PENDAHULUAN
1
mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan sistem yang sudah
dioperasikan selama bertahun-tahun. Hal ini kemudian diharapkan dapat
membantu mahasiswa memahami lebih dalam serta menyempurnakan sistem-
sistem yang sudah ada, sehingga dikemudian hari tidak terjadi kesalahan yang
dapat mengganggu faktor-faktor yang tersebut diatas.
1.3. TUJUAN
Berdasarkan pada rumusan masalah yang dijabarkan di atas, tujuan
penyusunan makalah ini diantaranya :
1.3.1. Mengetahui cara kerja Sistem Kelistrikan yang diterapkan pada
bangunan Ace Hardware Central Park Kuta serta komponen dan
layout penempatan sistem.
1.3.2. Mengetahui komponen Kelistikan yang menunjang kebutuhan listik
pada bangunan Ace Hardware.
1.3.4. Mengetahui cara kerja Sistem Pencahayaan Buatan yang diterapkan
pada bangunan Ace Hardware Central Park Kuta.
1.3.5. Mengetahui Sistem Pencahayaan Buatan yang diaplikasikan pada
Bangunan Ace Hardware Central Park Kuta.
2
1.4. MANFAAT
BAB II
METODE DAN OBJEK
3
2.3. IDENTITAS OBJEK
Bangunan yang digunakan sebagai objek kali ini adalah Ace Hardware
Central Park Kuta yang terletak di Jln. Patih Jelantik, Kuta Galeria, Kuta, Bali.
4
Gambar 3. Fasad Ace Hardware Central Park Kuta
Sumber: Dokumen Pribadi
5
Bab III
TINJAUAN TEORI
3.1 Sistem Power Kelistrikan
Pada sub bab 3.1 akan membahas mengenai Sistem Power Kelistrikan, hal
yang dibahas diantaranya mengenai pengertian, jenis pembangkit listrik, system-
sistem hingga komponennya.
6
Pembangkit Tenaga Listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik,
pada Pembangkit Tenaga Listrik terdapat peralatan elektrikal, mekanikal, dan
bangunan kerja. Terdapat juga komponen-komponen utama pembangkitan yaitu
generator, turbin yang berfungsi untuk mengkonversi energi (potensi) mekanik
menjadi energi (potensi) listrik.
Pada gambar diatas diilustrasikan bahwa listrik yang dihasilkan dari pusat
pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, panas bumi,
nuklir, dll) untuk menggerakkan turbin yang porosnya dikopel/digandeng dengan
generator. dari generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Energi listrik
yang dihasilkan disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi, kemudian
langsung di distribusikan ke konsumen melalui jaringan distribusi.
7
menggunakan energi potensial yang dihasilkan oleh air, sehingga dapat
memutarkan turbin air dan menngerakkan generator. Pola PLTA ini dapat
menggunakan sistem bendungan atau aliran sungai (run of river)
Gb. PLTP
8
PLTD adalah pembangkit listrik
yang menggunakan tenaga mesin
diesel sebagai penggerak untuk
memutarkan turbin.
Gb. PLTD
3.1.3 Sistem-sistem Kelistrikan/Power
Penggolongan sistem yang dilakukan yaitu berdasarkan sumber daya yang
digunakan, yaitu berdasarkan sumber dari PLN, sumber cadangan dari genset,
sumber daya listrik darurat serta uninterruptible power supply. Berikut uraian dari
masing-masing sistem :
a. Sistem sumber daya listrik PLN
Sebagai sumber daya listrik utama yang disiapkan untuk melayani keseluruhan
kebutuhan beban listrik. Berikut alur sistem nya :
b. Sistem Pendistribusian Tenaga Listrik
Sistem jaringan tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik dari pembangkit
tenaga listrik (power station) hingga sampai kepada konsumen (pemakai) pada
tingkat tegangan yang diperlukan. Sistem tenaga listrik ini terdiri dari unit
pembangkit, unit transmisi dan unit distribusi. Sistem pendistribusian tenaga
listrik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem pendistribusian langsung
dan sistem pendistribusian tak langsung.
Sistem Pendistribusian Langsung
Sistem pendistribusian langsung merupakan sistem penyaluran tenaga listrik yang
dilakukan secara langsung dari Pusat Pembangkit Tenaga Listrik, dan tidak
melalui jaringan transmisi terlebih dahulu. Sistem pendistribusian langsung ini
digunakan jika Pusat Pembangkit Tenaga Listrik berada tidak jauh dari pusat-
pusat beban, biasanya terletak daerah pelayanan beban atau dipinggiran kota.
Sistem Pendistribusian Tak Langsung
Sistem pendistribusian tak langsung merupakan sistem penyaluran tenaga listrik
yang dilakukan jika Pusat Pembangkit Tenaga Listrik jauh dari pusat-pusat beban,
sehingga untuk penyaluran tenaga listrik memerlukan jaringan transmisi sebagai
jaringan perantara sebelum dihubungkan dengan jaringan distribusi yang
langsung menyalurkan tenaga listrik ke konsumen.
1. Struktur Jaringan Distribusi
Sistem distribusi tenaga listrik terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
9
o Gardu Induk atau Pusat Pembangkit Tenaga Listrik
o Pada bagian ini jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara
langsung, maka bagian pertama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah
Pusat Pembangkit Tenaga Listrik. Biasanya Pusat Pembangkit Tenaga Listrik
terletak di pingiran kota dan pada umumnya berupa Pusat Pembangkit Tenaga
Diesel (PLTD). Untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat beban
(konsumen) dilakukan dengan jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi
sekunder. Jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara tak
langsung, maka bagian pertama dari sistem pendistribusian tenaga listrik
adalah Gardu Induk yang berfungsi menurunkan tegangan dari jaringan
transmisi dan menyalurkan tenaga listrik melalui jaringan distribusi primer.
o Jaringan Distribusi Primer
Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran tenaga listrik dari Pusat
Pembangkit Tenaga Listrik ke konsumen untuk sistem pendistribusian
langsung. Sedangkan untuk sistem pendistribusian tak langsung merupakan
tahap berikutnya dari jaringan transmisi dalam upaya menyalurkan tenaga
listrik ke konsumen. Jaringan distribusi primer atau jaringan distribusi
tegangan tinggi (JDTT) memiliki tegangan sistem sebesar 20 kV. Untuk
wilayah kota tegangan diatas 20 kV tidak diperkenankan, mengingat pada
tegangan 30 kV akan terjadi gejala-gejala korona yang dapat mengganggu
10
frekuensi radio, TV, telekomunikasi, dan telepon. Sifat pelayanan sistem
distribusi sangat luas dan komplek, karena konsumen yang harus dilayani
mempunyai lokasi dan karaktristik yang berbeda. Sistem distribusi harus dapat
melayani konsumen yang terkonsentrasi di kota, pinggiran kota dan konsumen
di daerah terpencil. Sedangkan dari karaktristiknya ada konsumen perumahan
dan konsumen dunia industri. Sistem konstruksi saluran distribusi terdiri dari
saluran udara dan saluran bawah tanah. Pemilihan konstruksi tersebut
didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: alasan teknis yaitu berupa
persyaratan teknis, alasan ekonomis, alasan estetika dan alasan pelayanan yaitu
kontinuitas pelayanan sesuai jenis konsumen.
Gambar 2. Gardu
Distribusi Jenis Tiang
o Jaringan Distribusi Sekunder
Jaringan distribusi sekunder atau
jaringan distribusi tegangan rendah
(JDTR) merupakan jaringan tenaga
listrik yang langsung berhubungan
dengan konsumen. Oleh karena itu
besarnya tegangan untuk jaringan
distribusi sekunder ini 130/230 V dan
130/400 V untuk sistem lama, atau
230/400 V untuk sistem baru.
Tegangan 130 V dan 230 V merupakan
12
Faktor Kualitas Sistem
Kualitas tegangan listrik yang sampai ke titik beban harus memenuhi persyaratan
minimal untuk setiap kondisi dan sifat-sifat beban. Oleh karena itu diperlukan
stabilitas tegangan (voltage regulator)yang bekerja secara otomatis untuk
menjamin kualitas tegangan sampai ke konsumen stabil. Tegangan jatuh atau
tegangan drop dibatasi pada harga 10 % dari tegangan nominal sistem untuk
setiap wilayah beban. Untuk itu untuk daerah beban yang terlalu padat diberikan
beberapa voltage regulator untuk menstabilkan tegangan. Kualitas peralatan listrik
yang terpasang pada jaringan dapat menahan tegangan lebih (over voltage) dalam
waktu singkat.
Faktor Keselamatan Sistem dan Publik
Keselamatan penduduk dengan adanya jaringan tenaga listrik harus terjamin
dengan baik. Artinya, untuk daerah padat penduduknya diperlukan rambu-rambu
pengaman dan peringatan agar penduduk dapat mengetahui bahaya listrik. Selain
itu untuk daerah yang sering mengalami gangguan perlu dipasang alat pengaman
untuk dapat meredam gangguan tersebut secara cepat dan terpadu. Keselamatan
alat dan perlengkapan jaringan yang dipakai hendaknya memiliki kualitas yang
baik dan dapat meredam secara cepat bila terjadi gangguan pada sistem jaringan.
Untuk itu diperlukan jadwal pengontrolan alat dan perlengkapan jaringan secara
terjadwal dengan baik dan berkesinambungan.
Faktor Pemeliharaan Sistem
Kontinuitas pemeliharaan sistem perlu dijadwalkan secara berkesinam-bungan
sesuai dengan perencanaan awal yang telah ditetapkan, agar kualitas sistem tetap
terjaga dengan baik. Pengadaan material listrik yang dibutuhkan hendaknya sesuai
dengan jenis/ spesifikasi material yang dipakai, sehingga bisa dihasilkan kualitas
sistem yang lebih baik dan murah.
Faktor Perencanaan Sistem
Perencanaan jaringan distribusi harus dirancang semaksimal mungkin, untuk
perkembangan dikemudian hari. Persyaratan sistem distribusi seperti diatas hanya
bisa dipenuhi bila tersedia modal (investasi) yang cukup besar, sehingga sistem
bisa dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang mempunyai kualits tinggi. Selain
pemeliharaan sistem yang berkesinambungan sesuai jadwal yang ditentukan,
seringkali berakibat fatal pada sistem jaringan justru karena kelalaian dalam cara
pemeliharaan yang sebenarnya, disamping perencanaan awal yang kurang
13
memenuhi syarat. Untuk sistem tenaga listrik yang besar (power utility) biaya
untuk sistem distribusi bisa mencapai 50 % - 60 % investasi keseluruhan yang
diperlukan untuk sistem tenaga listrik. Apalagi sistem distribusi merupakan bagian
yang paling banyak mengalami gangguan-gangguan sehingga bisa mengganggu
kontinuitas aliran tenaga listrik pada konsumen.
Sumber energi listrik dari selain PLN berasal dari unit Generator Set (genset).
Generator Set (genset) berfungsi sebagai pensuplai daya listrik cadangan yang
dapat bekerja apabila daya listrik utama dari PLN terputus. Genset ini terhubung
dan dikontrol dengan Panel Kontrol Genset (PKG). PKG terhubung dengan unit
Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP). PKG akan menghidupkan genset dan
mensuplai tegangan ke LVMDP bilamana terjadi gangguan pada sumber PLN,
sehingga akan memberikan pelayanan yang kontinyu terhadap ketersediaan
sumber tenaga listrik dan diharapkan dengan sistem tersebut kehandalan sistem
energi listrik akan terpenuhi. Panel Utama Tegangan Rendah atau Low Voltage
Main Distribution Panel (LVMDP) berfungsi menerima daya listrik dari
14
transformer atau genset/PKG untuk selanjutnya didistribusikan ke panel-panel
distribusi tegangan rendah. LVMDP ini menerima daya listrik dari Trafo atau
PKG. Pembagian distribusi listrik ke panel-panel distribusi tegangan rendah dari
outgoing LVMDP menuju ke panel adalah sebagai berikut :Panel Sub Distribusi
menggunakan jenis kabel NYY yang selanjutnya mendistribusikan menuju panel
distribusi. Fungsi dari panel-panel distribusi ini antara lain :
o Mendistribusikan daya listrik sesuai kebutuhan ( penerangan & stop kontak).
o Mendistribusikan daya listrik ke panel kontrol pompa, AC, elektronik, dll
o Mendistribusikan daya listrik ke mesin-mesin penunjang produksi.
Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan dan stop kontak adalah jenis
kabel NYA, sedangkan kabel yang digunakan untuk power (pompa, lift, dll)
adalah jenis kabel NYY, untuk jenis kabel khusus seperti yang digunakan pada
electric pump pada pompa pemadam kebakaran menggunakan jenis kabel FRC
(Fire Resistance Cable). Pada sistem manual, generator harus dinyalakan dengan
cara memutar turbin. Selanjutnya ketiga daya telah terkumpul dan disalurkan ke
LVMDP panel tersebut dinyalakan agar mendistribusi daya ke panel-panel yang
ada. Untuk sistem otomatis menggunakan ACOS ( Automatic Change Over
System ) yang berguna untuk langsung mengganti sumber daya ketika sumber
daya utama padam. Alat ini akan membuat mesin diesel sebagai penggerak
generator langsung menyala ketika listrik padam sehingga dihasilkan tenaga listrik
dan tidak menggalami gangguan atau pemutusan. Panel ACOS merupakan
gabungan dari sistem magnetik, sistem elektronik, sistem manual.
BUS GEN.
CB CT
Beban
GEN.
OCR
MCCB 15
Relai ini mengamankan generator dari beban lebih atau gangguan hubungan
singkat
Pengaman :
OCR (51) untuk generator sedang dan besar
MCCB untuk generator kecil
BUS GEN.
CB
Beban
GEN. PT
Penyebab UVR
Generator mengalami beban lebih
Gangguan hubungan singkat di sistem
AVR ( Automatic Voltage Regulator )generator mengalami kerusakan
Akibat
Dapat merusak belitan motor
Pengaman
UVR ( Under Voltage Relay ) (27)
o Pengamanan tegangan berlebih (overload)
BUS GEN.
CB
Beban
GEN. PT
UVR
Penyebab
Lepasnya beban
Akibat
Generator mengalami kapasitif
AVR generator mengalami kerusakan bila berlanjut
Pengaman
Device Number Over Voltage Relay (59)
16
Emergency Power
Supply yaitu sumber daya
tenaga listrik cadangan yang
bebas yang berfungsi ketika
sumber daya utama tidak ada
atau gagal. Sumber daya ini
akan secara otomatis
memberikan daya listrik
selama waktu tertentu, terutama untuk peralatan-peralatan kritis. Cadangan energi
dapat disimpan melalui baterai atau panel-panel cadangan. Kemudian akan
langsung aktif menyuplai listrik ketiga terjadi pemadaman, biasanya terdapat pada
bangunan-bangunan tinggi dan vital seperti rumah sakit ataupun hotel. Suplai
daya ini digunakan dalam emergency sistem bangunan untuk evakuasi. Daya yang
masuk ke masing-masing komponen akan berasal dari EPSS dan Main Sources,
sehingga membuat perubahan alih daya menjadi lebih cepat.
17
Gambar 4. EPS System
Sumber : www.schneider-electric.com
18
kawat berisolasi atau kabel. Jenis penghantar yang lazim digunakan adalah
tembaga dan aluminium.
Kabel Tembaga
Tembaga yang digunakan untuk penghantar pada umumnya tembaga elektrostatis
dengan kemurnian 99,5 %.
Kabel Aluminium
Berat aluminium jauh lebih ringan dibanding berat tembaga. Aluminium untuk
beban penghantar pada umumnya berupa aluminium murni, yaitu dengan
kemurnian sekurang – Kurangnya 99,5% juga dengan tahanan jenis
yang tidak boleh melebihi 0,028264 Ohm.
Rel ( busbar )
Rel mempunyai sifat kaku dan merupakan penghantar pejal yang dibuat dari
berbagai bentuk seperti segi empat, batang, pipa persegi maupun berongga.
Pemilihan Jenis dan Ukuran Penghantar. Ukuran luas penampang penghantar dan
jenis penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi penerangan maupun instalasi
daya ditentukan berdasarkan :
1. Kemampuan Hantar Arus (KHA) dari penghantar.
2. Jatuh tegangan yang diperbolehkan.
3. Temperatur Sekitar dan Sifat Lingkungan.
4. Kekuatan Mekanis Penghantar.
5. Kemungkinan perluasan.
Dalam suatu instalasi baik instalasi daya maupun instalasi penerangan digunakan
berbagai jenis kabel, antara lain :
Kabel NYM
Kabel NYM adalah penghantar yang terbuat dari tembaga polos berisolasi PVC,
yang uratnya satu hingga lima. Kabel NYM, kapasitasnya 300V/500V
penggunaannya untuk instalasi permanen dalam pipa penghantar yang diplester
atau kawat memanjang di lokasi kering. Jika lebih dari satu, urat-uratnya dibelit
menjadi satu dan kemudian diberi lapisan pembungkus
inti dari karet atau plastic lunak agar bentuknya menjadi
bulat. Lapisan pembungkus inti harus lunak, agar mudah
dikupas pada waktu pemasangan. Setelah itu kabel diberi
selubung PVC berwarna putih.
Kabel NYY
Pada prinsipnya susunan kabel NYY sama dengan
susunan kabel NYM. Hanya saja tebal isolasi dan
Gambar 6. Gambar Kabel NYM
Sumber :
19
http://www.indotrading.com/kabel
tebal luarnya serta jenis PVC yang
digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam, uratnya juga dapat berjumlah
satu sampai lima. Kabel NYY banyak digunakan untuk instalasi industri didalam
gedung maupun di alam terbuka. NYY juga dapat ditanam dalam tanah, asalkan
diberi pelindung secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan
mekanis. Kabel NYY kapasitasnya 600V/1000V penggunaannya untuk
pemasangan instalasi dalam dan luar ruangan atau diletakkan di tanah yang tidak
ada kemungkinan kerusakan mekanik yang menjalar.
K
aGambar 7. Gambar Kabel NYY bel
Sumber : NYFGbY
http://www.indonetwork.co.id/
sinar_bakti_mulia/452784
20
PVC berwarna hitam. Kabel NYFGbY, kapasitasnya 600V/1000V penggunaannya
untuk instalasi langsung yang ditanam di dalam dan luar ruang
Kabel NYA
Kabel jenis ini di gunakan untuk instalasi dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2.
Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, Kode warna isolasinya berwarna
merah, kuning, biru dan hitam. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah
cacat, tidak tahan air karena NYA adalah tipe kabel udara dan mudah digigit tikus.
Kabel NYAF
Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut
berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan
fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat cocok untuk tempat yang
mempunyai belokan – belokan tajam. Digunakan pada lingkungan yang kering
dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara
langsung.
Kabel NYCY
Kabel ini dirancang untuk jaringan listrik dengan penghantar konsentris dalam
tanah, dalam ruangan, saluran kabel dan alam terbuka. Kabel protodur dengan dua
lapis pelindung pita CU Kabel. Instalasi ini bisa ditempatkan di luar atau di dalam
bangunan, baik pada kondisi lembab maupun kering.
Kabel BC
Kabel ini dipilin/stranded, dan disatukan. Ukuran / tegangan maksimalnya
mencapai 6 – 500 mm2 / 500 V. Kabel BC biasa digunakan untuk saluran diatas
tanah dan penghantar pentanahan.
Kabel AAAC
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon, keterhantaran elektris tinggi
yang berisi magnesium silicide, untuk memberi sifat yang lebih baik. Kabel ini
biasanya dibuat dari paduan aluminium 6201. AAAC mempunyai suatu anti karat
dan kekuatan yang baik, sehingga daya hantarnya lebih baik.
Kabel ACSR
Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium berinti
kawat baja. Kabel ini digunakan untuk saluran-saluran Transmisi tegangan tinggi,
dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter, maka
dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat penghantar
ACSR.
Kabel ACAR
21
Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam
campuran, sehingga kabel ini lebih kuat daripada kabel ACSR.
Kabel NYMHYO
Merupakan kabel jenis serabut dengan berintikan dua serabut. Kabel ini biasanya
digunakan untuk soundsystem, loudspeaker, virtual video. Jenis kabel ini mampu
menghantar hingga 700 VA sehingga aman..
Kabel NYMHY
Kabel jenis ini khusus direkomendasikan untuk digunakan sebagai penghubung
alat-alat rumah tangga yang sering dipindah pindah dan harus ditempat kering.
Kabel ini mempunyai isolasi plastic tahan panas. jika digunakan untuk
penghubung alat pemanas, maka pada titik sambungannya antar alat dengan kabel,
temperaturnya tidak boleh lebih dari 85 derajat Celcius, karena hal tersebut dapat
membahayakan kabel itu sendiri.
2. Sakelar
Sakelar digunakan untuk
memutuskan dan menghubungkan
rangkaian listrik. Macam dan jenis saklar
ini bermacam-macam dimana masing-
Sumber : http://www.kabeltray.co.id/news-and-info/jenis-jenis-
kabel-listrik/
masing disesuaikan dengan penggunaanya. Setiap saklar yang melayani setiap
sirkit utama atau sirkit cabang mempunyai arus nominal tidak kurang dari
kerbutuhan maksimum dari bagian instalasi yang dilayani sirkit
yang bersangkutan, disamping itu arus nominal saklar, masuk arus mempunyai
22
syarat tidak kurang dari 10 A dan tidak kurang dari kebutuhan maksimum dari
sirkit.
Gambar 10. Gambar Saklar Tunggal Gambar 11. Gambar Saklar Tuas
Sumber : 3. Sumber :
http://profil.widodoonline.com/Elek http://profil.widodoonline.com/Elek
tronika/komponen/komponen- tronika/komponen/komponen-
pasif/saklar.html pasif/saklar.html
Stop Kontak
Stop kontak merupakan salah satu
komponen instalasi listrik yang berfungsi
sebagai terminal penghubung antara steker
dengan PLN, tipe dan jenis stop kontak
bermacam- macam antara lain ada yang ditanam dalam tembok (IB) dan
di luar tembok(OB). Bentuknya bermacam-macam ada yang bulat dan ada juga
yang berbentuk persegi.
Gambar 12. Gambar Stop Kontak Terminal pada stop kotak ada
tiga jalur yaitu untuk jalur
positif, untuk jaur negatif dan untuk jalur pentanahan (grounding).
4. Fitting
Sumber : http://lenkaindonesia.com/
23
Gambar 14. Pipa PVC untuk
Instalasi
Sumber :
http://www.google.com/
bentuk fitting terdapat beberapa macam, yaitu
fitting tempel, fitting gantung, fitting bayonet, kombinasi fitting dengan stop
kontak dan lain-lain.
5. Pipa Instalasi
Pipa instalasi mempunyai fungsi sebagai pelindung terhadap kawat hantar, dengan
jalan memasukan kabel ke dalam pipa agar terlindungi. Pipa yang sering
digunakan berupa pipa paralon yang terbuat dari plastic PVC. Pemasangannya
bisa di dalam tembok dan di luar tembok. Hal ini dimaksudkan agar isolasi
hantaran terlindungi dengan baik dan lebih mempunyai daya tahan.
6. Kotak Sambungan
24
membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kontak
sambungan ekor babi (pigtail), kemudian setiap sambungan ditutup dengan lasdop
setelah diisolasi. Selain itu pada hantaran lurus memanjang perlu dipasang kontak
sambung lurus setiap panjang tertentu penarik kabel unyuk memudahkan
penarikan hantaran. Pada kontak tarik ini apabila tidak terpaksa hataran tidak
boleh dipotong untuk kemudian disambungkan lagi.
7. Pengaman
Pengaman adalah suatu peralatan yang digunakan pada instalasi listrik
yang berfungsi untuk melindungi manusia atau peralatan yang tersambung pada in
stalasi itu jika terjadi arus gangguan akibat dari keadaan yang tidak normal.
Pemilihan pengaman yang baik adalah apabila dalam suatu instalasi listrik terjadi
suatu gangguan, maka hanya pengaman yang paling dekat dengan gangguan itu
saja yang bereaksi. Arus nominal dari pengaman tidak boleh melebihi kemampuan
hantar arus dari penghantar dari tempat yang dilindungi, kecuali bila tidak
terdapat pengaman yang mempunyai arus nominal
sama dengan kemampuan hantar arus penghantar, maka dapat digunakan
pengaman yang lebih besar atau setingkat.
Sekering tipe blade ini diberi kode warna untuk masing-masing tingkatan arus
dari 5 A sampai dengan 30 A. Berikut ini indentifikasi warna pada setiap kapasitas
sekering tipe blade :
5A : Coklat Kekuning-kuningan
7,5 A : Coklat
10 A : Merah
15 A : Biru
20 A : Kuning
25 A : Tidak Berwana (Transparan)
30 A : Hijau
Adapun pengaman yang digunakan dalam suatu sistem kelistrikan antara lain :
1. Pengaman Lebur ( Fuse)
2. Miniatur Circuit Breaker ( MCB )
3. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
4. No Fuse Breaker (NFB)
5. Thermal Overlay Relay ( TOR )
25
Gambar 16. MCB
Sumber : http://www.google.com/
8. Panel
Panel merupakan box atau wadah tempat rangkaian
pengontrolan tertentu yang fungsinya menjaga
keamanan dan keselamatan dari rangkaian
terhadap gangguan yang mungkin akan
mengganggu atau panel merupakan salah satu
pengaman, pengontrolan dan dari sudatu jaringan
listrik. Panel berguna untuk memahami suatu
Gambar 17. Panel rangkaian listrik panel tersebut macam – macam
penggunaanya adanya yang digunakan sebagai
Sumber :
distribusi, penerangan daya dan lain – lain.
press.com/
9. Kontaktor
Sumber :
http://www.google.co.id/
26
kontak utama dan 2 kontak bantu yaitu kontak NO (Normaly Open) dan
NC(Normaly Close) kondisi normal tertutup serta konektor - konektor kumparan
magnet. Tegangan yang terlalu tinggi pada kumparan kontaktor menyebabkan
berkurangnya atau sering rusaknya kumparan, sedangkan tegangan yang terlalu
rendah menyebabkan tekanan antara kontak-kontak dri kontaktor menjadi
berkurang dan dapat menimbulkan bunga api pada permulaanya yang dapat
merasakan kontak-kontak. Pengoperasian kontaktor biasanya dilengkapi dengan
tombol tekan (Push Boton) sebagai pemasok tegangan awal. Tombol tekan
dihubungkan seri dengan kontaktor, cara kerjanya adalah,apabila tombol tekan
ditekan maka arus yang mengalir dalam coil yang menimbulkan magnet, sehingga
anak kontaknya akan tertarik yaitu anak kontak NO menjadi NC dan anak kontak
NC menjadi NO. Pada tombol tekan ini bekerja hanya sesaat (selama ditekan)
makadibutuhkan anak kontak dari kontaktor yang difungsikan sebagai
penngunciapabila tombol tekan dilepaskan maka kontaktor akan tetap beroperasi.
Maka dari itu dibutuhkan anak kontak NO yang dirangkai parallel dengan
kontaktor itu sendiri, selain dari anak kontak kontaktor juga memiliki kontak
utama yang manadifungsikan untuk supplay beban yang diinginkan. Kontaktor
memiliki tegangan maksimal 690V 50Hz atau 60 Hz dan arus sampai 780A dari
6A
Komponen – Komponen Instalasi Listrik Cadangan (Generator Set/GENSET)
Sumber :
http://dunia-
listrik.blogspot.com/20
09/10/generator-set-
genset.html
Ketika terjadi pemadaman catu daya utama (PLN) maka dibutuhkan suplai
cadangan listrik dan pada kondisi tersebut Generator-Set diharapkan dapat
mensuplai tenaga listrik terutama untuk beban-beban prioritas. Genset dapat
27
digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau "off-grid" (sumber daya yang
tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah sakit
dan industri yang membutuhkan sumber daya yang mantap dan andal (tingkat
keandalan pasokan yang tinggi) dan juga untuk area pedesaan yang tidak ada
akses untuk secara komersial dipasok listrik melalui jaringan distribusi PLN
yang ada. Suatu mesin diesel generator set terdiri dari :
3.2 Prime mover atau pengerak mula, (mesin diesel)
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan
motor bakar, untuk memperoleh energi termalnya. Untuk membangkitkan listrik,
sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari
mesin diesel dikopel dengan poros generator). Kapasitas mesin diesel sampai 40
KVA.
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula :
o Desain dan instalasi sederhana
o Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana
o Waktu pembebanan relatif singkat
Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula
Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi
yang tinggi.
Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula,
hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.
Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif lebih
mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan
bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.
3.3 AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan down time dan meningkatkan
keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit
Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan
(genset) dan sebaliknya. Sedangkan ATS merupakan pelengkap dari AMF dan
bekerja secara bersama-sama.
3.4 Baterai
Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik
yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam/
konduktor yang berbeda dicelupkan ke dalam larutan maka akan bereaksi secara
kimia dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua konduktor tersebut.
Proses pengisian battery dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel
28
dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan
sehingga sel akan dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan
pada sistem otomatis GenSet berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting
diesel.
3.5 Battery Charger
Alat ini berfungsi untuk proses pengisian battery dengan mengubah tegangan PLN
220V atau dari generator itu sendiri menjadi 12/24 V menggunakan rangkaian
penyearah. Battery Charger ini biasanya dilengkapi dengan pengaman hubung
singkat (Short Circuit) berupa sekering/ fuse.
3.6 Panel ACOS (Automatic Change Over Switch)
Merupakan panel pengendalian generator dan terdapat beberapa tombol yang
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Tombol pengontrol operasi Gen
Set automatic, antara lain yaitu : Off, Automatic, Trial Service, Manual Service,
Manual Starting, Manual Stoping, Signal Test, Horn Off, Release, Start, Start
Fault, Engine Running, Supervision On, Low Oil Pressure, Temperature To High,
Generator Over Load.
Sumber :
http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/10/generator-set-
genset.html
29
Gambar 21. Perletakkan Tipikal Pasokan
Listrik
Sumber :
http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/10/generator-set-
30
Dalam alur pasokan daya listrik dari PLN ataupun dari Generator Set
pertama – tama menyalurkan listrik kepada beberapa panel
diantaranya panel kebakaran, panel lampu darurat.
Kemudian pasokan listrik tersebut mengalirkan arus listrik kepada 4
panel yang menyalurkan listrik ke beberapa daerah vital (Pompa, STP,
dll), yaitu panel 1 yang mengalirkan listrik keruang mesin, panel 2 ke
mesin tata udara, panel 3 ke mesin lift.
Panel 4 menyalurkan listrik untuk 6 panel induk yang memasok aliran
listrik ke bagian gedung yaitu panel 5, 6 , 7, 8, 9, 10, 11, 12 (panel
induk).
Panel 5 menyalurkan listrik ke bagian gedung A lantai 1 sampai 5.
Disela – sela gedung A lantai 3 dan 4 dihubungkan panel 6 yang dapat
membantu aliran listrik ke gedung A lantai 4 dan 5.
Sama seperti panel 5, panel 7 menyalurkan listrik ke bagian gedung
B lantai 1 sampai 5. Disela – sela gedung B lantai 3 dan 4
dihubungkan panel 8 yang dapat membantu aliran listrik ke gedung B
lantai 4 dan 5.
Pada Loby memanfaatkan pasokan listrik yang didapat dari gedung B
lantai 1 yang mendapat aliran listrik dari panel 7.
Agak sedikit berbeda dengan panel 5 hingga 8, panel 9 menyalurkan
listrik ke bagian gedung C lantai 4 dan 5 saja. Sedangkan panel 10
menyalurkan listrik pada bagian gedung C lantai 1 sampai 3.
Pada panel 10 dalam waktu tertentu (kekurangan daya)
memanfaatkan pembangkit listrik cadangan yang dalam hal ini
menggunakan generator set.
Panel 11 dan 12 yang disediakan untuk keperluan tertentu, panel 11 -
12 dapat disebut sebagai panel cadangan.
Ditengah peralihan gedung A,B, dan C lantai 2 dan 3 terdapat riser
(saluran ke atas) yang masing - masing terbagi atas zona kiri, zona
tengah, zona kanan.
Jika aliran listrik PLN terhenti, maka pasokan daya listrik yang diambil dari
pembangkit listrik cadangan (generator set), yang digerakan dengan bantuan
31
mesin disel. Genset diletakan dalam ruangan yang kedap suara, agar suara yang
ditimbulkan oleh mesin disel tidak mengganggu aktivitas dalam bangunan.
Pada sub bab 3.2 akan membahas mengenai Sistem Pencahayaan Buatan. hal
yang dibahas diantaranya mengenai pengertian, jenis pencahayaan buatan, jenis
lampu hingga system kerjanya.
3.2.1 Pengertian
32
Cahaya buatan yang tidak baik tentunya akan mengganggu aktivitas
keseharian kita, misalnya ditempat kita bekerja. Bahkan, ada kalanya dengan
cahaya buatan yang baik akan mempertinggi aktivitas kita dalam bekerja jika
dibandingkan pada saat beraktivitas pada cahaya siang hari (alamiah).
Perkembangan cahaya buatan dimulai dari cahaya obor dari kayu, lampu
minyak tanah, lilin, lampu gas sampai pada lampu listrik. Setelah listrik
ditemukan, kemungkinan lampu-lampu jenis tradisiona tersebut akan ada yang
tidak dipergunakan lagi. Penerangan dibutuhkan agar mata kita merasa nyaman
bila melihat dan beraktivitas. Tingkat kenyamanan ini sebenarnya relatif bagi
setiap orang. Ada orang yang merasa nyaman dengan penerangan yang relatif
sedikit (gelap) dan ada pula yang merasa nyaman bila ruangannya terang
benderang dengan cahaya. Bila dirasa kurang terang, kebanyakan solusi yang
dipakai adalah menambah pencahayaan buatan dengan memasang lampu-lampu.
Penerangan buatan ini tidak diperlukan bila pencahayaan alami pada siang hari
dirasa sudah cukup.
Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri
maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail
serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat.
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman.
3. Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat
kerja.
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara
merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-
bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
33
Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan
buatan untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut
ini :
Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang
dan melengkapi pencahayaan alami.
Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja
yang memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum.
Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior,
apakah menyebar atau tefokus pada satu arah.
Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian
ruangan yang diterangi atau tidak.
Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya.
Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah
tinggi atau rendah.
34
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu
arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek
karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang
menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya
sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya.
Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena
bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh
pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistemTera
Gambar 2.2.1 Sistem Pencahayaan ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya
tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat
bermanfaat untuk:
a. Memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti.
b. Mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah
tertentu.
c. Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus
yang ingin diterangi.
d. Membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya.
e. Menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan
tersebut.
35
dan jarak lampu satu dengan lainnya perlu diperhatikan, dianjurkan antara 1,5-2
kali jarak antara lampu dan bidang kerja.
2. Pencahayaan Terarah (Localized General Lighting)
Pada tipe ini diperlukan bila intensitas penerangan yang merata tidak
diperlukan untuk semua tempat kerja tetapi hanya bagian tertentu saja yang
membutuhkan tingkat iluminasi, maka lampu tambahan dapat dipasang pada
daerah tersebut.
3. Pencahayaan Lokal (Local Lighting)
Sistem pencahayaan lokal ini diperlukan khususnya untuk pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian. Kerugian dari sistem pencahayaan ini dapat
menyebabkan kesilauan, maka pencahayaan lokal perlu dikoordinasikan
dengan penerangan umum
36
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan
dan kesilauan masih ditemui.
4. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal
disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada
sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
5. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-
langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan
yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan
kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh
pada permukaan kerja.
B. Sistem Pencahayaan Tambahan (Secondary Lighting Systems)
1. Pencahayaan Aksen (Accent Lighting)
Pencahayaan aksen digunakan saat sebuah benda atau bagian benda perlu
ditonjolkan dengan sebuah penerangan cahaya. Tujuannya adalah untuk
menampilkan sesuatu yang paling menarik dari dekorasi interior dengan
menonjolkan bagian objek tersebut. Pencahayaan aksen bisa juga
dimaksudkan untuk memberi perhatian pada view tertentu. Iluminasi aksen
sebaiknya memiliki 10 kali lebih tinggi dibanding dengan pencahayaan
sekitarnya.
37
arah belakang objek. Biasa digunakan pada dinding, rak-rak lemari, niches,
dan plafon (up ceiling atau drop ceiling).
3. Pencahayaan Dekoratif (Decorative Lighting)
Pada pencahayaan dekoratif, lampu dan fixture dengan sendirinya
merupakan objek untuk dilihat (misalnya lampu chandelier). Dalam memilih
decorative lighting fixtures harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu:
Intensitas cahaya yang dibutuhkan.
Gaya dan finishing, yaitu harus sesuai dengan tema interior ruang yang
diinginkan.
Dimensi fixture yaitu harus sesuai dengan kebutuhan besaran ruang.
4. Pencahayaan Arsitektural
(Architectural Lighting)
Pencahayaan Arsitektural dapat berupa:
Pencahayaan Cove
Merupakan pencahayaan secara tidak langsung pada plafon dari fixture yang
terpasang menerus pada dinding. Selain menghasilkan penyebaran cahaya
ambient dan halus, pencahayaan cove menimbulkan perasaan akan luasnya
ruang karena permukaan yang terang (dalam hal ini plafon seakan-akan
menjauh).
Pencahayaan Coffer
Coffers atau kantung pada plafon dapat diiluminasi dengan berbagai cara.
Kantung yang besar seringkali memiliki cove lighting di sekitar tepi bawahnya
38
yang membuat mereka terlihat serupa dengan skylight. Kantung kecil
berbentuk persegi dapat teriluminasi melalui luminaire yang diletakkan dalam
ceruk.
Pencahayaan pada dinding :
o Pencahayaan Valance (bracket)
Pencahayaan valance (bracket) mengiluminasi bidang atas dan bawah
pelindung dinding. Valance harus ditempatkan setidaknya 12 inci di
bawah plafon untuk mencegah terang berlebih pada plafon.
o Pencahayaan Cornice (Soffit)
Ketika bidang valance harus dipindahkan ke atas mendekati plafon, ia
disebut dengan cornice. Dinding diiluminasi hanya dari atas, dan plafon
yang tidak menerima cahaya cornice akan terlihat gelap.
5. Pencahayaan Suasana (Mood Lighting)
Pencahayaan yang ingin menampilkan mood/ suasana tertentu pada suatu
ruang. Cahaya mempunyai peranan penting dalam menciptakan suasana pada
suatu ruang. Warna cahaya kuning (warm) memberikan kesan ruang yang
hangat dan akrab dan warna cahaya putih (cool) memberikan kesan ruang
yang dingin dan kaku.
39
Pemantulan cahaya dari langit-langit tergantung dari warna dan finishing.
Pemantulan cahaya ini tidak berlaku pada sistem pencahayaan langsung,
tetapi sangat penting pada pencahayaan tidak langsung.
d. Ukuran ruangan
Ruangan yang luas akan lebih efisien dalam pemanfaatan cahaya dari pada
ruang yang sempit.
e. Utilisasi cahaya
Utilisasi cahaya adalah persentase cahaya dari sumber cahaya yang secara
nyata mencapai dan menerangi benda-benda yang perlu diterangi.
f. Pemeliharaan disain dan sumber cahaya
Apabila pemeliharaan disain dan sumber cahaya tidak baik, misalnya penuh
debu, maka akan mempengaruhi pencahayaan yang dihasilkan.
40
Warna cahaya dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam
membandingkan dan mengkombinasikan warna-warna dalam lingkungan
kerja atau tempat kerja sebagai akibat pencahayaan yang menentukan rupa
dari lingkungan. Dengan adanya kombinasi tata warna dan dekorasi yang
serasi maka akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman sehingga
kegairahan kerja akan meningkat.
5. Panas akibat sumber cahaya.
Baik sumber pencahayaan alam maupun pencahayaan buatan dapat
menimbulkan suhu udara di tempat kerja. Pertambahan suhu yang
berlebihan dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bekerja dan merupakan
beban tambahan.
41
yang dipantulkan atau dapat dikatakan bahwa kekuatan iluminasi berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak sumber cahaya dengan bidang pantul (hukum
kuadrat terbalik). Hukum kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara
pencahayaan dari sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa
intensitas cahaya per satuan luas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
dari sumbernya
2. Kualitas cahaya
Adapun kualitas pencahayaan dipengaruhi oleh lingkungan penglihatan di
antaranya kesilauan (glare), penyebaran cahaya, arah cahaya, warna,
kecerlangan (brightness) yang akan memberikan efek pada kemampuan untuk
melihat dengan mudah dan teliti. Sumber-sumber cahaya yang cukup
jumlahnya sangat berguna dalam mengatur pencahayaan secara baik.
Pencahayaan dengan berbagai lampu misalnya sangat tepat bagi pekerja yang
menggambar di atas permukaan mata, sedangkan pencahayaan satu arah
digunakan untuk mengerjakan bagianbagian kecil. Pengelolaan dari kualitas
cahaya yang rendah akan menimbulkan ketidaknyamanan dan kecelakaan
kerja, misalnya glare dapat menyebabkan kelelahan (fatigue), kehilangan
efektivitas penglihatan dan mengurangi produktivitas. Penggunaan warna di
tempat kerja dimaksudkan untuk dua hal, yaitu menciptakan kontras warna
dengan maksud untuk tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis
yang optimal.
Warna penerangan untuk suatu ruangan dan komposisi spektrumnya
sangat penting dalam membandingkan dan mengkombinasikan warna-warna.
Warna-warna dalam lingkungan kerja sebagai akibat dari pencahayaan
menentukan rupa lingkungan tersebut. Menurut OSHA (1998), penggunaan
warna-warna cerah dalam lingkungan kerja dapat membantu untuk membuat
obyek terlihat lebih jelas dan dapat menimbulkan kesan ruangan menjadi
lebih luas, selain itu secara psikologis juga dapat meningkatkan gairah kerja.
b. Sifat Lingkungan
Sifat lingkungan ditentukan oleh derajat terang (brightness), nilai pantulan
(reflectance value) serta distribusi cahaya (lighting distribution). Selain itu
42
Ching (1987) juga mengatakan bahwa ketinggian dan kualitas permukaan
langit-langit akan mempengaruhi derajat cahaya di dalam ruang.
1. Derajat terang (brightness)
Kemampuan seseorang untuk dapat melihat obyek dengan jelas
bergantung pada perbedaan derajat terang obyek tersebut. Mata berfungsi
secara optimal apabila derajat terang dalam daerah penglihatan kita relatif
sama.
2. Nilai pantulan (reflectance value)
Nilai pantulan adalah perbandingan antara sumber cahaya yang dating
dengan cahaya yang dipantulkan. Nilai pantulan bergantung pada jenis
permukaan pantul, warna dan kemampuan untuk memantulkan cahaya dari
dinding-dinding, langit-langit, lantai dan peralatan kerja akan menentukan
pola derajat terang.
Dinding-dinding, lantai dan langit-langit yang berwarna gelap dapat
menurunkan efektivitas dari instalasi penerangan sebanyak 50%. Tabel
berikut ini adalah nilai pantulan yang dianjurkan oleh Illuminating
Engineering Society (IES) tahun 1981:
Deskripsi Pantulan
(%)
Langit-langit 80 – 90
Dinding 40 – 60
Meubel 25 – 45
Tabel 1. Rekomendasi Nilai
Mesin, alat 30 – 50
Pantulan menurut Illuminating
Lantai 20 – 40 Engineering Society (IES)
Material Metal Bahan Gelas Cermin Cat Kayu Aspal Beton Salju
Batu Putih H
Pantulan (%) 60-85 10-92 5-30 80-90 60-90 5-50 5-10 40 60-75
43
Tabel 2 Nilai Pantulan Berbagai Macam Material menurut Illuminating
Engineering Society (IES)
Menurut Siswanto (1989:22) ada 3 jenis lampu sebagai sumber penerangan buatan
yaitu:
1) Filamen
44
Makin tinggi temperatur filamen, makin besar energi yang jatuh pada spektrum
radiasi tampak dan makin besar efikasi dari lampu. Pada saat ini jenis filamen
yang dipakai adalah tungsten.
2) Bola Lampu
Filamen suatu lampu pijar ditutup rapat dengan selubung gelas yang
dinamakan bola lampu. Bentuk bola lampu bermacam-macam dan juga warna
gelasnya. Bentuk bola, jamur, bentuk lilin dan lustre dengan bola lampu bening,
susu atau buram dan dengan warna merah, hijau, biru atau kuning (lihat SNI No.
04-1704-1989 ).
3) Gas Pengisi
Penguapan filamen dikurangi dengan diisinya bola lampu dengan gas inert.
Gas yang umumnya dipakai adalah Nitrogen dan Argon.
4) Kaki Lampu
Untuk pemakaian umum, tersedia dua jenis yaitu kaki lampu berulir dan kaki
lampu bayonet, yang diindentifikasikan dengan huruf E (edison) dan B (Bayonet),
selanjutnya diikuti dengan angka yang menyatakan diameter kaki lampu dalam
milimeter (E27, E14dan lain-lain). Bahan kaki lampu dari alumunium atau
kuningan.
a. Lampu reflector
Lampu pijar yang mempunyai reflektor yang terbuat dari lapisan metal tipis
pada permukaan dalam dari bola lampu yang memberikan arah intensitas
cahaya yang dipilih. Reflektor dalam tidak boleh rusak, korosi atau
terkontaminasi. Ada dua jenis lampu berreflektor yaitu jenis Pressed glass
dan jenis Blown bulb. Lampu Pressed glass adalah lampu yang kokoh dan
gelas tahan panas. Gelas depan mempunyai beberapa jenis pancaran cahaya
seperti spot, flood, wide flood. Lampu ini dapat dipasang langsung sebagai
pasangan instalasi luar, tahan terhadap cuaca. Dan yang kedua Lampu Blown
bulb, menyerupai lampu pressed glass, tetapi lampu ini hanya dipasang di
dalam ruangan.
b. Lampu Halogen
Lampu Halogen adalah Lampu pijar biasa yang mempunyai filamen
temperatur tinggi dan menyebabkan partikel tungsten akan menguap serta
berkondensasi pada dinding bola lampu yang selanjutnya mengakibatkan
45
penghitaman. Lampu halogen berisi gas halogen (iodine, chlorine, chromine)
yang dapat mencegah penghitaman lampu.
c. Lampu Tungsten–Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar
tungsten seperti lampu pijar biasa yang
digunakan di rumah, tetapi bola lampunya
diisi dengan gas halogen. Atom tungsten
menguap dari kawat pijar panas dan bergerak
naik ke dinding pendingin bola lampu. Atom
tungsten, oksigen dan halogen bergabung
pada dinding bola lampu membentuk
molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding
bola lampu menjaga molekul oksihalida
tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana
suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan
kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar – bukan ditempat yang sama
dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara
kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara
tajam.
Fungsi dari halogen dalam lampu adalah untuk membalik reaksi kimia
penguapan wolfram dari filamen. Pada lampu pijar biasa, serbuk wolfram
biasanya ditimbun pada bola lampu. Putaran halogen menjaga bola lampu bersih
dan keluaran cahaya tetap konstan hampir seumur hidup. Pada suhu sedang,
halogen bereaksi dengan wolfram yang menguap, halida wolfram(V) bromin yang
terbentuk dibawa berputar oleh pengisi gas lembam. Pada suatu saat ini akan
mencapai daerah bersuhu tinggi (filamen yang memijar), dimana ini akan
berpisah, melepaskan wolfram dan membebaskan halogen untuk mengulangi
proses. Untuk membuat reaksi tersebut, suhu keseluruhan bola lampu harus lebih
46
tinggi daripada lampu pijar biasa. Bola lampu harus dibuat
dari kuarsa leburan atau gelas dengan titik lebur tingi seperti alumina. Karena
gelas kuarsa sangat kuat, tekanan gas dapat ditingkatkan, sehingga mengurangi
laju penguapan dari filamen, memungkinkan untuk beroperasi pada suhu yang
lebih tinggi untuk umur yang sama, sehingga menambah efisiensi dan keluaran
cahaya. Wolfram yang diuapkan dari bagian filamen yang lebih panas tidak selalu
dikembalikan pada tempatnya semula, jadi bagian tertentu dari filamen menjadi
sangat tipis dan akhirnya gagal. Regenerasi juga mungkin dilakukan
dengan fluorin, tetapi reaksi kimianya terlalu kuat sehingga bagian lain dari bola
lampu ikut direaksikan.
Lampu jenis
ini lebih dikenal
dengan nama (Tube
Lamp), cahayanya
berasal dari proses transformasi energi listrik menjadi ultra violet pada saat aliran
listrik melalui gas-gas misalnya Argon, Neon, uap Mercuri, tergantung dari zat-zat
fluorescent maka lampu TL dapat dibuat sehingga cahayanya menyerupai cahaya
lampu pijar, cahaya matahari.
47
Warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu mercuri adalah
tergantung oleh tekanan uapnya. Lampu mercuri dapat dikombinasikan dengan
lampu pijar atau lampu tabung mercuri diberi lapisan zat fosfor untuk mengubah
radiasi ultra violet menjadi cahaya yang berwarna merah. Lampu ini dapat
menurun sampai 30%. Bila mengalami kenaikan diatas 5% maka lampu akan
rusak karena panas.
48
tegangan kerja yang benar serta mengatur aliran arus dalam lampu. Sekitar 24%
energi yang digunakan lampu halida logam diubah menjadi cahaya (65-
115 lm/W), membuatnya lebih efisien.
Disamping uap raksa, lampu ini juga mengandung iodida atau kadang-
kadang bromida dari berbagai logam dan gas mulia. Komposisi logam ini
digunakan untuk menentukan warna cahaya. Sebagai ganti tabung busur kuarsa
yang digunakan pada lampu uap raksa, banyak lampu halida logam menggunakan
tabung busur alumina seperti pada lampu uap natrium. Beberapa bola lampu
mempunyai lapisan fosfor pada bagian dalam untuk memperbaiki spektrum
warna dan untuk menyebarkan berkas cahaya.
g. Lampu LED
Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber
cahaya yang efisien
energinya. Ketika lampu
LED memancarkan
cahaya nampak pada
gelombang spektrum
yang sangat sempit,
mereka dapat
memproduksi “cahaya
putih”. Hal ini sesuai dengan kesatuan susunan merah-biru hijau atau
lampu LED biru berlapis fospor. Lampu LED bertahan dari 40.000 hingga
100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED digunakan untuk banyak
penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu lintas, cahaya
49
dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. Walaupun masih dalam
masa perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami
kemajuan dan menjanjikan untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu
lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu lintas warna merah
menggunakan lampu 10W yang setara dengan 196 LEDs, menggantikan
lampu pijar yang menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi
penghematan energi berkisar dari 82% hingga 93%. Produk pengganti
LED, diproduksi dalam berbagai bentuk termasuk batang ringan, panel
dan sekrup dalam lampu LED, biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-
masing, memberikan penghematan yang cukup berarti dibanding lampu
pijar dengan bonus keuntungan masa pakai yang lebih lama, yang pada
gilirannya mengurangi perawatan.
a. Pengoperasian
Pada pengoperasian instalasi sistem pencahayaan dalam suatu bangunan, maka
perencanaan penempatan alat pengendali perlu mendapatkan perhatian sehingga
tata cahaya dapat dikendalikan dengan baik.
a. Penempatan Alat Kendali.
1. Semua alat pengendali pencahayaan harus ditempatkan pada tempat yang
mudah dilihat dan dijangkau.
2. Sakelar yang melayani meja/tempat kerja, bila mudah dijangkau merupakan
bagian armatur yang digunakan untuk menerangi meja/tempat kerja tersebut.
3. Sakelar yang mengendalikan sistem pencahayaan pada lebih dari satu lokasi
tidak boleh dihitung sebagai tambahan jumlah sakelar pengendali.
4. Setiap ruangan yang terbentuk karena pemasangan partisi harus dilengkapi
sedikitnya satu sakelar ON/OFF.
5. Ruangan dengan luas maksimum 30 m2 harus dilengkapi dengan satu sakelar
untuk satu macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan.
6. Setiap sakelar maksimum melayani total beban daya sebagaimana dianjurkan
pada PUIL edisi terakhir.
50
1. Semua sistem pencahayaan bangunan harus dapat dikendalikan secara manual
atau otomatis kecuali yang terhubung dengan sistem darurat.
2. Pencahayaan luar bangunan dengan waktu pengoperasian terus menerus
kurang dari 24 jam, sebaiknya dapat dikendalikan secara otomatis dengan
timer, photocell, atau gabungan keduanya.
3. Armatur-armatur yang letaknya paralel terhadap dinding luar pada arah
datangnya cahaya alami dan menggunakan sakelar otomatis atau sakelar
terkendali harus juga dapat dimatikan dan dihidupkan secara manual.
4. Daerah dimana pencahayaan alami tersedia dengan cukup, sebaiknya
dilengkapi dengan sakelar pengendali otomatis yang dapat mengatur
penyalaan lampu sesuai dengan tingkat pencahayaan yang dirancang.
5. Berikut ini adalah hal-hal yang tidak diatur dalam ketentuan pengendalian
sistem pencahayaan :
- Pengendalian pencahayaan yang mengatur suatu daerah kerja yang luas
secara keseluruhan dimana kebutuhan pencahayaan dan pengendali
dipusatkan ditempat lain (termasuk lobi umum dari perkantoran, Hotel,
Rumah Sakit, Pusat belanja, dan gudang).
- Pengendalian otomatis atau pengendalian yang dapat deprogram.
- Pengendalian yang memerlukan operator terlatih.
c. Pemeliharaan
Pemeliharaan terhadap sistem pencahayaan dimaksudkan untuk menjaga agar
kinerja sistem selalu berada pada batas-batas yang ditetapkan sesuai perancangan,
dan untuk memperoleh kenyamanan. Jika faktor pemeliharaan ini dilakukan sejak
tahap perancangan, maka beban listrik dan biaya awal dapat diminimalkan.
Pemeliharaan ini mencakup penggantian lampu-lampu dan komponen listrik
dalam armatur yang rusak/putus atau sudah menurun kemampuannya,
pembersihan armatur dan permukaan ruangan secara terjadwal.
Sistem pencahayaan membutuhkan pemeliharaan, karena tanpa melakukan ini
maka kinerja sistem akan berkurang. Fluks luminus lampu akan berkurang dengan
bertambahnya umur sampai akhirnya “putus”. Kecepatan penurunan kinerja ini
berbeda untuk setiap jenis lampu. Selain itu, akumulasi debu pada lampu, armatur
dan permukaan ruangan juga akan menurunkan Fluks luminus yang akan diterima
oleh bidang kerja. Agar tindakan pemeliharaan pada sistem tata cahaya terjamin
51
pelaksanaannya, maka pemilik atau pengelola bangunan sebaiknya memiliki buku
petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan sistem tata cahaya bangunan. Buku ini
berisi data dan informasi lengkap mengenai sistem listrik untuk tata cahaya yang
mencakup :
Diagram satu garis dari sistem listrik bangunan.
Diagram skematik pengendalian sistem listrik untuk sistem pencahayaan.
Daftar peralatan listrik yang beroperasi pada bangunan terutama untuk
pencahayaan.
Daftar pemakaian listrik untuk pencahayaan sesuai dengan jumlah lampu
dan jenisnya.
Daftar jenis dan karakteristik dari setiap lampu yang digunakan.
Daftar urutan pemeliharaan.
Dengan adanya buku manual yang berisi informasi ini, tindakan pemeliharaan dan
pengendalian untuk sistem pencahayaan dapat dilakukan dengan baik.
Penilaian terhadap dua faktor ini sangat tergantung pada jenis lampu yang
dipakai. Untuk lampu yang menggunakan filamen tungsten (lampu pijar, lampu
halogen dan lampu pelepasan tekanan tinggi jenis merkuri tungsten) umumnya
akan putus sebelum fluks luminusnya turun secara drastis. Oleh karena itu waktu
penggantian lampu-lampu jenis ini lebih ditentukan oleh probabilitas “putus”nya
lampu itu sendiri. Sedangkan untuk jenis lampu pelepasan lainnya pada umumnya
sebelum “putus“ akan mengalami penurunan fluks luminus secara drastis. Dengan
demikian waktu penggantian ditentukan oleh penurunan fluks luminus dan
probabilitas “putus”nya lampu. Namun, meskipun lampu masih dapat menyala,
sebaiknya diganti apabila penurunan fluks luminus secara ekonomis sudah tidak
menguntungkan (± 60%).
52
akumulasi debu atau kotoran lain pada permukaan refraktor maupun
reflector.
perubahan warna pada kedua permukaan tersebut akibat bertambahnya
umur, karena radiasi cahaya lampu atau korosi.
Kecepatan penurunan kinerja ini tergantung pada jumlah dan komposisi
debu di udara dan jenis armaturnya.
Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan jadwal pemeliharaan /
pembersihan armatur. Pada umumnya untuk menentukan jadwal ini, faktor
biaya, kesesuaian waktu pelaksanaan dan efisiensi sistem pencahayaan
menjadi faktor-faktor yang harus diperhitungkan. Sebagai petunjuk, pada
umumnya pembersihan dilakukan minimal setahun sekali (meskipun untuk
tempat-tempat tertentu hal ini tidak cukup). Akan lebih baik apabila waktu
pembersihan ini dilakukan bersamaan waktunya dengan waktu penggantian
lampu.
c. Pemeliharaan Permukaan - permukaan Ruangan.
Lapisan debu dan kotoran yang menempel pada seluruh permukaan
ruangan (dan kaca) akan mengurangi faktor refleksi (dan transmisi) cahaya
yang berarti akan menurunkan tingkat pencahayaan di dalam ruangan tersebut.
53
akumulasi debu pada permukaan terhadap tingkat pencahayaan pada bidang
kerja akan lebih besar pada ruangan yang tidak menggunakan armatur
dengan distribusi cahaya langsung.
54
BAB IV
55
Berikut jenis-jenis pembangkit tenaga listrik yang ada :
56
Gbr.4. Gardu PLN distribusi Central Park Kuta
(sumber www.google.com)
Sumber energi listrik dari selain PLN berasal dari unit Generator Set
(genset). Generator Set (genset) berfungsi sebagai pensuplai daya listrik
cadangan yang dapat bekerja apabila daya listrik utama dari PLN
terputus. Genset ini terhubung dan dikontrol dengan Panel Kontrol Genset
(PKG). PKG terhubung dengan unit Panel Utama Tegangan Rendah
(LVMDP). PKG akan menghidupkan genset dan mensuplai tegangan ke
LVMDP bilamana terjadi gangguan pada sumber PLN, sehingga akan
memberikan pelayanan yang kontinyu terhadap ketersediaan sumber
tenaga listrik dan diharapkan dengan sistem tersebut kehandalan sistem
energi listrik akan terpenuhi.
57
Gbr 5. Genset
(sumber www.google.com)
Panel Utama Tegangan Rendah atau Low Voltage Main Distribution
Panel (LVMDP) berfungsi menerima daya listrik dari transformer atau
genset/PKG untuk selanjutnya didistribusikan ke panel-panel distribusi
tegangan rendah. LVMDP ini menerima daya listrik dari Trafo atau PKG.
Pembagian distribusi listrik ke panel-panel distribusi tegangan rendah dari
outgoing LVMDP menuju ke panel adalah sebagai berikut :Panel Sub
Distribusi menggunakan jenis kabel NYY yang selanjutnya
mendistribusikan menuju panel distribusi. Fungsi dari panel-panel
distribusi ini antara lain :
Mendistribusikan daya listrik sesuai kebutuhan ( penerangan & stop
kontak).
58
3.1.3 Komponen – Komponen Power Kelistrikan
. Penghantar
2. Sakelar
3. Stop Kontak
4. Fitting
5. Pipa Instalasi
6. Kotak Sambungan
7. Panel
8. Kontaktor
59
BAB IV
Data Pengamatan
- Dalam alur pasokan daya listrik dari PLN ataupun dari Generator Set
pertama – tama menyalurkan listrik kepada beberapa panel
diantaranya panel induk dan panel cabang.
Jika aliran listrik PLN terhenti, maka pasokan daya listrik yang
diambil dari pembangkit listrik cadangan (Generator Set), yang
digerakan dengan bantuan mesin disel. Genset diletakan dalam
ruangan yang kedap suara, agar suara yang ditimbulkan oleh mesin
disel tidak mengganggu aktivitas dalam bangunan.
60
Gbr 6. Letak Generator set ace hardware
(sumber: dokumentasi pribadi)
61
Gbr 7. Generator Set pada ruang electrical Ace Hardware
(sumber: dokumentasi pribadi)
62
Pada Sub bab ini penulis akan membagi analisis menjadi 2 yaitu Analisis
Sistem dan analisis komponen sistem.
Lantai Power
Daya listrik yang dimiliki dan digunakan oleh Ace Hardware yaitu sebesar
555 KVA untuk menunjang segala aktifitas kelistrikan. Kapasitas transformator
yang digunakan pada bangunan ini 220 KPA.
63
64
Gambar 8.Letak Transformator
(sumber : Dokumentasi Pribadi)
A. Kabel NYM
Kabel NYM adalah penghantar yang terbuat dari tembaga polos berisolasi
PVC, yang uratnya satu hingga lima. Kabel NYM, kapasitasnya 300V/500V
penggunaannya untuk instalasi permanen dalam pipa penghantar yang diplester
atau kawat memanjang di lokasi kering.
B. Sakelar Tunggal
65
Gambar 10. Sakelar yang digunakan dalam bangunan
(sumber : Dokumentasi Pribadi)
C. Stop Kontak
Stop kontak merupakan salah satu komponen instalasi listrik yang
berfungsi sebagai terminal penghubung antara steker dengan PLN, tipe dan
jenis stop kontak bermacam- macam antara lain ada yang ditanam dalam
tembok (IB) dan di luar tembok(OB).
66
Gambar 11. Stop Kontak terpasang pada lantai dalam Ace Hardware
(sumber : Dokumentasi Pribadi)
Stop Kontak yang digunakan di Ace Hardware yaitu stop kontak di luar
tembok (OB), yaitu stop kontak yang dipasangkan di dalam lantai. Jenis – jenis
stop kontak sangat bervariasi, ada yang menggunakan stop kontak biasa dengan 2
lubang dan ada juga stop kontak 3 pole universal socket outlet.
D. Fitting
Fitting adalah suatu alat untuk menghubungkan lampu dengan kawat-
kawat jaringan listrik secara aman. Sambungan lampu dengan kawat-
kawat jaringan listrik harus dilakukan secara aman dan untuk menciptakan
keamanan pada pemasangan lampu dapat menggunakan fitting.
Berdasarkan pemakaiannya bentuk fitting terdapat beberapa macam, yaitu
fitting tempel, fitting gantung, fitting bayonet, kombinasi fitting dengan
stop kontak dan lain-lain
67
E. Pipa Instalasi
68
outgoing MDP menuju ke panel adalah sebagai berikut :Panel Sub Distribusi
menggunakan jenis kabel NYY yang selanjutnya mendistribusikan menuju panel
distribusi.
69
Panel Distribusi atau dapat juga disebut dengan PHB (Peralatan Hubung
Bagi) pada dasarnya berperan untuk mendistribusikan beban kepanel-panel
yang lebih kecil kapasitasnya. Fungsi dari panel-panel distribusi ini antara
lain :
Mendistribusikan daya listrik sesuai kebutuhan ( penerangan &
stop kontak).
Mendistribusikan daya listrik ke panel kontrol pompa, AC,
elektronik, dll
Mendistribusikan daya listrik ke mesin-mesin penunjang produksi.
70
71
Gambar 15. Panel Cabang Outdoor Ace Hardware yang menghubungkan ke
tegangan listrik PLN dan Genset
(sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 16. Panel cabang yang terdapat di tiap-tiap lantai di dalam bangunan Ace
Hardware
(sumber : Dokumentasi Pribadi)
Panel merupakan box atau wadah tempat rangkaian pengontrolan tertentu yang
fungsinya menjaga keamanan dan keselamatan dari rangkaian terhadap gangguan
yang mungkin akan mengganggu atau panel merupakan salah satu pengaman,
pengontrolan dan dari suatu jaringan listrik. Panel berguna untuk memahami suatu
rangkaian listrik. Di dalam panel biasanya rel dibagi menjadi dua segmen yang
saling berhubungan dengan saklar pemisah, yang satu mendapat saluran masuk
dari PLN (pengusaha ketenagalistrikan) dan satunya lagi dari sumber listrik
sendiri (genset). Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara langsung atau
melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah
jika sumber listrik dari PLN mati akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan,
maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri
(genset) sebagai cadangan.
72
4.1 DATA PENGAMATAN
73
Gambar 5. Penerangan Merata dalam ruangan belanja Ace Hardware
Central Park Kuta
(sumber :Dok. Kelompok 9)
74
Gambar 7. Lampu Fluorescent Merk Krisbow Premium warna White Natural
yang digunakan sebagai penerangan umum
(sumber :Dok. Kelompok 6)
Analisis Penerangan :
Jenis penerangan: Sistem Penerangan Merata (General Lighting)
Arah sinarnya lampu: Penyinaran bawah (down-lighter), lampu yang
menyorot ke bawah.
Sistem pencahayaan: Pencahayaan Langsung
Jenis lampu yang digunakan: Lampu Fluorescent Merk Krisbow Premium
warna White Natural 23w 1580 Lumens
Keunggulan lampu jenis ini: Umur lampu yang tahan lama, 10 kali lebih
lama dibandingkan lampu pijar. Dapat beroperasi pada tegangan antara
170-250 V. Kinerja terbaik pada tegangan 220 V. Dilengkapi dengan
sakering pengaman dan plastik tahan api untuk keamanan pemakaian.
75
pada produk/barang tertentu, baik dari lantai 1 sampai lantai 3. Pada
bangunan ini titik lampu diletakkan pada langit-langit untuk menyinari
produk yang sedang diunggulkan. Penerangan terarah diperoleh dengan
lampu yang reflektornya diarahkan (memakai spotlight dengan reflector
bersudut). Penggunaan system pencahayaan terarah pada ruangan ini akan
mendapatkan penerangan dari suatu arah dengan tujuan tertentu.
Gambar 8. Lampu Sorot yang digunakan untuk menyinari produk baru yang
sedang dipamerkan
(sumber :Dok. Kelompok 6)
76
Gambar 9. Lampu Sorot dalam kondisi mati dan hidup yang digunakan untuk
menyinari produk baru yang sedang dipamerkan.
(sumber :Dok. Kelompok 6)
Analisis Penerangan :
77
Jenis penerangan: Sistem Penerangan Terarah (Task Lighting)
Arah sinarnya lampu: Penyorot sempit (spot light), lampu dengan sudut
sinar < 30o.
Sistem pencahayaan: Pencahayaan Langsung
Jenis lampu yang digunakan: Lampu LED Spot Adj 12X1W 15 Degree
Surface ALU 3000K Merk KrisLite warna White Natural
Keunggulan lampu jenis ini: Umur lampu yang tahan lama, 10 kali lebih
lama dibandingkan lampu pijar. Dapat beroperasi pada tegangan antara
220-240 V. Kinerja terbaik pada tegangan 230 V.
78
Gambar 10. Lampu Neon yang digunakan untuk menyinari produk
baru/produk unggulan yang sedang dijual.
(sumber :Dok. Kelompok 6)
79
Gambar 12. Lampu Fluorescent yang digunakan untuk pencahayaan setempat
(sumber :Dok. Kelompok 6)
Analisis Penerangan :
Jenis penerangan: Sistem Penerangan Setempat (Accent Lighting)
Arah sinarnya lampu: Penyorot sempit (spot light), lampu dengan sudut
sinar < 30o.
Sistem pencahayaan: Pencahayaan Langsung
Jenis lampu yang digunakan: Lampu Neon Fluorescent T5 8W Merk Kris
warna White Natural.
Keunggulan lampu jenis ini: Umur lampu yang tahan lama, 15 kali lebih
lama dibandingkan lampu pijar biasa. Dapat beroperasi pada tegangan
antara 220-240 V. Kinerja terbaik pada tegangan 240 V.
80
Gambar 13. Lampu LED yang digunakan untuk pencahayaan merata di
dalam lift
81
(sumber :Dok. Kelompok 6)
82
83
Gambar 13. Jenis Lampu LED yang digunakan di dalam lift
(sumber :Dok. Kelompok 6)
Analisis Penerangan :
Jenis penerangan: Sistem Penerangan Merata (General Lighting)
Arah sinarnya lampu: Penyinaran bawah (down-lighter), lampu yang
menyorot ke bawah.
Sistem pencahayaan: Pencahayaan Langsung
Jenis lampu yang digunakan: Lampu Power LED 5W 400 Lumens Merk
Kris warna Natural White
Keunggulan lampu jenis ini: Umur lampu yang tahan lama, 10 kali lebih
lama dibandingkan lampu pijar. Cahaya yang dipancarkan terang dan tidak
menyilaukan. Bebas merkuri. Dapat beroperasi pada tegangan AC100-
240V/50Hz
84
Gambar 13. Jenis Lampu LED yang digunakan untuk lampu emergency pada
setiap ruangan
(sumber :Dok. Kelompok 6)
Analisis Penerangan :
Jenis penerangan: Sistem Penerangan Merata (General Lighting)
Arah sinarnya lampu: Penyinaran bawah (down-lighter), lampu yang
menyorot ke bawah.
Sistem pencahayaan: Pencahayaan Langsung
85
Jenis lampu yang digunakan: Lampu LED-E14 B06 4W 326 Lumens
Merk Champlux warna Warm White.
Keunggulan lampu jenis ini: Umur lampu yang tahan lama, 15 kali lebih
lama dibandingkan lampu pijar biasa. Cahaya yang dipancarkan terang dan
tidak menyilaukan. Bebas merkuri. Dapat beroperasi pada temperature
15oC sampai 50oC.
86
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
87
Demi menunjang tercapainya unsur – unsur kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, kemudian komunikasi dan mobilitas dalam
bangunan tentu perlunya sebuah sistem utilitas yang baik dan benar, untuk
itu perlu ketelitian dan kejelian dalam mendesain dan menempatkan
sebuah system utilitas agar mendapatkan disain yang bernilai dan dengan
hasil yang maksimal.
88
DAFTAR PUSTAKA
http://asriazis.blogspot.com/2011/04/pencahayaan-buatan.html
http://www.rumah.com/berita-properti/2013/11/5804/kenali-empat-jenis-
pencahayaan-ruangan
http://tentangarsitektur.blogspot.com/2013/05/jenis-lampu-dalam-pencahayaan-
buatan_94.html
Gardu Induk http://mtrpagi.blogspot.com/2012/09/pengetahuan-dasar-gardu-
induk-20-kv.html
89