Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Waterbirth adalah metode alternatif persalinan dengan
menggunakan air yang prinsispnya tidak jauh beda dengan prinsip
persalinan di tempat tidur. Air yang digunakan adalah air hangat dengan
suhu sesuai dengan air ketuban, sehingga akan memberikan kenyamanan,
dan menenangkan sehingga sangat bermanfaat selama proses persalinan
yang biasanya dirasa menakutkan. Pada dasarnya penggunaan air hangat
bertujuan untuk membuat nyaman dan rileks, hal ini dikarenakan air
hangat dapat memicu tubuh anda untuk melepas endorphin dalam
mengatur anda mengelola rasa sakit. Media air sebagai proses persalinan
ini memungkinkan calon ibu bergerak bebas, tubuh berfungsi baik untuk
mengeluarkan hormon yang membantu kontraksi lebih efektif dan juga
hormon lain yang membantu ibu mempercepat proses persalinan dan
mengurangi rasa nyeri (Daniels, 2011).
Beberapa keuntungan Waterbirth adalah nyeri kontraksi berkurang,
berkurangnya suntikan epidural, proses persalinan lebih pendek dan
berkurangnya penggunaan obat-obatan oksitosik untuk meningkatkan
kontraksi. Namun, penggunaan metode water birth juga memiliki resiko
terhadap bayi jika penanganan saat melahirkan tidak baik, yaitu resiko
bayi mengalami aspirasi karena menghirup air dan resiko infeksi karena
lingkungan yang tidak baik untuk proses persalinan. Sebagai suatu metode
dalam praktik kesehatan, metode water birth harus mempunyai aspek legal
dan aspek etik dalam penerapannya dan harus dipatuhi oleh seluruh tenaga
kesehatan (Thoni, 2001).

B. Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi penerapan water birth sebagai suatu pilihan metode
melahirkan.
2. Mengidentifikasi keuntungan dan kerugian metode water birth.
2

3. Mengidentifikasi aspek legal dan aspek etik penerapan metode water


birth.

C. Manfaat penulisan
1. Manfaat praktis penulisan
Memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang water
birth sebagai salah satu metode alternatif dalam proses persalinan yang
nyaman dan menenangkan.
2. Manfaat akademis penulisan
Memperkenalkan metode water birth sebagai salah satu
alternatif metode persalinan yang nyaman, dan menyenangkan.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gentle birth
Kenyamanan calon ibu dan bayi selama melakukan persalinan
dipercaya dapat menambah ketenangan, mengurangi trauma, dan
memperlancar proses persalinan. Para calon ibu mulai mempelajari dan
mencari tahu kembali konsep persalinan yang disebut-sebut lebih tenang
dan nyaman, yaitu gentle birth. Dalam pelaksanaan gentle birth dilakukan
penanganan secara lembut agar proses melahirkan berjalan lancar dan
nyaman, sehingga ibu merasa tenang dan bayi tidak dipaksa untuk keluar.
Hal ini tentunya sangat diinginkan oleh setiap calon ibu, karena selama
persalinan salah satu indikator kelancaran dapat dilihat dari ketenangan
dan kenyamanan calon ibu selama proses persalinan. Ada beberapa macam
teknik untuk member kenyamanan dan mengurangi nyeri ketika persalinan
selain menggunakan anestesia antara lain stimulasi kulit, pemberian panas
dan dingin application, teknik pernafasan, hypnotis, trancutaneus electrical
nerve stimulation (TENS), acupressure, teknik stimulasi kulit yaitu
massage rubbing punggung aromatheraphy, yoga, water birth dan
acupuncture (Firdayanti, 2009; Hung, 2009).

B. Water birth
Water Birth merupakan salah satu metode alternatif persalinan
pervaginam, di mana ibu hamil aterm tanpa komplikasi bersalin dengan
jalan berendam dalam air hangat (yang dilakukan pada bathtub atau
kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri kontraksi dan memberi
kenyamanan kepada ibu. Metode ini dipercaya mampu memberi banyak
keuntungan bagi ibu dan bayi yang merupakan salah satu metode per-
salinan alternatif yang aman. Melahirkan dalam air akan mempermudah
adaptasi bayi dari rahim ibu (yang berisi air ketuban) ke dunia luar.
Diharapkan, transisi dari rahim ibu ke dunia luar tidak terlalu drastis,
4

sehingga dapat mengurangi kemungkinan perlukaan pada janin


(Firdayanti, 2009).
Selain itu, metode ini diharapkan dapat mengurangi stres pada ibu,
nyeri persalinan, kontraksi rahim akan menjadi lebih efektif, elastisitas
perineum bertambah, sehingga robekan atau laserasi jalan lahir menjadi
minimal. Posisi ibu saat melahirkan akan lebih mudah dan dapat diubah
sesuai dengan kenyamanan ibu (Firdayanti, 2009).
Ada 2 metode water birth yaitu Water birth murni dimana ibu
masuk ke kolam persalinan setelah mengalami pembukaan 6 sampai
proses melahirkan terjadi dan Water birth emulsion, ibu hanya berada di
dalam kolam hingga masa kontraksi akhir. Proses melahirkan tetap
dilakukan di tempat tidur (Harper, 2006).
Syarat-syarat untuk seorang ibu melakukan water birth di
antaranya : ibu hamil risiko rendah, ibu hamil tidak mengalami infeksi
vagina saluran kencing dan kulit, tanda vital ibu dalam batas normal dan
ctg bayi normal (baseline, variabilitas dan ada akselerasi), idealnya air
hangat digunakan untuk relaksasi dan penanganan nyeri setelah dilatasi
serviks mencapai 4-5 cm, pasien setuju mengikuti instruksi penolong,
termasuk keluar dari kolam tempat berendam jika diperlukan (Harper,
2006).
Kriteria atau indikasi dilakukannya water birth yaitu merupakan
pilihan ibu, kehamilan normal ≥ 37 minggu, fetus tunggal presentasi
kepala, tidak menggunakan obat-obat penenang, ketuban pecah spontan <
24 jam, tidak ada komplikasi kehamilan (preeklampsia, gula darah tak
terkontrol,dll), denyut jantung normal, cairan amnion jernih. Kontra
indikasi melakukan water birth adalah preterm, infeksi yang dapat
ditularkan melalui kulit dan darah, infeksi dan demam pada ibu, herpes
genitalis, hiv, hepatitis, denyut jantung abnormal, perdarahan pervaginam
berlebihan (Harper, 2006).
Menurut Mulyana, 2010 pada persalinan dengan metode water
birth, calon ibu akan dimasukan ke dalam kolam berisi air hangat pada
saat memasuki bukaan ke-enam. Tujuannya agar kulit vagina menjadi tipis
5

dan lebih elastis sehingga akan lebih mudah untuk meregang saat kepala
bayi keluar melewati vagina, bahkan dikatakan jika persalinan berjalan
lancar maka tidak perlu sampai harus merobek perineum. Selain itu, air
hangat pada kolam juga akan memberikan rasa nyaman, tenang dan rileks,
pada keadaan rileks ini tubuh akan melepaskan endorphin (semacam
morfin yang di bentuk oleh tubuh sendiri) untuk mengurangi rasa sakit. Air
hangat juga mampu untuk menghambat impuls-impuls saraf yang
menghantarkan rasa sakit, sehingga membuat persalinan tidak begitu
terasa berat. Pada persalinan dalam air ini, suami juga memiliki peran yang
sangat penting di dalam ke lancaran persalinan, yaitu dengan melakukan
pemijatan pada punggung ibu yang bertujuan untuk memberikan rasa
rileks dan nyaman kepada ibu saat persalinan dilakukan di dalam kolam.
Persalinan dengan metode water birth ini berlangsung kurang lebih
1-2 jam setelah bukaan keenam dimana pada persalinan biasa
membutuhkan waktu hingga 8 jam. (Mulyana, 2010).
Kemudian setelah bayi lahir maka dokter akan mengangkat bayi ke
permukaan air untuk diberikan ASI pertama kali. Kebanyakan ibu kadang
merasa khawatir bayi mereka akan terdesak, tetapi sebenarnya hal tersebut
tidak akan terjadi karena pada saat bayi sudah berada di luar, bayi tersebut
masih bernafas melalui ari-ari dan tali pusat yang masih tersambung ke
perut ibu, sehingga tidak akan menjadi masalah bagi bayi yang di lahirkan
di dalam air (Mulyana, 2010)
6

BAB III
RESUME JURNAL

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu
melalui jalan lahir atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat hidup di
dunia luar. Saat ibu hamil memasuki masa persalinan timbul rasa tidak nyaman
dan nyeri. Rasa tidak nyaman selama persalinan disebabkan oleh dua hal yaitu
pada tahap pertama persalinan, kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan
penipisan serviks serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miomentrium. Nyeri
persalinan sebagai kontraksi miomentrium, merupakan proses fisiologis dengan
intensitas yang berbeda pada masing - masing individu. Ada bebera metode untuk
mengurangi rasa nyeri pada persalinan salah satunya adalah dengan metode
persalinan Water birth.
Water birth adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam air hangat.
Pada saat di kandungan, bayi berada dalam air ketuban, dengan melahirkan di
dalam lingkungan yang sama, akan lebih nyaman bagi bayi, sekaligus
menurunkan tingkat stress pada ibu bersalin. Kunci water birth sebagai coping
stress terletak pada air sebagai komponen untuk melawan stressor, sehingga
menciptakan perasaan rileks dan tenang yang berefek positif secara fisik maupun
psikologis. Kemampuan ibu untuk mengapung akan menolong untuk relaksasi,
selain itu pergerakan selama persalinan water birth yang lebih leluasa
menyebabkan ibu merasa lebih nyaman dan rileks. Dengan berendam di air hangat
akan membantu ibu untuk mengurangi nyeri, meminimalkan kecemasan dan
menurunkan tekanan darah.
Metode penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental designs.
Dengan rancangan intact-group comparison dimana pada rancangan ini terdapat
dua kelompok yang digunakan untuk penelitian, satu kelompok untuk eksperimen
(yang diberikan perlakuan) dan satu kelompok untuk kelompok kontrol (yang
tidak diberi perlakuan). Penelitian ini dilakukan di Klinik Bumi Sehat yang
beralamat di banjar Nyuh Kuning, Ubud, Gianyar. Penelitian ini dimulai pada
tanggal 1 Maret sampai tanggal 30 April 2013. Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu hamil yang bersalin di Klinik Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud Gianyar
7

dari tanggal 1 Maret sampai tanggal 30 April 2013 sebanyak 20 responden.


Analisa data yang digunakan untuk membandingkan Ibu yang bersalin dengan
metode water birth dan ibu bersalin normal yang tidak menggunakan metode
water birth diukur menggunakan uji U Mann-Whitney U-Test.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 1 Maret sampai
dengan 30 April 2013 mengenai pengaruh dari metode persalinan water birth
terhadap tingkat nyeri pada ibu bersalin di Klinik Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud
Gianyar dengan responden sebanyak 20 yaitu 10 orang responden menggunakan
metode water birth dan 10 orang responden yang tidak menggunakan metode
water birth. Pada ibu bersalin dengan metode water birth responden paling banyak
berada pada kategori nyeri sedang yaitu sebanyak 6 orang (60%) , sedangkan
paling sedikit berada pada kategori nyeri ringan sebanyak 4 orang (40%) tingkat
nyeri pada ibu bersalin normal yang tidak menggunakan metode water birth
paling banyak berada pada kategori tingkat nyeri berat terkontrol yaitu sebanyak 6
orang (60%), sedangkan paling sedikit berada pada kategori tingkat nyeri berat
tidak terkontrol sebanyak 4 orang (40%), maka dapat ditarik kesimpulan : Ada
pengaruh yang signifikan P sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (p<0,05) antara
metode persalinan water birth terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu bersalin
di Klinik Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud Gianyar. Saran untuk ibu hamil
hendaknya lebih mengerti tentang metode persalinan water birth yang dapat
menurunkan nyeri saat bersalin, sehingga dapat memilih dan menerapkan metode
tersebut untuk memfasilitasi diri dari ketidaknyamanan saat bersalin.
8

BAB IV
ASPEK LEGAL, ASPEK ETIK, KERUGIAN DAN
KEUNTUNGAN

A. Aspek legal
Water birth/dapat disebut juga dengan hydrotherapy pertama kali
diperkenalkan oleh seorang peneliti Rusia yang bernama Igor Tjarkovsky di
Uni Sovyet tahun 1960-an. Kemudian metode ini dikembangkan di Prancis
oleh Frederick Leboyer, seorang dokter kandungan, pada tahun 1960
kemudian diteruskan oleh Michel Odent, seorang dokter di Prancis. Pada
akhir tahun 1990 tercatat ribuan ibu melahirkan dengan metode ini di klinik
dokter Odent. Sejak saat itu water birth kemudian menyebar ke beberapa
negara di Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan New Zealand.
Sejak tahun 1995 tercatat sekitar 39 negara yang sudah menerapkan metode
water birth. Di Indonesia water mulai dikenal pada tahun 2006 dan hingga
saat ini metode water birth dipraktekkan di beberapa rumah sakit di Jakarta
dan Bali diantaranya : Sam Marie Hospital terletak di Jakarta Selatan,
Rumah Sakit Ibu dan Anak Budhi Jaya di Jakarta Selatan, Rumah Sakit Ibu
dan Anak Bunda Jakarta di Jakarta Pusat, Harapan Bunda Maternity
Hospital (RCOG, 2012; RANZCOG, 2014; Arianto, 2011).
Dilihat dari sisi yang lain, sampai saat ini himpunan profesi POGI belum
memasukkannya water birth sebagai cara standar pertolongan persalinan
resmi dan menyerahkannya sebagai cara persalinan alternative
(complementary) yang pelaksanannya diserahkan sepenuhnya pada
kesepakatan antara pasien dan tenaga medis yang akan membantu
persalinan. Sama halnya juga di Bali dukungan dari pemerintah daerah
Kabupaten secara kelembagaan masih minim tampak dari belum tersedianya
instrumen formal untuk peningkatan pelaksanaan metode persalinan gentle
birth. Pemerintah daerah juga belum mengeluarkan rencana atau kerangka
kebijakan umum baik dalam bentuk peraturan daerah (perda) atau bentuk
kebijakan lainnya seperti pelembagaan pelayanan persalinan dengan metode
9

gentle birth di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah seperti


di puskesmas dan rumah sakit (Arianto, 2011).
.
B. Aspek Etik
Patient safety adalah suatu upaya untuk menghindari atau mencegah
terjadinya hal yang tidak diharapkan yang disebabkan oleh suatu proses
layanan keperawatan dan meningkatkan keberhasilan pelayanan (Busser,
2005).
Setiap maternity unit memiliki, mengembangkan policy penggunaan
water birth, termasuk diantaranya :
1. Profesionalisme
Menolong ibu dalam bersalin dengan metode water birth seharusnya
mempertimbangkan kompetensi penolong. Tenaga kesehatan yang
kurang berpengalaman, harus diberi kesempatan mendapatkan
pendidikan, pelatihan dan bimbingan kembali. Pengembangan
profesionalisme dilakukan terus menerus agar memenuhi persyaratan
layanan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan water birth
(Busser, 2005; Johnson ,2007; RCOG, 2012).
2. Informasi
Semua ibu hamil wajib diberikan informasi tentang water birth.
Penyedia layanan wajib memberikan pengarahan tentang indikasi,
kontraindikasi, persyaratan, proses persalinan dan kemungkinan
komplikasi yang akan terjadi sampai ibu mengerti dan memahaminya
(Johnson, 2007)
3. Instrumentasi
Instrumentasi yang dimaksudkan adalah adanya kebijakan lokal tentang
penanggungjawab peralatan, unit peralatan seluruhnya sesuai standar
keamanan, dan di bawah pengawasan oleh Departemen Kesehatan,
semua peralatan harus dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan
sesuai dengan kebijakan penanggulangan infeksi, penyaring disposible
harus menjamin kolam bebas dari feses dan kotoran lainnya., penolong
harus menggunakan universal precaution dan mengikuti petunjuk
penanggulangan infeksi, monitoring fetal heart menggunakan doppler
bawah air sebagai standar praktis yang ditetapkan oleh The Current
10

National Institute for Health dan Clinical Excellence Guidelines


(Harper, 2006; RCOG, 2012).
Sikap seorang profesionalisme perawat dalam melakukan
pertolongan persalinan semestinya dipandu oleh etika profesi yang
menekankan pada beneficence, non-maleficence, autonomy dan justice.
Semua itu bisa diatasi lewat informed consent yang memenuhi unsur :
complete, correct and clear. Berdasarkan prinsip otonomi maka pasien
berhak memilih apa yang terbaik bagi dirinya.
C. Kerugian
Risiko-risiko yang dapat timbul antara lain:
1. Infeksi
Kontaminasi air dengan bakteri enterik tidak bisa dihindari dan kasus-
kasus infeksi neonatal dan maternal merupakan risko terbesar yang dapat
terjadi. Ada beberapa pendapat yang menyatakan water birth dapat
menyebabkan risiko infeksi oleh karena berendam dalam air yang tidak
steril. Namun penelitian menunjukkan bahwa traktus intestinal bayi
ketika ibu dalam persalinan kala aktif, air tidak akan masuk ke jalan lahir
sewaktu ibu ada dalam kolam. Air dapat masuk ke vagina, namun tidak
masuk ke dalam baik serviks maupun uterus. Penyakit infeksi tertentu
akan segera mati ketika kontak dengan air. Selain itu kolam yang
digunakan selama proses water birth menggunakan pompa pengatur agar
air tetap bersikulasi dengan filter/penyaring air sehingga mengurangi
risiko infeksi (RANZCOG, 2014; Harper, 2006; Zanetti-Daellenbach et. al,
2007).
2. Perdarahan Postpartum
Risiko perdarahan pada ibu dan bayi harus dipertimbangkan dalam
pelaksanaan water birth. Penelitian di inggris tidak menemukan adanya
perbedaan yang bermakna antara metode water birth dengan metode
persalinan lainnya. Namun, ada beberapa faktor seperti penyedia layanan
water birth yang tidak berpengalaman akan kesulitan menilai jumlah
perdarahan postpartum sehingga dapat menyebabkan perdarahan
postpartum yang banyak. Hal ini menyebabkan sejumlah penyedia
layanan water birth menyediakan 2 jenis water birth yaitu melahirkan di
11

dalam kolam dan melahirkan di luar kolam (RANZCOG, 2014; Harper,


2006)
3. Hipoksia
Hipoksia bayi akan mengganggu baby’s dive reflex, yang
mengakibatkan penekanan respon menelan sehingga akan menimbulkan
bayi menghirup air selama proses water birth. Penundaan pengkleman
dan pemotongan tali pusat sangat bermanfaat dalam proses transisi bayi
untuk hidup di luar uterus sehingga akan memaksimalkan fungsi perfusi
jaringan paru. Terdapat beberapa penelitian tidak merekomendasikan
pemotongan dan pengkleman tali pusat sampai bayi segera karena akan
meningkatkan risiko hipoksia, sehingga direkomendasikan 4-5 menit
setelah persalinan. Namun berdasarkan hipotesa bahwa air hangat dapat
mencegah vasokonstriksi tali pusat sehingga akan banyak darah ibu yang
tertransfer ke bayi sehingga penundaan pengkleman tali pusat dapat
mengakibatkan polistemia (Harper, 2006).
4. Aspirasi Air
Secara teoritis risiko terjadinya aspirasi air pada water birth sekitar
95%. Risiko masuknya air ke dalam paru-paru bayi dapat dihindari
dengan mengangkat bayi yang lahir sesegera mungkin ke permukaan air.
Pemanjangan fase berendam mengakibatkan kekurangan oksigen, emboli
dan perdarahan (RANZCOG, 2014).

D. Keuntungan
Metode Water Birth memiliki banyak keuntungan bagi ibu dan bayi
diantaranya :
1. Mengurangi Nyeri Persalinan dan Memberi Rasa Nyaman
Nyeri persalinan berkurang disebabkan ibu berendam dalam air hangat
yang membuat rileks dan nyaman sehingga rasa sakit yang diraskan saat
persalinan akan berkurang. Berendam dalam air hangat akan dapat
membantu mengurangi nyeri persalinan, kemampuan ibu mengapung
dalam air akan membantu untuk relaksasi, pergerakan dan posisi selama
persalinan water birth yang lebih bebas menyebabkan ibu nyaman dan
rileks (RCOG, 2012; Harper 2006).
2. Pemendekan Persalinan Kala I
12

Penelitian juga menunjukkan selain mengurangi nyeri persalinan dan


memberi rasa nyaman, persalinan dalam air terbukti dapat
memperpendek persalinan kala I dan tekanan darah menjadi lebih rendah
di banding persalinan konvensional. Pemendekan persalinan kala I selain
memudahkan persalinan bagi ibu juga memberi keuntungan untuk bayi
karena dapat mencegah trauma atau resiko cedera kepala bayi dan
menurunkan risiko bayi mengalami keracunan air ketuban (RCOG,
2012).
3. Mengurangi risiko terjadinya trauma pada bayi
Persalinan dapat mejadi masalah dan trauma yang dapat mengganggu dan
pengalaman bagi bayi. Water birth memberikan keuntungan terutama
ketika kepala bayi masuk ke jalan lahir, sehingga persalinan akan
menjadi lebih mudah. Air hangat dengan suhu yang tepat sehingga
menyerupai lingkungan intrauterine akan memudahkan proses persalinan.
Air hangat juga dapat mengurangi ketegangan perineum dan memberi
rasa nyaman bagi ibu dan bayi, sehingga bayi lahir tidak mengalami
trauma. Bayi yang lahir melalui water birth bayi tampak menajdi tenang
dan tidak akan segera menangis (RCOG, 2012).
13

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Water birth merupakan salah satu bagian dari metode gentle birth. Water
birth adalah suatu metode alternative persalinan pervaginam dengan cara
berendam dalam air hangat yang dipercaya dapat menambah ketenangan,
mengurangi trauma, dan memperlancar proses persalinan. Ada 2 metode
water birth yaitu water birth murni dan water birth emulsion. Persalinan
dengan metode water birth berlangsung kurang lebih 1-2 jam, lebih cepat dari
persalinan normal yang membutuhkan waktu kurang lebih 8 jam.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 1 Maret sampai 30 April
2013 mengenai pengaruh dari metode persalinan water birth terhadap tingkat
nyeri pada ibu bersalin di Klinik Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud Gianyar
mendapat hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara metode persalinan
water birth terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu bersalin. Meski water
birth di Indonesia sudah bukan hal yang asing lagi tetapi di Indonesia praktik
melahirkan dengan metode water birth belum terstandarisasi atau belum
mendapat izin resmi dari pemerintah sehingga belum ditetapkan sebagai
standar pertolongan persalinan yang diakui. Persalinan dengan water birth
memiliki banyak keuntungan diantaranya mengurangi nyeri persalinan dan
memberi rasa nyaman, pemendekan persalinan kala I, mengurangi risiko
terjadinya trauma pada bayi. Selain memiliki banyak keuntungan water birth
juga memiliki beberapa kerugian antara lain terjadinya infeksi, perdarahan
postpartum, hipoksia, dan aspirasi air.

B. Saran
Melalukan persalinan dengan metode water birth sebaiknya mulai
dipikirkan pada saat umur kehamilan yang masih muda, karena sebelum
melakukan water birth diperlukan beberapa latihan yang matang sebelum
akhirnya dapat dilakukan. Apabila para calon Ibu merasa takut untuk
melakukan persalinan secara normal, para calon Ibu dapat memilih alternative
14

ini untuk membantu mengurangi rasa nyeri saat melahirkan. Tetapi sebelum
memutuskan untuk melakukan persalinan dengan water birth alangkah
baiknya untuk para calon Ibu mengkonsultasikan kepada dokter yang
menangani kandungannya untuk mempertimbangkan keuntungan dan
kerugiannya. Memilih cara persalinan hendaknya memperhatikan kondisi dari
janin, karena water birth memiliki indikasi untuk bisa dilakukan agar nantinya
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
15

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, H. Kurniawan. (2011). Adopsi "Gentle Birth" Yayasan Bumi Sehat Ubud.
Initiatives for Governance Innovation Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Gadjah Mada.

Busser, M. (2005). Exploring Waterbirth. Cleveland : Ohio.

Daniels, Karil. (2011). Water birth: the newest from of safe, gentle, joyous birth.
Journal of nurse-midwifery.

Firdayanti. (2009). Terapi nyeri persalinan non farmakologis. Jurnal Kesehatan


Volume II No. 4 : Staf pengajar program studi kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

Gynaecologists. (2014). Warm water immersion during labour and birth. The
Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and
Gynaecologists. Australia : RANZCOG.

Harper, Barbara. (2006). Guideline for a Safe Water Birth. Waterbirth


International.

Hung, Yu-Fang. (2009). Gentle Birth Inspiration -- Follow the Global Footsteps.
Tzu Chi Nursing Journal Vol. 3 : Obstetrics and Gynecology Ward,
Buddhist Tzu Chi General Hospital, Taichung Branch

Johnson A, Stromberg. (2007). In water births: serenity versus Safety

RANZCOG/The Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and


Mollamahmutoğlu, Leyla; Moraloğlu, Özlem; Özyer, Şebnem; Su, Filiz
Akın; Karayalçın, Rana; Hançerlioğlu,Necati; Uzunlar, Özlem; Dilmen,
Uğur. (2011). The effects of immersion in water on labor, birth and
newborn and comparison with epidural analgesia and conventional
vaginal delivery. Water Birth Unit and Neonatology Unit Zekai Tahir
Burak Women’s Health Education and Research Hospital Ankara Turkey

RANZCOG/The Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and


Gynaecologists. (2014). Warm water immersion during labour and birth. The
Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and
Gynaecologists. Australia : RANZCOG.

RCOG/The Royal College of Midwives. (2012). Immersion in Water for Labour


and Birth. The Royal College of Midwives : Evidence Based Guidelines
for Midwifery-Led Care in Labour. London : RCOG

Thoni A, Murari S. (2001). In Birth In Water, a Comparative Study after 555


Births In Water. Minerva Ginecol.
16

Veradiani Anny. 2008. Water Birth. Available at: http://www.lontar.ui.ac.id/file?


file=digital/123030-Sk-Ant+007+08+Ver+W-Water+Birth-HA.pdf.
Accessed at: February, 27 2015.

WHO/ World Health Organization. (2005). Birth Recommendations from the


World Health Organisation diakses melalui
http://www.bellybelly.com.au/birth/recommendations-for-birth-from-the-
world-health-organisation#.VPBTpEmOnql pada tanggal 27 Februari
2015

Zanetti-Daellenbach, Rosanna A.; Tschudin, Sibil; Zhong, Xiao Yan; Holzgreve,


Wolfgang; Lapaire, Olav; Ho¨sli, Irene. (2007). Maternal and neonatal
infections and obstetricaloutcome in water birth. European Journal of
Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology. Switzerland :
Women’s University Hospital Basel.

http://health.detik.com/read/2013/10/04/173900/2378333/763/mkdki-ri-belum-
ada-standar-waterbirth-kalau-mau-lakukan-di-as-saja. Diakses pada
tanggal 14 Mei 2018

http://pogi.or.id/pogi/news/detail/40. Diakses pada tanggal 14 Mei 2018.

Anda mungkin juga menyukai