Anda di halaman 1dari 15

KELEMBABAN UDARA DAN PENGUKURANNYA

LAPORAN PRAKTIKUM
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa)
Dosen Pengampu : Adam Malik, M.Pd
Rena Denya Agustina, S.Si., M.Si.

Disusun oleh :
1142070025 Fauzia Siti Maulidah
1142070026 Febi Eka Rachmadanti
1142070027 Fitri Sulastri
Kelompok/Semester/Kelas: 8/VI/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban. Kadar ini selalu berubah tergantung
pada temperatur udara di suatu tempat. Kelembapan udara merupakan komponen iklim
yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan sehingga kelembapan udara disuatu tempat
dapat berpengaruh pada aktivitas makhluk hidup.
Kelembaban udara relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung
dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang dapat
ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama sedangkan total
massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut (Agusra, 2011).
Irama harian kelembaban sangat bervariasi, terkadang tinggi pada malam hari dan
rendah pada siang hari. Irama kelembaban harian ini juga dapat disebabkan karena adanya
perbedaan letak tempat horizontal maupun vertikal. Pengaruh kelembaban udara sejalan
dengan temperatur dan intensitas sinar matahari mempunyai peranan penting dalam
mengatur aktifitas organisme dan dalam membatasi penyebarannya (Umar, 2012).
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perbedaan kelembaban relatif
udara pada tempat yang berbeda serta dengan menggunakan peralatan sederhana.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kelembaban udara relatif?
2. Bagaimana pengukuran kelembaban relatif menggunakan alat sederhana?
3. Bagauimana pentingnya pengukuran kelembaban udara dalam pengamatan cuaca?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan arti kelembaban udara relatif
2. Melakukan pengukuran kelembaban udara relatif dengan alat sederhana
3. Menyadari pentingnya pengukuran kelembaban udara dalam pengamatan cuaca
BAB II
LANDASAN TEORI

Kelembaman udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada
kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan
maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah
menjadi titik- titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya
disebut udara jenuh (Handoko, 1994).
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik, dan kelembaban relatif. Alat
untuk mengukur kelembaban disebut higrometer. Dapat dianalogikan dengan sebuah
termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara
berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut
dapat mencapai 3% pada 300C (860F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F) (Benjamin,
1994).
Jumlah uap air yang ada dalam udara diacu sebagai kelembaban. Bobot sebenarnya uap
air yang ada dalam satuan bobot udara dinyatakan sebagai kelmbaban mutlak. Karena suhu dan
tekanan mempengaruhi kelembaban, maka biasanya diukur sebagai kelembaban relatif
(Michael, 1994).
Pada siang hari kelembaban udara dekat permukaan lebih tinggi disebabkan karena
penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan. Rposes ini berlangsung karena
permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari tersebut. Pada malam hari, akan
berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal
dari udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut berkurang
(Lakitan, 1994).
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa
faktor yaitu:
1. Suhu
2. Tekanan udara
3. Pergerakan angin
4. Kuantitas dan kualitas penyinaran
5. Vegetasi
6. Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan)
(Umar, 2010)
Macam- macam kelembaban udara:
1. Kelembaban Absolut
Kelembaban absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu
campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik (g/m3).
2. Kelembaban Spesifik
Kelembaban spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara
dengan rasio terhadap uap air di udara kering.
3. Kelembaban Relatif/ Nisbi
Kelembaban Relatif/ Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang
terkandung di udara pada suhu yang sama. Kelembaban nisbi membandingkan antara
kandungan/ tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara
untuk menampung uap air.
(Kartasapoetra, 1990)
BAB III
METODOLOGI

A. WAKTU DAN LOKASI


Praktikum ini dilakukan dari hari Kamis tanggal 25 Mei 2017 sampai dengan hari Rabu
tanggal 31 Mei 2017 di Kost Karya Mekar Raharja Jl. A.H. Nasution No 481, Cipadung,
CIbiru, Bandung

B. ALAT DAN BAHAN


1. Termometer : 2 buah
2. Petri dish : 1 buah
3. Air : secukupnya
4. Kapas : secukupnya
5. Statif, klem, ring stand : 1 set
6. Benang : secukupnya

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan dua buah termometer yang sama jenis dan kualitasnya, satu statif dengan
klem dan ring standnya serta kapas dan benang.
2. Membungkus salah satu termometer dengan kapas, kemudian mengambil air dengan
petri dish dan membasahi kapas dengan air.
3. Mengambil benang dan mengikatkan benang pada ujung termometer yang tidak
dipergunakan untuk mengukur.
4. Memposisikan satu buah termometer dalam keadaan menggantung dan satu
termometer menyentuh petri dish seperti gambar berikut

ring stand

termometer

kapas basah

petri dish dan air


5. Meletakkan rangkaian alat ini pada tempat yang akan diukur kelembabannya (dalam
ruang terbuka, semi terbuka, dan tertutup)
6. Melakukan pengukuran suhu pada pagi hari pukul 09.00, siang hari pukul 14.00, dan
malam hari pukul 19.00.
7. Mengamati dan mengukur suhu pada termometer yang tidak dibungkus dengan kapas
(termometer kering) dan temometer yang dibungkus dengan kapas basah (termometer
basah)
8. Mengukur selisih suhu dari termometer kering dan termometer basah
9. Mengukur kelembaban udaranya secara relatif dari data yang telah diperoleh
menggunakan tabel kelembaban udara relatif
10. Mencatat hasil pegamatan kedalam tabel pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Pukul
Tanggal Ruangan Termometer
08.00 WIB 13.00 WIB 18.00 WIB
Kering 26oC 28oC 26oC
Terbuka
Basah 25oC 27oC 24oC
25 Mei Kering 27oC 28oC 28oC
Semi Terbuka
2017 Basah 26oC 27oC 27oC
Kering 28oC 27oC 28oC
Tertutup
Basah 27oC 26oC 27oC
Kering 25 oC 28 oC 28 oC
Terbuka
Basah 24 oC 26 oC 26 oC
26 Mei Kering 26 oC 26 oC 28 oC
Semi Terbuka
2017 Basah 25 oC 25 oC 27 oC
Kering 26 oC 26 oC 27 oC
Tertutup
Basah 25 oC 25 oC 26 oC
Kering 26 oC 28 oC 27 oC
Terbuka
Basah 25 oC 26 oC 24 oC
27 Mei Kering 27 oC 27 oC 28 oC
Semi Terbuka
2017 Basah 26 oC 26 oC 27 oC
Kering 27 oC 28 oC 28 oC
Tertutup
Basah 26 oC 27 oC 27 oC
Kering 26 oC 26 oC 27 oC
Terbuka
Basah 24 oC 25 oC 26 oC
28 Mei Kering 27 oC 29 oC 28 oC
Semi Terbuka
2017 Basah 26 oC 28 oC 27 oC
Kering 27 oC 27 oC 27 oC
Tertutup
Basah 26 oC 26 oC 26 oC
Kering 26 oC 29 oC 27 oC
Terbuka
29 Mei Basah 25 oC 28 oC 26 oC
2017 Kering 27 oC 27 oC 28 oC
Semi Terbuka
Basah 26 oC 26 oC 27 oC
Kering 27 oC 27 oC 29 oC
Tertutup
Basah 26 oC 26 oC 28 oC
Kering 25 oC 28 oC 29 oC
Terbuka
Basah 24 oC 26 oC 27 oC
30 Mei Kering 26 oC 27 oC 28 oC
Semi Terbuka
2017 Basah 25 oC 26 oC 27 oC
Kering 27 oC 28 oC 27 oC
Tertutup
Basah 26 oC 27 oC 26 oC
Kering 27 oC 26 oC 27 oC
Terbuka
Basah 25 oC 25 oC 24 oC
31 Mei Kering 27 oC 29 oC 28 oC
Semi Terbuka
2017 Basah 26 oC 28 oC 27 oC
Kering 28 oC 27 oC 28 oC
Tertutup
Basah 27 oC 26 oC 27 oC

Kelembaban Udara Relatif


Kelembaban Udara Relatif (%)
Tanggal Tempat
08.00 WIB 13.00 WIB 18.30 WIB Rata-rata
Terbuka 92 93 85 90
25 Mei
Semi Terbuka 92 93 93 92,7
2017
Tertutup 93 92 93 92,7
Terbuka 92 85 85 87,3
26 Mei
Semi Terbuka 92 92 93 92,3
2017
Tertutup 92 93 93 92,7
Terbuka 92 85 78 85
27 Mei
Semi Terbuka 92 92 93 92,3
2017
Tertutup 92 93 93 92,7
Terbuka 85 92 92 89,7
28 Mei
Semi Terbuka 92 93 93 92,7
2017
Tertutup 92 92 92 92
Terbuka 92 93 92 92,3
29 Mei
Semi Terbuka 92 92 93 92,3
2017
Tertutup 92 92 93 92,3
Terbuka 92 85 86 87,7
30 Mei
Semi Terbuka 92 92 93 92,3
2017
Tertutup 92 93 92 92,3
Terbuka 85 92 78 85
31 Mei
Semi Terbuka 92 93 93 92,7
2017
Tertutup 93 92 93 92,7

Grafik Kelembaban udara Grafik Kelembaban Udara


tanggal 25 Mei 2017 tanggal 26 Mei 2017
100 100

90 90
80 80
8:00 13:00 18:30 8:00 13:00 18:30
terbuka tertutup semi terbuka terbuka tertutup semi terbuka

Grafik Kelembaban Udara Grafik Kelembaban Udara


tanggal 27 Mei 2017 tanggal 28 Mei 2017
100 95
90 90
80 85
70 80
8:00 13:00 18:30 8:00 13:00 18:30

terbuka tertutup semi terbuka terbuka tertutup semi terbuka

Garif Kelembaban Udara Grafik Kelembaban Udara


tanggal 29 Mei 2017 tanggal 30 Mei 2017
93.5 5

93 4
3
92.5
2
92 1
91.5 0
8:00 13:00 18:30 8:00 13:00 18:30

terbuka tertutup semi terbuka terbuka tertutup semi terbuka


Grafik Kelembaban Udara
tanggal 31 Mei 2017
100

90

80

70
8:00 13:00 18:00

terbuka tertutp semi tertutup

Grafik Kelembaban Udara Rata-rata Harian


95
90
85
80
tgl 25 tgl 26 tgl 27 tgl 28 tgl 29 tgl 30 tgl 31

terbuka tertutup semi terbuka

B. PEMBAHASAN
Pada percobaan Kelembaban Relatif udara dilakukan pengukuran pada tiga tempat
berbeda yaitu ruang terbuka (di luar kamar kost) semi terbuka (dalam kamar), dan ruang
tertutup (kamar mandi). Pengukuran dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan termometer yang terdiri atas termometer basah dan kering. Percobaan
dilakukan selama tujuh hari yaitu dari tanggal 25 Mei – 31 Mei dan dilakukan pengambilan
data sebanyak tiga kali yaitu pada pagi hari (pukul 08.00 WIB), siang hari (pukul 13.00
WIB) dan petang (pukul 18.00 WIB).
Suhu yang terbaca pada termometer basah lebih rendah dari suhu yang dibaca oleh
termometer kering, hal ini disebabkan karena sebagian panas pada bagian ujung sensor
termometer ini dipakai dalam proses penguapan (evaporasi) air pada kapas lembab yang
terhubung oleh benang. Semakin tinggi penguapan maka semakin banyak energi panas
yang dipakai, berarti semakin rendah suhu yang terbaca pada termometer basah.
Berdasarkan hasil pengamatan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada ruang
tertutup rata-rata memiliki kelembaban udara relatif yang tinggi dibandingkan dengan
kelembababan udara relatif di ruang terbuka dan semi terbuka. Hal tersebut terjadi karena
dalam ruangan tertutup terjadi sedikit penguapan dan tidak ada pergerakan angin sehingga
kondisi dalam ruangan relatif tetap dan dalam udara terkandung banyak uap air. Hal
tersebut memungkinkan tidak adanya sirkulasi udara yang baik, dengan kelembaban tinggi
akan memudahkan bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
Suhu di tiga ditempat itu juga berbeda sehingga memiliki kelembaban yang berbeda
pula, hal ini dikarenakan perbedaan kelembaban udara di suatu tempat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti suhu, tekanan udara, pergerakan angin, kualitas dan kuantitas
penyinaran, vegetasi, dan ketersediaan air pada suatu tempat (air tanah, perairan).

C. DISKUSI HASIL KEGIATAN


1. Pada pengukuran suhu udara dengan menggunakan termometer kering selalu lebih
tinggi daripada termometer basah. Bagaimanakah kondisi uap air yang ada pada udara
sekitar termometer kering maupun basah?
Jawab :
Iya, suhu udara yang terukur pada termometer kering selalu menunjukkan nilai yang
lebih tinggi dibandingkan dengan termometer basah. Uap air yang terkandung
disekitar termometer kering dan basah pun berbeda.

2. Yang manakah diantara kedua termometer ini yang menunjukkan keadaan suhu udara
dengan kandungan uap air secara mutlak (uap air yang terkandung pada udara
sebenarnya)?
Jawab :
Termometer kering, karena mekanisme kerjanya tidak terpengaruh oleh kelembaban
udara. Pada termometer kering terjadi perpindahan kalor langsung dari udara ke bulb
termometer (bagian bawah termometer).

3. Yang manakah diantara kedua termometer ini yang menunjukkan suhu udara dengan
kandungan uap air jenuh?
Jawab :
Termometer basah, dalam hal ini udara mengalami pelepasan kalor , dan uap air yang
berada dalam udara kemungkinan akan mengembun menjadi suhu udara dan mencapai
saturasi atau jenuh jadi teermometer basah menunjukan suhu udara dengan kandungan
uap air jenuh.
4. Menggambarkan kelembaban udara yang bagaimanakah bila menggunakan
perbandingan antara kandungan uap air yang ada (mutlak) dengan kemampuan udara
untuk dapat menampung uap air sebanyak mungkin (jenuh)?
Jawab :
Kelembaban nisbi, yaitu perbandingan antara uap air di udara pada suhu yang sama,
dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan dinyatakan dengan
persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban relatif akan semakin
kecil.

5. Apakah yang anda lakukan pada kegiatan di atas?


Jawab :
Melakukan pengukuran kelembaban udara dengan mengamati suhu ditempat dan
diwaktu yang berbeda maka diperoleh pengukuran yang berbeda juga setiap
kelembaban disuatu tempat.

6. Bagaimanakah kondisi kelembaban udara relatif di berbagai tempat?


Jawab :
Kondisi kelembaban udara relatif berbeda-beda setiap tempat dan waktu. Kita
melakukan pengukuran di tiga tempat dan pada waktu yang berbeda-beda yaitu pada
pagi, siang dang malam hari sehingga menghasilkan kelembaban udara relatif yang
berbeda-beda.

7. Kesimpulan apakah dari pentingnya pengukuran kelembaban udara relatif ini?


Jawab :
Dengan adanya pengukuran tersebut kita akan mengetahui kondisi suhu di berbagai
tempat dan diperoleh suhu yang berbeda diantara kedua termometer yang dijadikan
suatu bahan penelitian. Suhu udara yang mengandung uap air jenuh ternyata lebih
rendah suhunya. Terdapat perbedaan kelembaban relatif pada tiga tempat pengukuran
kelembaban begitupun dengan perbedaan nilai dengan menggunakan termometer
kering and basah . Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kelembaban relatif
pada lokasi yang berbeda ialah kualitas penyinaran matahari, vegetasi, pergerakan
angin, suhu, dan ketersediaan air.
D. PENGEMBANGAN MASALAH
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi kelembaban udara?
Jawab :
 Suhu
 Tekanan udara
 Pergerakan angin
 Kuantitas dan kualitas penyinaran
 Vegetasi
 Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan)
 Ketinggian tempat

2. Faktor apa saja yang memperkecil kelembaban udara relatif pada kondisi uap air yang
tetap?
Jawab :
 Suhu
 Pengaruh sinar matahari
 Udara
 Waktu pengamatan
 Angin

3. Bagaimana cara anda melakukan penelitian atau percobaan untuk memecahkan


masalah di atas?
Jawab :
Dengan melakukan pengamatan langsung pada kedua termometer dengan baik dan
membandingkan tingkat kelembaban relatif dari waktu ke waktu selama satu minggu
dan tempat yang telah ditetapkan.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Dapat disimpulkan bahwa kelembaban relatif atau nisbi merupakan perbandingan
antara uap air di udara pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang
dikandung udara dan dinyatakan dalam persen.
2. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelembaban
relatif dapat diukur dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Pengukuran ini
dilakukan untuk membandingkan antara uap air di udara pada suhu yang sama, dengan
jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan dinyatakan dengan persen.
3. Kelembaban udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, ketinggian tempat itu akan
mempengaruhi penyinaran serta suhu matahari. Maka dari itu, secara tidak langsung
ketinggian tempat akan mempengaruhi kelembaban

B. SARAN
Untuk praktikan selanjutnya dalam pengamatan ini harus memperhatikan hal- hal berikut
ini.
1. Cara memasang alat dengan benar, rapih dan aman.
2. Teliti dalam membaca skala pada termometer.
3. Berhati- hati dalam pemasangan alat.
4. Mencatat suhu pada waktu yang ditentukan
DAFTAR PUSTAKA

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur- unsur
iklim. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar- Dasar Klimatologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kartasapoetra, G.A. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai