Oleh:
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk sediaan farmasi adalah sediaan cair yang terdiri dari larutan,
suspensidan emulsi.Sediaan cair yang mengandung dua atau lebih zat terlarut obat, baik berupa
zat padat, cair atau gas yang molekulnya terdispersi kedalam pelarut yang cocok untuk
membentuk sistem termodinamika yang stabil secara fisika dan kimia disebut sebagai
larutan.Jadi, komponen larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven).Adapun
kemampuan zat terlarut untuk terdispersi kedalam pelarut yang sesuai disebut sebagai
kelarutan.
Dalam percobaan ini sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu dilakukan
preformulasi dan formulasi, kemudian hasil formulasi dipraktekkan di laboratorium.Adapun
hasil formulasi terdiri dari zat aktif dan zat tambahan yang dipilih sesuai dengan literatur yang
ada.
Contoh formula yang dibuat dalam percobaan ini yaitu obat batuk asma yang
mengandung zat aktif salbutamol sulfat dan ambroksol HCl serta zat tambahan seperti pemanis,
pengawet, pewarna, pengaroma serta pelarutnya.
Sebagai seorang tenaga kefarmasian, mahasiswa farmasi harus belajar menjadi
formulator yang baik, sehingga nantinya akan dengan mudah dalam pembuatan sediaan yang
menimbulkan kenyamanan bagi pasiennya. Hal inilah yang melatarbelakangi percobaan ini.
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara menformulasi
larutan sirup salbutamol dan cara mengevaluasi sediaan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DESKRIPSI SEDIAAN
Sediaan sirup yang akan dibuat adalah sirup dengan bahan aktif salbutamol yang
memiliki efek terapi bronkodilator. Dalam pembuatannya digunakan bentuk garamnya yaitu
salbutamol sulfat yang bertujuan untuk meningkatkan kelarutannya dalam air. Hal ini
dilakukan karena salbutamol agak sukar larut dalam air. Sirup yang dibuat ini berupa sirup
tidak berwarna dengan rasa strawberry dengan pH 4,0 - 5,0 dipertahankan dengan penggunaan
buffer, serta menggunakan pemanis pengganti sukrosa yang biasa disebut dengan sugar free .
Sirup yang akan dibuat merupakan sirup jangka panjang sehingga menggunakan pengawet.
Sirup Salbutamol adalah sediaan obat salbutamol yang dilarutkan dalam larutan gula
ataupun penggantinya mengandung 2mg salbutamol sulfat /5ml cairan digunakan untuk
mengurangi gejala bronkhospasme yang disebabkan oleh asma, bronkhitis kronik, dan
emfisema.
Volume tiap kemasan dari sediaan yang akan dibuat adalah 60 ml dengan tiap 5mL
cairan mengandung 2 mg salbutamol Sulfat.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Kelarutan :
Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter
Stabilitas
Panas
Data penelitian menunjukkan salbutamol sulfat masih memiliki stabilitas yang baik
dalam rentang suhu 550± 850C. Dekomposisi larutan salbutamol sulfat pada 70ºC pada pH 3,5
dipercepat bergantung pada konsentrasi baik glukosa dan sukrosa, sedangkan pada pH 7 hanya
bergantung pada konsentrasi glukosa. Degradasi salbutamol sulfat pada suhu 55º-85ºC dalam
larutan buffer berair yang terlindung dari cahaya mengikuti laju kinetik orde pertama dengan
stabilitas maksimum pada pH 3,5. Laju dekomposisi meningkat oleh peningkatan konsentrasi
obat dan peningkatan temperatur. (The Pharmaceutical Codex ed. 12th 1994, hal.1042).
- Hidrolisis/oksidasi
- Cahaya
- pH
Kategori fungsional
Zat aktif, bronkodilator
Senyawa Efek
Efek Samping Indikasi Kontra Indikasi
Aktif Terapi/Khasiat
Memperbaiki
saluran nafas Mengatasi
sehingga di gejala sesak
indikasikan nafas yang
untuk penyakit timbul akibat
paru-paru adanya
Reaksi
obstruksi kionik penyempitan
hipersensitivitas
(bronkitis bronkus
Kardiovaskul terhadap
kronik, seperti
Salbutamol ar, palpitasi, salbutamol atau
emfisema) dan bronkial,
takiaritmia albuterol,
meredakan bronkitis,
adrenergik
gejala asma armatis, dan
amines.
ringan, sedang, emfisema
dan berat serta paru, baik
untuk untuk
pencegahan pengunaan
serangan akut/kronik.
jantung.
Alasan : Karena salbutamol merupakan bahan obat yang memiliki rasa pahit,
diharapkan dengan bentuk sediaan sirup dapat memperbaiki rasa dari bahan aktif dan
salbutamol sering dikombinasikan dengan obat pengencer dahak. Sehingga dapat
mempermudah pasien anak-anak dapat mengonsumsi obat ini.
Efektif adalah perbandingan antara input dan ouput dalam berbagai aktivitas
kegiatan sampai dengan pencapaian tujuan terpenuhi yang bisa dari banyaknya
kuantitas dan kualitas hasil kerja maupun batas waktu yang sudah ditetapkan atau
ditargetkan sebelumnya. pH dari Obat Salbutamol 3,4 – 5 dan kadar dari sirup
salbutamol 2mg/5ml.
d) Stabilitas fisika
Stabilitas fisika adalah mengevaluasi perubahan sifat fisika dari suatu produk
yang tergantung waktu (periode penyimpanan). Perubahan fisika meliputi
perubahan warna, perubhan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau
penampilan. Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi pemeriksaan organoleptik,
homogenitas, pH dan bobot jenis.
Stabilitas kimia adalah kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas
yang ditetapkan sebagai periode penyimpanan dan penggunaan sifat kimia dan
karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Stabilitas kimia pada
sediaan sirup dilakukan untuk mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensiasi yang
tertera pada etiket dalam batas yang dikatakan dalam spesifikasi.
f) Stabilitas Mikrobiologi
Stabilitas mikrobiologi adalah keadaan dimana sediaan bebas dari mikroorganisme
atau tetap memenuhi syarat, batas mikroorganisme hingga batas waktu tertentu.
Stabilitas mikrobiologi pada sediaan sirup untuk menjaga atau mempertahankan jumlah
dan menekan pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan sirup hingga
jangka waktu tertentu yang diinginkan.
Sifat Fisika
Serbuk putih atau hampir putih
Berbetuk kristal
Sukar larut dalam etanol, kloroform dan eter
Terlindung dari cahaya
Sifat Kimia
pH stabilitas
Stabilitas untuk sediaan salbutamol dalam larutan dapar fosfat
berkurang dengn meningkatkan pH diatas 6,9
pH optimum / pH preparat / pH larutan 3,4 – 5
titik leleh : 180 C
titik didih : 433,5 C pada tekanan 760 mmHg
titik nyalah : 159,5 C.
B. Bahan Baku Formula
a. Cosolvent
Propilenglikol
Mempunyai rumus molekul C3H8O2 dan mempunyai berat jenis sebesar 76,09
g/mol. Propilenglikol tidak berwarna atau jernih, kental, tidak berbau, berasa manis dan
rasa sedikit pedas menyerupai gliserin. Propilenglikol adalah pelarut umum yang lebih
baik dari pada gliserin, mempunyai rentangan konsentrasi 10-20% digunakan sebagai
kosolven. Propilenglikol juga dapat digunakan sebagai pengawet dalam penggunaan
oral dengan rentangan konsentrasi sebesar 15-30%, mempunyai kelarutan terlarut
dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, air, larut pada 6 bagian eter ; tidak
larut dengan minyak atau minyak mineral ringan, tetapi akan larut dalam beberapa
minyak esensial.
Gliserin
Mempunyai rumus molekul C3H8O3 dan mempunyai berat molekul sebesar
92,09 g/mol. Gliserin berbentuk jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental, memiliki
rasa manis, kira-kira 0,6 kali lebih manis dari sukrosa. Dalam sediaan larutan oral
gliserin digunakan kosolven, pengawet, pemanis dan pengental. Sebagai kosolven
gliserin digunakan dalam konsentrasi <50%, sebagai pengawet konsentrasinya sebesar
<20% dan sebagai pemanis konsentrasinya <20%. Gliserin mempunyai sifat kelarutan
larut dalam air, etanol 95% dan dalam propilenglikol.
3. Spesifikasi Sediaan
1 Bentuk Sediaan Sirup
2 Kadar bahan aktif 2 mg/5 ml
3 pH sediaan 3,4 – 5
4 Berat jenis Bj Sirup : 1,3
Bj Elixir : 1
5 Ukuran partikel < 20 Nm
6 Viskositas 2
7 Warna Merah
8 Bau Strowberry
9 Rasa Manis
VII. Uji Tes Salbutamol
a. Uji Organoleptik
Tujuan : Mengetahui warna, rasa dan aroma sedian sirup.
Jangka waktu pengamatan : Sesaat setelah sedian sirup jadi.
Jumlah sampel yang dibutuhkan : 1
Metode : a). Warna dengan melihat kesesuain warna dengan pewarna yang dipakai.
b). Rasa dengan merasakan kesesuain rasa dengan perasa yang dipakai.
c). Aroma dengan mencium aroma sirup.
b. Bobot Jenis (BJ) FI IV hal 1030
Tujuan : Mengetahui bobot jenis sedian sirup
Prinsip : Mengukur bobot jenis sedian sirup dengan piknometer
Jumlah sampel yang dibutuhkan : 1 botol
Metode : a). Ukur bobot piknometer kosong dan piknometer + air
b). Ukur bobot piknometer + sampel
c). Hitung bobot jenis dengan rumus
c. Uji pH FI IV hal 1029
Tujuan : Mengetahui pH sediaan sirup
Prinsip : Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat PH meter dengan
menggunakan elektroda indikator.
Jumlah sampel yang dibutuhkan : 1 botol
Metodo : a). Gunakan pH universal yang telah disiapkan
b). Ambil sedikit sampel dan letakkan dalam beaker glass
c). Lakukan uji pH dengan mencelupkan pH universal ke dalam sampel
dan cocokkan hasil warna dengan ketentuan warna pH yang ada
Penafsiran hasil : Harga pH dilihat dari pH universal dan menunjukkan pH sesuai
dengan pH stabil zat aktif
d. Uji volume perpindahan FI IV hal 1089
Tujuan : Mengetahui volume sediaan pada masing-masing botol.
Prinsip : Mengukur volume dalam beberapa wadah
Jangka waktu pengamatan : -
Jumlah sampel yang dibutuhkan : 5 botol
Metode : a. Ukur volume sediaan yang sudah dimasukkan botol dengan
menuang kembali isi botol kedalam gelas ukur
b). Lihat volume sediaan sirup tersebut
Penafsiran hasil : Volume rata-rata tidak kurang dari 100% dan tidak satupun
volume wadah yang kurang dari 95%.
e. Uji Mikroba FI IV hal 852
Tujuan : Mengevaluasi ada tidaknya pertumbuhan mikroorganisme sedian sirup
Jangka waktu pengamatan : Hasil ketiga dan ketujuh setelah pembuatan sediaan
Jumlah sampel yang dibutuhkan : 5 botol
Metode : Melihat ada tidaknya pertumbuhan jamur pada tutup botol sediaan
Penafsiran botol : Ada tidaknya jamur pada tutup botol
f. Pemeriksaan kadar
Kadar bahan aktif diuji dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Dengan prinsip sesuai instrumen yang digunakan.
g. Uji Viskositas
Tujuan : Untuk mengevaluasi kekentalan sediaan sirup
Metode : a. masukkan sirup ke dalam beaker glass
b. memasang alat Brookfield dan masukkan spindle dalam sirup
parasetamol
c. memilih pengatur kecepatan
d. mengamati jarum petunjuk pada saat konstan
e. mencatat angka yang ditunjuk jarum hitung viskositas
h. Kadar Bahan Aktif
Kadar bahan aktif diuji mengunakan spektrofotometer uv – vis dengan prinsip
sesuai instrumen yang digunakan.
i. Kadar bahan tambahan yang diprasyaratkan
Kadar bahan tambahan diuji dengan spektrofotometer uv-vis.
VIII. Etiket dan Leafet
IX. Rancang wadah primer
3.4 Cara pembuatan
a. Pembuatan Dapar 60 ml
Ditimbang asam sitrat 0,6 gram dan natrium sitrat 1,2 gram
Dilarutkan asam sitrat dan natrium sitrat masing-masing 2 ml ke dalam
2 gelas beaker yang berbeda
Diaduk ad larut
b. Pembuatan Dapar 300 ml
Di timbang asam sitrat 3 gram dan natrium sitrat 6 gram
Dilarutkan asam sitrat dan natrium sitrat masing-masing 10 ml ke
dalam beaker glass yang berbeda.
Diaduk ad larut.
c. Prosedur Kerja
1. Setarakan timbangan timbangan
2. Kalibrasi botol 60ml
3. Ditimbang salbutamol 24 mg, sisihkan
4. Ditimbang asam sitrat sebanyak 0,6g larutkan, sisihkan
5. Ditimbang natrium sitrat sebanyak 1,2 gram larutkan, sisihkan
6. Diukur syrup simpleks 30 ml
7. Ditimbang propilen glikol 1,8 gram
8. Ditimbang methy paraben 0,12 gram
9. Dimasukkan (3) + (7) gerus ad larut
10.Dimasukkan (8) + (7) aduk ad larut
11.(9) + (10) gerus ad homogen
12.(11) + Syrup simpleks gerus ad homogen
13.(12) + Aquades qs gerus ad homogen
14.Tes pH
15.Tambahkan alrutan dapar sedikit demi sedikit (adjuvant), apabila ph
yang di dapat tidak sesuai dengan teori
16.(15) dimasukkan dalam botol
17.(16) + aquades ad tanda batas kalibrasi
Tandai, beri label dan etiket
Penimbangan
Pengemasan c. Penandaan
sekunder
Produk Obat
jadi
3.5 Evaluasi
Evaluasi sediaan sirup parasetamol
1. Uji organoleptis
a. Warna : merah
b. Bau : strowberry
c. Rasa : agak manis
d. Bentuk : larutan/sirup
e. Jamur : tidak ada jamur
2. Uji pH
Sediaan larutan diambil secukupnya dan dimasukkan ke dalam beaker glass,
lalu diambil alat tes pH (pH universal) dan di masukkan ke dalam larutan hasilnya
yaitu :
pH awal 2,0, maka ditambahkan Na.sitrat 0,12 gram
pH menjadi 2,84, dan ditambah Na. Sitrat 0,12 gram
pH menjadi 3,34
3. Uji BJ
Piknometer kosong ditimbang dan dicatat hasilnya. Piknometer yang telah
ditimbang diisi dengan aquadest sampai memenuhi piknometer, kemudian tutup
dan lap tumpahannya lalu timbang dan catat hasilnya. Kosongkan piknometer dan
isi dengan larutan sampel (sirup salbutamol) untuk kemudian ditimbang dan dicatat
hasilnya lalu dilakukan perhitungan hasil BJ yang didapat.
Berat jenis
Berat B – berat A = 24,642g
Berat C – berat A = 27,7741 g
Berat C’ : berat B’ = 1,065
Jadi, berat BJ sediaan sirup salbutamol sebesar 1,065
4. Uji viskositas
Uji viskositas dilakukan 3 kali dan diperoleh data sebagai berikut:
Pertama didapatkan data 01,85
Kedua didapatkan data 01,87
Ketiga didapatkan 01,86
.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. HASIL
Evaluasi sediaan sirup parasetamol
5. Uji organoleptis
f. Warna : merah
g. Bau : strowberry
h. Rasa : agak manis
i. Bentuk : larutan/sirup
j. Jamur : tidak ada jamur
6. Uji pH
Sediaan larutan diambil secukupnya dan dimasukkan ke dalam beaker glass,
lalu diambil alat tes pH (pH universal) dan di masukkan ke dalam larutan hasilnya
yaitu :
pH awal 2,0, maka ditambahkan Na.sitrat 0,12 gram
pH menjadi 2,84, dan ditambah Na. Sitrat 0,12 gram
pH menjadi 3,34
7. Uji BJ
Piknometer kosong ditimbang dan dicatat hasilnya. Piknometer yang telah
ditimbang diisi dengan aquadest sampai memenuhi piknometer, kemudian tutup
dan lap tumpahannya lalu timbang dan catat hasilnya. Kosongkan piknometer dan
isi dengan larutan sampel (sirup salbutamol) untuk kemudian ditimbang dan dicatat
hasilnya lalu dilakukan perhitungan hasil BJ yang didapat.
Berat jenis
Berat B – berat A = 24,642g
Berat C – berat A = 27,7741 g
Berat C’ : berat B’ = 1,065
Jadi, berat BJ sediaan sirup salbutamol sebesar 1,065
8. Uji viskositas
Uji viskositas dilakukan 3 kali dan diperoleh data sebagai berikut:
Pertama didapatkan data 01,85
Kedua didapatkan data 01,87
Ketiga didapatkan 01,86
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan larutan yang berupa sediaan cair
yang mengandung bahan kimia terlarut. Selain bahan aktif terdapat juga bahan
tambahan seperti bahan pemanis, pewarna, pengawet dan lain sebagainya dalam suatu
sediaan (Anief, 2008).
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah timbangan dan anak timbangan
untuk menimbang bahan-bahan yang diperlukan, mortar dan stemper untuk meracik
formula atau sirup yang akan dibuat, sudip untuk membantu meratakan bahan-bahan
dalam mortar, gelas ukur untuk mengukur bahan yang bersifat cair, beaker glass dan
batang pengaduk untuk membantu melarutkan bahan, sendok penyu untuk mengambil
bahan yang bersifat padat, kertas perkamen untuk bahan yang telah ditimbang, pipet
tetes untuk membantu pengukuran bahan dalam gelas ukur, botol gelap 60ml untuk
tempat sediaan yang telah jadi. Alat-alat yang digunakan untuk melakukan uji evaluasi
sediaan meliputi pH universal untuk mengukur pH sediaan dan piknonanometer untuk
mengukur nilai BJ sediaan, viskometer untuk menghitung jumlah viskometer sediaan
larutan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini meliputi salbutamol yang
menjadi bahan aktif, syr simplex sebagai pemanis, propilen glycol sebagai pelarut,
metyl paraben sebagai pengawet, aquades sebagai kosolven, asam sitrat dan natrium
sitrat sebagai pendapar dan essensial strawberry sebagai perasa dan pewarna serta aqua
sebagai pelarut.
Praktikum yang dilakukan kali ini dimulai dari menyiapkan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam pembuatan skala lab yaitu, parasetamol 24mg, syr simplex 30 ml,
propilen glycol 1,8gr, methyl paraben 0,12gr, asam sitrat 0,006g, natrium sitrat 0,012g,
essensial strawberry secukupnya dan aquades yang ditambahkan sampai 60ml sediaan.
Salbutamol digerus dalam mortar agar partikelnya dapat menjadi lebih kecil untuk
dicapai kelarutan yang cepat dalam pelarutnya. salbutamol yang telah digerus dicampur
dengan propilen glycol yang berfungsi sebagai pelarut untuk melarutkan salbutamol,
setelah salbutamol larut, ditambahkan dengan methyl paraben yang juga berfungsi
sebagai pengawet. Namun syr simplex yang digunakan dengan kadar 50% juga
berfungsi sebagai pemanis pada sediaan sirup salbutamol. Saat salbutamol dilarutkan
ke dalam propilen glycol dan methyl paraben, salbutamol dapat larut dengan sempurna,.
Setelah sediaan tercampur dan homogen ditambahkan syr simplex yang berfungsi
sebagai pemanis untuk kemudian dihomogenkan kembali. Dapar asam sitrat dan
natrium sitrat yang telah dilarutkan terlebih dahulu ke dalam air pada beaker glass yang
berbeda, dimasukkan ke dalam sediaan satu persatu untuk menghindari sediaan yang
berbuih jika kedua dapar dimasukkan secara bersamaan. Setelah campuran semua
bahan homogen, ditambahkan essensial strawberry secukupnya untuk memberi warna
dan membantu menutupi rasa yang tidak menyenangkan dari salbutamol agar disukai
oleh pasien terutama anak-anak dengan warna dan rasa yang menarik. Sediaan yang
telah jadi dimasukkan ke dalam botol gelap 60ml. Penggunaan botol gelap
dimaksudkan agar salbutamol tidak rusak jika terkena cahaya. Sediaan ditambah aqua
dalam botol sampai batas yang telah ditentukan dan dikocok agar sediaan homogen.
Pembuatan sediaan dalam skala pilot dilanjutkan untuk dapat dilakuan uji pada
sediaan sirup salbutamol dengan volume 300ml. pembuatan dalam skala pilot
dilakukan dengan prosedur yang sama namun dengan jumlah bahan yang berbeda yaitu,
salbutamol 120mg, syr simplex 150 ml, propilen glycol 9 gr, asam sitrat 3g, natrium
sitrat 6g, essensial strawberry secukupnya dan aqua yang ditambahkan sampai volume
300ml.
Pembuatan sediaan sirup salbutamol 300ml yang telah jadi, dilakukan uji
organoleptis (warna, bau, rasa dan bentuk), pengukuran pH dan BJ. Uji organoleptis
dilakukan dengan melihat warna dan bentuk serta merasakan dan membau secara
langsung sediaan. Hasil uji organoleptis sediaan, didapat warna merah, rasa agak manis,
bau strawberry dan bentuk sediaan yang berupa sirup. Rasa yang masih pahit terjadi
karena kurangnya penggunaan pemanis lain dalam formulasi. Kurangnya pemanis
dalam formulasi sehingga sediaan menjadi pahit membuat sediaan tidak dapat diterima
pasaran dengan sasaran pada anak-anak yang cenderung tidak memberikan rasa
nyaman saat pengkonsumsian. Pemanis juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba
pada sediaan karena kekentalan yang dihasilkan dari penambahan gula.
Bahan aktif salbutamol dipilih dan dibuat dalam sediaan sirup dengan
penambahan bahan tambahan propilenglikol, syr simplex, methyl paraben, Na sitrat,
Asam sitrat, aqua dan essensian strawberry. Sediaan yang telah dilakukan uji
didapatkan hasil organoleptis warna merah, bau strawberry, rasa yang agak manis,tidak
ada bakteri pada sediaan sirup salbutmol, pH 3,15 dan berat jenis 1,065g/ml.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
America Society for Hospital-System Pharmacist.2008. AHFS Drug Information Handbook.
ASHP Inc. USA : Bethesda MD Allen & Hanburys. 2003. VENTOLIN(R) Sugar Free Syrup.
Australia : A division of GlaxoSmithKlin
Ditjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Ditjen POM.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
ISO, 2014, ISO Indonesia Informsi Spesialite Obat, Volume 48, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta
Raymond et al. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical
Press and American Pharmacists Association.
Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press, London.