Anda di halaman 1dari 6

BAHAN ALAM, UJUNG bahan alam yang diadakan di Universitas Airlangga pada September

2004, beliau mengatakan bahwa kebijakan riset dan teknologi di


TOMBAK RISET KIMIA Amerika Serikat (AS) diarahkan pada aspek komunikasi dan

DI INDONESIA informasi, Jepang pada manufacture sedangkan di Indonesia


terletak pada keanekaragaman hayati dengan modal dasarnya
adalah dari pengakuan dunia bahwa negara Indonesia merupakan
Oleh Sinly Evan Putra
negara terbesar kedua setelah Brasil dalam hal keanekaragaman
hayati terutama jenis tumbuh-tumbuhan.
Tak salah rasanya Badan Pengurus
Pusat (BPP) Ikatan Himpunan
Pendapat Prof. Syamsul diatas mungkin memang tak salah, sebab
Mahasiswa Kimia Indonesia menunjuk
Indonesia menurut Jeffrey (1992) merupakan salah satu negara
kota Yogyakarta dengan panitia
yang kaya akan jenis tumbuhan yang diperkirakan mencapai sekitar
pelaksana adalah dari Universitas
25.000 jenis atau lebih dari 10 % dari jenis flora dunia. Ditambah
Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas
dengan jumlah jenis lumut dan gangang yang berjumlah ± 35.000
Islam Indonesia (UII) dan Universitas
jenis dimana 40 % diantaranya merupakan jenis yang endemik atau
Gadjah Mada (UGM) sebagai tempat
hanya terdapat di Indonesia saja. Dengan tingginya kekayaan alam
pelaksanaan Kimia Expo dan
yang dimiliki Indonesia itu yang dilihat dari keanekaragaman
Musyawarah Tahunan Ikahimki. Rangkaian kegiatan yang meliputi
tumbuhan yang ada, memungkinkan untuk ditemukannya beraneka
Seminar Nasional Kimia, Musyawarah Tahunan, Lomba Karya Tulis
jenis senyawa kimia, walaupun beberapa senyawa kimia itu telah
Ilmiah Tingkat Nasional (LKTI-TN) dan Workshop Kewirausahaan ini
banyak ditemukan tetapi berdasarkan sejarah penemuan dan
sangat menarik untuk saya ikuti terutama pada Seminar Nasional
pengembangan telah membuktikan bahwa peluang untuk terjadinya
Kimia, LKTI dan Workshop Kewirausahaan yang hampir semuanya
temuan-temuan baru adalah sangat besar. “Sebab semakin tinggi
dapat saya simpulkan sebagai kegiatan yang berbasis kajian
tingkat evolusi dari suatu tanaman, maka keanekaragaman molekul
pemanfaatan bahan alam.
dari tumbuhan tersebut juga beragam” ujar Prof. Syamsul pada
suatu waktu. Berdasarkan hal itu, sebagai negara yang termasuk
Kembali saya teringat pada ucapan Prof. Dr. Syamsul Arifin Achmad,
negara mega biodiversity maka riset kimia bahan alam telah menjadi
BSc (Hons I) (Dewan Pelindung Ikahimki) pada suatu seminar kimia
ujung tombak penelitian para ahli kimia Indonesia.
Kimia Bahan Alam 1. Isolasi, penentuan struktur, sintesis dan biosintesis senyawa
Sebenarnya pengertian dari senyawa bahan alam sendiri adalah organik bahan alam
hasil metabolisme suatu organisme hidup (tumbuhan, hewan, sel) 2. Sifat dan fungsi biologis senyawa alam meliputi aspek
berupa metabolit primer dan sekunder. Sedangkan pengertian dari farmakologi dan biokimia.
kimia bahan alam merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang 3. Minyak atsiri dan rempah-rempah.
membahas tentang senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam 4. Pengembangan metode analisis dan aplikasinya pada
bahan alam baik dari tanaman atau hewan. Sebenarnya senyawa bahan alam.
kimia yang biasa kita jumpai seperti karbohidrat, lipid, vitamin dan 5. Bioteknologi termasuk kultur jaringan atau sel dalam
asam nukleat termasuk dalam bahan alam, namun ahli kimia produksi senyawa alam, rekayasa DNA, serta teknologi
memberikan arti yang lebih sempit tentang istilah bahan alam yakni tumbuhan obat dan rempah.
senyawa kimia yang berkaitan dengan metabolit sekunder saja 6. Pengunaan bahan alam dalam media pembelajaran.
seperti alkaloid, terpenoid, golongan fenol, feromon dan sebagainya.
Peranan Senyawa Bahan Alam
Senyawa-senyawa metabolit sekunder itu, meskipun tidak sangat Peranan senyawa bahan alam bagi manusia tidak terlepas dari
penting bagi eksistensi suatu individu, tetapi sering berperan bagi tinjauan sejarah kajian riset kimia bahan alam itu sendiri, yang telah
kelangsungan hidup suatu spesies dalam perjuangan menghadapi sejak lama dilakukan oleh manusia. Karl Wilhelm Schele (1742-
spesies-spesies lain. Sebagai contoh pada tumbuhan, senyawa 1786) merupakan ahli kimia pertama yang berhasil melakukan
metabolit sekunder biasa digunakan sebagai senjata penangkal pemisahan (isolasi) senyawa kimia dari bahan alam seperti gliserol,
serangan hama dan penyakit. Sedangkan pada hewan, senyawa asam-asam oksalat, laktat, tartarat dan sitrat. Selanjutnya diikuti
metabolit sekunder seperti feromon digunakan sebagai zat penarik Frederich W. Serturner (1783-1841) yang memisahkan morfina dari
sex. Sejauh ini telah diketahui bahwa tumbuhan memproduksi opium dan Pelletier serta caventon yang berhasil memisahkan
senyawa metabolit sekunder lebih banyak dibandingkan hewan. strihina, brusina, kuinin, sinkonina, dan kafein lima belas tahun
Beberapa topik yang menarik dalam kimia bahan alam menurut kemudian.
Dr. rer.nat. Sri Mulyani, MSi (Staf Pengajar PS. Pendidikan Kimia
UNS) pada Seminar Nasional Kimia di UNY adalah :
Untuk pemisahan beribu-ribu senyawa kimia yang lain dari bahan Workshop Kewirausahaan di Auditorium FMIPA UGM pada 27
alam segera menyusul dan terus berjalan sampai sekarang. September 2005, beliau mengatakan bahwa Indonesia merupakan
penghasil dan pengekspor minyak atsiri yang besar di dunia.
Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam bahan alam (daun,
batang, akar, biji) untuk minyak atsiri dibagi menjadi dua kelompok
yakni kelompok pertama; minyak atsiri yang komponen-
komponennya mudah dipisahkan yang kemudian menjadi bahan
awal sintesis (minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen,
dan minyak terpentin) dan kelompok kedua; minyak atsiri yang
komponen-komponennya tidak mudah dipisah (minyak akar wangi,
Gambar. Bahan Alam sebagai Bahan Baku Obat minyak nilam, minyak cendana, minyak kenanga), dimana minyak
atsiri ini dapat langsung digunakan. Komponen senyawa kimia
Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang telah berhasil diisolasi,
utama dari kedua kelompok tersebut sebagian dapat dilihat pada
oleh manusia selanjutnya didayagunakan sebagai bahan obat
tabel berikut :
seperti morfin sebagai obat nyeri, kuinin sebagai obat malaria,
reserpin sebagai obat penyakit tekanan darah tinggi dan vinkristin
serta vinblastin sebagai obat kanker. Selain sebagai bahan obat,
senyawa metabolit sekunder juga didayagunakan oleh manusia
untuk menunjang kepentingan industri seperti industri kosmetik dan
industri pembuatan pestisida dan insektisida. Untuk di Indonesia,
pemanfaatan senyawa bahan alam yang ditemukan para peneliti
Indonesia sebagai bahan baku obat antara lain Itebein sebagai anti
tumor, Artoindonesianin sebagai anti malaria, Diptoindonesin,
Indonesiol serta banyak lagi. Sedangkan potensi lain yang sedang
dikembangkan peneliti Indonesia untuk menunjang kepentingan
industri adalah potensi bahan alam sebagai penghasil minyak atsiri.
Menurut Prof. Hardjono Sastrohamidjojo (Guru Besar UGM) dalam
Peluang Penelitian Bahan Alam 30.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi sangat berpotensial untuk diteliti
dan dikembangkan oleh para peneliti Indonesia.

Penelitian bahan alam biasanya dimulai dari ekstraksi, isolasi


dengan metode kromatografi sehingga diperoleh senyawa murni,
identifikasi unsur dari senyawa murni yang diperoleh dengan metode
spektroskopi, dilanjutkan dengan uji aktivitas biologi baik dari
senyawa murni ataupun ekstrak kasar. Setelah diketahui struktur
molekulnya biasanya dilanjutkan dengan modifikasi struktur untuk
mendapatkan senyawa dengan aktivitas dan kestabilan yang
Senyawa metabolit sekunder merupakan sumber bahan kimia yang diinginkan. Disamping itu dengan kemajuan bidang bioteknologi,
tidak akan pernah habis, sebagai sumber inovasi dalam penemuan dapat juga dilakukan peningkatan kualitas tumbuhan atau organisme
dan pengembangan obat-obat baru ataupun untuk menujang melalui kultur jaringan atau pembentukan menjadi tumbuhan
berbagai kepentingan industri. Hal ini terkait dengan keberadaannya transgenik yang tentunya juga akan menghasilkan berbagai jenis
di alam yang tidak terbatas jumlahnya. Sejalan dengan hal itu dan senyawa metabolit sekunder baru yang beraneka ragam dan
diikuti oleh keberadaan organisme yang juga tidak terbatas mungkin juga dengan struktur molekul yang berbeda dengan yang
jumlahnya, maka topik penelitian bahan alam juga tidak akan pernah ditemukan dari tumbuhan awalnya. Dengan demikian peluang
habis. Ini didukung pula oleh fakta bahwa di muka bumi ini terdapat penelitian dalam bidang bahan alam adalah juga tidak terbatas.
lebih kurang 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi, akan tetapi tidak
lebih dari 0,4 % dari jumlah tumbuhan tersebut telah diselidiki oleh Pengembangan potensi bahan alam untuk di kembangkan di

peneliti untuk berbagai kepentingan. Sebagian besar dari penelitian Indonesia didukung juga oleh kebijakan dan program riset dan

itupun masih sangat dangkal sifatnya atau belum menyeluruh, lagi teknologi (ristek) dari pemerintah dimana Kementrian Riset dan

pula terbatas pada tumbuhan yang terdapat di daerah beriklim Teknologi telah menetapkan 6 (enam) Bidang Prioritas Riset dan

sedang. Dari 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi seperti Teknologi Nasional untuk tahun 2004-2009 yakni di bidang

dikemukan di atas 54 % diantaranya terdapat di hutan-hutan tropika ketahanan pangan, ketersediaan energi, sistem transportasi

dan Indonesia dengan hutan tropikanya yang mengandung lebih dari nasional, teknologi informasi dan komunikasi, pertahanan dan
keamanan dan pembangunan kesehatan. Bidang-bidang prioritas itu
oleh lembaga pelaksana teknis diterjemahkan menjadi rencana tahun lamanya, belum lagi apabila senyawa kimia tersebut
strategis. Beberapa lembaganya antara lain LIPI, BATAN dan BPPT. didayagunakan untuk kepentingan industri yang lainnya. Dengan
kata lain, Indonesia adalah gudang bagi bahan-bahan kimia yang
LIPI melalui pusat penelitian kimia terapan mengembangkan antara belum ditemukan dan tidak ternilai harganya baik untuk masa kini
lain; penelitian kimia, bahan alam, jasa penelitian di bidang kimia maupun masa depan. Hal ini ditunjang pula bahwa senyawa kimia
bahan alam dan farmasi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dihasilkan oleh suatu jenis tumbuhan sangat berbeda dari yang
dalam rangka pemenuhan kebutuhan farmasi dan kosmetika, dihasilkan oleh jenis yang lain, yang juga berbeda bergantung pada
penelitian fitofarmaka untuk indikasi anti kanker, isolasi senyawa lokasi di mana ia tumbuh dan berbeda pula antara tumbuh-
aktif dari tanaman obat. BATAN mengembangkan pemanfaatan tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuh-tumbuhan tingkat rendah seperti
teknologi nuklir untuk penelitian dan pengembangan obat sedangan jamur, lumut dan mikroorganisme yang tumbuh di darat maupun di
BPPT dengan program risetnya yang bertema Pengembangan laut.
Teknologi Produksi Obat dan Pangan Fungsional dari Sumber Daya
Hayati. Disini peran perguruan tinggi sebagai “Centre of Excellence” Jadi sekali lagi dapat diungkapkan disini bahwa keanekaragaman
juga sangat diperlukan. Diharapkan Perguruan Tinggi mampu hayati Indonesia merupakan harta karun yang tak ternilai besarnya
mengembangkan prilaku ilmiah yang meliputi Scholarship of bagi bangsa Indonesia yang harus terus dilestarikan dan
Discovery, Scholarship of Teaching, Scholarship of Application, dimanfaatkan secara arif dan bijaksana agar tidak mengalami
Scholarship of Integration dan Scholarship of Engagement untuk kepunahan. Disini riset kimia bahan alam menjadi ujung tombak para
menunjang pengembangan pemanfaatan bahan alam Indonesia. peneliti Indonesia untuk mengeksplorasi potensi sumber daya alam
untuk kemaslahatan kehidupan bangsa dan negara.
Menilik pada peluang dan kesempatan yang terbuka luas bagi para
peneliti Indonesia untuk mengkaji pemanfaatan bahan alam Daftar Pustaka
sebagaimana telah diuraikan diatas, maka secara tidak langsung
telah membuka pintu bagi bangsa Indonesia untuk terangkat harkat  Achmad, Syamsul Arifin. 2002. Pelestarian dan

dan martabatnya ke tingkat yang lebih tinggi. Sebab apabila dari Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati untuk Meningkatkan

setiap 100?1000 jenis tumbuhan dapat ditemukan satu saja Kesejahteraan dan Peradaban Umat Manusia. Kumpulan

senyawa kimia untuk obat maka keuntungan dari penjualan obat Artikel pada Buku Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta

akan berkisar antara 10-30 juta dolar US per tahun, untuk masa 15
 Achmad, Syamsul Arifin. 2004. Bahan Alam untuk
Mendukung Pengembangan Bioindustri. Makalah pada
Seminar Nasional Kimia Bahan Alam Unair dan Ikahimki
pada 4 September 2004. Surabaya
 Atun, Sri. 2005. Pengembangan Potensi Bahan alam
sebagai Sumber Penemuan Obat Baru. Makalah pada
Seminar Nasional Kimia UNY dan Ikahimki pada 24
September 2005. Yogyakarta
 Effendi. 2005. Profile PT. Indesso Aroma. Makalah pada
Workshop Kewirausahaan UGM dan Ikahimki pada 27
September 2005. Yogyakarta
 Mulyani, Sri. 2005. Optimalisasi Pengunaan Bahan Alam
dalam Media Pembelajaran. Makalah pada Seminar
Nasional Kimia UNY dan Ikahimki pada 24 September 2005.
Yogyakarta
 Rosid. 2005. Parfume-Parfume. Makalah pada Workshop
Kewirausahaan UGM dan Ikahimki pada 27 September
2005. Yogyakarta
 Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Potensi Minyak Atsiri
Indonesia. Makalah pada Workshop Kewirausahaan UGM
dan Ikahimki pada 27 September 2005. Yogyakarta
 Wijayanti, Listyani dan Sumaryono, Wahono. 2005.
Kebijakan Riset dan Teknologi dalam Pengembangan
Potensi Bahan Alam Indonesia. Makalah pada Seminar
Nasional Kimia UNY dan Ikahimki pada 24 September 2005.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai