Anda di halaman 1dari 44

YOVITA HARTANTRI

Riwayat Pendidikan

• Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, 1986-1993


• Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Bandung, 1998-2003
• Program Pendidikan Dokter Spesialis Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropik
FK UNPAD Bandung 2009-2013

Riwayat Pekerjaan

• Puskesmas Kumbe Merauke, Papua, 1994 – 1995


• Puskesmas Pantai Kasuari Merauke, Papua, 1996 – 1997
• Kanwil Kesehatan Propinsi Irian Jaya (Papua), Jayapura, 1997-1998
• Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Jayapura, Papua 2003 – 2008
• Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran/ RS Dr Hasan Sadikin Bandung, 2008 - sekarang
Cara Efektif
Menghadapi Infeksi
HIV

Temu Ilmiah Yovita Hartantri


Bersama Departemen
Ilmu Penyakit Dalam RSHS/
2016 FK UNPAD Bandung
Topik bahasan
Siapa yang Bagaimana
diduga cara Tindakan
terinfeksi menawarkan selanjutnya
HIV? tes?
setelah HIV (+)

• Gejala
• Faktor • Tes • Infeksi
risiko oportu-
• Konseling
nistik
• Populasi • Hasil tes
khusus • CST
• ARV
Mengapa
harus
efektif ?
Epidemiologi
• Jumlah penderita infeksi HIV-AIDS hingga Juni
2014 berjumlah : 142.961 (HIV), 55.623 (AIDS)
No Tahun Jumlah kasus Jumlah kasus
HIV AIDS
1 2010 21.591 6.907
2 2011 21.031 7.312
3 2012 21.511 8.747
4 2013 29.037 6.266
5 2014 15.534 1.700

Kemenkes RI 2014
Epidemiologi
• Jumlah penderita infeksi HIV yang dilaporkan
propinsi hingga Juni 2014
NO Propinsi 2013 2014 Jumlah
1 DKI Jakarta 5.865 2.796 31.586
2 Jawa Barat 3.041 1.851 12.049
3 Jawa Timur 3.391 1.957 18.210
4 Bali 1.690 992 9.051
5 Papua 3.974 1.599 15.686

Kemenkes RI 2014
Siapa yang diduga terinfeksi HIV?

TB ekstraparu (TB
TB paru
meningitis)
(RSHS Bdg 14%)
(Ganiem AR, Bdg 20%)

Kandidiasis oral Diare kronis Toksoplasmosis


(Hinduan ZR, Bdg 4,8x) (Hinduan ZR, Bdg 4,4x) serebri
Prediksi status HIV
HIV (+) HIV (-) Adjusted
95 104 OR
Laki-laki 63,2% 60,6% 0,45
BB turun > 10% 61,1% 39,4% 1,49
Diare kronis 36,8% 11,5% 4,38
Prolonged fever 39,8% 24,0% -
Batuk lama 24,2% 21,2% -
Kelainan kulit 24,2% 10,6% 2,36
Oral thrush 45,3% 11,5% 4,85
Luka genital 9,5% 7,7% -
HCV (+) 49,5% 14,6% 5,46
Hinduan ZR, 2009
Data Klinik Teratai tahun 2015
No Infeksi Oportunistik Jumlah

1 Kandidiasis oral 56
2 TB paru 45
3 Toksoplasmosis 18
4 Diare kronis 11
5 TB ekstra paru 9

Data Teratai RSHS 2015


Keadaan/kondisi lain
• Anemia dengan sebab yang tidak jelas
• Pansitopeni dengan sebab yang tidak jelas
• Prolonged fever atau fever unknown origin
• Infeksi jamur, misalnya pada kuku
• Kelainan kulit, seperti pruritus, herpes zoster
Pintu masuk infeksi HIV → Faktor risiko
• Populasi kunci :
– LSL (lelaki seks dengan lelaki)/MSM
– WPS (wanita pekerja seks)
– Penasun (pengguna narkoba suntik)
– Waria
Populasi khusus
• Pasangan ODHA
• Pasien TB
• Pasien IMS
• Pasien hepatitis (B dan C)
• Warga binaan pemasyarakatan
• Lelaki berisiko tinggi (LBT) → 4M
• Ibu hamil di wilayah epidemi meluas dan epidemi
terkonsentrasi
• Semua orang berkunjung ke fasyankes di daerah
epidemi HIV meluas
Tingkat Epidemi HIV-AIDS

Epidemi
terkonsentrasi
Epidemi Epidemi
rendah Prevalensi >5% meluas
di sub populasi
Prevalensi <5% tertentu Prevalensi >1%
di sub populasi di populasi
atau
tertentu umum/ibu hamil
<1% di populasi
umum/ibu hamil
Brief Situation Analysis
• Concentrated epidemic in most of country, but low-
level generalized epidemic in Papua (2006)
Jumlah AIDS menurut pekerjaan
NO Jenis pekerjaan Jumlah pasien

1. Ibu rumah tangga 6516


2 Petani/peternak/nelayan 2316
3 Buruh kasar 2162
4 Penjaja seks 2048
5 PNS 1649
6 Anak sekolah/mahasiswa 1291

7 Supir 1127
8 Narapidana 359
Kemenkes RI 2014
Bagaimana mengetahui status HIV
seseorang dan cara menawarkan ?

Konseling dan tes HIV (KT HIV)

Mengidentifikasi ODHA sedini mungkin &


segera memberi akses pada layanan
perawatan, pengobatan dan pencegahan
Kementerian Kesehatan RI 2015
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No 74 th 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan
tes HIV
– Pasal 3 : Konseling dan tes HIV dilakukan melalui
pendekatan
• Konseling dan tes HIV atas inisiatif pemberi layanan
kesehatan (KTIP) atau PITC dan
• Konseling dan tes HIV sukarela (KTS) atau VCT
Tahapan KTIP (PITC)

Informasi tes,
edukasi &
persetujuan pasien

Tes HIV (anti-HIV)

Konseling pasca-test
Prinsip dasar KT HIV : 5 C

Confidential

Consent Counseling

Connection Correct test


to care results
Kasus 1
• Seorang laki-laki berumur 30 tahun dirawat di
RSHS dengan keluhan sejak 3 bulan :
– Nyeri perut disertai BAB mencret
– Panas badan hilang timbul
– Penurunan berat badan, awalnya 60 kg → 45kg
– 1 bulan terakhir, nyeri bila menelan, mual-muntah

Apakah anda akan melakukan tes anti-HIV?


Kasus 2
• Seorang wanita hamil 4 bulan datang ke klinik
ANC untuk memeriksakan kehamilannya.
• Tidak ada keluhan selama ini
• Berat badan naik 5 kg selama kehamilan

Apakah perlu ditawarkan untuk tes anti-HIV ?


Tes HIV
• Pemeriksaan laboratorium HIV dapat berupa :
– Biakan virus
– Deteksi antigen : p24
– Deteksi materi genetik : DNA provirus/RNA
– Deteksi antibodi (penyaring dan konfirmasi) :
• Rapid test diagnostic
• ELISA
• Western Blot
Pemilihan reagen
• Reagen I : sensitifitas minimal 99%
• Reagen II : spesifisitas minimal 98%
• Reagen III : spesifisitas minimal 99%
Strategi pemeriksaan anti-HIV
• Strategi I : untuk uji saring dan surveilans
• Strategi II : untuk surveilans dan diagnosis
dengan 2 tes
• Strategi III : untuk diagnosis dengan 3 tes
Strategi tes
Tujuan tes Prevalensi Strategi

Darah donor dan Semua prevalensi I


transplantasi
Surveilans : > 10% I
≤ 10% II
Diagnostik :
-Simptomatik > 30% I
≤ 30% II
-Asimptomatik > 10% II
≤ 10% III
Bagaimana cara menyampaikan hasil?
• Konseling
• Menggunakan pendekatan 5A – 5M
(merupakan garis besar perawatan kronik
yang baik)
Pendekatan 5A = 5M

Assess Advise
(menilai) (menyarankan)

Agree Assist Arrange


(menyepakati) (membantu) (merencanakan)
Apa tindakan selanjutnya setelah diketahui
terinfeksi HIV?
AZT or NVP
d4T*

3TC

TDF or EFV
ABC*
Infeksi Oportunistik
Lifecycle
of
HIV-1
Joint Rapid Assessment: Findings and
Recommendations (cont’d)
• There is a need for further
strengthening the HIV care pathway
Enrollment in HIV 118343 – In 2005-2012 from those eligible for
care
ART (68%), only 73% started
treatment and 53% of those
Eligible for ART 80039 starting ART were still on treatment
at the end of the year; the
remaining died or were lost-to-
Ever received ART 58328 follow-up.

Still on ART 31002

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000

– Initiatives are needed for ensuring effective linkages between


HIV testing, enrollment and retention in HIV care for people
living with HIV
When to start ART
• ART should be initiated in all individuals with
severe or advanced HIV clinical disease
– (WHO clinical stage 3 or 4) and
– individuals with CD4 ≤ 350 cell/mm3
• ART should be initiated in all individuals with
HIV with CD4 > 350 and ≤ 500 regardless of
WHO clinical stage

(strong recommendation)
When to start ART
• ART should be initiated in all individuals with
HIV regardless of WHO clinical stage or CD4
cell count in the following situations :
– Individual with HIV & active TB disease
– Individual coinfected with HIV and HBV
– Partners with HIV in serodiscordant couples
– All pregnant & breastfeeding women
What ART regimen to start
• First line ART should consist of 2NRTI+1NNRTI
– TDF + 3TC (or FTC) + EFV as a FDC
– If contraindicated or not available :
• AZT + 3TC + EFV (or NVP)
• TDF + 3TC (or FTC) + NVP
• Should discontinue d4T use in first line
regimen because of its well-recognized
metabolic toxicities
Monitoring ARV treatment
• Viral load is recommended as the preferred
monitoring approach to diagnose and confirm
ARV treatment failure
• If Viral load is not routinely available, CD4
count and clinical monitoring should be used
to diagnose treatment failure
Kasus 3
• Seorang penderita laki-laki, 26 tahun datang
ke poliklinik dengan keluhan :
– tidak dapat makan karena merasa nyeri bila
menelan makanan sejak 2 minggu yang lalu.
– Timbul bruntus-bruntus di sekitar mulut, tidak
nyeri.
– Ada riwayat BAB mencret hilang timbul dalam 1
bulan terakhir.
Kasus 3
• Penderita dikirim dari RS lain dengan diagnosis
suspek SLE, dan pernah mendapat obat
steroid ± 3 bulan.

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan :


– Vesikel-vesikel di sekitar mulut
– Oral thrush (+)
– Pruritic papular eruption di kedua lengan dan
tungkai
Pruritic Papular Eruption (PPE)
Kasus 4
• Laki-laki 31 tahun
– Panas badan sejak 5 hari SMRS, tinggi dan terus
menerus
– Ada nyeri kepala, pegal-pegal dan nyeri sendi
– Mual disertai muntah dan nyeri ulu hati
– Ada perdarahan hidung saat masuk RS, tidak ada
perdarahan gusi
Kasus 4
• Ada batuk berdahak, warna putih
• Tidak ada pilek
• Buang air besar (BAB) dan buang air kecil tidak ada
keluhan
• 3 bulan SMRS penderita pernah BAB mencret selama
3 minggu, berobat ke dokter spesialis, dikatakan
diare karena amuba (penderita membawa hasil lab
dengan hasil feses : trofozoid amuba)
Kesimpulan : “Continuum of Care”
(Pelayanan terpadu dan berkesinambungan)
HIV (-) HIV (+)

Seks tidak aktif Seks aktif Asimtomatik   Terminal

+ Perawatan paliatif
& di rumah

+ Manajemen IO & ART

+ PMTCT
Dukungan psikososial

Tes HIV Pelayanan ANC, IMS, TB, Hepatitis dan lainnya

KIE, life skills, intervensi berbasis masyarakat: penyadaran tentang HIV/AIDS,


menghilangkan stigma dan menurunkan penggunaan Napza
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai