,PT =PENGOLAHAN COKLAT= (136) JL.DESA SUKADAMAIRT.06/01 BANTEN
TANGERANG
36. METCO INDONESIA, PT =COKLAT KERING= (21) JLN. SEI BELUMAI NO.68 SUMATERA UTARA DELI
SERDANG
37. TORA NUSANTARA, PT =COKLAT= (466) JL RAYA PERANCIS NO 3 RT.021/5 BANTEN TANGERANG
38. JAYA MAKMUR HASTA, PT =COCOA POWDER= (129) JL INDUSTRI 6 BLOK L NO 3 DESA PASIRJAYA
BANTEN TANGERANG
39. TOP STAR =COKLAT BUTIRAN= (28) KOMODOR YOS SUDARSO 10, JL Jawa Timur PASURUAN
40. BUMI TANGERANG COKLAT UTAMA, PT =COKLAT OLAHAN= (404) JL DIPATI YUNUS 27 BANTEN
TANGERANG
41. CACAO WANGI MURNI,PT =COKLAT OLAHAN= (95) JL.INDUSTRI VI BLOK L/3 BANTEN TANGERANG
42. CADBURY INDONESIA, PT. =COKLAT PERMEN= (292) JL PULO GADUNG NO 20 KOTAK POS274 D K I
JAKARTA JAKARTA TIMUR
43. CERES,PT =KEMBANG GULA= (1325) JL.RAYA DAYEUHKOLOT NO84 DESA PASAWAHAN
TLP.5207421 JAWA BARAT BANDUNG
44. COCOA VENTURES INDONESIA,PT =COCOA BUTTER= (94) MEDAN-BELAWAN KM.10,5, JL SUMATERA
UTARA MEDAN
45. COKLAT HENDRIK =COKLAT= (21) JL INDUSTRI CIMAREME JAWA BARAT BANDUNG
46. FAJAR MATARAM SEDAYU, PT =COKLAT BUTIRAN= (269) JL SUKARNO HATTA NO 225 TELP KEL
KOPO TLP 630087 JAWA BARAT BANDUNG
47. FREYA BADI INDOTAMA, PT =PENGOLAHAN COKLAT= (236) JL. MALIGI III LOT J. NO. 2A JAWA
BARAT KARAWANG
49. HARUM MANIS =COKLAT & KEMBANG GULA= (25) PANDAN KMP SAWAH RT 013/009 D K I
JAKARTA JAKARTA SELATAN
50. MARBIKA SARI KURNIA =COKLAT= (20) KAMAL MUARA 3/42 002/03 D K I JAKARTA JAKARTA UTARA
51. MULTI ANEKA PANGAN NUSANTARA =COKLAT= (62) DS. CANGKIR Jawa Timur GRESIK
52. MULTI SARANA RASA AGUNG, PT =COKLAT BATANGAN= (97) JL INDUSTRI RAYA BLOK B NO.4
BANTEN TANGERANG
53. MUSTIKA MANIS UTAMA, PT =KEMBANG GULA DAN COKLAT= (190) JL RAYA SERANG KM.13,8 NO
52 BANTEN TANGERANG
54. SANITAS MURNI UTAMA, PT =MAKANAN DARI COKLAT= (112) KAPUK KAMAL RAYA NO. 82 D K I
JAKARTA JAKARTA UTARA
55. SOPONYONO COKLAT =JELLY= (83) JL KENJERAN NO 303 Jawa Timur SURABAYA
56. TRI DAYA INTERNUSA =COKLAT WAFEL= (62) JL TERUSAN SURYANI 24 JAWA BARAT BANDUNG.