Pipa Dan Sambungan
Pipa Dan Sambungan
DASAR TEORI
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari
sistem pipa tunggal sederhana sampai sistem bercabang yang sangat kompleks.
Contoh sistem perpipaan adalah sistem distribusi air bersih pada gedung atau kota,
sistem pengangkutan minyak dari sumur ke tandon atau tangki penyimpanan,
sistem distribusi udara pendingin pada suatu gedung, sistem distribusi uap pada
proses pengeringan dan lain sebagainya. Sistem perpipaan meliputi semua
komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi tujuan, yaitu saringan (strainer),
katup (valve), sambungan (fitting), nozzle dan lain sebagainya. Untuk sistem
perpipaan yang menggunakan fluida cair umumnya dari lokasi awal fluida
dipasang saringan untuk menyaring kotoran agar tidak menyumbat aliran fluida.
Saringan (strainer) dilengkapi dengan katup searah (foot valve) yang berfungsi
mencegah
5
4
aliran kembali ke lokasi awal atau tandon. Sedangkan sambungan dapat berupa
sambungan penampang tetap, sambungan penampang berubah, belokan (elbow)
atau sambungan bentuk T (tee) dan masih banyak komponen-komponen yang
digunakan dalam sistem perpipaan.
2.2.1 Pipa
Pipa dapat diartikan sebagai suatu benda yg relatif panjang, memiliki lubang dan
berfungsi untuk memindahkan sebuah zat yang memiliki karakteristik dapat
mengalir, berupa cairan, gas, uap, zat padat yg dilelehkan ataupun butiran yg
sangat halus. Pipa yang umum digunakan pada industri proses dan pembangkit
listrik (power plant) yaitu pipa baja (steel pipe) dan pipa besi (iron pipe).
6
Proses Pembuatan
Secara umum, ada 3 metode pembuatan pipa baja karbon, dimana juga metode
tersebut menjadi nama untuk menyebutkan jenis pipa-pipa tersebut, ketiga metode
itu adalah metode Seamless pipe, butt-welded pipe, dan spiral welded pipe.
Seamless Pipe
Seamless pipe dalam arti bahasa artinya pipa tanpa sambungan. Dalam praktek
pembuatannya, seamless pipe memang merupakan pipa yang dibentuk tanpa
membuat sambungan sama sekali, sehingga tidak ada bagian dari pipa yang pernah
terganggu atau berubah materialnya akibat panas pengelasan. Pipa ini dibuat dari
baja silinder pejal, yang dilubangi dalam kondisi hampir meleleh, biasa
disebut billet.
Pada gambar tersebut, ditunjukkan sebuah besi pejal (billet) di apit dan di roll oleh
Sizing rolls –merupakan roller pembentuk diameter luar- dan dilubangi oleh
mandrel.
Dengan metode pembuatan tanpa join tersebut, pipa yang dihasilkan dapat lebih
baik karena kualitas baja yang dihasilkan adalah hampir sama pada setiap area
permukaan pipa. Selain itu, ketebalan dengan menggunakan metode ini, pipa yang
memiliki ketebalan berapapun memungkinkan untuk diproduksi.
7
Pipa ini memiliki keunggulan dimana kualitas dari dinding pipa sangat mudah
untuk dikontrol dan memiliki ketebalan yang seragam. Hal ini disebabkan karena
pipa ini berasal dari pelat strip yang pembuatannya relative sangat mudah untuk
dikontrol kualitas dan ketebalan pelatnya, sehingga hasil saat dibuat menjadi pipa
pun relative sama baiknya dengan kualitas pelatnya sebelum jadi. Selain itu,
apabila dibutuhkan pipa menerus yang cukup panjang, pipa ini memiliki
keunggulan karena mudah untuk difabrikasi.
Namun didalam industri migas, pipa jenis ini lebih sering ditemukan dalam bentuk
elbow. Pipa jenis ini dihindari sebagai pipa panjang karena memilik kelemahan
pada sambungan las kedua tepi pelat strip pada saat pembuatannya, dimana
memerlukan inspeksi pada area pengelasannya, memanjang sepanjang pipa
tersebut.
baja strip yang dibentuk menjadi spiral dan kemudian disambung sehingga
membentuk sebuah pipa.
Dalam system perpipaan, jenis pipa ini sangat dibatasi penggunaannya hanya
untuk kebutuhan pipa dengan tekanan rendah karena ketipisannya. Bahkan dalam
industri migas, pipa ini tidak digunakan dalam system pipa bertekanan,
kebanyakan hanya digunakan sebagai casing untuk pondasi, atau pun sebagai pipe
support. Keuntungan pipa ini adalah dapat dibuat menjadi sangat besar dengan
mudah. Namun pipa ini memiliki kelemahan dimana ketebalan untuk dapat
membuat spiral cukup terbatas, sehingga pipa ini relative tipis. Selain itu, jumlah
sambungan yang cukup banyak per satuan panjangnya membuat inspeksi
pengelasan menjadi lebih banyak -jauh lebih banyak dari pada straight welded
pipe- apabila akan digunakan sebagai pipa bertekanan.
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Ukuran pipa
Large Bore Pipe : yaitu pipa dengan ukuran lebih besar dari 2 Inch.
pipa diproduksi dalam berbagai macam ketebalan yang sudah distandardkan. setiap
ketebalan tertentu pada pipa diberi penamaan dalam bentuk schedule number,
bukan dalam bentuk ukuran pipa yang sebenarnya.
Standard
saat ini penamaan sudah diganti dengan memberikan schedule number tertentu,
yang dimulai dari 5 dan 5S, kemudian diiukuti dengan 10 dan 10S, seterusnya
dalam kelipatan 10 sampai schedule 40 (20, 30, 40) dan selanjutnya mempunyai
kelipatan 20, yaitu 60, 80, 100, 120, 140, 160.
Penyambungan
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian luar
dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin keujung
makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi lemah dan
sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu dipakai sambungan dengan
schedule number yang dua kali lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk
pipa yang besar dari 12” karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya
terlalu berat. Biasannya screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
· Elbow street
· Elbow tee
· Reducer
· Plug
· Cross
· Cap
· Busching
Close nipple
Short nipple
Long nipple
Coupling
11
Union
2. Flange
3. Welding ( las )
Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas kecuali dengan
memotong atau merusak sambungan tersebut.
. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
13
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.
. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
14
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada
bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus
tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding
pipa dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua
kali lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari
12” karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat.
Biasannya screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
Close nipple
Short nipple
Long nipple
Coupling
Union
Elbow street
Elbow tee
Reducer
Plug
Cross
Cap
Busching
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.
Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupak Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
15
· Plug
· Cross
· Cap
. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya
disambung dengan jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian
luar dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered (
makin keujung makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat
menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu
dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar.
Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena
kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
· Elbow street
· Elbow tee
· Reducer
· Plug
· - Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya
sebagian kecil dari ma Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya
disambung dengan jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
17
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian
luar dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered (
makin keujung makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat
menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu
dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar.
Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena
kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
· Elbow street
· Elbow tee
· Reducer
· Plug
· Cross
· Cap
· Busching
terial yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada
bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus
tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding
pipa dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua
kali lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari
12” karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat.
Biasannya screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
Close nipple
Short nipple
Long nipple
Coupling
Union
Elbow street
Elbow tee
Reducer
Plug
Cross
18
Cap
Busching
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.
. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada
bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus
tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding
pipa dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua
kali lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari
12” karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat.
Biasannya screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
Close nipple
Short nipple
Long nipple
Coupling
Union
Elbow street
Elbow tee
Reducer
Plug
Cross
Cap
Busching
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.
19
. Penyambungan Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya
disambung dengan jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian
luar dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered
( makin keujung makin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat
menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu
dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar.
Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena
kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya
screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
· Elbow street
· Elbow tee
· Reducer
· Plug
· Cross
·
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada
bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus
tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding
pipa dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
20
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara wel
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
22
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
23
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
24
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
25
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
26
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
27
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan :
Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambunDalam pemilihan bahan yang digunakan
untuk pembuatan pipa harus diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah
bengkok), brittleness (Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi,
kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi
pipa terdiri dari 3 macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non feDalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness
(Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode
pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3
macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari
ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. u dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
g diderat atau dibuat ulirnya pada bagian luat dengan menggunakan
suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin keujung mankin
mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi lemah dan
sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua
kali lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari
12” karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat.
Biasannya screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
Close nipple
28
Short nipple
Long nipple
Coupling
Union
Elbow street
Elbow tee
Reducer
Plug
Cross
Cap
Busching
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang
dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding.