Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Obstetri
M. Adrianes Bachnas*, Eric Edwin Y.**, Wisnu Prabowo***, Nutria Widya PA****, Sri
Sulistyowati*****
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik keterampilan Pemeriksaan Obstetri ini, diharapkan mahasiswa
mampu:
Secara Umum:
Melakukan pelaksanaan pemeriksaan obstetri meliputi antenatal care, intranatal care dan
postnatal care, menegakkan diagnosis, prognosis dan manajemen (intranatal care dibahas
tersendiri dalam topik persalinan normal)
Secara Khusus:
a. Melakukan anamnesis, pemeriksaan klinis obstetri, dan pemeriksaan penunjang terhadap
ibu hamil, bersalin, pasca persalinan.
b. Melakukan anamnesis (identitas, keluhan utama, riwayat kehamilan saat ini, riwayat
menstruasi, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat obstetri, riwayat
fertilitas,) (yang berkaitan dengan kehamilan), aktivitas (pekerjaan) dan kebiasaan
(merokok, alkohol, jamu, hewan peliharaan).
c. Pemeriksaan fisik secara umum
d. Melakukan pemeriksaan abdomen (tinggi fundus uteri, Leopod 1- 4, his/kontraksi)
e. Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin dan melakukan analisis hasil, dan
melakukan manajemen antara untuk kondisi fetal distress sebelum melakukan rujukan.
f. Melakukan pemeriksaan panggul luar dan dalam dan menilai hasil pemeriksaan panggul
pada wanita hamil (termasuk penilaian hamil dalam persalinan atau belum).
g. Pemeriksaan laboratorium pada wanita hamil.
h. Memberikan konseling antenatal pada kehamilan normal dan kehamilan dengan risiko
tinggi termasuk konseling kontrasepsi.
i. Mampu melakukan pemeriksaan penunjang kardiotokografi dan melakukan interpretasi
sederhana.
j. Melakukan rujukan yang tepat
k. Mendiagnosis keadaan darurat obstetri
l. Melakukan catatan rekam medis obstetri
m. Menilai keadaan patologis masa nifas
PENDAHULUAN
Pemeriksaan obstetri terdiri dari Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik, meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mempertajam
penegakan diagnosis dan dilakukan bila memang diperlukan. Pemeriksaan klinis obstetri
memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan obstetri yang mencakup sejak antenatal,
intranatal dan postnatal. Prinsip-prinsip dasar pemeriksaan klinis obstetri harus diketahui oleh
semua pemberi pelayanan obstetri. Terdapat dua bagian pemeriksaan klinis, yaitu anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dalam anamnesis dan pemeriksaan fisik, harus tetap diingat tentang
perubahan fisiologis ibu hamil yang mungkin akan memberikan hasil yang berbeda dibandingkan
pasien tidak hamil. Kita juga harus mengingat mengenai kemungkinan komplikasi atau penyulit
kehamilan ini atau adanya riwayat penyulit sebelumnya.
Pemeriksaan obstetri terhadap uterus gravid dilakukan dengan manuver Leopold, yaitu
teknik pemeriksaan yang dilakukan secara palpasi abdominal menggunakan kedua tangan.
Pemeriksaan obstetri bertujuan memantau kehamilan dan penentuan keadaan janin sebelum
persalinan. Manuver Leopold biasa dilakukan pada saat kunjungan antenatal wanita hamil diatas
23 minggu. Pasien diminta berbaring terlentang dalam keadaan rileks dengan bahu dan kepala
sedikit lebih tinggi (memakai bantal), pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Persiapan Ibu
- Ranjang obstetrik/ periksa
- Selimut/ kain penutup
2. Persiapan instrument dan material
- Tensimeter
- Stetoskop
- Timbangan BB
- Pengukur TB
- Termometer
- Meteran
- Stetoskop Laennec / Doppler
2
3. Persiapan pemeriksa :
Pemeriksa harus selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
obstetri.
- Sarung tangan
- Sabun dan air
4. Anamnesis
ANAMNESIS OBSTETRI
Pemeriksaan anamnesis obstetri merupakan bagian dari pelayanan antenatal, intranatal
maupun posnatal. Pada kunjungan awal tentunya anamnesis akan meliputi elemen-elemen yang
lebih lengkap dibandingkan dengan anamnesis pada kunjungan lanjutan.Pemeriksaan anamnesis
pada kunjungan awal meliputi enam elemen, yaitu :
1. Informasi pribadi (umur, jumlah dan lama pernikahan)
2. Keluhan utama dan riwayat kehamilan sekarang (gerakan janin, lendir darah dan cairan
pervaginam, mual muntah, tanda-tanda inpartu)
3. Riwayat menstruasi dan riwayat kontrasepsi (Hari pertama haid terakhir)
4. Riwayat obstetri (riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya)
5. Riwayat medis (diabetes, hipertensi, sakit jantung, asma, riwayat alergi, dll) dan riwayat
penyakit keluarga
6. Kebiasaan dan gaya hidup (merokok dan minum alkohol, obat, herbal; olah raga, dll.)
Perlu dibedakan anamnesis mengenai point 2 riwayat kehamilan sekarang, antara umur
kehamilan < 20-22 minggu dan > 22 minggu. Pada kehamilan > 22 minggu penting menanyakan
tentang tanda-tanda persalinan berupa kontraksi/his teratur, lendir darah maupun menanyakan
kesejahteraan janin (gerakan janin masih dirasa atau tidak).
I. INFORMASI PRIBADI
Pada kunjungan awal terdapat beberapa pertanyaan pribadi yang berguna dalam pemberian
pelayanan obstetri. Pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Pertanyaan informasi pribadi
PERTANYAAN TUJUAN
Siapakah nama ibu ? Berguna untuk mengidentifikasi wanita dan membantu dalam
pembentukan rapport
3
Berapakah usia ibu ? Membantu mengidentifikasi kehamilan yang memerlukan
perhatian khusus (kehamilan remaja --> risiko persalinan sulit
dengan disproporsi kepala panggul, inersia uteri, tidak kuat
hejan, dan perdarahan postpartum) dan usia tua (>35 tahun)
berisiko melahirkan janin dengan kelainan kongenital, risiko
diabetes gestasional, risiko hipertensi dalam kehamilan, risiko
kesulitan saat persalinan dan perdarahan post partum)
Alamat tempat Berguna bila perlu menghubungi pasien dan juga untuk
tinggal dan ada mengembangkan perencanaan birth and complication
tidaknya nomor yang readiness. Dapat pula untuk memprediksikan tentang suatu
bisa dihubungi problem secara epidemiologi, misal daerah dengan
epidemiologi defisiensi iodium dll.
Apakah ibu memiliki Berguna untuk mengembangkan perencanaan birth and
jalur transportasi complication readiness
yang baik ?
Ada tidaknya sumber Berguna untuk memprediksikan adanya problem intake dan
penghasilan keluarga problem lain terkait.
Berapa kehamilan Berguna untuk menentukan pesan kesehatan dan konseling
dan persalinan yang akan diberikan kepada pasien
sebelumnya ?
Apakah pasien Jika ya, maka harus dilanjutkan dengan pertanyaan lanjutan A
memiliki masalah (terdapat pada tabel 2)
medis, obstetri, sosial
atau personal ?
Apakah dalam
kehamilan ini pasien
merasakan ada
masalah ?
Apakah sebelumnya Jika ya, perlu diidentifikasi apakah ada permasalahan
sudah pernah sebelumnya atau tidak (pertanyaan lanjutan B )
memeriksakan
kehamilannya ?
4
pasien ?
Apakah masalah semakin membaik atau
memburuk ?
Apakah terdapat gejala dan tanda yang
menyertai ?
Apakah sudah pernah mendapatkan penanganan
sebelumnya ?
PERTANYAAN TUJUAN
Apakah pasien bekerja? Seberapa memeprediksikan risiko abortus dan partus
berat pekerjaannya? prematurus, serta melakukan konseling
pencegahannya
Apakah pasien memiliki waktu Memperbaiki kualitas kehamilan dan tumbuh
istirahat yang cukup? kembang janin
Bagaimana asupan makanan Melakukan konseling guna luaran kehamilan maternal
hariannya? dan neonatal yang paripurna
6
Melakukan konseling terhadap risiko prematur
Apakah saat ini sedang menyusui kontraksi dan antisipasinya
?
Apakah pasien merokok, Melakukan manejem risiko terhadap cacat bawaan
meminum alkohol atau pada janin
menggunakan obat-obatan
terlarang ?
Dengan siapakah pasien tinggal? Memprediksi transmisi penyakit
Informasikan kepada pasien akan Melakukan konseling psikososial guna tercapai
ditanya mengenai pertanyaan kehamilan dan persalinan yang normal
pribadi dan pertanyaan ini
diberikan kepada semua pasien :
- Apakah ada yang menghalangi
pasien dari bertemu dengan
keluarga atau teman, tidak
mengijinkan meninggalkan rumah
atau mengancam hidupnya?
- Apakah pernah dilukai, dipukul
atau dipaksa berhubungan seks
oleh orang lain?
- Apakah pasien takut akan
seseorang?
V. RIWAYAT OBSTETRI
Meskipun riwayat obstetri buruk sebelumnya tidak selalu membutuhkan perawatan
khusus, namun mengetahui ada tidaknya komplikasi pada kehamilan, persalian atau masa nifas
pada kehamilan terdahulu dapat membantu memahami kekhawatiran yang timbul dalam
kehamilan ini. Diskusi mengenai komplikasi sebelumnya juga memberi kesempatan untuk
merencanakan kelahiran dan kesiapan timbulnya komplikasi.
Tabel 6. Anamnesis riwayat obstetri
PERTANYAAN TUJUAN
Jika ini bukan kehamilan pertama, tanyakan apakah pada Jika jawabannya ya, maka
kehamilan sebelumnya terdapat komplikasi saat dapat mempengaruhi
kehamilan, persalinan atau nifas : penanganan selanjutnya.
- Preeklampsia/eklampsia.
- Seksio sesarea, ruptura uteri, operasi pada uterus.
- Robekan perineum (derajat 3 atau 4).
- Perdarahan pada kehamilan, persalinan atau
pascapersalinan.
- Kematian perinatal (stillbirth dan kematian neonatal
dini).
7
- Prematuritas.
- Abortus 2 kali atau lebih, jumlah anak hidup.
- Bayi lahir dengan berat < 2500 gram atau lebih dari
4000 gram.
- Bayi lahir dengan kelainan bawaan.
- Masalah saat nifas.
- Masalah saat menyusui.
Jika ini bukan anak pertama pasien, tanyakan apakah Jika tidak, perlu ditanyakan
sebelumnya pernah menyusui atau tidak? alasannya.
Jika ya, perlu ditanyakan
berapa lama dan apakah
timbul masalah selama
menyusui.
8
Keenam aspek tersebut di atas harus dicakup dalam anamnesis obstetri awal. Pada kunjungan
berikut, maka terdapat anamnesis obstetri yang memiliki cakupan yang berbeda. Dalam
kunjungan lanjutan maka informasi yang harus didapatkan adalah :
1. Apakah terdapat masalah medis, obstetri, sosial atau pribadi sejak kunjungan terakhir ?
2. Apakah pernah mendapatkan pelayanan kesehatan lainnya sejak kunjungan terakhir ?
3. Apakah terdapat perubahan gaya hidup dan kebiasaan sejak kunjungan terakhir ?
4. Apakah terdapat perubahan dari informasi pribadi sejak kunjungan terakhir ?
5. Apakah terdapat kesulitan dalam melaksanakan perencanaan sebelumnya ?
6. Apakah terdapat reaksi alergi atau efek samping lainnya terhadap obat-obatan atau imunisasi
?
5. PEMERIKSAAN FISIK DAN UMUM
Setelah melakukan anamnesis, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan
fisik.Pastikan semua temuan telah dicatat pada status pasien. Jika saat ini kunjungan pertama,
maka lakukan pemeriksaan fisik lengkap. Jika merupakan kunjungan lanjutan maka pemeriksaan
fisik yang lebih singkat sudah mencukupi. Namun pastikan selalu melakukan penilaian :
1. Keadaan umum, tanda vital, tinggi dan berat badan.
2. Kepala (konjungtiva anemia, sclera ikterik, mata eksoptalmus, bibir pucat / sianosis) dan
edema (wajah).
3. Leher : struma, hipotiroid, hipertiroid, vena jugularis.
4. Thoraks : bentuk thoraks, cor dan pulmo
5. Abdomen : Inspeksi, palpasi (pemeriksaan Leopold), perkusi, auskultasi
6. Ekstremitas: oedema, varises, sianosis.
7. Vertebra : adakah scoliosis, kifosis, lordosis.
8. Meminta pemeriksaan penunjang (misalnya Hb, AL, AT, HbsAg, HIV, GDS, protein
urin pada TD >140/90, pemeriksaan discharge vagina untuk GO atau infeksi jamur/
parasit) bila terdapat indikasi.
9
6. PEMERIKSAAN OBSTETRI
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Sebelum melakukan pemeriksaan abdomen, maka harus diinformasikan kepada pasien
mengenai prosedur pemeriksaan. Pada tabel di bawah dapat dilihat elemen apa saja yang perlu
dinilai pada pemeriksaan abdomen. Pemeriksaan genitalia dan payudara dilakukan bila
diperlukan.
Bagian janin Pada kehamilan 18-20 minggu, rata- Jika tidak dapat diraba bagian janin
dan gerak rata gerakan janin dapat dirasakan. atau pergerakan janin, maka perlu
janin Primigravida : terkadang baru dilakukan pemeriksaan lanjutan
merasakan gerakan janin saat usia untuk menentukan kondisi janin.
kehamilan >18-20 minggu
Multigravida : dapat mulai
merasakan saat usia kehamilan >16
minggu
10
(RCOG 2012)
Dengan palpasi, ditentukan apakah :
- Janin tunggal atau ganda
- Janin terletak intra atau
ekstrauterine (bila janin terletak
ekstrauterine, teraba bagian-
bagian kecil janin di bawah kulit
abdomen ibu)
- Teraba massa lain
- Pemeriksaan his (kuantitas dan
kualitas his)
Letak dan Pada 36 minggu, janin letak Jika terdapat kelainan letak atau
presentasi memanjang dan presentasi presentasi maka perlu dilakukan
janin kepala. pemeriksaan tambahan untuk
Palpasi Setelah 36 minggu harus menentukan penanganannya.
Leopold ditentukan apakah kepala janin
sudah masuk pintu atas panggul
(engaged) atau belum.
Bunyi Setelah usia kehamilan 12 Kelainan dapat berupa tidak
jantung janin minggu, bunyi jantung janin terdengarnya bunyi jantung janin
Auskultasi dapat didengar dengan Doppler. atau kelainan dalam frekuensi denyut
fetoskop Setelah usia kehamilan 20 jantung janin.
Laenec minggu, bunyi jantung janin
dapat didengar menggunakan
stetoskop Laennec.
PALPASI LEOPOLD
LEOPOLD I GAMBAR
Tujuan : menentukan tinggi fundus uteri dan
mengidentifikasi apa dan berapa bagian janin
yang berada di fundus
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada
puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus. Fiksasi uterus bagian bawah dengan
meletakkan ibu jari dan jari tangan kanan di
bagian lateral depan kanan-kiri setinggi tepi
atas simfisis.
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang
memfiksasi uterus bawah) kemudian atur
11
posisi pemeriksa sehingga menghadap ke
bagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan
pada fundus uteri dan rasakan bagian janin
yang ada pada bagian fundus dengan jalan
menekan lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian.
Bagian bulat dan lunak sebagai penanda
bokong, sementara bulat keras dengan
balotemen positif sebagai penanda kepala.
Bila menemukan kepala pada pemeriksaan
ini berarti janin dalam kondisi presentasi
bokong.
LEOPOLD II
Tujuan : menentukan batas lateral, apa dan
berapa bagian janin yang berada di lateral
(bagian punggung atau ekstremitas).
Letakkan telapak tangan kiri pada bagian
perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan
pada ketinggian yang sama. Mulai dari
bagian atas tekan secara bergantian/
bersamaan (simultan) telapak tangan kiri dan
kanan, kemudian geser ke arah bawah dan
rasakan adanya bagian yang rata dan
memanjang (punggung) dan bagian-bagian
kecil (ekstremitas).
12
LEOPOLD III
Tujuan : menentukan bagian terbawah janin
dan apakah bagian terbawah janin masih
dapat digoyangkan
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan
menghadap ke bagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada
dinding lateral kiri bawah, telapak tangan
kanan pada dinding lateral kanan bawah
perut ibu.
Tekan secara lembut dan bersamaan untuk
menentukan bagian terbawah janin (keras,
bulat, besar homogen adalah kepala; tonjolan
besar, lunak, kurang simetris adalah bokong;
bagian memanjang adalah tungkai).
Balotemen positif menunjukka bagian bulat
keras tersebut adalah kepala yang berarti
merupakan presentasi kepala.
LEOPOLD IV
Tujuan : menilai seberapa jauh bagian
terbawah janin telah memasuki pintu atas
panggul (PAP)
Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Letakkan
ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung
jari tangan kiri – kanan berada pada tepi atas
simfisis. Temukan kedua ibu jari kiri dan
kanan kemudian rapatkan semua jari-jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari
kiri dan kanan (konvergen atau divergen).
13
Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri pada bagian terbawah janin (bila
presentasi kepala upayakan memegang
bagian kepala di dekat leher dan bila
presentasi bokong upayakan memegang
pinggang janin. Fiksasikan bagian tersebut ke
arah pintu atas panggul kemudian letakkan
jari tangan kanan di antara tangan kiri dan
simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah janin telah memasuki pintu atas
panggul. Konvergen berarti bagian terendah
janin belum masuk pintu atas panggul
sementara divergen sudah.
14
5. Cara lain adalah dengan menghitung denyut jantung secara kontinyu selama satu menit penuh.
6. Pengukuran denyut jantung janin dilakukan saat tidak ada kontraksi, saat kontraksi, dan sesaat
setelah kontraksi. Sehingga adanya bradikardia pasca kontraksi yang merupakan salah satu
penanda gawat janin dapat terdeteksi.
Bila kehamilan telah memasuki usia 38 minggu, pada primigravida dan multigravida
dengan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul, lakukan pemeriksaan panggul.
PEMERIKSAAN PANGGUL
A. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
- Jelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan.
- Jelaskan proses pemeriksaan.
- Pastikan ibu telah mengerti prosedur pemeriksaan dan
minta persetujuan lisan untuk melakukan
pemeriksaan.
B. PERSIAPAN
IBU : Bed periksa, kapas dan larutan antiseptik
PEMERIKSA : Sarung tangan, sabun dan air, apron
C. MEMASANG SARUNG TANGAN
D. PEMERIKSAAN
1. Setelah mengosongkan kandung kencing,
persilahkan ibu berbaring di atas bed periksa.
2. Persiapkan ibu dalam posisi LITOTOMI.
15
3. Dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri, sisihkan labium mayus ke lateral untuk
membuka vulva.
4. Masukkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke dalam lumen vagina melalui introitus
vagina yang terbuka.
5. Pindahkan tangan kiri ke fundus uteri
6. Arahkan bagian ventral/palmar jari-jari tangan
dalam ke simfisis os pubis, tentukan besar sudut
(ARKUS PUBIS) yang dibentuk antara os pubis
kanan-kiri.
7. Dengan ujung bagian ventral jari-jari dalam, telusuri
LINEA INOMINATA/TERMINALIS kiri sejauh
mungkin, kemudian lakukan pula pada bagian kanan
dengan cara sama.
8. Letakkan jari dalam pada sekitar pertengahan
linea inominata kiri kemudian geser ke bawah
(sejajar sumbu badan ibu) menelusuri dinding
samping panggul untuk menilai arah dan sudutnya
(rata, menyudut ke dalam atau ke jalan lahir).
9. Menjelang akhir dinding samping panggul (5 cm
dari PAP) akan teraba tonjolan tulang, kearah
dalam jalan lahir dan berbentuk segitiga yang
disebut dengan SPINA ISKIADIKA. Lakukan
penilaian DERAJAT PENONJOLAN spina ke
jalan lahir.
10. Lakukan hal yang sama pada dinding samping
panggul bagian kanan (gunakan bagian atau sisi
medial jari tengah) kemudian nilai distansia
interspinarum.
11. Raba TUBEROSITAS ISKIADIKUM dengan
meneruskan rabaan dinding samping panggul hingga
bagian paling ujung. Lakukan untuk dinding kiri dan
16
kanan, kemudian nilai DISTANSIA INTERTUBEROSUM (jarak antara kedua tuberositas).
12. Geser tangan dalam ke arah belakang sehingga teraba
bagian tulang yang rata dan mempunyai lekukan ke
belakang sehingga teraba bagian tulang yang rata dan
mempunyai lekukan ke belakang, bagian ini disebut
SAKRUM. Nilai KONKAFITAS tulang tersebut
dengan menelusuri ke arah atas dan bawah (tepat di
bagian tengah).
13. Teruskan perabaan bagian tengah sakrum hingga
mencapai ruas dan bagian ujung tulang KOKSIGIS.
Nilai INKLINASI tulang tersebut, ke depan
(mengarah ke jalan lahir) atau ke belakang.
14. Pindahkan jari tangan dalam ke linea inominata kanan kemudian telusuri sejauh mungkin
ke belakang hingga posisi jari mengarah ke tengah (sumbu badan ibu). Bila ditengah teraba
tonjolan tulang ke bagian dalam jalan lahir (PROMONTORIUM) maka pindahkan (jari)
tangan kanan ke kanan kiri untuk menentukan batas/ jarak dari titik tersebut ke ujung jari
kanan.
15. Keluarkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan sementara jari telunjuk tangan kiri yang
menentukan batas tadi, tetap pada posisinya.
16. Ambil alat ukur/ penggaris dengan tangan kiri, dekatkan dengan jari tengah tangan kanan
dan batas yang telah dibuat tadi untuk menentukan KONJUGATA VERA (true conjugate)
yang kemudian dikonversikann menjadi KONJUGATA DIAGONAL.
17. Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai, dan persilahkan ibu untuk bangun
dan duduk kembali.
17
Vaginal Toucher
Mengukur Konjugata Diagonal
Konjugata obstetri =Konjugata Diagonal – 1.5 cm
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Anamnesis dan pemeriksaan obstetri dilakukan untuk memperoleh data yang
dipergunakan untuk menyusun kesimpulan/ diagnosis obstetri. Dalam kesimpulan obstetri, harus
terdapat 9 komponen, yaitu :
1. Paritas pasien : G...P...A...
2. Usia ibu
3. Umur kehamilan (dihitung dari HPHT)
4. Jumlah janin : tunggal atau ganda
5. Janin hidup atau mati
6. Intra/ ekstrauterine
7. Letak janin
8. Sudah/ belum dalam persalinan
9. Lain-lain (diagnosis kerja dan hal-hal yang bersifat patologis)
18
Contoh membuat rangkuman hasil pemeriksaan obstetri lengkap :
G1P0A0, usia 23 tahun, umur kehamilan 37 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine,
belum dalam persalinan, letak janin memanjang dengan presentasi kepala, punggung janin
di kanan, DJJ 140 x/menit, reguler.
KATEGORI GAMBARAN
1. Kehamilan normal - Ibu sehat.
- Tidak ada riwayat obstetri buruk.
- Ukuran uterus sesuai umur kehamilan.
- Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.
2. Kehamilan dengan masalah khusus Terdapat masalah keluarga atau psikososial,
kekerasan dalam rumah tangga, masalah
finansial dll.
3. Kehamilan dengan masalah kesehatan Terdapat problem kesehatan seperti :
yang membutuhkan penatalaksanaan dan - Hipertensi
atau rujukan untuk konsultasi dan kerja - Diabetes
sama penanganannya. - Anemia berat
- Preeklamsia
- Pertumbuhan janin terhambat
- Infeksi saluran kemih
- Penyakit kelamin
- Kondisi lain yang dapat memburuk selama
19
kehamilan.
4. Kehamilan dengan kondisi Terdapat problem kesehatan seperti :
kegawatdaruratan yang membahayakan - Perdarahan
keselamatan ibu dan bayi serta - Preeklamsia berat/ eklamsia
memerlukan rujukan segera. - Ketuban pecah dini
- Kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada
ibu dan bayi.
Pada ibu hamil dengan kehamilan normal, tindakan yang diberikan adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan pada kunjungan berikutnya :
- Tekanan darah harus < 140/90 mmHg.
- Bertambahnya berat badan minimal 8 kg selama kehamilan.
- Edema hanya pada ekstremitas.
- Tinggi fundus sesuai usia kehamilan.
- DJJ 120-160 kali per menit.
- Gerakan janin dirasakan setelah usia kehamilan 18-20 minggu hingga melahirkan.
2. Memberikan asam folat, zat besi, kalsium, dan DHA atau suplemen vitamin hamil lain (bila
diperlukan).
3. Memberikan imunisasi TT.
4. Memberikan konseling tentang :
a. Gizi : peningkatan asupan kalori hingga 300 kalori per hari; mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan.
b. Latihan fisik ringan, istirahat cukup.
c. Perubahan fisiologis pada kehamilan : penambahan berat badan, perubahan payudara,
tingkat tenaga dapat menurun (mudah lelah), mual selama trimester I, rasa panas, varises/
hemoroid, hubungan suami isteri boleh dilakukan selama kehamilan.
d. Menjaga kebersihan diri, terutama lipatan kulit (ketiak, bawah payudara, inguinal dan
daerah genital) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
e. Memberikan nasihat untuk mencari pertolongan segera jika didapati tanda-tanda sebagai
berikut :
1) Perdarahan pervaginam.
2) Sakit kepala lebih dari biasanya.
3) Gangguan penglihatan (kabur, penglihatan dobel).
20
4) Pembengkakan pada wajah dan tangan.
5) Nyeri abdomen (epigastrik).
6) Janin tidak bergerak seperti biasa (hiperaktif, hipoaktif).
f. Untuk mencegah keterlambatan dalam pengambilan keputusan dan upaya rujukan saat
terjadi penyulit kehamilan, diberikan nasihat kepada ibu hamil, suami atau anggota
keluarga yang lain untuk menyisihkan cukup dana dan mengidentifikasi transportasi bila
sewaktu-waktu diperlukan.
g. Menjelaskan cara merawat payudara, terutama pada ibu dangan papilla rata atau inversi.
h. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang aman.
i. Memberitahukan jadwal kunjungan berikutnya.
j. Pada kehamilan dengan risiko tinggi disarankan pemeriksaan antenatal ataupun skrining
oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi.
k. Skrining 11-13 minggu dan 18-22 minggu dengan ultrasonografi oleh Konsulen
fetomaternal pada kasus tertentu, misal kehamilan pada ibu dengan usia >35 tahun.
Pada kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan dilakukan tindakan :
1. Merujuk ke dokter spesialis untuk konsultasi.
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu bersama surat rujukan.
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan.
4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
5. Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu untuk melahirkan di rumah.
21
3. Menyertakan obat-obatan bersama kartu kesehatan ibu dan surat rujukan.
Frekuensi dasar
Frekuensi dasar adalah rata-rata dari denyut jantung janin yang bervariasi kl. 5 denyut per
menit dalam segmen waktu 10 menit, tanpa melihat perubahan-perubahan yang bersifat periodik,
adanya variabilitas denyut jantung janin yang dapat mencapai > 25 x/menit. Apabila denyut
jantung janin mencapai kurang dari 110 denyut/menit, maka kondisi tersebut dikenal sebagai
bradikardia. Apabila denyut jantung janin mencapai lebih dari 160 denyut/menit, maka kondisi
tersebut disebut sebagai takikardia.
Variabilitas
Variabilitas didefinisikan sebagai fluktuasi denyut jantung janin pada tingkat dasar
(baseline) selama lebih dari 1 menit. Fluktuasi ini dapat bervariasi dalam hal amplitudo dan
frekuensi. Apabila gambaran amplitudo tidak terlihat, maka disebut sebagai tidak tampak
variabilitas. Amplitudo yang nampak, namun kurang dari 5 denyut/menit disebut sebagai
variabilitas yang minimum; apabila amplitudonya melebihi 5 denyut/menit, namun kurang dari
25 denyut /menit disebut sebagai variabel menengah, sementara jika amplitudonya melebihi dari
25 denyut per menit, maka disebutkan sebagai amplitudo yang jelas.
22
Akselerasi
Akselerasi didefinisikan sebagai peningkatan gelombang denyut jantung janin yang tiba-
tiba paling tidak 15 denyut/menit selama paling tidak 15 detik, namun kurang dari 2 menit.
Akselerasi yang memanjang didefinisikan sebagai peningkatan denyut jantung janin lebih dari 2
menit, namun kurang dari 10 menit. Apabila lebih dari 10 menit, maka dianggap baseline-nya
telah berubah.
Deselerasi
Deselerasi didefinisikan sebagai menurunnya denyut jantung janin. Berdasarkan
hubungan antara kejadian menurunnya denyut jantung janin dengan aktivitas kontraksi otot
rahim, maka deselerasi dapat dibagi menjadi 3 jenis :
Deselerasi dini adalah penurun denyut jantung janin secara perlahan (yang mencapai titik
terendah kurang dari 30 detik), yang kemudian kembali lagi ke baseline, dan kejadiannya
bersamaan dengan aktivitas kontraksi otot rahim. Proses dimulainya penurunan denyut jantung
janin, tercapainya titik terendah, dan kembalinya ke baseline memiliki hubungan dengan saat
dimulainya kontraksi otot rahim, tercapainya puncak kontraksi otot rahim dan menghilangnya
kontraksi otot rahim. Deselerasi dini biasanya diakibatkan oleh karena kompresi kepala.
Deselerasi variabel adalah penurunan tiba-tiba dari denyut jantung janin, di mana
semenjak dimulai turunnya denyut jantung janin hingga mencapai titik terendah terjadi dalam
waktu kurang dari 30 detik. Penurunan denyut jantung janin paling tidak harus mencapai 15
denyut/menit lebih rendah dari baseline, dengan masa paling tidak 15 detik, namun kurang dari 2
menit. Deselerasi variabel umumnya diakibatkan oleh karena penekanan tali pusat, dan
merupakan bentuk deselerasi yang ditemukan pada masa intra-partum. Selanjutnya deselerasi
variabel dapat dibagi menjadi reasuring maupun non-reasuring. Dikatakan non-reasuring apabila:
- deselerasi hingga tercapai kurang dari 70 denyut/menit yang bertahan hingga 60 detik
- disertai dengan menghilangnya variabilitas
- deselerasi dengan gambaran bifasik
- adanya akselerasi pasca deselerasi yang meningkat lebih dari 20 dpm dengan lama
lebih dari 20 detik
- lambat kembali ke baseline
- tidak kembali ke baseline (baseline pasca deselerasi lebih lambat dari pra deselerasi)
23
- dijumpai takikardia janin
Deselerasi lambat adalah penurunan secara lambat denyut jantung janin hingga mencapai
titik terendah yang membutuhkan waktu lebih dari 30 detik. Mulainya deselerasi, tercapainya
titik terendah serta kembalinya ke baseline terjadi setelah tercapainya titik puncak kontraksi otot
rahim.
Hasil interpretasi KTG dapat digolongkan menjadi reassuring dan non-reassuring (lihat tabel).
Apabila didapatkan pola denyut jantung janin saat intra-partum non-reassuring, maka perlu
dilakukan :
- hentikan seluruh tindakan yang dapat memicu terganggunya kesejahteraan janin
- lakukan resusitasi intra-uterin
24
Tindakan-tindakan tersebut di atas ditujukan untuk :
- memperbaiki aliran darah ke uterus
- memperbaiki aliran darah tali pusat
- memperbaiki saturasi oksigen
- mengurangi aktivitas otot rahim
Apabila pasca tindakan resusitasi didapatkan pola denyut jantung janin yang reassuring, maka
proses persalinan dapat dilanjutkan seperti biasa, sementara itu apabila tindakan resusitasi tidak
dapat mengkoreksi kesejahteraan janin, maka persalinan perlu diakhiri.
25
26
27
ALUR PEMERIKSAAN OBSTETRI
ANAMNESIS :
1. Informasi pribadi
2. Keluhan utama & riwayat kehamilan sekarang
3. Riwayat menstruasi & kontrasepsi
4. Riwayat obstetri & kontrasepsi
5. Riwayat medis KESIMPULAN :
6. Kebiasaan & gaya hidup 1. Paritas (G..P..A..)
2. Usia ibu
3. Umur kehamilan
4. Jumlah janin
PEMERIKSAAN FISIK & UMUM 5. Janin hidup atau mati
6. Intra/ekstrauterin
7. Letak janin
PEMERIKSAAN OBSTETRI : 8. Sudah/belum dalam persalinan
Abdomen TFU, LEOPOLD, DJJ, HIS 9. Lain-lain
Panggul Ukuran panggul dalam
1. Antenatal Care. NICE Clinical Guidelines. ssued March 2008 last modified December
2014
2. Prenatal Care. InCunningham et al, ed. Williams Obstetrics 24th edition. McGraw-Hill.
2014
3. Genetics. In Cunningham et al, ed. Williams Obstetrics 24th edition. McGraw-Hill. 2014
4. Prenatal Diagnosis and Fetal Therapy. In Cunningham et al, ed. Williams Obstetrics
24th edition. McGraw-Hill. 2014
5. Teratology, Drugs and Other Medication. In Cunningham et al, ed. Williams Obstetrics
24th edition. McGraw-Hill. 2014
6. Antepartum Asessment. In Cunningham et al, ed. Williams Obstetrics 24th edition.
McGraw-Hill. 2014
7. Ultrasonography and Doppler. In Cunningham et al, ed. Williams Obstetrics 24th
edition. McGraw-Hill. 2014
8. RHL 11, WHO. 2007
29
CEKLIS PENILAIAN
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN OBSTETRI
Skor
No ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
Melakukan anamnesis obstetric
1. Mempersilakan pasien duduk dan memperkenalkan diri
2. Membaca data rekam medis pasien untuk mengetahui masalah, tindakan
yang sudah dan akan dilakukan (bila kunjungan ulang).
3. Menanyakan informasi pribadi
4. Menanyakan keluhan utama
5. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang (7 butir mutiara anamnesis)
6. Menanyakan riwayat obstetri sebelumnya
7. Menanyakan riwayat menstruasi dan kontrasepsi
8. Menanyakan kebiasaan dan gaya hidup
9. Menanyakan riwayat penyakit yang lain
Melakukan pemeriksaan obstetri
10. Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
11. Menilai keadaan umum (memeriksa konjungtiva, mengukur TB dan
BB)
12. Mengukur tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
13. Melakukan inspeksi abdomen
14. Melakukan dan melaporkan hasil pemeriksaan manuver Leopold I
15. Melakukan dan melaporkan hasil pemeriksaan manuver Leopold II
16. Melakukan dan melaporkan hasil pemeriksaan manuver Leopold III
17. Melakukan dan melaporkan hasil pemeriksaan manuver Leopold IV
18. Melakukan dan melaporkan hasil pemeriksaan auskultasi denyut
jantung janin menggunakan stetoskop Laennec
19. Melakukan pemeriksaan panggul dengan benar
20. Melaporkan dan menilai hasil pemeriksaan panggul
30
21. Menutup pemeriksaan dan mempersilahkan ibu duduk kembali
Menjelaskan hasil pemeriksaan
22. Membuat diagnosis antenatal berdasarkan hasil pemeriksaan.
23. Memberikan penatalaksanaan sesuai hasil pemeriksaan.
24. Memberikan konseling antenatal sesuai keluhan, hasil temuan pada
pemeriksaan obstetri dan informasi-informasi seputar kehamilan yang
diperlukan pasien.
25. Mengkonfirmasi pasien apakah masih ada yang ingin ditanyakan.
26. Mengingatkan jadwal kunjungan berikutnya dan menutup sesi
pemeriksaan.
27. Mencatat data pasien, keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis, tindakan/
pengobatan yang diberikan dan rencana tindakan pada kunjungan
berikutnya di rekam medis pasien.
PENILAIAN PROFESIONALISME 1 2 3 4
JUMLAH SKOR
Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang
sedang dilaksanakan).
31
LEMBAR NOTIFIKASI
1. Perubahan halaman 1 – 10 sesuai pedoman Safe Motherhood 1997, halaman II B-3 s/d II
B-36.
32