Anda di halaman 1dari 7

1.

1 Depo Farmasi Rawat Inap


Depo Farmasi Rawat Inap RSUD AM Parikesit adalah depo farmasi yang
melayani resep pasien rawat inap dan resep home medicine ( resep obat untuk pasien
pulang). Depo farmasi rawat inap bertempat di gedung Rajawali lantai 3. Resep inap
RSUD AM Parikesit dibagi menjadi resep untuk pasien umum (pasien yang membayar
pelayanan medis dan obat rumah sakit dari biaya sendiri) dan resep untuk pasien JKN.
Dalam pelaksanaan pengelolaan perbekalan farmasi rawat inap terdiri dari seorang
Apoteker yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
(alkes), bahan medis habis pakai (BMHP) serta pelayanan farmasi klinik di depo rawat
inap, dibantu dengan 15 Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)(Laki-laki : 5 orang,
Perempuan : 8 orang, ) yang terdiri dari 7 orang lulusan D3 dan 6 orang lulusan SMF,
serta Transporter 2 orang. Depo rawat inap memberikan pelayanan di RSUD AM
Parikesit dengan pembagian jam kerja terdiri dari 3 shift selama 24 jam yaitu shift pagi
(pukul 07.30-14.30), shift siang (14.30-21.30) dan shift malam (pukul 21.30-07.30).
Pengelolaan sediaan farmasi dan alkes di depo rawat inap dimulai dari tahap
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian
dan pelaporan. Sedangkan pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di depo farmasi
rawat jalan yaitu pengkajian dan pelayanan resep (receiving, skrining resep,
dispensing), konseling kepada pasien (penggunaan insulin pada pasien baru) dan PIO
( Pemberian Informasi Obat).

1.1.1 Perencanaan
Perencanaan depo rawat inap menggunakan analisis pareto, dimana dasar
perencanaan perbekalan farmasi ini dengan melihat acuan dari data rata-rata
penggunaan obat selama 3 bulan sebelumnya dan disesuaikan dengan sisa stok yang
ada, kemudian item obat diklasifikasikan dalam pembagian pareto A, B dan pareto C.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan
metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah
ditentukan dan disesuaikan dengan pedoman perencanaan yang harus dipertimbangkan
antara lain sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, dan waktu tunggu
pemesanan.

1.1.2 Pengadaan
Pengadaan farmasi di depo rawat inap dilakukan berdasarkan perencanaan yang
telah dibuat berdasarkan pada analisis pareto, metode konsumsi, dan pola penyakit.
Untuk perbekalan farmasi yang masuk dalam pareto A pengadaan dilakukan 2 kali
seminggu pada hari senin dan kamis, dan perbekalan farmasi yang masuk pareto B
dilakukan pengadaan sekali seminggu dan pareto C dilakukan pengadaan sekali dalam
sebulan. Pengadaan depo rawat inap dilakukan dengan mengirimkan permintaan obat
menggunakan lembar MIV(minimum inventory) kepada bagian logistik atau gudang
sesuai dengan kebutuhan. MIV adalah daftar pesanan hasil perencanaan.

1.1.3 Penerimaan
Penerimaan perbekalan sediaan farmasi di depo rawat inap, dengan melakukan
pemeriksaan dan pengecekan kesesuaian tempat depo yang dituju, menyesuaikan
kesesuaian antara jumlah, jenis sediaan, tanggal kadaluarsa, dan kondisi fisik barang,
pada MIV permintaan dari depo rawat inap dengan MIV balasan yang dikirimkan oleh
pihak logistik. Bila perbekalan sediaan farmasi yang diminta telah sesuai, Apoteker
penanggung jawab depo menanda tangani MIV dan menyimpan 1 arsip untuk di depo
rawat inap, selanjutnya perbekalan sediaan farmasi disimpan sesuai dengan tempat
penyimpanan sediaan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan saat penerimaan
yang disesuaikan dengan MIV.

1.1.4 Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan sediaan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai
aman, penyimpanan perbekalan farmasi Depo rawat inap berdasarkan dengan bentuk
sediaan obat. (tablet, kapsul, sirup, drop, salep/krim, injeksi, dan infus), sifat obat (High
alert, LASA, narkotika, psikotropika, dan obat termolabil), alkes, obat generik dan obat
paten. Alat kesehatan disimpan di ruang terpisah dengan obat oral untuk memudahkan
pengambilan. Penyimpanan disimpan secara alfabetis dilakukan berdasarkan nama
generiknya, dengan menggunakan cara FEFO (First expired First out) yaitu dengan
cara menempatkan obat-obatan yang mempunyai tanggal kedaluwarsa lebih lama
diletakkan di belakang obat-obatan yang mempunyai tanggal kedaluwarsa lebih cepat
dan FIFO (First in First out) yaitu dengan cara menempatkan obat-obatan yang baru
masuk dibelakang obat yang terdahulu. Dalam penyimpanan obat suhu juga harus
diperhatikan, suhu ruangan (25-30oC), suhu sejuk (15-25oC) dan suhu dingin (2-8oC)
yang sesuai dengan bentuk sediaan.

1.1.5 Pendistribusian
Kegiatan pendistribusian di depo farmasi rawat inap merupakan penyerahan obat
dan alkes kepada pasien ruang inap dan pasien pulang (home medicine). Distribusi obat
dilakukan untuk kebutuhan unit dose dispensing (UDD), obat disiapkan dalam bentuk
dosis terbagi siap pakai untuk pemakaian selama 24 jam. Kelebihan dari sistem ini
yaitudapat mengurangi resiko biaya obat karena dapat mengontrol sudah berapa jumlah
obat yang digunakan dan jika pasien boleh pulang dapat langsung diganti dengan
Individual Prescription. Depo farmasi rawat inap RSUD AM Parikesit merupakan
instalasi farmasi rawat inap yang melayani kegiatan kefarmasian yang berasal dari
beberapa ruang inap di RSUD AM Parikesit, diantaranya yaitu ruang Punai, ruang
Enggang, ruang bayi, ruang HD, ICU/ICCU/PICU/NICU. Alur pelayanan kefarmasian
yang ada di depo farmasi rawat inap rumah sakit RSUD AM Parikesit dilakukan
dengan 2 alur yaitu sebagai berikut:
a. Alur pelayanan resep rawat inap pada pasien pulang
b. Alur pelayanan resep rawat inap pada pasien ruangan

Pendistribusian di depo farmasi rawat inap, dimana resep dari tiap bangsal
dibawa oleh perawat pada pagi hari ke depo rawat inap untuk diverifikasi dan disiapkan
kemudian setelah obat atau alkes telah siap maka akan diantar oleh petugas Transporter
di depo rawat inap sesuai kebutuhan obat dengan order yang diminta. Sistem distribusi
obat untuk pasien rawat inap adalah sistem distribusi UDD/IP sesuai dengan kebutuhan
pasien. Untuk resep pasien pulang (home medicine), obat diambil oleh keluarga pasien
untuk selanjutnya diberikan KIE oleh apoteker.

Apoteker akan memeriksa


Keluarga pasien
kelengkapan resep berupa
memberikan resep ke
Administratif, farmasetika dan
petugas penerima resep
sediaan obat

Asisten Apoteker akan


meracik obat, resep diskrining
menyiapkan obat sesuai
resep

Apoteker memanggil nama


Apoteker/Asisten pasien, menyerahkan obat
Apoteker akan disertai KIE, serta
memberikan etiket dan meminta feed balik
memeriksa kembali obat tentang indikasi dan cara
yang akan diberikan pemakaian obat .

Gambar 4.1. Skema alur pelayanan resep rawat inap pada pasien pulang
Apoteker akan memeriksa kelengkapan
Perawat memberikan resep ke resep berupa Administratif, farmasetika
petugas penerima resep dan sediaan obat.

Jika kurang, resep


dikembalikan untuk dilengkapi
oleh dokter
Asisten Apoteker akan meracik obat,
menyiapkan obat, alkes dan BMHP Jika lengkap, resep akan diverifikasi
sesuai resep

Apoteker/Asisten Apoteker akan Transporter akan


memberikan etiket dan memeriksa mengantar obat ke ruang
kembali obat yang akan diberikan perawatan

Gambar 4.2. Skema alur pelayanan resep rawat inap pada pasien inap

1.1.6 Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah serta penggunaan sediaan
farmasi, Alkes dan BMHP. Cara untuk mengendalikan persediaan sediaan farmasi,
alkes dan BMHP di depo farmasi rawat inap adalah melakukan stok opname pada akhir
bulan dengan memeriksa kartu stok dan disesuaikan dengan fisik sediaan. Depo rawat
inap melakukan 2 macam Evaluasi mutu dan Evaluasi stok. Evaluasi mutu yang
dilakukan di depo rawat inap adalah tidak adanya kesalahan pemberian obat, hal ini
dilakukan untuk mengukur kejadian insiden kesalahan pemberian obat, penulisan resep
sesuai formularium agar obat tidak mengalami kekosongan, dan angka ketersediaan
obat live saving untuk mengukur kelengkapan obat emergency di trolley emergency
ruangan. Evaluasi mutu dilakukan bertujuan untuk menyempurnakan kualitas
pelayanan dengan pengukuran kinerja bagi depo rawat inap dibandingkan dengan
standar yang dikehendaki. Evaluasi stok yang dilakukan adalah evaluasi obat dekat
tanggal kadaluarsa, slow moving, dan dead stock ( stock obat yang tidak mengalami
pergerakan) setiap 3 bulan sekali. Evaluasi stok bertujuan untuk mengetahui barang
yang tidak mengalami pergerakan atau transaksi selama 3 bulan, dimana
mengakibatkan bertumpuknya dana dalam bentuk barang yang akan mendekati
kadaluarsa.
1.1.7 Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan merupakan proses kegiatan mencatat semua kegiatan
setiap hari yang kemudian dirangkum pada akhir bulan menjadi sebuah laporan.
Kegiatan pencatatan di depo farmasi rawat inap RSUD AM Parikesit dilakukan setiap
hari di kartu stok perbekalan farmasi, buku pelayanan resep dan billing komputer.
Pencatatan juga dilakukan pada saat kegiatan stok opname. Dari pencatatan inilah
kemudian akan dibuat laporan rutin setiap bulan. Laporan tersebut meliputi laporan
stok perbekalan farmasi, laporan rekap lembar resep, laporan pelayanan obat generik
dan non generik, laporan penggunaan narkotika, psikotropika, laporan obat tidak
terlayani, laporan pelayanan resep dan laporan rekap lembar resep. Laporan pelayanan
obat generik dan non generik, laporan narkotika dan psikotropika.

1.1.8 Pemusnahan dan penarikan


Pemusnahan dan penarikan pada depo rawat inap RSUD AM Parikesit dilakukan
oleh gudang farmasi dan proses retur dari depo ke bagian logistik, obat-obat yang di
retur diantaranya obat-obat yang expired date, obat rusak, dan obat yang akan diretur
bagian logistic ke distributor.
Adapun tujuan PKPA di depo rawat inap, antara lain sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat memahami peran, tugas dan tanggung jawab Apoteker
khususnya di depo rawat inap.
b. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui kegiatan manajerial berupa
pengelolaan obat, alkes dan bahan medis habis pakai (BMHP) di depo rawat inap.
c. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui kegiatan pelayanan farmasi klinik
di depo rawat inap.

Adapun manfaat PKPA di depo rawat inap, antara lain sebagai berikut:
a. Dapat meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi
dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit
khususnya di depo rawat inap.
b. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan
dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit
khususnya di depo rawat inap.
c. Dapat memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan
mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan praktek farmasi komunitas di rumah sakit khususnya di depo
rawat inap.
d. Dapat lebih mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
tenaga farmasi yang profesional.
e. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di rumah
sakit khususnya di depo rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai